Makalah Agama Kel13
Makalah Agama Kel13
Disusun oleh :
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah
ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran
maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusun makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................iii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan.....................................................................................................................2
BAB II..................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN...................................................................................................................................3
2.1 Entrepreneuship dan Tanggungjawab Sosial..........................................................................3
2.2 Bangun Usaha Bersama Sesuai Syariah...................................................................................4
2.3 Mensyukuri Indonesia Karya...................................................................................................5
2.4 Jaminan Sosial...........................................................................................................................7
BAB III.................................................................................................................................................9
PENUTUP............................................................................................................................................9
3.1 Kesimpulan................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
besarnya) dengan kepentingan lingkungan dan sosial. Sekaligus memenuhi harapan para
pemegang saham dan para pemangku kepentingan yang terkait.
Konsep CSR yang diterapkan dengan baik dan benar dapat membawa banyak keuntungan
kompetitif. Keuntungan itu antara lain peningkatan akses modal, peningkatan penjualan yang
akhirnya meningkatkan keuntungan, penghematan biaya operasional perusahaan, peningkatan
produktivitas dan kualitas, peningkatan citra brand yang positif, pengambilan keputusan yang
baik dan proses manajemen risiko.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Dalam tataran praksis, Nabi Muhammad menjadi teladan entrepreneur, baik dalam
bidang perdagangan maupun dalam bidang pertanian. Dalam bidang perdagangan, nabi telah
menjalankan bisnis sejak berusia sebelas tahun, sedangkan dalam mengelola lahan pertanian,
Nabi pernah bekerjasama dengan kaum Yahudi di Khaibar dengan sistem bagi hasil.
Kerjasama usaha para entrepreneur pada umumnya dilakukan dalam bentuk informal
lingkung keluarga (famili) dan hubungan baik pertemanan, dan tidak secara resmi berbadan
hukum koperasi. Meskipun demikian, jiwa kerjamsama usaha ini sama dengan bentuk usaha
Koperasi yang menghargai manusia bukan hanya karena faktor tenaganya semata. Lebih dari
itu, manusia dihargai karena kreativitas, ide bisnis dan kecakapannya dalam memasarkan
produk kreatif tersebut.
Motivasi para entrepreneur bekerjasama menjalankan koperasi secara informal adalah
adanya kesamaan kebutuhan untuk meningkatkan daya saing, volume usaha, efisiensi dan
keuntungan. Kesamaan kebutuhan dimaksud meliputi:
1. Kebutuhan ekonomis
a. Kebutuhan mendapatkan pinjaman yang cepat, murah, dan cepat.
b. Produksi bersama untuk mendapatkan harga yang layak dari barang-barang yang
dijual.
c. Kebutuhan membeli bahan baku atau melakukan pembayaran bersama agar
mendapatkan keringanan atau diskon khusus.
2. Kebutuhan politis
a. Kebutuhan menghindari pemerasan ekonomi dan sosial.
b. Menghindari persaingan tidak sehat.
3. Kebutuhan manajerial
a. Menyatukan dan memperkuat potensi ekonomi, solidaritas, dan efektivitas
kordinasi antar pelaku usaha supaya mendapatkan pelayanan yang prima, teratur,
dan berkelanjutan.
b. Melakukan pembagian kerja sesuai keahlian sehingga dapat meningkatkan
kualitas mutu barang dan jasa.
4
2. Menyelenggarakan sistem ekonomi koperasi yang berorientasi pada sebesar-besarnya
kemakmuran jaya
3. Memberikan jaminan sosial bagi kaum fakir miskin dan orang-orang yang terlantar
Secara umum, Revrisond Baswir menyusun lima ciri sistem ekonomi indonesia sebagai
berikut:
Asas kekeluargaan dalam bangun ekonomi indonesia adalah koperasi, lawan dari
paham kolonialisme dengan anak kandungnya, kapitalisme dan liberalisme. Dalam sistem ini,
eksistensi perusahaan swasta milik perseorangan bersifat transisional dan terbatas.
Asas kekeluargaan atau jiwa koperasi dalam sistem kenegaraan dapat dilihat dari sistem
negara pengurus sperti DPR dan DPD. Dan untuk perencanaan pembangunan negara bisa
juga dilihat dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) yang diperhatikan
prioritasnya berdasarkan data statistik dan kajian lapangan.
Secara ideologis, koperasi bukan hanya kumpulan orang tapi juga per sekutuan
gagasan, ide, cita cita, semangat dan usaha mewujudkan kemakmuran semua orang. Koperasi
dibangun atas dasar:
5
3. Wilayah yang sama
Ayat di atas menjelaskan bahwa unsur utama kemakmuran masyarakat surga adalah
terpenuhinya segala kebutuhan dasar, terutama pangan, sandang, dan rumah tinggal yang
diistilahkan dengan "tidak lapar, dahaga, telanjang, dan kepanasan". Kemudian, masyarakat
di surga juga hidup dalam suasana aman, damai, harmonis, tidak terdapat suatu dosa,
penindasan, kriminalitas atau perilaku asusila yang menimbulkan rasa takut.
