Anda di halaman 1dari 30

GEMPA BUMI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Pelajaran Bahasa Indonesia Sebagai Syarat


Mengikuti Ujian Praktik dan UNBK
Tahun Pelajaran 2019 – 2020

Disusun Oleh

Nama : Zillan Ahmad Riyandi

Kelas : 9D

NIS : 1718144

Sekolah Menengah Pertama Islam Al Azhar 3 Bintaro Tangerang


Selatan

2019 - 2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya bisa menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul “Gempa
Bumi”.

Tidak lupa saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Yenny yang telah membantu
saya dalam mengerjakan karya ilmiah ini. Saya juga mengucapkan terima kasih
kepada teman-teman yang telah memberi kontribusi baik secara langsung maupun
tidak langsung dalam pembuatan karya ilmiah ini.

Saya sebagai penulis mengakui bahwa ada banyak kekurangan pada karya ilmiah ini.
Oleh karena itu, kritik dan saran dari seluruh pihak senantiasa saya harapkan demi
kesempurnaan karya saya. Semoga karya ilmiah ini dapat membawa pemahaman dan
pengetahuan bagi kita semua tentang Bencana Alam Gempa Bumi.

Tangerang Selatan, 26 Februari 2020

Zillan Ahmad Ryandi

ii
i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………………………………………………………….i

Daftar Isi……………………………………………………………………………...ii

Bab I Pendahuluan…………………………………………………………………..4

A. Latar Belakang Masalah…………………………………………….4


B. Perumusan Masalah…………………………………………………7
C. Tujuan Penelitian…………………………………………………….7
D. Manfaat penelitian…………………………………………………...8

Bab II Isi dan Pembahasan………………………………………………………….8

A. Kerangka Konsep : Pemberdayaan Masyarakat…………………..8


B. Kerangka Pemikiran : Bencana Alam…………………………….11
C. Hal Penting Dalam Menyusun Program Pasca Bencana………...12
D. Cara Menanggulangi Gempa Bumi……………………………….16
E. Macam – Macam Gempa Bumi……………………………………18
Bab III Kesimpulan Dan Saran……………………………………………………21

A. Kesimpulan………………………………………………………….29
B. Saran………………………………………………………………...29

Daftar Pustaka……………………………………………………………………...30

iiiii
BAB 1

PENDAHULUAN

I. 1. Latar Belakang Masalah

Diperkirakan ada 500 ribu gempa yang terjadi tiap tahunnya. Sekitar 100 ribu
di antaranya bisa dirasakan manusia. Seperti pada Jumat 2 Agustus 2019, sekitar
pukul 19.03 malam. Gempa kuat bermagnitudo 6,9 mengguncang Banten bagian
selatan. Getaran terasa ke kota-kota lain di Sumatera bagian selatan hingga Jawa
bagian barat. Episentrum gempa terletak di lepas pantai selatan provinsi itu.
Peringatan tsunami sempat dikeluarkan oleh BMKG, namun dicabut beberapa jam
kemudian. Dua orang dilaporkan meninggal dunia akibat Gempa Banten. Sementara
8 orang terluka. Beberapa rumah juga dikabarkan mengalami kerusakan. Gempa
membuat kepanikan, tak hanya di Banten, namun kota-kota lain yang turut merasakan
guncangan.

Lindu pada Jumat malam lalu kian membuktikan, Nusantara rawan gempa.
Indonesia bertopang di atas zona tektonik yang sangat aktif, pertemuan tiga lempeng
besar dunia: Pasifik, Australia, dan Eurasia, serta sejumlah lempeng kecil lain.
Negara kita berada di lingkaran 'cincin api Pasifik' atau Pacific Ring of Fire dan
daerah kedua yang paling aktif di dunia -- sabuk Alpide. Terjepit di antara 2 wilayah
kegempaan berarti, Tanah Air menjadi lokasi sejumlah letusan gunung berapi dan
gempa terdahsyat yang pernah terjadi di muka Bumi. Badan Survei Geologi Amerika
Serikat (USGS) menyebut, Pacific Ring of Fire atau yang secara teknis disebut
sebagai sabuk Circum-Pacific adalah sabuk gempa terhebat di dunia -- serial garis
patahan yang membentang 40 ribu kilometer dari Chile di Belahan Bumi Barat
(Western Hemisphere) lalu ke Jepang dan Asia Tenggara. Kira-kira 90 persen dari
semua gempa bumi di dunia dan 80 persen dari gempa bumi terbesar di dunia, terjadi
di sepanjang Ring of Fire. Sejumlah gempa berkekuatan sangat besar, lebih dari 8,5
skala Richter. Namun, bukan berarti makin besar magnitudenya, lindu tersebut pasti
mematikan.

1
Bencana alam gempa bumi adalah fenomena yang tak terhindarkan. Upaya
dapat dilakukan untuk mencegah kematian dalam jumlah besar, tetapi ini merupakan
tantangan bagi masyarakat dan pemerintah. Gempa bumi yang sering terjadi di
Indonesia telah membunuh banyak jiwa karena runtuhnya bangunan selama gempa
bumi. Runtuhnya bangunan karena gempa bumi dapat melanda orang dan
menyebabkan cedera dan bahkan kematian. Gempa bumi DIY pada 27 Mei 2006
berlangsung lebih dari satu menit dan menewaskan banyak korban. Menurut laporan
media, korban tewas di Yogyakarta dan Jawa Tengah adalah 5.743 tewas dan 38.423
terluka. Pria yang terluka telah dirawat di berbagai rumah sakit perawatan diri dan
Jawa Tengah. Setelah gempa bumi, 126.932 rumah tangga kehilangan rumah mereka,
183 399 rumah tangga rusak parah, dan 259.816 rumah tangga rusak ringan. Gunung
Kidul menewaskan 81 orang dan melanda 1.086. Rumah penduduk Hunung Kidul
rusak di level 7.746, 10.670 parah, dan 27.130 anak di bawah umur.

Daerah yang terkena bencana membutuhkan waktu lama pemulihan seperti


sebelumnya. Tanpanya, area bencana tidak dapat diperpanjang bantuan luar. Karena
itu intervensi pemerintah atau LSM. Peran penting dalam memulihkan keadaan
wilayah setelah gempa. Salah satu daerah yang terkena dampak bencana alam pada
tahun 2006 Desa Gedungkidul, desa Sengong Kerep, Kedung banten. Tim Shalom ke
desa Kedanbanten di desa Sengong Kerep diadopsi sebagai daerah target
Memobilisasi masyarakat yang dimobilisasi untuk desa Kedung Banteng Area
terlantar, tidak dikenal oleh komunitas luas dan tidak pernah sebelumnya Dapatkan
bantuan dari orang lain. Sengon Kerep Tidak ada yang istimewa tentang Sengong,
jadi saya tidak tahu banyak Kerep. Masyarakat Kedung Banteng sangat bergantung
pada program pemerintah sumber daya terbatas dan tidak ada program pemberdayaan
masyarakat khusus lihat status korban yang tidak dengan cara ini, Yayasan Gloria
Graha telah pindah untuk memberikan dukungan Satu sama lain.

