Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PENDIDIKAN ISLAM DAN KEARIFAN LOKAL


( TUJUAN DAN TUGAS PENDIDIKAN ISLAM)
Disusun untuk memenuhi mata kuliah Pendidikan Islam Dan Kearifan
Lokal

Dosen Pengampu : Drs. H. Muh. Abduh, M.Pd.I.


Mata Kuliah : Studi Islam Dan Kearifan Lokal

Disusun oleh
Kelompok 2 :
1. Akbar mutawahil (1902060079)
2. Muh.kausar algazali (1902060069)
3. Reski (1902060068)
4. Kasmawati (1902060073)
5. Annisa (1902060089)

PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALOPO
2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah
mengenai “IBADAH” ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Sholawat
serta salam senantiasa penulis sampaikan kepada Nabi Besar Muhammad SAW.
Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampu Mata Kuliah dan
teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam menyeselesaikan makalah
ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
kekurangan, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun. Semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................................
KATA PENGANTAR...............................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN.........................................................................................
A. Latar Belakang ...................................................................................................
B. Rumusan Masalah...............................................................................................
C. Tujuan.................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................
A. Pengertian Tujuan Pendidikan Islam..................................................................
B. Tujuan Pendidikan Islam....................................................................................
C. Furmulasi Tujuan Pendidikan Islam...................................................................
D. Tugas Pendidikan Islam......................................................................................
BAB III PENUTUP....................................................................................................
A. Kesimpulan.........................................................................................................
B. Penutup................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................

iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Suatu usaha yang tidak mempunyai tujuan tidak akan mempunayi arti
apa-apa. Ibarat seseorang yang berpergian tak tentu arah maka hasilnya pu tak
lebih dari pengalaman selama perjalanan.
Pendidikan merupakan uasaha yang dilakukan secara sadar dan jelas
memiliki tujuan. Sehingga diharapkan dalam penerapanya ia tak kehilangan arah
dan pijakan . Tujuan pendidikan merupakan masalah sentral dalam pendidikan.
Sebab, tanpa perumusan yang jelas tentang tujuan pendidikan, perbuatan menjadi
acak-acakan, tanpa arah, bahkan biasa sesat atau salah langkah, oleh karena itu
perumusan tujuan dengan jelas, menjadi inti dari seluruh pemikiran pedagogis dan
perenungan filosofis.
Dikatakan lebih lanjut bahwa tujuan pendidikan itu penting, disebabkan
karena secara implisit dan eksplisit didalamnya terkandung hal-hal yang sangat
asasi, Yaitu pandangan hidup dan filsafat hidup pendidikan, Lembaga
penyelenggaraan pendidikan, dan Negara, dimana pendidikan itu dilaksanakan.
Pendidikan merupakan sebuah yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan umat
manusia. Karenanya manusia harus senantiasa mencari dan menuntut ilmu
pengetahuan. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan salah
satu faktor penting yang mengharuskan manusia untuk selalu mengembangkan
keilmuannya agar dapat beradaptasi di dunia modern yang kaya akan kemajuan
ilmu dan teknologi.
Dibalik kemajuan yang pesat, ilmu pengetahuan dan teknologi kita
sebagai umat muslim hendaknya memberikan perhatian kepada dunia pendidikan
Islam. Karena sebagai seorang muslim kita tak dapat cukup menguasai ilmu
pengetahuan teknologi yang bersifat duniawi saja, karena ilmu pengetahuan yang
bersifat duniawi itu hanya sebagai jalan kita sebagai muslim untuk mencapai
kehidupan yang kekal yaitu kehidupan akherat. Maka untuk mencapai tujuan
utama umat muslim, kita harus membalut semua aktivitas dengan
nilainilaiIslam,salah satu jalan untuk mencapainya.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tujuan Pendidikan Islam
Secara etimologi, tujuan adalah’arah, maksud atau haluan.[ Dalam bahasa arab
“ tujuan” diistilahkan dengan ‘ ghayat, ahdaf, atau maqashid. Sementara dalam
bahasa inggris di istilahkan dengan“goal,purpose,objectives atau aim”.
Secara termonologi, Menurut Zakiah Daradjat Tujuan ialah suatu yang
diharapkan tercapai setelah sesuatu usaha atau kegiatan selesai. Tujuan
pendidikan bukanlah suatu benda yang berbentuk tetap dan statis, tetapi ia
merupakan suatu keseluruhan dari kepribadian seseorang, berkenaan dengan
seluruh aspek kehidupannya, yaitu kepribadian seseorang yang membuatnya
menjadi "insan kamil" dengan pola taqwa. Insan kamil artinya manusia utuh
rohani dan jasmani, dapat hidup berkembang secara wajar dan normal karena
taqwanya kepada Allah SWT
Menurut H.M.Arifin tujuan pendidikan islam adalah idealitas (cita-cita) yang
mengandung nilai-nilai islam yang hendak dicapai dalam proses kependidikan
yang berdasarkanajaran Islam secara bertahap.
Tujuan merupakan standar usaha yang dapat ditentukan,serta mengarahkan
usaha yang akan dilalui dan merupakan titik pangkal untuk mencapai tujuan-
tujuan lain. Disamping itu, tujuan dapat membatasi ruang gerak usaha, agar
kegiatan dapat terfokus pada apa yang dicita-citakan, dan yang terpenting lagi
adalah dapat memberi penilaian atau evaluasi pada usaha-usaha pendidikan.
Tujuan pendidikan Islam adalah "suatu istilah untuk mencari fadilah,
kurikulum pendidikan islam berintikan akhlak yang mulia dan mendidik jiwa
manusia berkelakuan dalam hidupnya sesuai dengan sifat-sifat kemanusiaan yakni
kedudukan yang mulia yang diberikan Allah Smelebihi makhluk-makhluk lain
dan dia diangkat sebagai khalifah.
B. Tujuan Pendidikan Islam
Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mencapai suatu tujuan, tujuan
pendidikan akan menentukan kearah mana peserta didik akan dibawa. Tujuan
pendidikan Islam secara umum adalah untuk mencapai tujuan hidup muslim,
yakni menumbuhkan kesadaran manusia sebagai makhluk Allah SWT agar

