Kelompok 4
Arya Saputra
Ilah Sutiawati
Muhammad Anas
Nesti Septiani
Ray Rizky Aji Pangestu
Siti Herlina
Yopi Yolendra
Ada tiga klasifikasi utama dari industri polimer : plastik, serat, karet atau elastomer. Perbedaan
(dan kegunaan produk akhir) dari ketiga tipe polimer ini didasarkan pada tingkat yang besar dari
sifat mekanik khusus polimer yang disebut modulus, yang dalam istilah yang lebih umum
mempunyai arti kekakuan . Produk yang terakhir ini termasuk plastik-plastik selulosa, selulosa
(kapas, sisal, dan lain-lain) dan serat-serat protein (wol, sutera), dan karet alam. Dua polimer
industri lainnya juga digambarkan melalui kegunaan akhirnya: bahan pelapis dan bahan perekat.
Konsumsi polimer sintetis dunia sekarang ini kira-kira 70 juta metric ton per tahun, hampir 56 %
di antaranya terdiri dari plastik, 18% serat, dan 11% karet sintetis. Sisanya terdiri dari bahan
pelapis dan bahan perekat. Organisasi-organisasi seperti The Society of The Plastics Industry
(SPI), The Textile Economics Bureau, dan The Rubber Manufacturers Association secara
berkala memberikan statistik dan detail mengenai produksi bahan polimer.
1.Plastik
Ada banyak kesamaan dalam pasaran plastik-plastik teknik, tetapi plastik-plastik ini dipakai,
terutama dalam bidang transportasi (mobil, truk, pesawat udara), konstruksi (perumahan,
instalasi pipa ledeng, perangkat keras), barang-barang listrik dan elektronik (mesin bisnis,
komputer), mesin-mesin insustri, dan barang-barang konsumsi.
2.Serat
Serat dicirikan oleh modulus dan kekuatannya yang tinggi, elongasi (daya rentang) yang baik,
stabilitas panas yang baik (sebagai contoh, cukup untuk menahan panas setrika), spinabilitas
(kemampuan untuk diubah menjadi filament-filamen) dan sejumlah sifat-sifat lain yang
bergantung pada apakah ia dipakai dalam tekstil, kawat, tali, dan kabel, dan lain-lain. Suatu
daftar parsial dari sifat-sifat serat mungkin memasukkan juga daya celu, resistensi bahan kimia,
resistensi serangga dan jamur, resistensi kekusutan, dan luster. Ada dua serat alam yang utama :
kapas dan wol, yang awal merupakan selulosa polisakarida, dan yang belakangan merupakan
suatu protein. Serat-serat sintetis diklasifikasi sebagai selulosa dan nonselulosa. Selain yang
diperlihatkan tersebut, diproduksi pula beberapa jenis serat-serat khusus berkinerja tinggi, namun
hanya menduduki persentase yang sangat kecil dari seluruh produksi serat. Poliester dan nilon
menduduki 70 % dari seluruh produksi serat sintetis.
Nonselulosa
Poliester
Terutama poli (elilena tereftalat)
Nilon
Termasuk nilon 66, nilon 6, dan berbagai
poliamida alifatik dan aromatic
Olefin
Termasuk polipropilena dan kopolimer vinil
klorida, dengan jumlah akrilonitril, vinil asetat,
atau vinilidena klorida (CH2=CCl2) yang
kurang (kopolimer yang terdiri lebih dari 85%
vinil klorida disebut serat vinyon)
Mengandung paling sedikit 80% akrilonitril,
termasuk serat modakrilat yang terdiri dari
Akrilat
akrilonitril dan sekitar 20% vinil klorida atau
vinilidena klorida
3.Karet
Karet atau elastomer, merupakan polimer yang memperlihatkan resiliensi (daya pegas), atau
kemampuan meregang dan kembali ke keadaan semula dengan cepat. Sebagian besar
mempunyai struktur jaringan. Akhir-akhir ini, beberapa jenis elastomer bukan jaringan yang
penting direferensikan sebagai elastomer termoplastik dan telah dikembangkan. Karet alam eksis
dalam bentuk-bentuk yang berbeda, tetapi sejauh ini yang paling penting adalah yang tersusun
hampir seluruhnya dari cis-1,4-poliisoprena. Karet sintetis muncul dalam berbagai bentuk.
Elastomer-elastomer termoplastik sedang merambah pasar yang akhir-akhir ini didominasi oleh
bahan-bahan ini. Stirena-butadiena, polibutadiena, dan etilena-propilena menduduki sekitar 70%
dari total produksi.
Jenis Deskripsi
Kopolimer dari dua monomer dengan berbagai proporsi yang
Stirena-butadiena bergantung pada sifat-sifat yang diinginkan, disebut SBR
(singkatan dari styrene-butadiene rubber)
Polibutadiena Hampir seluruhnya terdiri daric is-1,4-polibutadiena
Sering disingkat EPDM (ethylene-prophylene-diene monomer)
dibuat terutama dari unit-unit etilena dan propilena dengan
Etilena-propilena
sejumlah kecil diena untuk memberikan efek ketidakjenuhan
(unsaturation)
Terutama polimer trans-1,4, tetapi juga beberapa polimer cis-1,4
Polikloropena
dan cis 1,2 ; juga dikenal sebagai karet neoprene
Terutama polimer cis-1,4; kadang-kadang disebut karet alam
Poliisoprena
sintetis
Nitril Kopolimer dari akrilonitril dan butadiena, terutama butadiena
Kopolimer dari isobtilena dan isoprene, dengan hanya sejumlah
Butil
kecil isoprena
Mengandung rangka anorganik dari atom oksigen dan silikon
Silikon
termetilasi yang berselang-seling; juga disebut polisiloksana
Elastomer yang dipreparasi melalui pengikatan poliester-
Uretana
poliester dengan perantaraan gugus-gugus uretana
Seperti bahan pelapis, bahan-bahan perekat pun mendapatkan tempatnya dengan berkembangnya
polimer-polimer sintetis. Polimer fenol-formaldehida dan urea-formaldehida yang masih banyak
digunakan terutama dalam industri kayu (plywood, particle board, dan lain-lain). Belakangan
muncul epoksi, sianoakrilat, dan lain-lain. Akhir-akhir ini, industri bahan perekat telah meliputi
sebagian besar tipe polimer untuk digunaka dalam aplikasi-aplikasi angkasa luar. Industri bahan
pelapis dan bahan perekat jauh lebih kompleks daripada polimer-polimer yang digunakan.
Formulasi-formulasi mencakup pelarut, bahan pengisi, penstabil dan berbagai bahan tambahan
lain bergantung pada aplikasi.