Membentuk tim terdiri dari perhatian khusus pada proses kerja dan hubungan
antarpribadi, membuat diagnosa dan meningkatkan efektivitas kelompok kerja.

2
Pendekatan semangat tim memperhatikan fase tugas kelompok dan proses manusia
yang dengannya mereka berhadapan. Intervensi menggunakan teknik membangun tim
umumnya meningkatkan identifikasi diri anggota tim dan kelompok kerja, belajar
bahwa kelompok bekerja lebih efektif, dan memperkuat kohesi antara kelompok kerja
yang ada di seluruh organisasi. Organisasi non-pemerintah atau penyedia layanan
sosial harus memastikan bahwa program pemulihan bencana tidak menciptakan
ketergantungan. meskipun awalnya, orang yang terkena dampak bencana harus
diperlakukan seperti itu korban, orang-orang ini jarang kehilangan keterampilan
mereka sebagai korban saya tidak bisa lagi memenuhi kebutuhan saya. Program
darurat sering membuat korban tergantung pada bantuan di luar, setidaknya lebih
awal setelah bencana. Ketergantungan ini tidak dapat dipertahankan lama, oleh
karenanya LSM harus menetapkan batas waktu pemberian bantuan. Masalah ini
sering kali dianggap terlalu peka untuk dibicarakan dengan para korban yang tengah
mengalami penderitaan, tetapi pengalaman membuktikan bahwa keinginan untuk
bangkit dan menjadi mandiri kembali biasanya sangat kuat. Penting bagi pelaksana
proyek untuk mengenali dan memberdayakan potensi yang ada pada masyarakat dan
untuk memanfaatkan ketrampilan dan sumber daya yang masih tersisa. Pemanfaatan
tenaga kerja dan sumber daya setempat akan membawa dampak yang besar pada
upaya membangun kembali ekonomi masyarakat dari sejak awal pelaksanaan
program.

Kehadiran LSM dilatar belakangi oleh berbagai faktor yang mempengaruhi


tatanan kehidupan sosial, ekonomi, budaya dan politik yang masih timpang dan tidak
adil. Pemberdayaan masyarakat di Indonesia mengalami fenomena unik berupa
keterlibatan LSM yang melaksanakan program pemberdayaan masyarakat, program
yang dilaksanakan secara top down merupakan bentuk pemberdayaan yang tidak
sesuai dengan bentuk pemberdayaan masyarakat sesuai teori yang berkembang saat
ini. menyatakan keterlibatan LSM menimbulkan ketergantungan relatif tinggi
masyarakat yang dibantu terhadap LSM pelaksana pemberdayaan masyarakat.

3
Penulis mempertahankan konsep pemikiran Beard yang mengambil dari segi teori
pemberdayaan masyarakat secara top down. Mengenai LSM yang disebutkan oleh
Beard, sebagaimana yang penulis lihat konteks LSM tersebut adalah Tim Syallom
sebagai kelompok misi pelayanan sosial sebagai fasilitator pemberdayaan
masyarakat. Ketergantungan masyarakat terhadap LSM salah satu faktor
penyebabnya adalah jaringan kerja, kepercayaan masyarakat terhadap program yang
diberikan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan sumber dana yang yang dimiliki
oleh LSM dan masyarakat penerima bantuan mengasumsikan bahwa program LSM
adalah tepat karena memiliki rencana analisis dan tujuan terarah.

Kebutuhan dan kemampuan orang-orang yang terkena dampak Prioritas


ketika merancang proyek. Namun, ini bisa dimengerti manajer proyek memiliki
pengetahuan mendalam tentang situasi pascabencana dan dinamika. Memahami
situasi pascabencana membantu letakkan proyek dalam konteks pembangunan jangka
panjang dan pembangunan kembali area masalah. Persiapan program operasi cara
mendesain program yang bisa menyelesaikan masalah masalah ini persiapan untuk
program ini berfokus pada peningkatan desain proyek sebagai bagian dari strategi
program utama pascabencana. dengan cara ini atasi kendala yang muncul. Dari
kesekian banyak persoalan yang timbul selama internship, persoalan yang perlu dikaji
lebih mendalam adalah tentang pemberdayaan masyarakat yang dilakukan tim
Syallom beserta hambatannya selama pelaksanaan program pemberdayaan di Dusun
Kedung Banteng, Desa Sengon Kerep. Penulis melihat program pemberdayaan
masyarakat tehadap korban bencana alam gempa bumi di Dusun Kedung Banteng,
Desa Sengon Kerep, Gunung Kidul oleh Yayasan Gloria memiliki peran penting
terhadap masyarakat di Sengon Kerep, Gunung Kidul.

I. 2. Perumusan Masalah

Penulisan Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini berusaha menganalisa permasalahan-


permasalahan hidup yang dialami masyarakat di Dusun Kedung Banteng, Desa

4
Sengon Kerep, Gunung Kidul. Berdasarkan kondisi lapangan dari masyarakat Dusun
Kedung Banteng, Sengon Kerep, Gunung Kidul dan program pemberdayaan
masyarakat yang dilakukan oleh Tim Syalom, ditemukan pertanyaan yang
berhubungan dalam penulisan KTI ini :

1. Bagaimana pemberdayaan masyarakat korban gempa bumi yang


dilakukan Tim Syallom Yayasan Gloria Graha di tahun 2006-2009
terhadap masyarakat Dusun Kedung Banteng, Desa Sengon Kerep,
Gunung Kidul?
2. Apa sajakah hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan program
pemberdayaan masyarakat pada masyarakat Dusun Kedung Banteng,
Desa Sengon Kerep, Gunung Kidul oleh Tim Syallom selama tahun
2006-2009?

