Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH MANAJEMEN KEUANGAN

PRESENT VALUE DAN PEMILIHAN AKTIVA TETAP

DISUSUN OLEH

KELOMPOK IV:

1. Elsa Norma Sari (C1C019085)


2. Arinda Putri N (C1C019086)
3. Istiqomahturrokhmah (C1C019087)
4. Bethari Nabila (C1C019089)
5. Diajeng Sekar Wangi (C1C019091)
6. Syifa' Ibnatu Sulaiman (C1C019092)
7. Dwika Damara (C1C019094)
8. Farah Hanifa A (C1C019099)
9. Muh. Rafi Naufal Ikhsan (C1C019101)
10. Rifda Firmania Puteri (C1C019103)
11. Rizqi Amaliya Az Zahro’ (C1C019107)
12. Bebita Ardiyanti Tanjung (C1C019109)

AKUNTANSI REGULER – A
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita
nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Makalah ini akan mendiskusikan present value terkait pemilihan dalam aktiva tetap. Hal ini
akan mencakup beberapa bahasan seperti prinsip penilaian aktiva tetap, criteria penilaian
investasi, konsep present value, dan sebagainya.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini sehingga
saran-saran konstruktif dari para pembaca sangatlah kami harapkan. Akhirnya kami berharap
semoga makalah ini dapat berkontribusi dalam menyumbangkan referensi dalam mata kuliah
Manajemen Keuangan.

Purwokerto, 23 Maret 2020

Hormat kami,

Kelompok 4
DAFTAR ISI
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................1
C. Tujuan........................................................................................................................................1
BAB II..................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN...................................................................................................................................2
A. AKTIVA TETAP......................................................................................................................2
1. Pengertian Aktiva Tetap........................................................................................................2
2. Prinsip – Prinsip Penilaian Aktiva Tetap...............................................................................2
3. Cara perolehan aktiva tetap....................................................................................................3
4. Penyajian Aktiva Tetap dalam Laporan Keuangan................................................................3
5. Beban yang Dikeluarkan dalam Penggunaan Aktiva Tetap...................................................4
B. Operating Expenditure (Belanja Operasi)..................................................................................5
1. Perputaran Dana yang diinvestasikan dalam Aktiva Tetap....................................................5
2. Capital Budgeting (Anggaran Belanja Modal).......................................................................5
3. Penggolongan Investasi dalam Aktiva Tetap.........................................................................6
4. Analisis Arus Kas (Cashflow Analysis).................................................................................6
5. Kriteria yang dibutuhkan dalam penilaian Investasi Modal Tetap.........................................6
C. Average Rate of Return (ARR)/Accounting Rate of Return (ARR)..........................................9
D. Perluasan Penggunaan Konsep Nilai Sekarang (Present Value)..............................................10
BAB III...............................................................................................................................................11
PENUTUP..........................................................................................................................................11
Kesimpulan......................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................12
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Secara umum akuntansi mencakup kegiatan pendapatan dimulai dari transaksi
dicatat untuk pertama kali dalam jurnal hingga menjadi laporan keuangan. Sehingga
dapat dikatakan bahwa akuntansi sangatlah penting dalam kegiatan sehari-hari
terutama bagi operasi perusahaan dalam satu periode. Di dalam akuntansi kita telah
mengenal proses penyusunan laporan keuangan yang mana terdapat nama-nama
akun dan nomor-nomor akun yang sesuai dengan ketentuan perusahaan. Proses
akuntansi diantaranya mulai dengan bukti transaksi, jurnal (jurnal umum dan jurnal
khusus), posting buku besar, neraca saldo, jurnal penyesuaian, neraca lajur, laporan
keuangan (laporan laba rugi, neraca, laporan perubahan ekuitas), jurnal penutup,
neraca saldo setelah pentupan, dan jurnal balik.