2
mereka tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang berakhlak mulia dan
beribadah kepada-Nya.
Secara umum, tujuan pendidikan islam terbagi kepada: tujuan umum, tujuan
sementara, tujuan akhir dan tujuan operasional. Tujuan umum adalah tujuan yang
akan dicapai dengan semua kegiatan pendidikan baik dengan pengajaran atau
dengan cara lain. Tujuan sementara adalah tujuan yang akan dicapai setelah anak
didik diberi sejumlah pengalaman tertentu yang direncanakan dalam sebuah
kurikulum. Tujuan akhir adalah tujuan yang dikehendaki agar peserta didik
menjadi manusia sempurna setelah ia menghabisi sisa umurnya. Sementara tujuan
operasional adalah tujuan praktis yang akan dicapai dengan sejumlah kegiatan
pendidikan tertentu.
Hasan Langgulung memberikan uraian tentang tujuan pendidikan Islam
yang dibagi menjadi tujuan akhir, tujuan umum dan tujuan khusus.
a. Tujuan Akhir Pendidikan Islam
Dalam proses kependidikan tujuan akhir merupakan tujuan yang tertinggi
yang akan dicapai pendidikan Islam, tujuan terakhirnya merupakan kristalisasi
nilai-nilai idealitas Islam yang diwujudkan dalam pribadi anak didik. Maka tujuan
akhir itu harus meliputi semua aspek pola kepribadian yang ideal.
Dalam konsep Islam pendidikan itu berlangsung sepanjang kehidupan
manusia, dengan demikian tujuan akhir pendidikan Islam pada dasarnya sejajar
dengan tujuan hidup manusia dan peranannya sabagai makhluk ciptaan Allah dan
sebagi kholifah di bumi.
Sebagaimana diungkapkan Hasan Langgulung bahwa “segala usaha untuk
menjadikan manusia menjadi ‘abid inilah tujuan tertinggi pendidikan dalam
Islam”.
Sebagaimana firman Allah SWT :