Cita kemakmuran dalam Al-Qur'an juga tercermin dalam doa nabi Ibrahim yang
mengharapkan Makkah menjadi negeri yang aman dan damai (baladin amin), mampu
melindungi seluruh rakyat dari ketakutan, makmur dan sejahtera (baldatin thoyyibah),
memiliki kedaulatan dan ketahanan pangan yang kuat.
Dari dimensi ekonomi, kemakmuran ditandai dengan terpenuhinya standar hidup
layak. Ukuran kelayakan itu secara umum dapat dilihat dari kemampuan daya beli, terutama
kesanggupan memenuhi kebutuhan pokok, yakni: makanan, pakaian, perumahan, pendidikan,
kesehatan, dan hiburan. Dalam soal ini, standar hidup layak secara numerik dapat kita
rumuskan dengan memeriksa kajian fikih Islam terkait dengan fidyah, zakat fitrah, dan zakat
mal. Secara kualitatif kriteria seseorang yang disebut fakir miskin adalah sebagai berikut:
6
1. Pengangguran dan tidak punya usaha apalagi harta.
2. Memiliki penghasilan dibawah standar hidup layak.
3. Memiliki usaha dan harta kurang dari separoh kebutuhan minimum keluarga selama
satu tahun.
4. Memiliki usaha dan harta hanya untuk mencukupi separoh atau lebih kebutuhan
dirinya sekeluarga dan tanggungannya setahun.
Untuk dana sosial umat bisa berasal dari kesalehan sosial atau denda akibat kelalaian
atau kejahatan. Dana sosial yang berasal dari kesalahan sosial antara lain wakaf [aset berupa
tanah, barang, atau dana abadi umat], wasiat, infak, dan sedekah. Sedangkan paket pendanaan
untuk masyarakat madani yang bersumber dari denda antara lain fidyah, kafarat, diyat, dan
dam.
7
2. Besarnya dana yang diberikan, sesuai dengan kebutuhan, sifat, dan bentuk
kemiskinan, luas dan dalamnya kemiskinan.
3. Cara bagaimana dana Zakat itu dipergunakan oleh yang bersangkutan, misalnya untuk
konsumtif ataukah produktif, untuk mengatasi hutang ataukah untuk modal kerja?
4. Kemampuan penerima zakat (mustahik) untuk mempergunakannnya dalam menolong
diri sendiri, apakah mustahik itu memiliki keterampilan dan kepandaian ataukah
belum?
5. Bentuk Zakat yang diberikan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi mustahik,
apakah berupa uang langsung tunai, ataukah modal natura berupa barang (misalnya
ternak!), hibah atau pinjaman, atau berupa pemberian keterampilan.
Kaum muslimin yang kaya wajib membayar zakat sesuai tarif yang disyariatkan, yakni
2,5% untuk tabungan, emas, perak dan harta perniagaan, 5% untuk hasil pertanian yang
diproduksi dengan bantuan teknologi, 10% untuk hasil pertanian tanpa teknologi, dan 20%
untuk rikaz hasil temuan purbaka dan pertambangan. Jika mereka mangkir, tidak bayar zakat
harus ditindak tegas, dihukum dalam rangka mendidik (tazi), bila tidak diindahkan perlu
diambil dengan paksa. Apabila ia memiliki kekuatan untuk melawan, maka diperangi sampai
takluk dan mau melaksanakannya.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Entrepreneuship dan Tanggungjawab Sosial Islam mengakui hak milik pribadi sebagai
hasil usaha yang diperoleh dengan cara yang sah dan halal, jika tidak bertentangan
dengan kepentingan umum dan tidak merenggut hak publik. Apabila kepemilikan itu
diperoleh secara tidak sah maka harus dicabut atau disita dari pemiliknya melalui proses
peradilan yang objektif, jujur, dan adil. Apabila kepemilikan itu diperoleh secara tidak sah
maka harus dicabut atau disita dari pemiliknya melalui proses peradilan yang objektif,
jujur, dan adil.
Seorang warga berhak memiliki tanah seluas yang perlu baginya sekeluarga. Namun
penggunan hak milik tanah itu harus sesuai dengan sifat atau fungsi kemasyarakatan,
tidak boleh menjadi alat menindas orang lain. Tanah yang dikuasai persoarangan, tetapi
dibiarkan terlantar, tidak produktif, tidak dimanfaatkan sesuai sifat sosialnya, maka harus
dikembalikan kepada negara atau mengalihkannya kepada warga yang lain.
9
DAFTAR PUSTAKA
Riadi, O. M. (2020, Januari 21). Entrepreneurship (Pengertian, Sifat, Manfaat dan Tahapan).
Retrieved from kajianpustaka.com:
https://www.kajianpustaka.com/2020/01/entrepreneurship-pengertian-sifat-manfaat-dan-
tahapan.html
Santoso, D. (2023). Pengertian Tangung Jawab Sosial Perusahaan (CSR). Retrieved from
smartpresence.id: https://smartpresence.id/blog/hr/pengertian-tangung-jawab-sosial-
perusahaan-csr
10