Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH TENTANG PANDANGAN MANUSIA MENGENAI ASET DAN LIABILITAS

OLEH:

KELOMPOK 1

NAMA : NURI ELVIANA

: NOPI SUSANTI

PRODI : PERBANKAN SYARIAH

DOSEN : SYATI MANAHARAWAN SIREGAR, MM

MATA KULIAH : MANAJEMEN ASET DAN LIABILITAS

SEMESTER : III (TIGA)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL-HIKMAH MEDAN

(STAI AL-HIKMAH)

T.A 2019-2020
KATA PENGANTAR

Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat ALLAH SWT, yang hanya dengan izin-
nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktu yang telah di
tentukan. Sholawat berangkaikan salam tak lupa di hadiahkan kepada junjungan kita nabi
besar Muhammad SAW, semoga dengan memperbanyak sholawat kepadanya, kita termasuk
ummatnya yang mendapat syafaatnya di hari akhir kelak.

Terimakasih penulis ucapkan kepada bapak dosen yaitu SYATI MANAHARAWAN


SIREGAR, MM. karena tanpa bimbingan dan arahan dari beliau mungkin, penulis tidak akan
dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan judul aset dan liabilitas menurut pandangan
manusia sesuai dengan waktu yang telah di tentukan.

Dalam penulisan makalah ini, penulis tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak.
Penulis juga banyak meminta masukan dan saran dari rekan – rekan sekalian. Makalah ini
dapat sampai kepada para pembaca karna penulis mendapatkan dukungan dan bantuan dari
para rekan sekaligus sahabat.

Makalah ini dibuat untuk menambah wawasan para pembaca, kesempurnaan hanya
milik ALLAH SWT. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari penulisan makalah ini. Mudah – mudahan makalah ini memberi manfaat
bagi para pembaca.

Wasallamu’alaikum warahmatullahi wabaraktuh

Medan, 09 Desember 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang..................................................................................................................................1
B. Rumusan masalah............................................................................................................................2
C. Tujuan penulisan..............................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Aset dan liabilitas...........................................................................................................3


B. Jenis – jenis Aset dan liablitas.........................................................................................................5
C. Contoh Aset dan liablitas.................................................................................................................9
D. Kebijakan Aset dan liabilitas.........................................................................................................11

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan....................................................................................................................................12
B. Saran..............................................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................................13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Manajemen asset dan liabilitas adalah suatu usaha untuk mengoptimalkan struktur
neraca bank sedemikian rupa agar diperoleh laba maksimal sekaligus membatasi resiko
menjadi sekecil mungkin. Manajemen aktiva dan pasiva disebut pula dengan Asset and
Liability Management (ALMA). Kedua sisi neraca, dimana sisi pasiva yang menggambarkan
sumber dana dan sisi aktiva yang menggambarkan penggunaan dana harus dikelola secara
efisien, efektif, produktif secara optimal.

Tentunya semua orang sudah tak asing lagi dengan istilah asset dan juga liabilitas.
Asset dan Liabilitas seperti dua sisi mata uang yang tidak mungkin terpisah dan selalu
berkaitan. Seperti yang kita ketahui pada umunya, asset dapat diartikan dengan mudah
sebagai harta dan liabilitas diartikan sebagai kewajiban / hutang. Namun pada kenyataannya
tidak semudah itu, masih banyak orang yang salah mengartikan asset dan liabilitas. Untuk itu
mari perlahan kita coba untuk memahami pengertian asset dan liabilitas agar tidak lagi salah
arti dalam mengelola asset maupun liabilitas.

Aset adalah sumber daya yang kita kuasai yang merupakan akibat dari sebuah
peristiwa sebelumnya, yang mana dengan harapan nantinya kita dapat memperoleh manfaat
di masa depan. Dengan kata lain kita mengharap ada aliran kas masuk dari sumber daya yang
kita kuasai, atau lebih sederhana dapat dikatakan ada pendapatan yang masuk ke kantong kita
dari pemanfaatan sumber daya yang kita kuasai tersebut.

Liabilitas adalah hutang yang harus dilunasi atau pelayanan yang harus dilakukan
pada pihak lain. Dengan kata lain, atas liabilitas ini kita ada aliran kas keluar dari sumber
daya kita untuk memberikan pelayanan atau membayar hutang pada pihak lain. Dengan lebih
sederhana dapat diartikan bahwa liabilitas adalah sesuatu yang dapat mengeluarkan uang dari
kantong kita. Jadi dari pengertian diatas kita tidak dapat semerta-merta mengartikan asset
adalah harta atau kekayaan kita.

