TINJAUAN PUSTAKA
Stimulasi yang dilakukan pada kemampuan gerak halus pada anak prasekolah misalnya
menulis namanya, menulis angka-angka, menggambar, berhitung, berlatih mengingat,
membuat sesuatu dari tanah liat atau lilin, bermain berjualan, belajar mengukur dan lain-lain
(Depkes, 2012).
Stimulasi yang dilakukan pada kemampuan bicara dan bahasa pada anak prasekolah
misalnya bermain tebak-tebakan, berlatih mengingat-ingat, menjawab pertanyaan
“mengapa?”, mengenal uang logam, mengamati atau meneliti keadaan sekitanya dan lain-lain
(Depkes, 2012).
Stimulasi yang dilakukan pada kemampuan bersosialisasi dan kemandirian pada anak
prasekolah misalnya mendorong anak untuk berpakaian sendiri, menyimpan mainan tanpa
bantuan, ajak berbicara tentang apa yang dirasakan, berkomunikasi dengan anak, berteman
dan bergaul, mematuhi peraturan keluarga dan lain-lain (Depkes, 2012).
2.1.2 Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak
Deteksi dini tumbuh kembang anak adalah kegiatan atau pemeriksaan untuk
menemukan secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan anak
prasekolah. Dengan ditemukan secara dini penyimpangan atau masalah tumbuh kembang
anak, maka intervensi akan mudah dilakukan, tenaga kesehatan juga mempunyai waktu dalam
membuat rencana tindakan yang tepat terutama untuk melibatkan ibu dan keluarga (Depkes,
2012).
Melalui kegiatan SDIDTK kondisi terparah dari penyimpangan pertumbuhan anak
seperti gizi buruk dapat dicegah, karena sebelum anak jatuh dalam kondisi gizi buruk,
penyimpangan pertumbuhan yang terjadi pada anak dapat terdeteksi melalui kegiatan
SDIDTK. Selain mencegah terjadinya penyimpangan pertumbuhan, kegiatan SDIDTK juga
mencegah terjadinya penyimpangan perkembangan dan penyimpangan mental emosional
(Hermawan, 2011).
Menurut Depkes RI (2012) ada 3 jenis kegiatan yang dapat dilaksanakan oleh tenaga
kesehatan di tingkat puskesmas dan jaringannya berupa deteksi dini penyimpangan
pertumbuhan, deteksi penyimpangan perkembangan dan deteksi penyimpangan mental
emosional.
Adapun jadwal kegiatan dan jenis skrining atau deteksi dini penyimpangan tumbuh
kembang pada balita dan anak pra sekolah adalah sebagai berikut :
Tabel.2.2. Jadwal dan Jenis Kegiatan Deteksi Dini Pertumbuhan dan Perkembangan
Pada Balita dan Anak Pra Sekolah (Depkes, 2012).
Umur Jenis Kegiatan Deteksi Dini Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan Perkembangan Mental Emosional
BB LK KPSP TDD TDL KMME CHAT GPPH
/TB
0 bln √ √
3 bln √ √ √ √
6 bln √ √ √ √
9 bln √ √ √ √
12 bln √ √ √ √
15 bln √ √
18 bln √ √ √ √ √
21 bln √ √ √
24 bln √ √ √ √ √
30 bln √ √ √ √
36 bln √ √ √ √ √ √ √
42 bln √ √ √ √ √
48 bln √ √ √ √ √ √
54 bln √ √ √ √ √
60 bln √ √ √ √ √ √
66 bln √ √ √ √ √
72 bln √ √ √ √ √ √
Keterangan :
BB / TB : Berat Badan terhadap Tinggi Badan
LK : Lingkar Kepala
KPSP : Kuesioner Pra Skrining Perkembangan
TDD : Tes Daya Dengar
TDL : Tes Daya Lihat
KMME : Kuesioner Masalah Mental Emosional
CHAT : Ceklist for Autism in Toddler
GPPH : Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas
1) Deteksi Dini Penyimpangan Pertumbuhan
Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan, yaitu untuk mengetahui atau menemukan
status gizi kurang atau buruk dan mikro atau makrosefali. Jenis kegiatan yang dilaksanakan
meliputi pengukuran berat badan terhadap tinggi badan (BB/TB) dan pengukuran Lingkar
Kepala Anak (LKA) (Depkes, 2012).