I. 3. Tujuan Penelitian

Pemahaman manusia tentang lingkungan akan terwujud melalui perilaku


setiap hari serta tindakan tim Syallom dan komunitas yang disukai. Saat menerapkan
pemberdayaan masyarakat, membutuhkan fasilitas yang tepat dan energi yang cukup
untuk kebutuhan mereka Masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk:

 Mendeskripsikan pemberdayaan yang dilakukan masyarakat korban


gempa bumi di Dusun Kedung Banteng, Desa Sengon Kerep, Gunung
Kidul
 Mengenali hambatan pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat
korban gempa bumi di Dusun Kedung Banteng, Desa Sengon Kerep,
Gunung Kidul

5
I. 4. Manfaat Penelitian

Dalam suatu penelitian diharapkan mempunyai manfaat dan kegunaan, baik


secara praktis dan teoritis. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
Manfaat Teoritis Memberikan informasi kepada semua pihak yang ingin
mendapatkan informasi dan memanfaatkan hasil dari penelitian ini khususnya
dalampengetahuan mitigasi anggota pecinta alam menghadapi bencana di sekolah.
Manfaat Praktis Bagi Peneliti Penelitian ini sangat bermanfaat sebagai tambahan ilmu
pengetahuan dan wawasan mengenai mitigasi untuk mengurangi risiko bencana di
sekolah, selain itu peneliti ini juga bermanfaat sebagai syarat untuk menyelesaikan
tugas dari guru b.indo. Bagi Akademis Hasil penelitian ini diharapkan memberikan
manfaat dalam upaya meningkatkan pengetahuan anggota pecinta alam dalam
mitigasi bencana di lingkup pendidikan. Memberikan gambaran untuk membuat
perencanaan guna mensosialisasikan mengenai pengetahuan mitigasi bencana dalam
menghadapi bencana khususnya bencana gempabumi guna mengurangi dampak
risiko bencana terutama di kalangan siswa pada saat mereka berada di sekolahan

6
BAB II

ISI & PEMBAHASAN

II. 1. Kerangka Konsep : Pemberdayaan Masyarakat

Otorisasi masyarakat adalah konsep pembangunan ekonomi yang


mewujudkan nilai-nilai sosial. Konsep ini mencerminkan model pengembangan baru,
yaitu "berorientasi pada orang", partisipatif, memberdayakan dan berkelanjutan. Itu
program pemberdayaan diimplementasikan untuk mencegah distorsi pemberdayaan
tahap perencanaan (identifikasi masalah, penetapan prioritas masalah dan desain
Program), implementasi, pemantauan dan evaluasi, dan nikmati hasilnya. menurut
Robert Chambers adalah metode yang dianggap cukup efektif untuk dirancang
program yang umum adalah metode PRA (Participatory Rural Apprasial). Konsepsi
dasar pandangan Participatory Rural Appraisal (PRA) adalah pendekatan yang
tekanannya pada keterlibatan masyarakat dalam keseluruhan kegiatan.
memberdayakan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat
lapisan yang dalam kondisi sekarang tidak mampu untuk melepaskan diri dari
perangkap kemiskinan dan keterbelakangan. Selaras dengan pendapat tersebut, Jim
Ife (1995) mengemukakan bahwa “empowerment means providing people with the
resources, opportunities, knowledge, and skill to increase their capacity to determine
their own future, and to participate in and effect of their community”. upaya yang
amat pokok dalam rangka pemberdayaan masyarakat adalah peningkatan taraf
pendidikan, kesehatan, serta akses terhadap sumber-sumber kemajuan ekonomi,
seperti: modal, teknologi, informasi, dan pasar.

Pemberdayaan masyarakat menurut Karsidi (2005; 8) harus mengikuti


pendekatan sebagai berikut:

7
1. upaya itu harus terarah (targetted). Ini yang secara populer disebut
pemihakan. Ia ditujukan langsung kepada yang memerlukan, dengan
program yang dirancang untuk mengatasi masalahnya dan sesuai
kebutuhannya.
2. program ini harus langsung mengikutsertakan atau bahkan
dilaksanakan oleh masyarakat yang menjadi sasaran.
Mengikutsertakan masyarakat yang akan dibantu mempunyai beberapa
tujuan, yakni supaya bantuan tersebut efektif karena sesuai dengan
kehendak dan kemampuan serta kebutuhan mereka. Selain itu
sekaligus meningkatkan keberdayaan (empowering) masyarakat
dengan pengalaman dalam merancang, melaksanakan, mengelola, dan
mempertanggungjawabkan upaya peningkatan diri dan ekonominya.
3. menggunakan pendekatan kelompok, karena secara sendirisendiri
masyarakat miskin sulit dapat memecahkan masalah-masalah yang
dihadapinya. Juga lingkup bantuan menjadi terlalu luas kalau
penanganannya dilakukan secara individu. Karena itu seperti telah
disinggung di muka, pendekatan kelompok adalah yang paling efektif,
dan dilihat dari penggunaan sumber daya juga lebih efisien. Di
samping itu kemitraan usaha antara kelompok tersebut dengan
kelompok yang lebih maju harus terus-menerus di bina dan dipelihara
secara saling menguntungkan dan memajukan.

Dalam program pemberdayaan masyarakat, masyarakat sebagai sasaran


memiliki kedudukan yang sangat strategis. Masyarakat tidak lagi dipandang sebagai
obyek kegiatan yang hanya akan menerima hasil kegiatan pemberdayaan masyarakat,
melainkan sebagai pihak yang harus turut menentukan dalam kegiatan tersebut.
Terlebih lagi dengan adanya paradigma yang baru, yaitu people-centered
development. Masyarakat bersama-sama dengan pelaksana perubahan menentukan
segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan pengembangan masyarakat.

8
Kesejahteraan dan realisasi diri manusia merupakan jantung konsep
pembangunan yang memihak rakyat dan pemberdayaan masyarakat. Perasaan
berharga diri yang diturunkan dari keikutsertaan dalam kegiatan proyek
pemberdayaan masyarakat adalah sama pentingnya bagi pencapaian mutu hidup yang
tinggi dengan keikutsertaan dalam konsumsi produkproduknya. Keefisienan sistem
pemberdayaan masyarakat, karenanya haruslah tidak semata-mata dinilai berdasar
produk-produknya, melainkan juga berdasar mutu kerja sebagai sumber penghidupan
yang disediakan bagi para pesertanya, dan berdasar kemampuannya menyertakan
segenap anggota masyarakat. Paradigma pembangunan yang lebih berpihak kepada
rakyat mengandung arti penting bagi penciptaan masa depan yang lebih manusiawi.
Pemahaman akan paradigma itu penting artinya bagi pemilihan teknik sosial
termasuk bagaimana pemberdayaan masyarakat dilakukan secara tepat untuk
mencapai tujuan-tujuan yang mementingkan rakyat Paradigma pembangunan yang
lebih berpihak kepada rakyat mengandung arti penting bagi penciptaan masa depan
yang lebih manusiawi. Pemahaman akan paradigma itu penting artinya bagi
pemilihan teknik sosial termasuk bagaimana pemberdayaan masyarakat dilakukan
secara tepat untuk mencapai tujuan-tujuan yang mementingkan rakyat.