1
B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud pengertian dari Aset dan liabilitas


2. Apa saja jenis – jenis Aset dan liabilitas
3. Apa saja contoh Aset dan liabilitas
4. Apa saja kebijakan Aset dan liabilitas

C. TUJUAN PENULISAN

1. Untuk mengetahui pengertian Aset dan liabilitas


2. Untuk mengetahui jenis – jenis Aset dan liabilitas
3. Untuk mengetahui contoh Aset dan liabiltas
4. Untuk mengetahui kebijakan Aset dan liabilitas

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN ASET DAN LIABILITAS

Pengertian Aset adalah semua sumber ekonomi atau kekayaan yang dimiliki oleh
suatu entitas yang diharapkan dapat memberikan manfaat usaha di masa depan. Di dalam
ilmu akuntansi aset atau aktiva dimasukkan dalam neraca dengan saldo normal debit. Sumber
ekonomi atau kekayaan tersebut adalah semua sumber daya yang dimiliki, baik itu dalam
bentuk benda ataupun hak kuasa yang diperoleh di masa lalu dan dimaksudkan agar
memberikan manfaat di kemudian hari.

Untuk mendapatkan pengakuan sebagai aset, maka semua sumber ekonomi tersebut
terlebih dahulu harus dapat diukur dengan satuan mata uang, baik itu dollar, rupiah, atau mata
uang lainnya. Ada beberapa cara yang umum dilakukan untuk mendapatkan aset, misalnya
dengan cara membeli, membangun sendiri, dan pertukaran aset.

Pengertian Aset menurut para ahli

Definisi aset juga dijelaskan oleh para ahli, baik melalui pendapat, teori-teori, asumsi, dan
juga melalui undang-undang. Berikut ini adalah pengertian aset menurut para ahli:

1. Hidayat

Menurut Hidayat pengertian aset adalah barang atau benda yang bergerak dan juga tidak
bergerak, baik yang berwujud (tangible) maupun yang tidak berwujud (intangible), dimana
keseluruhan hal tersebut mencakup aset atau harta aset dari suatu organisasi, instansi, badan
usaha, ataupun perorangan.

2. Munawir

Menurut Munawir pengertian aset adalah sarana atau sumber daya yang memiliki nilai
ekonomis yang mampu menunjang perusahaan dalam harga perolehnnya atau nilai wajarnya
harus diukur secara objektif.

3
3. Siregar

Menurut Siregar pengertian aset adalah barang (thing) atau sesuatu barang (anything) yang


memiliki nilai guna atau ekonomi (economic value), nila komersial (commercial value) atau
nilai tukar (exchange value) yang dimiliki oleh suatu badan usaha, instansi atau perorangan.

4. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)

Menurut IAI pengertian aset adalah sumber daya yang dikuasi oleh perusahaan sebagai akibat
dari kejadian yang terjadi pada masa lalu dan mendatangkan manfaat ekonomis di masa
depan bagi perusahaan.

5.  Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)

Menurut PSAK No. 16 revisi tahun 2011 pengertian aset adalah semua kekayaan yang
dimiliki oleh seseorang atau perusahaan, baik berwujud maupun tidak berwujud yang
berharga atau bernilai yang akan mendatangkan manfaat bagi seseorang atau perusahaan
tersebut.

Liabilitas (bahasa Inggris: liability) adalah Hutang yang harus dilunasi atau pelayanan


yang harus dilakukan pada masa datang pada pihak lain. Liabilitas adalah kebalikan
dari aset yang merupakan sesuatu yang dimiliki. Contoh liabilitas adalah uang yang dipinjam
dari pihak lain, giro atau cek yang belum dibayarkan, dan pajak penjualan yang belum
dibayarkan ke negara.

Istilah liabilitas diadopsi dari bahasa Inggris liability untuk menggantikan istilah


sebelumnya, kewajiban. Kini kata kewajiban digunakan untuk merujuk pada istilah bahasa
Inggris obligation. Liabilitas dimasukkan dalam neraca dengan saldo normal kredit, dan
biasanya dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:

1. Liabilitas jangka pendek - liabilitas yang dapat diharapkan untuk dilunasi dalam
jangka pendek (satu tahun atau kurang). Biasanya terdiri dari utang pembayaran
(hutang dagang, gaji, pajak, dan sebagainya), pendapatan ditangguhkan, bagian dari
utang jangka panjang yang jatuh tempo dalam tahun berjalan, obligasi jangka pendek
(misalnya dari pembelian peralatan), dan lain-lain.