َ ‫ت ۡال ِج َّن َو ااۡل ِ ۡن‬


‫س اِاَّل لِیَ ۡعبُ ُد ۡو ِن‬ ُ ‫َو َما َخلَ ۡق‬
Artinya : “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
menyembah-Ku”.(Q.S.Adz-Dzariyat :56)
Menjadi ‘abid merupakan perwujudan dari kepribadian muslim, sehingga
apabila manusia telah bersikap menghambakan diri sepenuhnya kepada Allah
berarti ia telah berada di dalam dimensi kehidupan yang mensejahterakan hidup di

3
dunia dan membahagiakan di akhirat, inilah tujuan pendidikan Islam yang
tertinggi.
b. Tujuan Umum Pendidikan Islam
Yang dimaksud dengan tujuan umum pendidikan Islam menurut Hasan
Langgulung adalah perubahan-perubahan yang dikehendaki serta diusahakan oleh
pendidikan untuk mencapainya, yang bersifat lebih dekat dengan tujuan tertinggi
tetapi kurang khusus jika dibandingkan dengan tujuan khusus.
Dalam memberikan rumusan tujuan umum pendidikan Islam ini, Hasan
Langgulung tidak mengungkapkan pendapatnya sendiri mengenai hal ini namun
beliau mengutip beberapa pendapat dari tokoh-tokoh pendidikan Islam seperti Al-
Abrasyi, An-Nahlawi, Al- Jawali, rumusan ini sebagaimana dituliskan dalam
bukunya Hasan Langgulung “Manusia dan Pendidikan” sebagai berikut :
Al-Abrasyi dalam kajiannya tentang pendidikan Islam telah menyimpulkan lima
tujuan umum bagi pendidikan Islam, yaitu :
1. Untuk mengadakan pembentukan akhlak yang mulia.
2. Persiapan untuk kehidupan dunia dan akhirat.
3. Persiapan untuk mencari rezeki dan pemeliharaan segi manfaat.
4. Menumbuhkan semangat ilmiah pada pelajar dan memuaskan keingi tahuan
(curiosity) dan memungkinkan ia menggali ilmu demi ilmu itu sendiri.
5. Menyiapkan pelajar dari segi profesional, tekhnikal dan pertukangan supaya
dapat menguasai profesi tertentu, dan ketrampilan pekerjaan tertentu agar ia
dapat mencari rezeki dalam hidup di samping memelihara segi kerokhanian
dan keagamaan.
Dari Uraian tersebut dapat diambil suatu pemahaman bahwa Hasan
Langgulung sependapat dengan pemikiran para tokoh yang diajukannya tersebut
mengenai rumusan tujuan umum pendidikan Islam. Dan pada dasarnya dari uraian
para tokoh tersebut dapat diambil suatu gambaran umum tentang tujuan ini yaitu :
1. Pembentukan akhlak yang mulia.
2. Untuk persiapan kehidupan dunia dan akhirat.
3. Untuk menumbuhkan dan menyiapkan potensi-potensi insani.
4. Untuk mempersiapkan peserta didik dalam bidang profesional dan
ketrampilan.

4
5. Memperkenalkan manusia akan posisinya, dan hubungan sosialnya, serta
dengan alamnya.
6. Mengenalkan manusia akan keberadaan Allah.
c. Tujuan Khusus Pendidikan Islam
Tujuan khusus pendidikan Islam menurut Hasan Langgulung adalah
“perubahan-perubahan yang diingini dan merupakan bagian yang termasuk di
bawah tiap tujuan umum pendidikan Islam”.
Menurut beliau tujuan khusus pendidikan Islam ini tergantung pada
institusi pendidikan tertentu, pada tahap pendidikan tertentu, pada jenis
pendidikan tertentu, serta tergantung pada masa dan umur tertentu. Bila tujuan
akhir pendidikan Islam adalah bersifat mutlak dan tidak bisa berubah, maka dalam
tujuan khusus pendidikan Islam masih dapat berubah.
Meskipun tujuan pendidikan ini tidak bersifat mutlak dan masih dapat
berubah, akan tetapi dalam pelaksanaannya tetap berpegang pada tujuan akhir dan
tujuan umum pendidikan Islam. Dengan kata lain gabungan dari pengetahuan,
ketrampilan, pola-pola tingkah laku, sikap, nilai-nilai dan kebiasaan yang
terkandung dalam tujuan akhir dan tujuan umum pendidikan Islam, tanpa
terlaksananya tujuan khusus ini, maka tujuan akhir dan tujuan umum juga tidak
akan terlaksana dengan sempurna.
· Menurut Abdurrahman Saleh Abdullah mengatakan dalam bukunya:”
Educational Theory a quran qutlook”, bahwa pendidikan islam bertujuan untuk
membentuk kepribadian sebagai khalifah Allah swt. Atau sekurang-kurangnya
mempersiapkan kejaln yang mengacu kepada tujuan akhir. Tujuan utama khalifah
Allah adalah beriman kepada Allah dan tunduk serta patuh secara total kepada-
Nya. Tujuan pendidikan islam menurut Abdurrahman Saleh Abdullah dibangun
atas tiga komponen sifat dasar manusia yaitu : tubuh, ruh dan akal. Yang masing-
masing harus dijaga.
· menurut Omar Mohamad Al- Toumy al- Syaibany, tujuan pendidikan
mempunyai tahapan-tahapan sebagai berikut:
a. tujuan individual