pemberdayaan masyarakat memiliki aspek kebersamaan dan usaha bersama-


sama mengatasi masalah yang dihadapi. Kegiatan pemberdayaan masyarakat harus
mampu mengembangkan teknik teknik pendidikan tertentu yang imajinatif untuk
menggugah kesadaran masyarakat. orientasi pemberdayaan masyarakat haruslah
membantu masyarakat agar mampu mengembangkan diri atas dasar inovasi-inovasi
yang ada, ditetapkan secara partisipatoris, yang pendekatan metodenya berorientasi
pada kebutuhan masyarakat sasaran dan hal-hal yang bersifat praktis, baik dalam
bentuk layanan individu maupun kelompok. Peran petugas pemberdayaan masyarakat
sebagai outsider people dapat dibedakan menjadi 3 bagian yaitu peran konsultan,
peran pembimbingan dan peran penyampai informasi. Dengan demikian peranserta
kelompok sasaran (masyarakat itu sendiri) menjadi sangat dominan. warga usia

9
produktif memiliki kontribusi dominan terhadap program pemberdayaan masyarakat
dengan motivasi dominan membantu dirinya sendiri untuk keluar dari permasalahan
ekonomi yang dihadapinya.

II. 2. Kerangka Pemikiran : Bencana Alam

Secara geografis Indonesia terletak di daerah katulistiwa dengan morfologi


yang beragam dari daratan sampai pegunungan tinggi. Keragaman morfologi ini
banyak dipengaruhi oleh faktor geologi terutama dengan adanya aktivitas pergerakan
lempeng tektonik aktif di sekitar perairan Indonesia diantaranya adalah lempeng
Eurasia, Australia dan lempeng Dasar Samudera Pasifik. Pergerakan lempeng-
lempeng tektonik tersebut menyebabkan terbentuknya jalur gempa bumi, rangkaian
gunung api aktif serta patahanpatahan geologi yang merupakan zona rawan bencana
gempa bumi dan tanah longsor. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, bencana
mempunyai arti yaitu: sesuatu yang menyebabkan (menimbulkan) kesusahan,
kerugian atau penderitaan. Sedangkan bencana alam artinya adalah bencana yang
disebabkan oleh alam. Gempa bumi adalah berguncangnya bumi yang disebabkan
oleh tumbukan antar lempeng bumi, patahan aktif aktivitas gunung api atau runtuhan
batuan. Kekuatan gempa bumi akibat aktivitas gunung api dan runtuhan batuan relatif
kecil sehingga kita akan memusatkan perhatian pada gempa bumi akibat tumbukan
antar lempeng bumi dan patahan aktif. gempa bumi disebabkan oleh adanya
pelepasan energi regangan elastis batuan pada litosfir, semakin besar energi yang
dilepas semakin kuat atau asal mula gempa yaitu pergeseran sesar dan teori
kekenyalan elastis. Berikut ini beberapa data kejadian gempa bumi besar di dunia
sejak tahun 2000 :

 27 Mei 2006. Gempa bumi tektonik kuat yang mengguncang Daerah


Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah pada 27 Mei 2006 kurang
lebih pukul 05.55 WIB selama 57 detik. Gempa bumi tersebut

10
berkekuatan 5,9 pada skala Richter. United States Geological Survey
melaporkan 6,2 pada skala Richter; lebih dari 6.000 orang tewas, dan
lebih dari 300.000 keluarga kehilangan tempat tinggal.
 8 Oktober 2005. Gempa bumi besar berkekuatan 7,6 skala Richter di
Asia Selatan, berpusat di Kashmir, Pakistan; lebih dari 1.500 orang
tewas.
 26 Desember 2004. Gempa bumi dahsyat berkekuatan 9,3 skala
Richter mengguncang Aceh dan Sumatera Utara sekaligus
menimbulkan gelombang tsunami di samudera Hindia.
 26 Desember 2003. Gempa bumi kuat di Bam, barat daya Iran
berukuran 6.5 pada skala Richter dan menyebabkan lebih dari 41.000
orang tewas.
 21 Mei 2002. Di utara Afghanistan, berukuran 5,8 pada skala Richter
dan menyebabkan lebih dari 1.000 orang mati.
 26 Januari 2001. India, berukuran 7,9 pada skala Richter dan
menewaskan 2.500 ada juga yang mengatakan jumlah korban
mencapai 13.000 orang.

 28 September 2018. Gempa Bumi di Sulawesi Tengah, berkekuatan


7,4 Skala Richter dengan kedalaman 10 km. Gempa bumi ini berpusat
di Kecamatan Sirenja, Kabupaten Donggala dan mengakibatkan
Tsunami lokal setinggi maksimal 10 meter di Kota Palu dan
pesisir Teluk Palu. Gempa, Tsunami dan Likuefaksi ini
mengakibatkan korban tewas sebesar 3.679 jiwa dan puluhan ribu
orang mengungsi ke dataran tinggi Gempa ini juga terasa sampai di
Kota Makassar dan di kota-kota pesisir Kalimantan Timur
seperti Balikpapan, Samarinda, dan Bontang
 5 Agustus 2018. Gempa bumi di Lombok, NTB, berkekuatan 7,0
Skala Richter dengan kedalaman 15KM. Gempa ini menelan 483

11
Meninggal Dunia, 417.529 jiwa mengungsi, 71.734 rumah rusak, 671
fasilitas pendidikan rusak, 115 masjid rusak, 65 fasilitas kesehatan
rusak, 6 jembatan rusak.
 2 Maret 2016. Gempa bumi di Mentawai, berkekuatan 7,8 skala
Richter. Pusat gempa berada 682 km barat daya kepulauan
Mentawai dengan kedalaman 10 km. Gempa ini
berpotensi Tsunami dari Aceh hingga Lampung.
 11 April 2012. Gempa bumi di sepanjang Pulau Sumatra berskala
8.6 SR,berpotensisampai Aceh, SumatraUtara, Bengkulu,
dan Lampung. Gempa terasa sampai India.
 11 Maret 2011. Gempa Bumi di Jepang, 373 km dari kota Tokyo
berskala 9,0 Skala Richter yang sebelumnya di revisi dari 8,8 Skala
Richter, gempa ini juga menimbulkan gelombang tsunami di
sepanjang pesisir timur Jepang
 26 Oktober 2010. Gempa Bumi di Mentawai berskala 7.2 Skala
Richter, korban tewas ditemukan hingga 9 November ini mencapai
156 orang. Gempa ini kemudian juga menimbulkan tsunami.
 27 Februari 2010. Gempa bumi di Chili dengan 8.8 Skala Richter, 432
orang tewas (data 30 Maret 2010). Mengakibatkan tsunami
menyeberangi Samudera Pasifik yang menjangkau hingga Selandia
Baru, Australia, kepulauan Hawaii, negara-negara kepulauan di Pasifik
dan Jepang dengan dampak ringan dan menengah.
 12 Januari 2010. Gempa bumi Haiti dengan episenter dekat kota
Léogâne 7,0 Skala Richter berdampak pada 3 juta penduduk, perkiraan
korban meninggal 230.000 orang, luka-luka 300.000 orang dan
1.000.000 kehilangan tempat tinggal.
 30 September 2009. Gempa bumi Sumatra Barat merupakan gempa
tektonik yang berasal dari pergeseran patahan Semangko, gempa ini