Deteksi Dini Penyimpangan Pertumbuhan dilakukan di semua tingkat pelayanan.
Adapun pelaksana dan alat yang digunakan sebagai berikut :
Tabel 2.3. Pelaksana dan alat yang digunakan dalam Deteksi Dini Penyimpangan
Pertumbuhan (Depkes, 2012).
Tingkat pelayanan Pelaksana Alat yang digunakan
Keluarga dan - orang tua - KMS
masyarakat - kader kesehatan - Timbangan Dacin
- petugas PAUD, BKB,
TPA dan guru TK
Puskesmas - Dokter - Tabel BB/TB
- Bidan - Grafik LK
- Perawat - Timbangan
- Ahli Gizi - Alat Ukur tinggi
- Peugas lainnya Badan
- Pita pengukur
lingkar kepala
Tujuan pengukuran BB/ TB adalah untuk menemukan status gizi anak, normal, kurus,
kurus sekali atau gemuk. Jadwal pengukuran BB/TB disesuaikan dengan jadwal deteksi dini
tumbuh kembang balita, pengukuran dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih. Pengukuran
BB/TB pada anak prasekolah menggunakan timbangan injak.
Cara penimbangannya yaitu:
1. Letakkan timbangan dilantai yang datar. Lihat posisi jarum atau angka harus
menunjukkan angka 0. Anak sebaiknya memakai baju sehari-hari, tidak memakai
jaket, alas kaki, topi, jam tangan, dan tidak memegang sesuatu.
2. Anak berdiri diatas timbangan tampa dipegangi.
3. Baca angka yang ditunjukkan oleh jarum timbangan atau angka timbangan
(Depkes, 2012).
Cara pengukuran Tinggi badan yaitu :
1. Anak tidak memakai sandal atau sepatu saat diukur tinggi badannya, kemudian
anak berdiri tegak menghadap kedepan, punggung, pantat dan tumit menempel
pada tiang pengukur,
2. Turunkan batas atas pengukur sampai menempel di ubun-ubun.
3. Baca angka pada batas tersebut (Depkes, 2012).
Penggunaan Tabel BB/ TB untuk menentukan status gizi anak yaitu dengan
amelakukan pengukuran tinggi badan anak sesuai cara diatas, lihat kolom tinggi badan anak
yang sesuai dengan hasil pengukuran, pilih kolom untuk beratbadan berdasarkan jenis
kelamin anak, cari berat badan yang terdekat dengan berat badan anak. dari angka berat badan
tersebut, lihat bagian atas kolom untuk mengetahui angka Standar Deviasi (SD) (Depkes,
2012).
1.2. Pengukuran Lingkar Kepala Anak
Tujuan pengukuran lingkar kepala anak adalah untuk mengetahui batas lingkar kepala
anak dalam batas normal atau diluar batas normal. Jadwal pemeriksaan disesuaikan dengan
umur anak. Umur 0-11 bulan, pengukuran dilakukan setiap tiga bulan. Pada anak yang lebih
besar, umur 12-72 bulan, pengukuran dilakukan setiap 6 bulan. pengukuran dan penilaian
lingkar kepala anak dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih (Depkes, 2012).
Cara mengukur lingkar kepala yaitu alat pengukur lingkar kepala anak mengenai dahi,
menutupi alais mata, diatas diua telinga, dan bagian kepala yang menonjol, tarik agak
kencang. Baca angka pada pertemuan dengan angka 0. Tanyakan tanggal lahir anak, hitung
umur anak. Hasil pengukuran dicatat pada grafik lingkaran kepala menurut umur dan jenis
kelamin anak kemudian buat garis yang menghubungkan antara ukuran yang lalu dengan
ukuran sekarang (Depkes, 2012).