4
2. Liabilitas jangka panjang - liabilitas yang penyelesaiannya melebihi satu periode
akuntansi (lebih dari satu tahun). Biasanya terdiri dari utang jangka panjang, obligasi
pensiun, dan lain-lain.

B. JENIS- JENIS ASET DAN LIABILITAS


Jenis-jenis Aset (Aktiva) dan Pengklasifikasiannya:
Pada umumnya, Aset atau Aktiva dapat diklasifikasikan menjadi 3 golongan utama
yaitu pengklasifikasian Aset berdasarkan Konvertibilitas, berdasarkan Keberadaan Fisik dan
berdasarkan Penggunaannya. Berikut ini adalah jenis-jenis Aset berdasarkan klasifikasinya.
1. KONVERTIBILITAS (Convertibility)

Yang dimaksud dengan Konvertibilitas dalam pengklasifikasian ini adalah kemudahan


suatu aset untuk dapat ditukarkan menjadi uang tunai. Berdasarkan Konvertibilitas, Aset atau
Aktifa dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu Aktiva Lancar dan Aktiva tidak lancar.

Aset Lancar (Aktiva Lancar)

Aset Lancar atau Aktiva Lancar yang dalam bahasa Inggris disebut dengan Current
Assets ini aset yang dapat dengan mudah dikonversikan menjadi kas (uang tunai) dan setara
kas (biasanya dalam satu tahun). Aset lancar juga disebut aset likuid. Contoh-contoh Aset
Lancar atau Aktiva lancar ini diantaranya seperti :

 Kas
 Surat-surat Berharga (saham, obligasi)
 Piutang Dagang
 Perlengkapan Kantor
 Persediaan Barang Dagang
 Deposito Jangka Pendek

Aset Tidak Lancar (Aktiva Tidak Lancar)

Aset tidak lancar atau Aktiva Tidak lancar (Non-current Assets) adalah aset yang tidak
mudah dan mudah dikonversi menjadi uang tunai dan setara kas. Aset tidak lancar juga
disebut aset tetap, aset jangka panjang, atau aset keras. Contoh aset tidak lancar atau tetap
meliputi:

5
 Tanah
 Bangunan
 Mesin
 Peralatan
 Paten
 Merek Dagang

2. KEBERADAAN FISIK (Physical Existence)

Berdasarkan Keberadaan Fisik, Aset dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu Tangible Assets
(Aset Berwujud) dan Intangible Assets (Aset Tidak Berwujud).

Aset Berwujud (Tangible Assets)

Aset berwujud atau Tangible Assets adalah aset yang memiliki keberadaan fisik (kita dapat
menyentuh, merasakan, dan melihat). Contoh aset berwujud ini meliputi:

 Tanah
 Bangunan
 Mesin
 Peralatan
 Kas
 Peralatan Kantor
 Persediaan Barang Dagang
 Surat berharga (Saham, Obligasi)

Aset Tak Berwujud (Intangible Assets)

Aset tidak berwujud adalah aset yang tidak memiliki keberadaan fisik. Contoh aset tidak
berwujud meliputi:

 Good will (Nilai lebih yang dipunyai perusahaan dikarenakan keistimewaan tertentu)
 Hak Paten
 Hak Cipta

6
 Hak Sewa
 Merek Dagang
 Izin
 Kekayaan intelektual perusahaan

3. PENGGUNAANNYA (Usage)

Aset atau Aktiva juga dapat diklasifikasikan berdasarkan Penggunaannya.


Berdasarkan penggunaan operasionalnya, aset diklasifikasikan sebagai aset operasi atau aset
non-operasional.