12
berkekuatan 7,6 Skala Richter (BMG Indonesia) atau 7,9 Skala Richter
(BMG Amerika) mengguncang Padang-Pariaman, Indonesia.
Menyebabkan sedikitnya 1.100 orang tewas dan ribuan terperangkap
dalam reruntuhan bangunan.
 12 Mei 2008. Gempa bumi berkekuatan 7,8 Skala Richter di
Provinsi Sichuan, China. Menyebabkan sedikitnya 80.000 orang tewas
dan jutaan warga kehilangan tempat tinggal.
 12 September 2007. Gempa Bengkulu dengan kekuatan gempa 7,9
Skala Richter
 6 Maret 2007. Gempa bumi tektonik mengguncang provinsi Sumatra
Barat, Indonesia. Laporan terakhir menyatakan 79 orang tewas 
 27 Mei 2006. Gempa bumi tektonik kuat yang mengguncang Daerah
Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah pada 27 Mei 2006 kurang
lebih pukul 05.55 WIB selama 57 detik. Gempa Bumi tersebut
berkekuatan 5,9 pada skala Richter. United States Geological Survei
melaporkan 6,2 pada skala Richter; lebih dari 6.000 orang tewas, dan
lebih dari 300.000 keluarga kehilangan tempat tinggal.
 8 Oktober 2005. Gempa bumi besar berkekuatan 7,6 skala
Richter di Asia Selatan, berpusat di Kashmir, Pakistan; lebih dari
1.500 orang tewas.
 26 Desember 2004. Gempa bumi berkekuatan 9,0 skala Richter
mengguncang Aceh dan Sumatra Utara sekaligus menimbulkan
gelombang tsunami di samudera Hindia. Bencana alam ini telah
merenggut lebih dari 220.000 jiwa.
 26 Januari 2004. Gempa bumi berkekuatan 7,7 skala Richter
mengguncang India dan merenggut lebih dari 3.420 jiwa.

13
 26 Desember 2003. Gempa bumi kuat di Bam, barat
daya Iran berukuran 6.5 pada skala Richter dan menyebabkan lebih
dari 41.000 orang tewas.
 21 Mei 2002, di utara Afganistan, berukuran 5,8 pada skala Richter
dan menyebabkan lebih dari 1.000 orang tewas.
 26 Januari 2001, India, berukuran 7,9 pada skala Richter dan
menewaskan 2.500 ada juga yang mengatakan jumlah korban
mencapai 13.000 orang.
 21 September 1999, Taiwan, berukuran 7,6 pada skala Richter,
menyebabkan 2.400 korban tewas.
 17 Agustus 1999, barat Turki, berukuran 7,4 pada skala Richter dan
merenggut 17.000 nyawa.
 25 Januari 1999, barat Colombia, pada magnitudo 6 dan merenggut
1.171 nyawa.
 30 Mei 1998, di utara Afganistan dan Tajikistan dengan ukuran 6,9
pada skala Richter menyebabkan sekitar 5.000 orang tewas.
 17 Januari 1995, di Kobe, Jepang dengan ukuran 7,2 skala Richter dan
merenggut 6.000 nyawa.
 30 September 1993, di Latur, India dengan ukuran 6,0 pada skala
Richter dan menewaskan 1.000 orang.
 12 Desember 1992, di Flores, Indonesia berukuran 7,9 pada skala
richter dan menewaskan 2.500 orang.
 21 Juni 1990, di barat laut Iran, berukuran 7,3 pada skala Richter,
merengut 50.000 nyawa.
 7 Desember 1988, barat laut Armenia, berukuran 6,9 pada skala
Richter dan menyebabkan 25.000 kematian.

14
 19 September 1985, di Meksiko Tengah dan berukuran 8,1 pada Skala
Richter, meragut lebih dari 9.500 nyawa.
 16 September 1978, di timur laut Iran, berukuran 7,7 pada skala
Richter dan menyebabkan 25.000 kematian.
 4 Maret 1977, Vrancea, timur Rumania, dengan besar 7,4 SR, menelan
sekitar 1.570 korban jiwa, di antaranya seorang aktor Rumania Toma
Caragiu, juga menghancurkan sebagian besar dari ibu kota
Rumania, Bukares (Bucureşti).
 28 Juli 1976, Tangshan, Tiongkok, berukuran 7,8 pada skala Richter
dan menyebabkan 240.000 orang terbunuh.
 4 Februari 1976, di Guatemala, berukuran 7,5 pada skala Richter dan
menyebabkan 22.778 terbunuh.
 22 Mei 1960, di Valdivia, Chile pada ukuran 9.5 SR menyebabkan
hanya 1.665 orang tewas dan ribuan orang luka-luka. Jutaan orang
kehilangan tempat tinggal dan bisa dirasakan di Hawaii dan Filipina.
Gempa ini memecah rekor gempa terbesar di dunia.
 29 Februari 1960, di barat daya pesisir
pantai Atlantik di Maghribi pada ukuran 5,7 skala Richter,
menyebabkan kira-kira 12.000 kematian dan memusnahkan seluruh
kota Agadir.
 26 Desember 1939, wilayah Erzincan, Turki pada ukuran 7,9, dan
menyebabkan 33.000 orang tewas.
 24 Januari 1939, di Chillan, Chili dengan ukuran 8,3 pada skala
Richter, 28.000 kematian.
 31 Mei 1935, di Quetta, India pada ukuran 7,5 skala Richter dan
menewaskan 50.000 orang.