Interpretasi hasil pengukuran yaitu bila ukuran lingkar kepala anak berada didalam
“jalur hijau” maka lingkar kepala anak normal. Bila ukuran lingkaran kepala anak berada
diluar “jalur hijau” maka lingkaran kepala anak tidak normal. Lingkar kepala anak tidak
normal ada 2 (dua), yaitu makrosepal bila berada diatas “jalur hijau” dan mikrosefal bila
berada di bawah “jalur hijau”. Intervensi yang dilakukan bila detemukan makrosefal ataupun
mikrosefal segera rujuk kerumah sakit (Depkes, 2012).
Gambar 2.1 Grafik Lingkar Kepala perempuan dan laki-laki
2) Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan
Keterangan:
Buku KIA : Buku Kesehatan Ibu Dan Anak
KPSP : Kuesioner Pra Skrining Perkembangan
TDL : Tes Daya Lihat
TDD : Tes Daya Dengar
BKB : Bina Keluarga Balita
TPA : Tempat Penitipan Anak
Pusat PAUD : Pusat Pendidikan Anak Usia Dini
TK : Taman Kanak-kanak
2.1. Skrining atau pemeriksaan perkembangan anak menggunakan
menggunakan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)
Tujuan skrining atau pemeriksaan perkembangan anak menggunakan
KPSP adalah untuk mengetahui perkembangan anak normal atau ada
penyimpangan. Jadwal skrining atau pemeriksaan KPSP rutin adalah pada umur
3,6,9,12,15,18,21,24,30,36,42,48,54,60,66 dan 72 bulan. Skrining atau
pemeriksaan dilakukan oleh tenaga kesehatan, guru TK dan petugas PAUD
terlatih. alat atau instrumen yang digunakan adalah formulir KPSP menurut umur,
alat bantu pemeriksaan berupa pensil, kertas, bola tenis, bola besar dan kubus
(Depkes, 2012).
Cara penggunaan KPSP yaitu :
a. Pada waktu pemeriksaan atau skrining anak harus dibawa.
b. Tentukan umur anak dengan menanyakan tanggal, bulan dan tahun
anak lahir. Bila umur anak lebih 16 hari dibulatkan jadi 1 bulan.
c. Setelah menentukan umur anak, pilih KPSP yang sesuai dengan umur
anak.
d. KPSP terdiri ada 2 macam pertanyaan, yaitu : pertanyaan yang dijawab
oleh ibu atau pengasuh anak, dan perintah kepada ibu atau pengasuh
anak untuk melaksanakan tugas yang tertulis pada KPSP . Tanyakan
pertanyaan secara berurutan, satu persatu. Setiap pertanyaan hanya ada
1 jawaban, Ya atau Tidak. Catat jawaban tersebut pada formulir
tersebut. Teliti kembali apakah semua pertanyaan telah terjawab
(Depkes, 2012).
Interpretasi hasil KPSP yaitu dengan menghitung jawaban YA, bila ibu
atau pengasuh anak menjawab :anak bisa atau pernah atau sering atau kadang-
kadang melakukan nya. sedangkan jawaban TIDAK, bila ibu atau pengasuh
menjawab anak belumpernah melakukan atau tidak pernah atau ibu atau pengsuh
tidak tahu. Jumlah jawaban “Ya“ = 9 atau 10, perkembangan anak sesuai dengan
tahap perkembangan (S). Jumlah jawaban “Ya“=7 atau 8, perkembangan anak
meragukan (M). Jumlah jawaban “Ya“ = 6 atau kurang, kemungkinan ada
penyimpangan (P). Untuk Jawaban TIDAK , perlu diperincikan jumlah jawaban
Tidak menurut jenis keterlambatan (gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa,
sosialisasi dan kemandirian) (Depkes, 2012).