Aset Operasi (Operational Assets)

Aset operasional adalah aset yang diperlukan dalam operasi bisnis sehari-hari. Dengan kata
lain, aset operasi digunakan untuk menghasilkan pendapatan. Contoh aset operasi meliputi:

 Kas
 persediaan
 Bangunan
 Mesin
 Peralatan
 Hak Paten
 Hak Cipta
 Goodwill
Aset Non-Operasi (Assets Non-Operational)

Aset non-operasional adalah aset yang tidak diperlukan untuk operasi bisnis sehari-hari tetapi
masih dapat menghasilkan pendapatan. Contoh aset non-operasional ini diantaranya seperti :

 Investasi jangka pendek


 Surat berharga (Saham, Obligasi)
 Tanah kosong
 Penghasilan bunga dari deposito tetap

7
Jenis-Jenis Liabilitas dan Contoh Penenrapannya

1. Kewajiban lancar ( liabilitas jangka pendek)


Ini adalah liabilitas yang jatuh tempo dan terhutang dalam satu tahun. Kewajiban
tidak lancar (liabilitas jangka panjang) adalah liabilitas yang jatuh tempo setelah satu tahun
atau lebih. Kewajiban kontinjen adalah kewajiban yang mungkin atau mungkin tidak timbul
tergantung pada peristiwa tertentu.

Contoh kewajiban lancar:

 Akun hutang
 Hutang bunga
 Hutang pajak penghasilan
 Hutang tagihan
 Overdraft rekening bank
 Biaya masih harus dibayar
 Pinjaman jangka pendek

2. Jenis Kewajiban: Kewajiban Tidak Lancar


Kewajiban tidak lancar, juga dikenal sebagai liabilitas jangka panjang, adalah utang
atau kewajiban yang jatuh tempo dalam waktu lebih dari satu tahun. Kewajiban jangka
panjang adalah sumber penting dari pembiayaan jangka panjang perusahaan. Perusahaan
mengambil utang jangka panjang untuk memperoleh modal langsung untuk membiayai
pembelian aset modal atau berinvestasi dalam proyek-proyek modal baru.

Kewajiban jangka panjang sangat penting dalam menentukan solvabilitas jangka panjang
perusahaan. Jika perusahaan tidak dapat melunasi kewajiban jangka panjangnya ketika jatuh
tempo, maka perusahaan akan menghadapi krisis solvabilitas.

Daftar kewajiban tidak lancar:

 Hutang obligasi
 Wesel jangka panjang
 Kewajiban pajak tangguhan
 Hutang hipotek
 Sewa modal

8
3. Libilitas atau Kewajiban Kontinjensi
Kewajiban kontinjen adalah kewajiban yang mungkin terjadi tergantung pada hasil dari
peristiwa masa depan. Oleh karena itu, kewajiban kontinjen adalah liabilitas potensial
seperti etika profesi akuntan.Jenis-Jenis Libilitas Untuk Perlindungan Bisnis:

1. Kesalahan Kesalahan Bagi Para Profesional


2. Direksi dan Pejabat untuk Manajer Eksekutif
3. Asuransi Kewajiban 
4. Asuransi Kejahatan1

C. CONTOH ASET DAN LIABILITAS

Aset adalah harta yang memberi kita penghasilan. Aset adalah sesuatu yang membuat
yang mengalir ke kantong kita. Lebih ciamik lagi kalau penghasilan yang diperoleh itu
besarnya melebihi cicilannya. Misalkan anda kredit mobil Avanza 4 juta perbulan. lantas
disewakan 5 juta perbulan.

Arus Kas Aset

Liabilitas adalah harta yang membuat kita mengeluarkan uang dari kantong kita. Intinya,
liabilitas itu beban. Memang kita punya harta, misalnya mobil tua yang sering mogok. Tapi

1
https://dosenekonomi.com/ilmu-ekonomi/akuntansi/jenis-jenis-liabilitas
9
itu bukan aset, karena menambah beban pengeluaran. Karena sering service kan? Sering ganti
suku cadang kan? Nah, itulah liabilitas.2

Arus Kaos Liabilitas

Kalau kita nggak ngerti bedanya, semua akan anggap aset. Akhirnya kita jadi kolektor
barang-barang busuk. Bukannya memberi penghasilan, tapi malah nambah pengeluaran. Jadi:

Aset = memasukkan yang ke kantong

Liabilitas = mengeluarkan yang dari kantong.

Lalu , properti itu aset atau liabilitas? Jawabannya tergantung. Properti, kalau anda
utang 1 milyar, cicilannya 13 juta perbulan selama 10 tahun. Anda kostkan properti itu,
menghasilkan bersih 17 juta perbulan. Jadi anda surplus 4 juta. Ini baru namanya Aset.
Artinya kantong kita bertambah setiap bulannya 4 juta. Tapi kalau cicilannya 13 juta, tapi
dapatnya cuma 8 juta, tekor 5 juta. Itu namanya Liabilitas. Tiap bulan nombok 5 juta. Lantas
kuat sampai kapan? Kalau sudah nggak kuat lagi, terpaksalah properti itu harus dijual supaya
keuangan kita nggak berdarah-darah. Padahal jual properti dalan kondisi BU (butuh uang),
pasti harganya terjun bebas.