15
 1 September 1923, di Yokohama, Jepang pada ukuran 8,3 skala
Richter dan merenggut sedikitnya 140.000 nyawa

II. 3. Hal Penting Dalam Menyusun Program Pasca Bencana

dalam sejarah perjalanan LSM pada umumnya tidak bersifat statis, namun
selalu mengalami perubahan-perubahan pendekatan, bahkan visi dan misi
pelayanannya dalam penanganan berbagai isu dengan mengikuti perkembangan
situasi dan kondisi masyarakat yang menjadi mitra. Permasalahan kemiskinan akan
teratasi apabila kualitas sumber daya manusia dan didukung dengan potensi sumber
daya alam. Kualitas sumber daya manusia akan mampu mendorong dan mengontrol
pengambil keputusan pada seluruh tingkatan untuk terjadinya perubahan sistem
pembangunan yang lebih adil. Ada beberapa hal penting dalam menyusun program
pasca bencana, adalah sebagai berikut:

 Semua masalah saling berkaitan


Penanganan satu bidang saja secara terpisah dari lainnya tidak akan
berhasil. Menangani masalah ketimpangan ekonomi semata, misalkan
saja tanpa memperluas akses untuk berpartisipasi dalam politik, atau
mencoba mendidik orang untuk mengubah pandangan atas identitas
diri mereka tanpa berupaya mengubah ketimpangan mendasar antar
berbagai macam faktor yang terlibat.
 Rehabilitasi menyelamatkan mata pencaharian
Penelitian menunjukkan bahwa korban bencana kebanyakan
menganggap tanah, pekerjaan, infrastruktur dan akses terhadap
rekonstruksi sebagai prioritas utama mereka. Jadi kebutuhan yang
diidentifikasi oleh warga masyarakat sendiri mengarah pada strategi
pembangunan jangka panjang dan upaya meningkatkan kapasitas
mereka untuk terlibat dalam rehabilitasi paska bencana. Peningkatan

16
kemampuan masyarakat dengan melibatkan warga yang tertimpa
bencana dalam rehabilitasi jangka panjang harus menjadi prinsip
utama dalam program rekonstruksi paska bencana.
 Lebih dari sekedar rumah
Dalam situasi paska bencana ada kecenderungan untuk terfokus pada
biaya-biaya yang nyata dan solusi yang konkrit. Menghitung jumlah
rumah yang hancur dan menyiapkan naungan sementara bagi banyak
keluarga kelihatan sebagai langkah awal yang logis yang perlu diambil
dalam menghadapi situasi paska bencana. Akan tetapi, ada banyak
masalah tak tampak yang harus diatasi berkaitan dengan penyediaan
naungan sementara. Proses rekonstruksi membawa pengaruh
psikologis yang kuat bagi penduduk dan itu tidak boleh diremehkan.
Jadi, program harus dirancang dengan mempertimbangkan semua
faktor, langsung maupun tidak langsung, yang berdampak pada
masyarakat yang tertimpa bencana
 Bencana= peluang
Dalam situasi trauma setelah becana alam, wajar bila perhatian
terfokus pada kerugian yang timbul dan kita mengabaikan peluang
yang muncul dari situasi krisis. Krisis dapat mempertemukan
kelompok-kelompok yang sebelumnya saling bertikai. Krisis dapat
membuka peluang bagi kaum perempuan atau kelompok minoritas
untuk berperan dalam masyarakat, sesuatu yang sebelumnya terbatas
bagi mereka. Krisis juga dapat menyadarkan warga masyarakat untuk
menyusun langkah-langkah untuk mencegah bencana di masa depan.
 Proyek harus terpusat pada evaluasi
Keberhasilan atau kegagalan proyek perlu dievaluasi dengan cermat
karena seringkali proyek tidak hanya kurang menghasilkan dampak
positif tetapi sebaliknya malah menimbulkan dampak negatif.

17
Misalkan saja, aliran uang dalam jumlah besar melalui sebuah proyek
bantuan dapat merusak harga dan kondisi kehidupan masyarakat
setempat serta mempengaruhi daya dinamis warga. Dalam situasi
paska konflik hal ini dapat menjadi lebih serius karena upaya
penyaluran bantuan secara tidak sengaja dapat berkontribusi pada
berlanjutnya kekerasan. Kita harus menyadari bahwa proyek yang
gagal mencapai hasil positif belum tentu menimbulkan dampak yang
netral. Maka, kita perlu member perhatian yang serius terhadap faktor-
faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan proyek. Tanpa
adanya mekanisme evaluasi yang terbangun di dalamnya, proyek tidak
dapat belajar dari kesalahan masa lalu atau menentukan dengan tepat
letak kekeliruan mereka. Evaluasi dapat membantu mencegah masalah
program dan mengembalikan proyek ke arah yang benar jika
pelaksanaannya telah keluar jalur. Evaluasi penting dalam setiap tahap
siklus proyek untuk menjamin agar proyek tetap relevan dan
menghasilkan dampak yang diinginkan serta membantu menentukan
apakah proyek menghasilkan perubahan yang diinginkan.
 Membangun kapasitas dan bukan ketergantungan
Masalah ketergantungan menjadi persoalan dalam situasi paska
bencana. Banyak program yang masuk ke suatu daerah selepas
bencana membawa sumber daya (dana dan keahlian) yang perlu bagi
tahap bantuan darurat, akan tetapi begitu kebutuhan mendesak berlalu,
hilang pula keahlian atau dana tersebut. Hal ini menciptakan
ketergantungan masyarakat yang tertimpa bencana terhadap proyek-
proyek bantuan dan bukannya membantu membangun kapasitas
masyarakat agar dapat hidup mandiri. Oleh karena itu, program
apapun yang akan dilaksanakan harus mampu membangun kapasitas,
baik demi keberlanjutan program tersebut sendiri maupun demi

18
pemulihan serta pembangunan jangka panjang bagi warga yang
menjadi korban.

Kerugian dapat diminimalkan dengan membangun sebuah bangunan seismik.


Apa bangunan tahan gempa di sini, Bangunan tidak rusak karena gempa ringan
Kerusakan non struktural yang dapat diperbaiki jika terjadi gempa sedang, dan tidak
runtuh, tetapi hanya mengalami kerusakan struktural dan Non-struktural jika terjadi
gempa kuat. Dengan tidak adanya gangguan ini maka diharapkan korban dapat lebih
diminimalkan akibat gempa yang terjadi. Prinsip terpenting dari proyek apapun
adalah bahwa proyek harus menjawab kebutuhan masyarakat yang tertimpa bencana.
Prinsip ini tampaknya sederhana dan mudah diterima, tetapi banyak program
dilaksanakan tanpa konsultasi dengan penduduk setempat berkaitan dengan apa saja
yang menjadi kebutuhan mereka. Dalam situasi paska bencana sumber daya
merupakan sesuatu yang sangat berharga, sehingga persoalan menjadi serius ketika
dana dan tenaga manusia tercurah pada proyek yang tidak berhasil. Banyak proyek
paska bencana menjadi berbiaya tinggi, jauh melebihi dari yang diperlukan. Hal ini
mengakibatkan berkurangnya sumber daya bagi proyek bantuan dan rehabilitasi
paska bencana penting lainnya.