Intervensi hasil pemeriksaan KPSP yaitu bila perkembangan anak sesuai
umur (S) maka beri pujian pada ibu atau pengasuh, teruskan pola asuh anak sesuai
dengan tahap perkembangan anak, berikan stimulsi sesering mungkin, sesuai
dengan tahap perkembangan anak dan lakukan pemeriksaan atau skrining rutin
menggunakan KPSP setiap 3 bulan pada anak yang kurang dari 24 bulan dan
setiap 6 bulan untuk anak umur 24 sampai 72 bulan (Depkes, 2012, hlm 53).
Bila perkembangan anak meragukan meragukan (M), beri petunjuk pada
ibu untuk melakukan stimulasi perkembangan anak lebih sering lagi, ajari ibu
melakukan intervensi stimulasi perkembangan anak untuk mengatasi
penyimpangan atau mengejar ketertinggalannya. Lakukan pemeriksan kesehatan
untuk mencari kemungkinan adanya penyakit yang menyebabkan penyimpangan
perkembangan anak. lakukan penilaian ulang KPSP 2 minggu kemudian dengan
menggunakan daftar KPSP yang sesuai dengan umur anak. Jika hasil KPSP ulang
“Ya“ tetap 7 atau 8 maka kemungkinan ada penyimpangan (P) (Depkes, 2012,
hlm 53).
Bila tahap perkembangan terjadi penyimpangan (P), maka rujuk ke rumah
sakit dengan menulis jenis dan jumlah penyimpangan perkembangan (gerakan
kasar, gerakan halus, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian)
(Depkes,2012).
Tabel 2.5 KPSP Pada Anak Umur 60 Bulan (Depkes, 2012).
1. Isilah titik dibawah ini dengan jawaban anak. Jangan membantu kecuali mengulang pertanyaan. Bicara & Ya Tidak
“Apa yang kamu lakukan jika kamu kedinginan?”……….. bahasa
“Apa yang kamu lakukan jika kamu lapar?”……………..
“Apa yang kamu lakukakn jika kamu lelah?”……………
Jawab “Ya” bila anak menjawab 3 pertanyaan dengan benar, bukan dengan gerakan atau isyarat.
Jika dingin jawaban yang benar adalah “menggigil”, “pakai mantel”, atau “masuk kedalam rumah”
Jika lapar jawaban yang benar adalah “makan”
Jika lelah jawaban yang benar adalah “mengantuk”, “tidur”, “berbaring atau tidur-tiduran”, “istirahat” atau
“diam sejenak”
2. Apakah anak dapat mengancingkan bajunya atau pakaian boneka? Sosialisasi & Ya Tidak
kemandirian
3. Suruh anak berdiri satu kaki tanpa berpegangan, jika perlu tunjukan caranya, dan beri anak kesempatan Gerak kasar Ya Tidak
melakukannya 3 kali. Dapatkah anak mempertahanakn keseimbangannya selama 6 detik atau lebih ?
4. Jangan mengoreksi atau membantu anak. jangan mennyebut “lebih panjang”. Perhatikan dua garis ini pada Gerak halus Ya Tidak
anak.
Tanyakan : “mana garis yang panjang”
Minta anak menunjuk garis yang lebih panjang,
setelah anak menunjuk putar lembar ini dan ulangi pertanyaan tersebut.
Setelah anak menunjuk putar lagi dan ulangi pertanyaan tadi.
Apakah anak dapat menunjuk garis sebanyak 3 kali dengan benar?
5. Jangan membantu anak dan jangan memberitahu nama gambar ini, suruh anak menggambar seperti contoh ini Gerak halus Ya Tidak
dikertas kosong yang tersedia. Berikan 3 kali kesempatan .
Apakah anak dapat mendapat menggambar seperti contoh ini
Jawaban : Ya
Jawaban : Tidak
6. Ikuti perintah ini dengan seksama. Jangan memberi isyarat dengan telunjuk atau mata pada saat memberi Bicara & Ya Tidak
perintah berikut ini: bahasa
“Letakkan kertas di atas lantai”
“ Letakkan kertas ini di bawah kursi”
“Letakkan kertas ini di depan kamu”
“Letakkan kertas ini dibelakang kamu”
Jawaban Ya hanya jika anak mengerti arti “di atas”, “dibawah”, “didepan”, dan “dibelakang”.