2
http://serbabisnisonline.blogspot.com/2014/02/apa-itu-aset-dan-liabilitas-dan.html
10
Pertanyaan lagi, mobil itu aset apa liabilitas? Tergantung. Kalau anda beli Toyota Alphard
kemudian anda pakai sendiri, ya itu namanya Liabilitas. Kalau anda beli Alphard lalu buat
taksi, dan ada hasil surplus, itu baru namanya Aset. Kocek anda bertambah terus tiap bulan.

D. KEBIJAKAN ASET DAN LIABILITAS


Untuk mengatur pengelolaan aset dan liability agar likuiditas dapat terpenuhi dan
profitabilitas dapat optimal.
1. Giro Wajib Minimum (“GWM”). GWM adalah saldo minimun giro Divisi
Usaha/Bank Syariah di Bank Indonesia yang besar saldo minimumnya harus selalu
dijaga sesuai ketentuan Bank Indonesia baik dalam rupiah maupun dalam valuta
asing.
2. Cash Reserve (“CR”). CR adalah uang tunai (kas) yang harus selalu dipelihara untuk
pemenuhan transaksi harian secarai tunai pada masing-masing unit bisnis. Besarnya
dana kas ini harus diukur seefektif mungkin untuk menghindari besarnya
dana idle yang akan memengaruhi pendapatan dan bagi hasil kepada pemilik dana.
Besarnya disesuaikan dengan kondisi masing-masing unit bisnis.
3. Penyaluran Dana Pada Aktiva Produktif. Penyaluran Dana dapat disalurkan pada: a.
Piutang maupun Pembiayaan kepada nasabah perorangan maupun badan hukum; b.
Investasi dalam sekuritas khususnya obligasi syariah. c. Penempatan dana pada
UUS/bank syariah lainnya dalam bentuk Investasi Mudharabah Antarbank (IMA). d.
Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI); e. Aktiva Produktif lainnya yakni,
Penyertaan atau Surat Berharga lainnya.
4. Prioritas Pendanaan. Dalam hal kekurangan dana (Shortage of Fund), UUS/bank
syariah dapat mencari dana dengan cara antara lain: (1) Berupaya menghimpun dana
dari pihak ketiga dengan memperhatikan komposisi sumber dana yang tidak
terkonsentrasi pada nasabah berskala besar hal ini untuk menjaga penarikan besar-
besaran yang tidak diharapkan; (2) Bantuan Likuiditas dari Induk Perusahaan; (3)
Menerbitkan Sertifikat Investasi Mudharabah Antarbank (SIMA); (4) Menerbitkan
Obligasi Syariah; (5) Bantuan Likuditas dari Bank Indonesia. (6) Fasilitas Pendanaan
Jangka Pendek Syariah (FPJPS) dari Bank Indonesia. (7) Fasilitas Likuiditas Intrahari
Syariah (FLIS). Bantuan likuiditas BI sebaiknya dihindari.

BAB III

11
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dalam laporan keuangan, kita pasti menemukan kata aset (asset) dan kewajiban
(liability) yang dapat menggambarkan posisi keuangan dari sebuah organisasi atau
perusahaan. Tidak sedikit, pihak eksternal menjadikan laporan keuangan sebagai tolok ukur
untuk mengukur kinerja suatu organisasi atau perusahaan. Dari alasan tersebut, organisasi
atau perusahaan harus mampu mengelola aset dan kewajibannya dengan optimal melalui
penetuan strategi yang andal untuk mencapai kinerja bisnis berdasarkan skala dan
kompleksitasnya.

B. SARAN

Penulis berharap kepada para pembaca agar memberikan kritik dan saran yang membangun
demi kesempurnaan makalah ini kedepannya, dan penulis berharap pembaca dapat
menjadikan ini sebuah acuan dalam mempelajari tentang manajemen aset dan liabiilitas ini.

12
DAFTAR PUSTAKA

 https://dosenekonomi.com/ilmu-ekonomi/akuntansi/jenis-jenis-liabilitas
 https://dosenekonomi.com/ilmu-ekonomi/akuntansi/jenis-jenis-liabilitas

 https://proxsisgroup.com/https-ibfgi-com-mengenal-lebih-dekat-dengan-asset-
liability-management-alma/

13

Anda mungkin juga menyukai