Time Value of Money atau dalam bahasa Indonesia disebut nilai waktu uang
adalah merupakan suatu konsep yang menyatakan bahwa nilai uang sekarang akan
lebih berharga dari pada nilai uang masa yang akan datang atau suatu konsep yang
mengacu pada perbedaan nilai uang yang disebabkan karena perbedaaan waktu.
Uang yang diterima sekarang nilainya lebih besar daripada uang yang akan diterima
dimasa mendatang. Nilai waktu dari uang berhubungan dengan nilai saat ini dan nilai
yang akan datang.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari aktiva tetap ?


2. Apa prinsip penilaian aktiva tetap dan bagaimana cara memperolehnya ?
3. Bagaimana cara mengelola belanja operasi di suatu perusahaan ?
4. Kriteria apa saja yang dibutuhkan dalam penilaian Investasi Modal Tetap ?

C. Tujuan

1. Mengetahui dan memahami pengertian aktiva tetap.


2. Mengetahui dan memahami prinsip penilaian aktiva tetap dan cara memperoleh
aktiva tetap tersebut.
3. Mengetahui dan memahami cara mengelola belanja operasi pada suatu
perusahaan.
4. Mengetahui dan memahami kriteria yang dibutuhkan dalam penilaian investasi
modal tetap.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. AKTIVA TETAP
1. Pengertian Aktiva Tetap

Aktiva tetap (Fixed Assets) adalah aktiva berwujud yang dimiliki untuk digunakan
dalam kegiatan usaha perusahaan, dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu
tahun. Dari pengertian ini, maka yang dapat digolongkan sebagai aktiva tetap harus
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
a. Mempunyai bentuk fisik.
b. Dimiliki untuk digunakan dalam kegiatan operasi perusahaan (dalam kegiatan
normal tidak dimaksudkan untuk dijual).
c. Mempunyai masa (usia) kegunaan lebih dari satu tahun.

2. Prinsip – Prinsip Penilaian Aktiva Tetap

Aktiva tetap lazimnya dicatat sejumlah harga perolehannya. Yang dimaksud


dengan harga perolehan adalah uang yang dikeluarkan atau hutang yang timbul untuk
memperoleh aktiva tetap, sampai aktiva tetap yang bersangkutan siap dioperasikan.
Jadi, sehubungan dengan proses perolehannya, maka harga perolehan aktiva tetap
ditetapkan sebagai berikut :

a. Aktiva tetap yang diperoleh dalam bentuk siap pakai, harga perolehan
ditetapkan atas dasar harga beli ditambah dengan biaya yang terjadi sehubungan
dengan usaha menempatkan aktiva tetap yang bersangkutan pada kondisi dan
tempat yang siap dipergunakan, seperti bea masuk, pajak pertambahan nilai, biaya
pengangkutan, biaya pemasangan, biaya percobaan dan lain sebagainya.
b. Aktiva tetap yang dibangun sendiri, harga perolehan ditetapkan atas dasar
biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan pembangunan aktiva tetap yang
bersangkutan, hingga siap digunakan. Dengan demikian meliputi biaya bahan
langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya – biaya tak langsung (overhead).
c. Aktiva tetap yang diperoleh melalui pertukaran non moneter, harga perolehan
ditetapkan atas dasar harga pasar aktiva yang diserahkan atau harga pasar aktiva
yang diterima, tergantung harga mana yang dianggap lebih wajar.
d. Aktiva tetap yang diperoleh dari sumbangan, harga perolehan ditetapkan atas
dasar aktiva yang diterima atau harga taksiran yang wajar.

2
e. Aktiva tetap yang diperoleh secara gabungan, harga perolehan masing-masing
aktiva ditentukan atas dasar alokasi harga perolehan gabungan dengan
perbandingan yang wajar.

3. Cara perolehan aktiva tetap

Untuk memiliki aktiva tetap, perusahaan menempuh dengan beberapa cara.