7. Apakah anak bereaksi dengan tenang dan tidak rewel (tanpa menangis atau menggelayut pada anda) pada saat Sosialisasi & Ya Tidak
anda meninggalkannya kemandirian
8. Jangan menunjuk, membantu atau membetulkan katakan pada anak: Bicara & Ya Tidak
“Tunjuk segi empat merah” bahasa
“ Tunjuk segi empat kuning”
“Tunjuk segi empat biru”
“Tunjuk segi empat hijau”
Dapatkah anak menunjuk keempat gambar tersebut dengan benar?
9. Suruh anak melompat dengan satu kaki beberapa kali tanpa berpegangan (lompatan dengan dua kaki tidak ikut Gerak kasar Ya Tidak
dinilai).
Apakah ia dapat melompat 2-3 kali dengan satu kaki?
10. Dapatkah anak sepenuhnya berpakaian sendiri tanpa bantuan? Sosialisasi & Ya Tidak
kemandirian
2.2 Tes Daya Dengar (TDD)
Tujuan tes daya dengar adalah untuk menemukan gangguan pendengaran
sejak dini, agar dapat segera ditindaklanjuti untuk meningkatkan kemampuan
daya dengar dan bicara anak. Jadwal TDD adalah setiap 3 bulan pada bayi umur
kurang dari 12 bulan dan setiap 6 bulan pada anak umur 12 bulan keatas. Tes ini
dilaksanakan oleh tenaga kesehatan, guru TK, tenaga PAUD dan petugas terlatih.
Alat yang diperlukan adalah instrumen TDD menurut umur anak, gambar
binatang (ayam, anjing, kucing) dan manusia, mainan (boneka, kubus, sendok,
cangkir, bola) (Depkes, 2012).
Cara melakukan TDD :
a. Tanyakan tanggal bulan dan tahun anak lahir, hitung umur anak dalam
bulan.
b. Pilih daftar pertanaan TDD yang sesuai denga umur anak.
c. Pada anak umur kurang dari 24 bulan semua pertanyaan dijabab oleh
orang tua atau pengasuh anak. Bacakan pertanyaan dengan lambat dan
jelaskan, tunggu jawaban dari orang tua atau pengasuh anak.
jawaban YA jika menurut orang tua atau pengasuh, anak dapat
melakukannya adlam sebulan terakhir. Jawaban TIDAK jika menurut
orang tua atau pengasuh anak tidak dapt melakukannya dalam sebulan
terakhir.
d. Pada anak umur 24 bulan atau lebih, pertanyaan-pertanyaan berupa
perintah melalui orang tua atau pengasuh untuk dikerjakan oleh
anak. Amati kemampuan anak dalam melakukan perintah orang tua
atau pengasuh. Jawaban YA jika ank dapat melakukan perintah orang
tua atau pengasuh. Jawaban TIDAK jika anak tidak dapat atau tidak
mau melakukan perintah orang tua atau pengasuh(Depkes, 2012).
Interpretasi yaitu hasil pemeriksaan TDD yaitu bila ada satu atau lebih
jawaban TIDAK, kemungkinan anak mengalami gangguan pendengaran.
Intervensinya dengan melakukan tindak lanjut sesuai dengan buku pedoman atau
rujuk bila tidak dapat diatanggulangi (Depkes, 2012).