5
tujuan ini berkaitan dengan masing-masing individu dalam mewujudkan
perubahan yang diinginkan pada tingkah laku dan aktivitasnya, disamping untuk
mempersiapkan mereka dapat hidup bahagia baik di dunia maupun di akhirat.
b. tujuan Sosial
tujuan ini berkaitasn dengan kehidupan masyarakat sebagai keseluruhan dan
tingkah laku mereka secara umum, di samping juga berkaitan dengan perubahan
dan pertumbuhan kehidupan yang diinginkan serta memperkaya pengalaman dan
kemajuan.
c. tujuan profesional
tujuan ini berkaitan dengan pendidikan dan pengajaran sebagai sebuah ilmu,
sebgai seni, dan sebagi profesi serta sebagai satu aktivitas diantara aktivitas
masyarakat.
d. Tujuan umum pendidikan Islam berfungsi sebagai arah, taraf pencapaiannya
dapat diukur karena menyangkut perubahan sikap, perilaku dan kepribadian
subyek didik. Adapun tujuan umum pendidikan Islam yang dimaksud adalah
berupa tercapainya kepribadian muslim yang utuh yaitu terpadunya pikir, zikir
dan amal pada pribadi seseorang
Hal ini menurut Achmadi merupakan kunci utama untuk sampai pada tujuan
tertinggi yaitu ma’arifatullah dan ta’abbudilallah.
c. Tujuan Khusus pendidikan Islam, bersifat relatif sehingga dimungkinkan
untuk diadakan perubahan dimana perlu sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan,
selama tetap berpijak pada kerangka tujuan tertinggi dan tujuan utama.
Pengkhususan tujuan tersebut dapat didasarkan pada:
1. Kultur dan cita-cita satu bangsa di mana pendidikan itu diselenggarakan.
2. Minat, bakat dan kesanggupan subyek didik.
3. Tuntutan situasi, kondisi pada kurun waktu tertentu.
C. Formulasi Tujuan Pendidikan Islam
Upaya dalam mencapai tujuan pendidikan harus dilaksanankan dengan
semaksimal mungkin, walaupun pada kenyataannya manusia tidak mungkin
menemukan kesempurnaan dalam berbagai hal.