II. 4. Cara Menanggulangi Gempa Bumi

Bencana yang mengancam Bangsa Indonesia adalah Gempa Bumi yang tanpa
kita ketahui kapan dan dimana akan terjadinya lagi. Untuk mengantisipasi dan
memperkecil resiko yang ditanggung akibat gempa sejumlah kalangan mencoba
menyajikan cara khusus untuk memperkecil resiko dari gempa tersebut. Untuk itu
kita harus tahu terlebih dahulu ciri-ciri gempa bumi tersebut, ada beberapa ciri-ciri
yang dapat terlihat jika akan terjadi gempa bumi. Beberapa ciri-ciri tersebut antara
lain:

19
 Memperhatikan air tanah
Lihat juga apakah air tanah tiba-tiba menjadi surut tidak seperti
biasanya. Jika empat tanda ini ada atau terlihat dalam waktu
bersamaan, segeralah bersiap-siap untuk evakuasi. Empat tanda
tersebut kemungkinan besar menunjukkan memang akan ada gempa
berkekuatan besar. Walaupun demikian, adanya awan gempa yang
bentuknya aneh itu, tetap tidak bisa memastikan kapan gempa
terjadi.Oleh karena itu jangan tunggu-tunggu lagi, sebisa mungkin
langsung melakukan tindakan penyelamatan diri untuk menghindari
hal-hal yang paling buruk.

 Memperhatikan hewan sekitar


Cek apakah hewan-hewan seperti menghilang, lari atau bertingkah
laku aneh/gelisah. Insting hewan biasanya tajam dan hewan bisa
merasakan gelombang elektromagnetis.
 Melihat ke Langit
Kalau di langit ada awan yang berbentuk seperti angin tornado/seperti
pohon/seperti batang, bentuknya berdiri, itu adalah awan gempa yang
biasanya muncul sebelum gempa terjadi. Awan yang berbentuk aneh
itu terjadi karena adanya gelombang elektromagnetis berkekuatan
hebat dari dasar bumi, sehingga gelombang elektromagnetis tersebut
menghisap daya listrik di awan, oleh karena itu bentuk awannya jadi
seperti tersedot ke bawah. Gelombang elektromagnetis berkekuatan
besar itu sendiri terjadi akibat adanya patahan atau pergeseran
lempeng bumi. Tapi kemunculan awan gempa seperti itu di langit
tidak selalu berarti akan ada gempa. Bisa saja memang bentuknya
seperti itu.

20
 Coba diuji Medan Elektromagnetis di dalam Rumah
 Cek siaran TV, apakah ada suara brebet-brebet ataukah tidak Jika
terdapat mesin fax, cek apakah lampunya blinking biarpun lagi tidak
transmit data Coba minta orang lain mengirim fax ke kita, cek apakah
teksnya yang diterima berantakan atau tidak Coba matikan aliran
listrik. Cek apakah lampu neon tetap menyala redup/remang-remang
biarpun tak ada arus listrik Kalo tiba-tiba TV brebet-brebet, lampu fax
blinking, padahal sedang tidak transmitting, teks yang kita terima
berantakan dan neon tetap menyala biarpun tidak ada arus listrik, itu
berarti memang sedang ada gelombang elektromagnetis luar biasa
yang sedang terjadi tapi kasat mata dan tidak dapat dirasakan oleh
manusia.
Kalau skala gempanya besar dan episentrumnya terletak di laut, kita harus
selalu awas akan datangnya gelombang tsunami. Tingginya gelombang bisa puluhan
meter, bisa juga hanya dua meter. Tapi biarpun hanya dua meter, gelombangnya tidak
main-main. Kekuatannya dahsyat (seperti tidak ada habisnya) dan tekanannya bisa
mencapai 190 kilogram.

II. 5. Macam – Macam Gempa Bumi


Gempa bumi dapat di klasifikasikan menurut asalnya,yaitu gempa Tektonik,
Vulkanik, gempa Runtuhan ( Guguran), dan Gempa Tumbukan
 Gempa bumi tektonik
adalah sejenis gempa yang disebabkan oleh perpindahan lempeng
tektonik. Gempa ini terjadi karena jumlah energi yang dihasilkan oleh
tekanan antara lempengan-lempengan batu di usus bumi. Gempa ini
adalah gempa yang paling umum, terutama di Indonesia. Gempa
tektonik yang kuat sering terjadi di sekitar tapal batas lempengan-

21
lempengan tektonik. Lempengan-lempengan tektonik ini selalu
bergerak dan saling mendesak satu sama lain. Pergerakan lempengan-
lempengan tektonik ini menyebabkan terjadinya penimbunan energi
secara perlahan-lahan. Gempa tektonik kemudian terjadi karena
adanya pelepasan energi yang telah lama tertimbun tersebut. Gempa
tektonik biasanya jauh lebih kuat getarannya dibandingkan
dengan gempa vulkanik, maka getaran gempa yang merusak bangunan
kebanyakan disebabkan oleh gempa tektonik. Tenaga yang dihasilkan
oleh tekanan antara batuan dikenal sebagai kecacatan tektonik. Teori
dari tectonic plate (lempeng tektonik) menjelaskan bahwa bumi terdiri
dari beberapa lapisan batuan, sebagian besar area dari lapisan kerak itu
akan hanyut dan mengapung di lapisan seperti salju. Lapisan tersebut
begerak perlahan sehingga berpecah-pecah dan bertabrakan satu sama
lainnya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya gempa tektonik. Peta
penyebarannya mengikuti pola dan aturan yang khusus dan
menyempit, yakni mengikuti pola-pola pertemuan lempeng-lempeng
tektonik yang menyusun kerak bumi.
 Gempa Vulkanik
gempa Bumi vulkanik disebabkan oleh aktivitas magma yang
biasanya terjadi sebelum gunung api meletus. Gempa ini
menyebabkan getaran di permukaan Bumi hingga mengeluarkan
magma dari dapur magma. Meski begitu, getaran gempa vulkanik
terbatas hanya di tubuh gunung api dan di area sekitarnya. Gempa
Bumi vulkanik terjadi karena adanya proses dinamik dari magma
dan cairan yang bersifat hidrotermal atau peka terhadap panas.
Proses cairan dinamis yang terjadi karena adanya gradien suhu
dan tekanan magma dapat menimbulkan gelombang gempa yang
berasal dari proses resonansi retakan yang terisi cairan magma.