Tabel 2.8 Instrumen Tes Daya Dengar Menurut Umur Anak
Interpretasi hasil pemeriksaan TDL yaitu bila kedua mata anak tidak dapat
melihat baris ketiga poster E atau snellen chart, artinya anak tidak dapat
mencocokkan arah kartu E yang dipegangnya dengan yang ada pada poster E atau
snellen chart pada baris ketiga yang ditunjuk oleh pemeriksa. kemungkinan anak
mengalami gengguan daya lihat. Intervensi yang dilakukan bila kemungkinan
anak mengalami gangguan penglihatan maka minta anak datang lagi untuk
pemeriksaan ulang, bila pada peameriksaan berikutnya anak tidak dapat melihat
sampai baris yang sama maka rujuk kerumah sakit dengan menuliskan mata yang
mengalami gangguan (kanan, kiri atau keduanya) (Depkes, 2012).
Gambar 2.2. Poster E atau Snellen Chart
3) Deteksi Dini Penyimpangan Mental Emosional Pada Anak Prasekolah
Deteksi Dini Penyimpangan mental Emosional adalah kegiatan atau
Pemeriksaan untuk menemukan secara dini adanya masalah mental emosional,
autisme gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas pada anak, agar
dapat segera dilakukan tindakan intervensi. Bila penyimpangan mental
emosional terlambat diketahui , maka intervensinya akan lebih sulit dan hal ini
akan berpengaruh pada tumbuh kembang anak. Jenis kegiatan yang
dilaksanakan meliputi : Deteksi dini masalah mental emosional pada anak
prasekolah menggunakan Kuesioner Masalah Mental Emosional (KMME),
deteksi dini autis pada anak prasekolah menggunakan ceklist for Autism in
Todlers (CHAT) dan deteksi dini gangguan pemusatan parhatian dan
Hiperaktivitas pada anak pra sekolah menggunakan kuesioner Gangguan
Pemusatan Perhatian Dan Hiperaktivitas (GPPH) (Depkes, 2012).
NO PERTANYAAN YA TIDAK
1 Apakah anak anda seringkali terlihat marah tanpa sebab yang jelas?
(Seperti banyak menangis, mudah tersinggung atau bereaksi
berlebihan terhadap hal-hal yang sudah biasa dihadapinya)
2 Apakah anak anda tampak menghindar dari teman-teman atau
anggota keluarganya?
(Seperti ingin merasa sendirian, menyendiri atau meras sedih
sepanjang waktu, kehilangan minat terhadap hal-hal yang biasa
diminati)
3 Apakah anak anda terlihat berprilaku merusak dan menentang
terhadap lingkungan di sekitarnya?
(Seperti melanggar peraturan yang ada, mencuri, seringkali
melakukan perbuatan yang berbahaya bagi dirinya atau menyiksa
binatang atau anak-anak lainnya serta tampak tidak peduli dengan
nasehat-nasehat yang sudah diberikan kepadanya)
4 Apakah anak anda memperlihatkan adanya perasaan ketakutan atau
kecemasan yang berlebihan yang tidak dapat dijelaskan asalnya atau
tidak sebanding dengan anak lain seusianya?
5 Apakah anak anda mengalami keterbatasan oleh karena adanya
konsentrasi yang buruk atau mudah teralih perhatiannya sehingga
mengalami penurunan dalam aktivitas sehari-hari atau prestasi
belajarnya?
6 Apakah anak anda menunjukkan perilaku kebingungan sehingga
mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dan membuat keputusan?
7 Apakah anak anda menunjukkan adanya perubahan pola tidur?
(Seperti sulit tidur sepanjang waktu, terjaga sepanjang hari, sering
terbangun di waktu tidur malam oleh karena mimpi buruk atau
mengigau)
8 Apakah anak anda mengalami perubahan pola makan?
(Seperti kehilangan nafsu makan, makan berlebihan atau tidak mau
makan sama sekali)
9 Apakah anak anda seringkali mengeluh sakit kepala, sakit perut atau
keluhan-keluhan fisik lainnya?
10 Apakah anak anda seringkali mengeluh putus asa atau berkeinginan
untuk mengakhiri hidupnya?
11 Apakah anak anda menunjukkan adanya kemunduran perilaku atau
kemampuan yang sudah dimilikinya?
12 Apakah anak anda melakukan perbuatan yang berulang-ulang tanpa
alasan yang jelas