Berikut ini dibahas mengenai beberapa cara perolehan aktiva tetap :

a. Pembelian tunai
Pembelian aktiva tetap secara tunai, dicatat debit pada perkiraan aktiva tetap
yang bersangkutan sebesar harga perolehannya dan kredit pada perkiraan kas.

b. Pembelian secara kredit


Pembelian aktiva tetap secara kredit, dicatat debit pada perkiraan aktiva tetap
yang bersangkutan sejumlah harga tunainya. Selisih antara harga tunai dengan
harga kredit, dicatat debit pada perkiraan Beban Bunga.

c. Pertukaran dengan aktiva non moneter


Aktiva non moneter adalah aktiva yang nilainya menurut ukuran satuan uang
tidak mempunyai jumlah yang tetap, seperti persediaan, tanah, bangunan dan
peralatan. Aktiva tetap yang diperoleh dari pertukaran aktiva non moneter, secara
umum dicatat sebesar harga pasar aktiva tetap yang diterima. Selisih antara harga
pasar yang diterima dengan harga buku aktiva yang diserahkan, dicatat sebagai
laba rugi pertukaran. Yang dimaksud dengan harga buku adalah harga menurut
catatan, atau harga perolehan dikurangi dengan jumlah penyusutan (akumulasi
penyusutan).

d. Sumbangan dari pihak lain


Aktiva tetap yang diperoleh dari sumbangan pihak lain, dicatat sebesar
harga taksiran atau harga pasar yang wajar, yaitu debit pada perkiraan aktiva
tetap yang bersangkutan dan kredit pada perkiraan modal yang berasal dari
sumbangan.

4. Penyajian Aktiva Tetap dalam Laporan Keuangan


Aktiva tetap yang diliki perusahaan biasanya memiliki nilai yang cukup
material dibandingkan dengan total asset yang dimiliki perusahaan tersebut. Karena
itu, metode penilaian dan penyajian aktiva tetap sebuah perusahaan akan bepengaruh
terhadap laporan keuangan perusahaan bersangkutan.

Berkaitan dengan penilaian dan penyajian aktiva tetap, IFRS mengizinkan


salah satu dari dua metode yang dapat digunakan, yaitu :

a.    Berbasis Harga Perolehan (Biaya)

3
Ini adalah metode peniaian asset yang didasarkan paa jumlah pengorbanan
ekonomis yang dilakukan perusahaan untuk meperoleh asset tetap tertentu sampai
asset tetap tersebut siap digunakan. Itu berarti nilai asset yang disajikan dalam laporan
keuangan adalah jumlah rupiah historis pada saat memperoleh asset tetap tersebut
dikurangi dengan akumulasi penyusutan (jika ada).

b.    Berbasis Revaluasi (Nilai Pasar)

Ini adalah metode penilaian asset yang di dasarkan pada harga pasar ketika
laporan keuangan disajikan. Penggunaaan metode ini akan memberikan gambaran yang
lebih akurat tentang nilai asset yang dimiliki perusahaan pada suatu waktu tertentu.
Karena nilai suatu aktiva tetap tertentu sering kali sudah tidak relevan lagi dengan
kondisi ketika laporan keuangan disajikan oleh perusahaan. Sebagai contoh, sebidng
tanah yang dibeli perusahaan 10 tahun yang lalu harganya pasti sudah berlipat-lipat
ganda pad saat ini. Jika tanah tersebut disajikan dengan menggunakan biaya historis,
maka dianggap tidak mencerminkan lagi kondisi actual aktiva tetap perusahaan ketika
laporan keuangan.

Dilihat dari kemudahan untuk medapatkan informasi tentang harga pasar (market


Value) suatu aktiva tetap, asset dapat dikelompokkan ke dalam tiga tingkatan, yaitu :