22
Frekuensi gempa vulkanik yang dominan berkisar antara 1 sampai
5 Hz, sementara magnitudenya rata-rata kurang dari 5 SR
 Gempa Runtuhan (Guguran)
merupakan gempa bumi yang terjadi akibat runtuhnya sesuatu, baik itu
tanah, batuan maupun bagian atas dari litosfer bumi lainnya.
Keruntuhan ini biasanya disebabkan karena di bagian dalam litosfer
tersebut berongga. Gempa bumi runtuhan juga bisa disebabkan karena
lereng gunung ataupun bukit yang runtuh akibat tidak bisa menahan
beban atau kemiringan yang terlalu tajam. Gempa bumi runtuhan
umumnya terjadi daerah pertambangan, kemudian di daerah
pegunungan kapur, lereng gunung atau pantai berdinding curam
maupun di daerah goa. Gempa bumi runtuhan ini jarang terjadi karena
memang tidak selalu tempat- tempat tersebut mengalami longsor.
Meskipun jarang terjadi, namun ada baiknya kita selalu berjaga- jaga
terlebih bagi masyarakat yang berada di sekitar kawasan- kawasan
yang telah disebutkan di atas dan ketika memasuki musim penghujan
yang berpotensi rawan longsor.
 Gempa Tumbukan
Gempa bumi tumbukan adalah gempa bumi yang diakibatkan karena
jatuhnya benda langit. Benda-benda langit ini dapat berupa asteroid
dan meteor yang jatuh ke permukaan bumi. Getaran ini disebabkan
dari dampak tabrakan antara benda langit yang jatuh dengan
permukaan bumi. Selain menimbulkan getaran di permukaan bumi, hal
tersebut juga menyebabkan terciptanya kawah atau lubang di
permukaan bumi. Kawah yang terbentuk ada yang berukuran kecil dan
bisa berukuran besar. Hal ini tergantung dengan ukuran benda langit
yang menghantam permukaan bumi. Skala dari getaran atau gempanya
sendiri akan tergantung dari kekuatan benturan, termasuk ukuran

23
benda langit. Gempa bumi tumbukan sangat jarang terjadi di zaman
sekarang. Sebab, belum ada suatu peristiwa jatuhnya benda-benda
langit dalam beberapa tahun belakangan. Menurut sejarah gempa bumi
yang terjadi di masa lampau dikarenakan tumbukan ini lah yang
menyebabkan punahnya Dinosaurus

II. 6. Penyebab terjadinya gempa bumi

Kebanyakan gempa Bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan


oleh tekanan yang disebabkan oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan
itu kian membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan di mana tekanan tersebut
tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran lempengan. Pada saat itulah gempa Bumi akan
terjadi. Pergeseran lempeng bumi dapat mengakibatkan gempa bumi karena dalam
peristiwa tersebut disertai dengan pelepasan sejumlah energi yang besar. Selain
pergeseran lempeng bumi, gerak lempeng bumi yang saling menjauhi satu sama lain
juga dapat mengakibatkan gempa bumi. Hal tersebut dikarenakan saat dua lempeng
bumi bergerak saling menjauh, akan terbentuk lempeng baru di antara keduanya.
Lempeng baru yang terbentuk memiliki berat jenis yang jauh lebih kecil dari berat
jenis lempeng yang lama. Lempeng yang baru terbentuk tersebut akan mendapatkan
tekanan yang besar dari dua lempeng lama sehingga akan bergerak ke bawah dan
menimbulkan pelepasan energi yang juga sangat besar. Terakhir adalah gerak
lempeng yang saling mendekat juga dapat mengakibatkan gempa bumi. Pergerakan
dua lempeng yang saling mendekat juga berdampak pada terbentuknya gunung.
Seperti yang terjadi pada gunung Everest yang terus tumbuh tinggi akibat gerak
lempeng di bawahnya yang semakin mendekat dan saling bertumpuk

Gempa Bumi biasanya terjadi di perbatasan lempengan-lempengan tersebut.


Gempa Bumi yang paling parah biasanya terjadi di perbatasan lempengan
kompresional dan translasional. Gempa Bumi fokus dalam kemungkinan besar terjadi

24
karena materi lapisan litosfer yang terjepit kedalam mengalami transisi fase pada
kedalaman lebih dari 600 km.

Beberapa gempa Bumi lain juga dapat terjadi karena pergerakan magma di dalam
gunung berapi. Gempa Bumi seperti itu dapat menjadi gejala akan terjadinya letusan
gunung berapi. Beberapa gempa Bumi (jarang namun) juga terjadi karena
menumpuknya massa air yang sangat besar di balik dam, seperti Dam
Karibia di Zambia, Afrika. Sebagian lagi (jarang juga) juga dapat terjadi karena
injeksi atau akstraksi cairan dari/ke dalam Bumi (contoh, pada beberapa pembangkit
listrik tenaga panas Bumi dan di Rocky Mountain Arsenal). Terakhir, gempa juga
dapat terjadi dari peledakan bahan peledak. Hal ini dapat membuat para ilmuwan
memonitor tes rahasia senjata nuklir yang dilakukan pemerintah. Gempa Bumi yang
disebabkan oleh manusia seperti ini dinamakan juga seismisitas terinduksi.

25
BAB III

KESIMPULAN & SARAN

III. 1. Kesimpulan

Gempa bumi adalah getaran yang terjadi di permukaan bumi. Gempa bumi
biasanya disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi). Jenis-jenis gempa
adalah gempa tektonik dan gempa vulkanik. Gempa bumi disebabkan oleh pelepasan
energi yang dihasilkan oleh tekanan yang diberikan oleh plat bergerak. Semakin lama
tekanan meningkat dan akhirnya mencapai keadaan di mana tekanan tidak lagi bisa
ditahan di tepi piring. Lalu akan ada gempa bumi.

III. 2. Saran

Untuk mengantisipasi gempa bumi yang sampai saat ini belum bisa
diprediksikan kapan dan dimana akan terjadi maka dapat dilakukan beberapa langkah
sebagai berikut :

 Menentukan tempat-tempat berlindung yang aman jika terjadi gempa


bumi.
 Menyediakan air minum untuk keperluan darurat.
 Menyiapkan tas ransel yang berisi (atau dapat diisi) barang-barang
yang sangat dibutuhkan di tempat pengungsian.

26
Daftar Pustaka

Edith, Deesis, Yuda Septina, dan Maretta. 2003. Seri Penjelajah Waktu Gempa Bumi.
Jakarta. PT Bhuana Ilmu Populer

Syafrezani, Sampaguita. 2010. Tanggap Bencana Alam Gempa Bumi. Jakarta.


Angkasa

Tim Editor Atlas & Geografi. 2016. Seri Bencana Alam Indonesia Gempa Bumi.
Jakarta. Erlangga

https://sevima.com/pengertian-struktur-dan-ciri-ciri-karya-tulis-ilmiah/

https://sevima.com/10-contoh-karya-tulis-ilmiah-kti-yang-baik-benar/

https://www.yuksinau.id/contoh-karya-ilmiah/

27

Anda mungkin juga menyukai