Fentanyl
Fentanyl
Fentanyl
Adalah merupakan derivat agonis sintetik opioid fenil piperidin, yang secara struktur
berhubungan dengan meperidin, sebagai anestetik 75 – 125 kali lebih poten dari
Morfin.
Farmakodinamik
Fentanil adalah analgesik narkotik yang poten, bisa digunakan sebagai tambahan
untuk general anastesi maupun sebagai awalan anastetik. Fentanil menyediakan
stabilitas jantung dan stress yang berhubungan dengan hormonal, yang berubah
pada dosis tinggi. Dosis 100 mg (w.o ml) setara dengan aktifits analgesik 10mg
morfin. Fentanil memiliki kerja cepat dan efek durasi kerja kurang lebih 30 menit
setelah dosis tunggal IV 100mg. Fentanil bergantung dari dosis dan kecepatan
pemberian bisa menyebabkan rigiditas otot, euforia, miosis dan bradikardi. Seluruh
efek dari kerja fentanil secara cepat dan secara penuh teratasi dan hilang dengan
menggunaka narkotik antagonis seperti Naloxone.
Farmakokinetik
Sebagai dosis tunggal, fentanil memiliki onset kerja yang cepat dan durasi yang
lebih singkat dibanding morfin. Disamping itu juga terdapat jeda waktu tersendiri
antara konsentrasi puncak fentanil plasma, dan konsentrasi puncak dari
melambatnya EEG. Jeda waktu ini memberi efek waktu Equilibration antara darah
dan otak selama 6,4 menit.
Semakin tinggi potency dan onset yang lebih cepat mengakibatkan Lipid solubility
meningkat lebih baik daripada morfin, yang memudahkan perjalanan obat menuju
sawar darah otak.
Dikarenakan durasi dan kerja dosis tunggal fentanil yang cepat, mengakibatkan
distribusi ke jaringan yang tidak aktif menjadi lebih cepat pula, seperti jaringan lemak
dan otot skelet, dan ini menjadi dasar penurunan konsentrasi obat dalam plasma.
Paru – paru memiliki tempat penyimpanan tidak aktif yang cukup besar, dengan
estimasi 75% dari dosis awal fentanil yang di uptake disini. Fungsi non respiratory
dari paru ini yang membatasi jumlah obat yang masuk ke sirkulasi sistemik dan
memegang peranan utama dari penentuan farmakokinetik dari fentanil. Bila dosis
berulang IV berulang atau melalui infus yang terus menerus dari fentanil dilakukan,
saturasi yang progesif dari jaringan yang tidak aktif ini terjadi.
Sebagai akibatnya konsentrasi dari fentanil plasma tidak menurun secara cepat,
sehingga durasi dari analgesia seperti depresi dari vantilasi memanjang.
Metabolisme
Dimetabolisme oleh N-demethylation, yang memproduksi Norfentanil yang secara
struktur mirip Normeperidine, ekskresi fentanil pada ginjal dan terdeteksi pada urine
dalam 72 jam setelah dosis tunggal IV dilakukan. Cepat di metabolisme di hati, dan
kurang lebih 75% dosis yang diberikan di eksresikan dalam 24 jam dan hanya 10%
tereliminasi sebagai obat yang tidak berubah.
Efek samping
Depresi ventilasi yang persisten maupun rekuren. Fentanil yang bersequesterasi
bisa diabsorbsi kembali dari usus halus kembali ke sirkulasi dan meningkatkan
konsentrasi plasma menyebabkan depresi ventilasi.
Efek kardiovaskular
Dalam perbandingan dengan morfin, fentanil dalam dosis besarpun (50mg/kg IV)
tidak mempengaruhiatau memprovokasi pelepasan histamin sehingga dilatasi vena
yang menyebabkan hipotensi minimal.
Tekanan Intrakranial
Pemberian fentanyl pada trauma kepala berhubungan dengan peningkatan 6-9 mhg
pada tekanan intrakranial, ataupun menjaga PaCo2 yang tidak berubah.
Peningkatan ini biasanya diakibatkan oleh penurunan MAP dan tekanan perfusi
otak.
Interaksi Obat
Konsentrasi analgesik dari fentanil sangat berefek pada potensi midazolam dan
penurunan dosis dari propofol yang dibutuhkan. Pada klinisnya keuntungan sinergi
dari opioid dan benzodiazepin untuk menjaga kenyamanan pasien juga harus
dibarengi dengan pemaantauan ketat, karena memili efek buruk yaitu berpotensi
efek depresi.