6
Abd al-rahman shaleh abd allah dalam bukunya,Educational Theory a quran
Outlook,[16] menyatakan tujuan pendidikan islam dapat diklarisifikasikan
menjadi empat dimensi, yaitu:
1. Tujuan pendidikan jasmani
Mempersiapkan diri manusia sebagai pengemban tugas kholifah dibumi,
melalui ketrampilan-ktrampilan fisik
2. Tujuan pendidikan rohani
Meningkatkan jiwa dari kesetiaan yang hanya kepada allah SWT semata dan
melaksanakan moralitas yang ditaladani oleh Nabi SAW.
3. Tujuan pendidikan akal
Pengarahan inteligensi untuk menemukan kebenaran sebab-sebabnya
dengan talaah tanda-tanda kekuasaan allah dan menemukan pesan-pesan
ayatnya yang berimplikasi kepada peningkatan iman kepada sang pencipta.
4. Tujuan pendidikan sosial.
Tujuan pendidikan sosial adalah pembentukan kepribadian yang utuh yang
menjadi bagian komonitas sosial.
D. TUGAS PENDIDIKAN ISLAM
Tugas pendidikan Islam senantiasa bersambung (continue) dan tanpa
batas. Hal ini karena hakikat pendidikan Islam merupakan proses tanpa akhir
sejalan dengan konsensus universal yang ditetapkan oleh Allah SWT. dan Rasul-
Nya. Pendidikan yang terus-menerus dikenal dengan istilah minal mahdi ilallahdi
(dari buaian sampai dengan keliang lahat) atau dalam istilah lain life long
education (pendidikan sepanjang hayat dikandung badan).
Menurut Ibnu Taimiyah, sebagaimana dikutip oleh Majid Irsan al-Kaylani,
tugas pendidikan Islam pada hakikatnya tertumpu pada dua aspek yaitu
pendidikan tauhid dan pendidikan pengembangan tabiat peserta didik. Pendidikan
tauhid dilakukan dengan pemberian pemahaman terhadap dua kalimat syahadat,
pemahaman terhadap jenis-jenis tauhid dan sifat dan asma (nama), kedudukan,
kepatuhan, dan keikhlasan menjalankan Islam, dan menghindarkan dari segala
bentuk kemusyrikan. Sedangkan pendidikan pengembangan tabiat peserta didik
adalah mengembangkan tabiat itu agar mampu memenuhi tujuan penciptaannya,
yaitu beribadah kepada Allah SWT. dan menyediakan bekal untuk beribadah

7
seperti makan dan minum. Untuk menelaah tugas-tugas pendidikan Islam, dapat
dilihat dari tiga pendekatan diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Pendidikan dipandang sebagai pengembangan potensi
2. Pendidikan dipandang sebagai pewarisan budaya
3. Pendidikan dipandang sebagai interaksi antara pengembangan potensi dan
pewarisan budaya.
Menurut Hasan Langgulung, ketiga pendapat itu tidak dapat berdiri sendiri,
karena merupakan satu keutuhan. Tetapi, dalam pelaksanaanya terkadang salah
satu diantara ketiga pendekatan itu ada yang lebih dominan, sementara yang lain
proporsinya lebih diperkecil.
a. Pendidikan Sebagai Pengembangan Potensi
Tugas pendidikan Islam ini merupakan realisasi dari pengertian tarbiyah
al-insyah (menumbuhkan atau mengaktualisasikan potensi). Asumsi tugas ini
adalah bahwa manusia mempunyai sejumlah potensi atau kemampuan, sedangkan
pendidikan merupakan proses untuk menumbuhkan dan mengembangkan
potensi-potensi tersebut. Pendidikan berusaha untuk menampakan (aktualitas)
potensi-potensi laten tersebut yang dimiliki oleh setiap anggota peserta didik.
Dalam Islam, potensi laten yang dimiliki manusia banyak ragamnya. Abdul Mujib
menyebutkan tujuh macam potensi bawaan manusia diantaranya adalah sebagai
berikut:
1. Al-fithrah (citra asli)
Fitrah merupakan citra asli manusia yang berpotensi baik atau buruk dimana
aktualisasinya tergantung pilihannya. Fitrah yang baik merupakan citra asli yang
primer, sedangkan fitrah yang buruk merupakan citra asli yang sekunder.[4]
2. Struktur manusia
Struktur adalah satu organisasi permanen, pola, atau kumpulan unsur-unsur yang
bersifat relatif stabil, menetap, dan abadi. Para psikolog menggunakan istilah ini
untuk menunjukan pada proses-proses yang mempunyai stabilitas.[5]
3. Al-Hayah (Vitality)
Hayah adalah daya, tenaga, energi, atau vitalitas hidup manusia yang karenanya
manusia dapat bertahan hidup. Al-hayah ada dua macam diantaranya adalah:

8
a) Jasmani yang intinya berupa nyawa (al-hayat), atau energi fisik atau disebut
juga dengan roh jasmani. Bagian ini amat tergantung pada susunan sel, fungsi
kelenjar, alat pencernaan, susunan syarat sentral, dan sebagainya yang dapat
ditampilkan dengan tanda-tanda fisiologis pembawaan dan karakteristik yang
kurang lebih konstan sifatnya.
b) Rohani yang intinya berupa amanat dari Tuhan yang disebut juga roh rohani.
Amanah merupakan energi psikis yang membedakan manusia dengan makhluk
lain. Melalui dua bagian ini, maka vitalitas manusia menjadi menjadi
sempurna.
4. Al-Khuluq (Karakter)
Akhlak (bentuk tunggal dari akhlaq) adalah kondisi batiniah (dalam) bukan
kondisi lahiriah (luar) individu yang mencakup al-thab’u dan al-sajiyah. Orang
yang ber-khuluq dermawan lazimnya gampang memberi uang pada orang lain,
tetapi sulit mengeluarkan yang pada orang yang digunakan untuk maksiat.
Sebaliknya, orang yang ber-khuluq pelit lazimnya sulit mengeluarkan uang, tapi
boleh jadi ia mudah menghambur-hamburkan uang untuk keburukan. Khuluq
adalah kondisi dalam jiwa yang suci dan dari kondisi itu tumbuh suatu aktivitas
yang mudah dan gampang tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan
terlebih dahulu. Khuluq bisa disamakan dengan karakter yang masing-masing
individu memiliki keunikan tersendiri. Dalam terminologi psikologi, karakter
(character) adalah watak, perangai, sifat dasar yang khas, satu sifat atau kualitas
yang tetap terus menerus dan kekal yang bisa dijadikan ciri untuk
mengidentifikasikan seorang pribadi.
5. Al-Thab’u (Tabi’at)
Tabi’at adalah citra batin individu yang menetap (al-sukun). Citra ini terdapat
pada konstitusi individu yang diciptakan oleh Allah SWT. sejak lahir. Menurut
Ikhwan al-Shafa, tabiat adalah daya dari daya nafs kulliyah yang menggerakan
jasad manusia. Berdasarkan dengan pengertian tersebut, al-thab’u ekuivalen
dengan temperamen yang tidak dapat diubah, tetapi di dalam Al-Qur’an tabi’at
manusia mengarah pada perilaku baik atau buruk sifat manusia itu sendiri.

9
6. Al-Sajiyah (bakat)
Sajiyah adalah kebiasaan individu yang berasal dari hasil integrasi antara karakter
individu dengan aktivitas-aktivitas yang diusahakan. Dalam terminologi
psikologi, sajiyah diterjemahkan dengan bakat yaitu kapasitas, kemampuan yang
bersifat potensial. Ia ada pada faktor yang ada pada individu sejak awal dari
kehidupan yang kemudian menimbulkan perkembangan keahlian, kecakapan,
keterampilan, dan spesialis tertentu. Bakat ini bersifat laten (tersembunyi dan bisa
berkembang) sepanjang hidup manusia, dan dapat diaktualisasikan potensinya.
7. Al-sifat (sifat-sifat)
Sifat, yaitu satu ciri khas individu yang relatif menetap, secara terus-menerus dan
konsekuen yang diungkapkan dalam satu deretan keadaan. Sifat-sifat totalitas
dalam diri individu dikategorikan menjadi tiga bagian yaitu deferensiasi,
regulasi dan pekerjaan dari masing-masing tubuh.
8. Al-amal (perilaku)
Amal ialah tingkah laku lahiriah individu yang tergambar dalam bentuk perbuatan
nyata. Pada tingkat amal ini kepribadian individu dapat diketahui, sekalipun
kepribadian yang dimaksud mencakup lahir dan batin. Hukum fikih memiliki
kecenderungan melihat aspek lahir dan kepribadian manusia, sebab yang lahir itu
mencerminkan yang batin, sementara hukum tasawuf lebih melihat pada aspek
batiniahnya. Kepribadian Islam yang ideal mencakup lahir batin.
b. Pendidikan Sebagai Pewaris Budaya
Tugas pendidikan Islam ini sebagai realisasi dari pengertian tarbiyah al-
tabligh (menyampaikan atau transformasi kebudayaan). Tugas pendidikan
selanjutnya adalah mewariskan nilai-nilai budaya Islami. Hal ini karena
kebudayaan Islam akan mati bila nilai-nilai dan norma-normanya tidak berfungsi
dan belum sempat diwariskan pada generasi berikutnya. Dalam pendidikan Islam,
sumber nilai budaya dapat dibedakan menjadi dua bagian diantaranya adalah
sebagai berikut:
1. Nilai ilahiyah
Nilai yang dititahkan Allah SWT. melalui para rasul-Nya yang diabadikan pada
wahyu. Inti nilai ini adalah iman dan takwa. Nilai ini tidak mengalmai perubahan,