a. Asset yang harganya selalu tersedia setiap saat dan mudah diketahui, seperti harga
surat berharga di bursa efek. Harga berbagai saham dan obligasu yang terdaftar di
bursa efek Jakarta dapat dengan mudah diketahui oleh siapa saja kapan pun
diperlukan. Aktiva dalam kelompok ini mudah sekali menggunakan nilai pasar
sebagai dasar penilaian dan penyajiannya karena ketersediaan data serta cukup
objektif nilainya.
b. Asset yang harganya tidak selalu tersedia saetiap saat dan tidak langsung diketahui
dengan mudah, seperti harga property dan berbagai mesi yang dimiiki perusahaan.
Tanah dan bangunan yang dimiliki perusahaan memang selalu memiliki nilai pasar,
tetapi harganya akan selalu berbeda antara pihak-pihak yang berkepentingan
dengan asset tersebut. Untuk menilai harga asset tersebut datanya tidak selalu
tersedia setiap saat.
c. Asset yang harga pasarnya tidak tersedia dan tidak mudah diketahui. Asset
semacam ini biasanya dimiliki oleh sebuah perusahaan karena pesanan khusus
akibat keunikan usaha perusahaan tersebut, atau karena hibah yang diberikan pihak
lain. Contohnya mencakup aktiva tetap berupa gudang pembeku daging atau ikan.
Gedung pembeku semacam itu biasanya di bangun secara khusus untuk kebutuhan
perusahaan penasok daging atau ikan yang harganya tidak akan tersedia di pasar.
Perusahaan yang memiliki bidang usaha yang berbeda tidak akan memerlukan
aktiva tetap semacam itu, karena itu, aktiva tetap semacam itu sulit untuk
menggunakan  dasar market value  dalam penyajian aktiva tetapnya di laporan
keuangan.

4
5. Beban yang Dikeluarkan dalam Penggunaan Aktiva Tetap
Beban-beban selama masa penggunaan aktiva tetap, Terdapat pengeluaran-
pengeluaran yang harus terjadi selama masa penggunaan aktiva tersebut agar dapat
memenuhi kebutuhan perusahaan. Beban-beban tersebut antara lain :

a. Reparasi dan pemeliharaan

Beban dalam kelompok ini dapat dipilah menjadi beban yang jumlahnya kecil
dan beban yang jumlahnya besar. Beban yang jumlahnya jecil di masukkan sebagai
bagian dari beban operasi tahun berjalan, sedangkan beban yang jumlahnya besar
dikapitalisasi ke dalam asset sehingga menambah harga perolehan aktiva tetap
tersebut.

b. Penggantian

Ada kemungkinan suatu bagian dari aktiva tetap harus diganti karena rusak. Jika
beban penggantian tersebut berjumlah kecil, maka akan langsung dibebankan sebagai
beban tahun berjalan, sedangkan jika jumlahnya besar  akan dikapitalisasi ke aktiva
tetap bersangkutan.

c. Penambahan

Penambahan adalah memperbesar atau memperluas fasilitas suatu asset, seperti


penambahan ruang dalam bangunan, penambahan kapasitas mesin, dan sebagainya.
Semua pengeluaran penambahan itu dikapitalisasi ke aktiva tetap bersangkutan.

B. Operating Expenditure (Belanja Operasi)

Pengeluaran dana, dimana jangka waktu kembalinya kurang dari 1 tahun.2)


Capital Expenditure (Belanja modal). Capital expenditure merupakan pengeluaran-
pengeluaran yang dilakukan oleh perusahan dengan harapan bahwa pengeluaran
tersebut akan memberikan manfaat atau hasil (benefit) untuk jangka waktu lebih dari
1 tahun. Adapun motif utama dalam melakukan capital expenditure, antara lain :
Pembelian akitiva tetap yang baru; Penggantian aktiva tetap yang lama; Perbaikan
atau modernisasi atas aktiva tetap yang lama

Untuk menilai alternatif capital expenditure maka sebagai dasar perhitungan


cash inflow dan cash outflow sesudah pajak.Usulan-usulan untuk capital expenditure
dapat merupakan proyek-proyek yang sifatnya independen maupun mutually
exclusive.

Mexclusive apabila dengan diterimanya salah satu proyek akan menutup


kemungkinan diterimanya proyek lain. Independent projects tidak akan
menghilangkan kesempatan proyek yang lain selama proyek-proyek tersebut dapat
memenuhi kriteria minimum yang sudah ditetapkan oleh perusahaan sebelumnya.

5
1. Perputaran Dana yang diinvestasikan dalam Aktiva Tetap

Perputaran dana investasi dalam aktiva tetap biasanya berbentuk bangunan, mesin,
kendaraan, dll yang akan diterima kembali oleh perusahaan secara berangsur-angsur
dalam beberapa tahun melalui depresiasi.Secara sederhana perputaran dana di kedua
aktiva dapat digambarkan sebagai berikut : Perputaran dana dalam aktiva tetap.