10
karena mengandung kemutlakan bagi kehidupan manusia selaku pribadi dan
selaku anggota masyarakat, tidak berubah karena mengikuti hawa nafsu.
2. Nilai insaniyah
Nilai yang tumbuh atas kesepakatan manusia serta hidup dan berkembang
dari peradaban manusia. Nilai ini bersifat dinamis, yang keberlakuannya relatif
dan dibatasi oleh ruang dan waktu. Nilai-nilai insani yang kemudian melembaga
menjadi tradisi yang diwariskan secara turun-temurun dan mengikat anggota
masyarakat yang mendudkungnya.
Tugas pendidikan Islam adalah bagaimana pendidik mampu melestarikan
dan mentransformsikan nilai ilahiyah kepada peserta didik. Nilai illahiyah yang
intrinsik harus diterima sebagai suatu kebenaran mutlak tanpa ada upaya ijtihad,
sementara nilai ilahiyah yang instrumental dapat dikembangkan sesuai dengan
kondisi zaman, tempat dan keadaan. Sedangkan untuk nilai insaniyah, tugas
pendidikan senantiasa melakukan inovasi dan menumbuhkan kreativitas diri agar
nilai itu berkembang sesuai dengan tuntutan masyarakat.
c. Interaksi Antara Pengembangan Potensi Dan Pewarisan Budaya
Manusia secara potensial mempunyai potensi dasar yang harus diaktualkan
dan dilengkapi dengan peradaban dan kebudayaan Islam. Demikian juga, aplikasi
peradaban dan kebudayaan harus relevan dengan kebutuhan dan perkembangan
potensi dasar manusia. Tanpa memperhatikan kebutuhan dan perkembangan itu,
peradaban dna kebudayaan hanya akan menambah beban hidup yang
mengakibatkan kehidupan yang anomaliyan menyalahi desain awal Allah SWT.
Interaksi antara potensi dan budaya itu harus mendapatkan tempat dalam proses
pendidikan, dan jangan sampai ada salah satunya yang diabaikan. Tanpa interaksi
itu, harmonisasi kehidupan akan terhambat.
Muhammad Abduh dalam Tafsir al-Manar menyatakan bahwa hidayah Allah
SWT. itu terdapat empat bagian diantaranya adalah:
1. Hidayah yang dapat ditangkap oleh insting tumbuhan, hewan, dan manusia.
Hidayah ini disebut dengan al-wijdani atauy al-ghariziyyah.
2. Hidayah yang dapat ditangkap oleh indra hewan dan manusia. Hidayah ini
disebut dengan al-hidayah al-hawas.

11
3. Hidayah yang dapat diterima oleh akal manusia. Hidayah ini disebut dengan
al-hidayah al-‘aqli.
4. Hidayah yang hanya ditangkap oleh rasa keimanan, yaitu hidayah agama.
Hidayah ini disebut dengan al-hidayah al-dini.
Sedangkan menurut Lageveld MY, tugas pendidikan adalah menegakan
bimbingan anak agar menjadi dewasa. Selanjutnya yang dimaksud dengan
kedewasaan dalam tugas-tugas pendidikan adalah:
1. Kedewasaan psikologis, yaitu dewasa secara kejiwaan. Tugas pendidikan
adalah bagaimana peserta didik dapat mengembangkan kematangan cipta,
rasa, dan karsa sehingga perkembangan hidupnya menjadi ideal
2. Kedewasaan biologis, yaitu dewasa secara biologis yang apabila melakukan
kontak seksual akan terjadi reproduksi generasi setelah ia mencapai akal
balig
3. Kedewasaan sosiologis, yaitu dewasa karena ia menjadi bagian dari
masyarakat dan terlibat didalam kegiatannya. Tugas pendidikan adalah
mengenal dan mengamalkan kode etik masyarakat setempat yang
mengembangkan kode etik itu kearah positif
4. Kedewasaan padegogis. Tugas pendidikan adalah bagaimana peserta didik
dapat menyadari hak dan kewajibannya serta bertanggung jawab terhadap
perbuatannya
5. Kedewasaan religius, dewasa yang menjadikan seseorang wajib
melaksanakan perintah Allah dan menjauhi semua larangan-Nya.

12
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Tujuan pendidikan Islam adalah suatu yang diharapkan tercapai setelah
proses pendidikan berakhir. Tujuan ini diklasifikasikan kepada : tujuan umum,
sementara, akhir dan operasional.
Pendidikan menurut Zakiah Darajat, adalah sesuatu tujuan, yang
diharapkan tercapai setelah suatu usaha atau kegiatan selesai. Sedangkan menurut
H.M. Arifin, tujuan itu bisa jadi menunjukkan kepada futuritas yang terletak pada
suatu jarak tertentu yang tidak dapat dicapai keculi dengan usaha melalui proses
tertentu.As Syaibany, bahwa istilah tujuan dan ramalan mempunyai pengertian
yang berbeda. Tujuan adalah sesuatu yang hendak dicapai oleh institusi
pendidikan, sedangkan ramalan adalah sesuatu yang diharapkan terjadinya oleh
institusi pendidikan.
Formulasi tujuan pendidikan Islam itu meliputi empat hal, yaitu
1) tujuan jasmaniah (ahdaf al jismiyyah),
(2) tujuan rohaniah (ahdaf al Ruhiyyah),
(3) tujuan akal (ahdaf al Aqliyyah),
(4) tujuan social (ahdafal-Ijtima’iyyah).
Adapun tugas pendidikan Islam adalah bagaimana pendidik mampu
melestarikan dan mentransformsikan nilai ilahiyah kepada peserta didik. Nilai
illahiyah yang intrinsik harus diterima sebagai suatu kebenaran mutlak tanpa ada
upaya ijtihad, sementara nilai ilahiyah yang instrumental dapat dikembangkan
sesuai dengan kondisi zaman, tempat dan keadaan.
Sedangkan untuk nilai insaniyah, tugas pendidikan senantiasa melakukan inovasi
dan menumbuhkan kreativitas diri agar nilai itu berkembang sesuai dengan
tuntutan masyarakat.
B. Penutup
Demikian makalah yang kami buat, semoga bermanfaat bagi kita semua
dan menambah pengetahuan kita tentang dasar-dasar pendidikan Islam, dan

13
tentunya makalah yang kami buat jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kritik dan
saran dari teman-teman sangat dan sungguh kami harapkan. Terima kasih

14
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu, Didaktik Metodik,Semarang: CV. Toha Putra, 1975.


Arifin, Ahmad,Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam,Bandunng Remaja Rosda
Karya, 1994, Cet. Ke-2
Arifin, Imran, Kepemimpinan Kiyai: Jakarta : Kalima Sahada Press, 1993Cet.1
Achmad, Abu, Islam Sebagai Paradigma Ilmu Pendidikan Yogyakarta, Aditya
Media, 1992.
Abd. Ar Rahman, al Nahlawy, Usus at Tarbiyah al Islamiyah, wa thuruq
Tadirisiha Damaskus: Daral Nahdhah al Arabiyah. 1965
Abdullah, Abdurrahman Saleh, Teori teori Pendidikan Berdasarkan al Quran.
Jakarta, Rineka Cipta, 1990).
Athiyah M. al Abrasyi, Al Tarbiyah Al Islamiyah wa Falsafatuha Qahirah: al Babi
al Halabi 1969).
Lengkulung, Hasan, Manusia dan Pendidikan, Suatu Analisa Psikologi dan
Pendidikan, Jakarta,Pustaka Al Husna, 198

15

Anda mungkin juga menyukai