2. Capital Budgeting (Anggaran Belanja Modal)

Penganggaran modal atau capital budgeting merupakan keseluruhan proses dari


perencanaan dan pengambilan keputusan dalam hal pengeluaran dana dimana durasi
untuk mengembalikan dana tersebut lebih dari satu tahun. Capital budgeting memiliki
tujuan untuk memperoleh keuntungan di masa yang akan datang.

Tahap-tahap dalam capital budgeting:

1) Menyusun daftar usulan investasi


2) Menilai dan menyeleksi investasi-investasi yang diusulkan berdasarkan
criteria seleksi yang telah ditentukan
3) Memilih investasi diantara alternatif-alternatif yang diusulkan.

Manfaat capital budgeting: Untuk mengetahui kebutuhan dana yang lebih


terperinci, karena dana yang terikat jangka waktunya lebih dari 1 tahun; Agar tidak
terjadi over investment atau under investment; Dapat lebih terencana, teliti, karena
dana semakin banyak dan dalam jumlah yang sangat besar; Mencegah terjadinya
kesalahan dalam pengambilan keputusan (decision making).

3. Penggolongan Investasi dalam Aktiva Tetap

Investasi Penggantian, Investasi Penambahan Kapasitas, Investasi Penambahan


Produk Baru, Investasi Lain-lain

4. Analisis Arus Kas (Cashflow Analysis)

Dalam proses ini adalah mempertimbangkan arus kas selisih (incremental cash flow)
yang didefinisikan sebagai perbedaan antara arus kas perusahaan jangka proyek yang
diambil dan arus kas perusahaan tanpa proyek.Arus kas suatu proyek dapat
dikelompokkan menjadi 3 (tiga):Arus kas permulaan (initial cash flow)Arus kas
operasi (operating cash flow)Arus kas terminal (terminal cash flow)

5. Kriteria yang dibutuhkan dalam penilaian Investasi Modal Tetap

Dalam menilai suatu investasi yang akan dipakai untuk mengambil keputusan
investasi ada beberapa kriteria yang digunakan. Pada dasarnya kriteria penilaian
investasi dapat digolongkan menjadi 2 (dua) golongan yaitu:

6
Kriteria investasi yang mendasarkan pada konsep cash flow, terdiri dari :
 Konsep cash flow yang tidak memperhatikan nilai waktu dari uang atau faktor
diskonto (nondiscounted cash flow) yaitu metode pay back periode.
 Konsep cash flow yang memperhatikan nilai waktu dari uang atau kaktor diskonto
(discounted cash flow), yaitu: Nilai sekarang bersih/neto atau Net Present Value
(NPV)Indek keuntungan/Profitabilitas Indeks (PI)Internal Rate of Return
(IRR)Kriteria investasi yang mendasarkan pada konsep keuntungan/income adalah
Average Rate of Return (ARR)/Accounting Rate of Return (ARR).

a. Metode Payback Periode (PP)

Payback Periode merupakan periode yang dibutuhkan supaya mampu menutup kembali
pengeluaran investasi dengan memanfaatkan aliran kas neto (net cash flow) atau
proceed. Resiko akan semakin kecil apabila modal yang dikeluarkan dapat segera
kembali. Kriteria penerimaan proyek yang akan diterima adalah jika perbandingan
antara periode pengembalian lebih rendah dari periode pengembalian maksimum.

 Cara Menghitung Payback Period

Payback Period (Periode Pengembalian Modal) dapat dihitung melalui dengan cara
membagikan nilai investasi (Cost Of Invesment) dengan aliran kas netto yang masuk
per tahun (Annual Net Cash Flow).

 Rumus Payback Period

Pada sebuah rumus payback period dibagi menjadi 2 macam, berikut adalah
penjelasannya :

1. Rumus pengembalian aliran kas per tahun jumlahnya tidak sama.

Payback Period = n + (a-b) /(c-b) x 1 Tahun

Keterangan:

n : Tahun terakhir jumlah arus kas belum bisa menutupi modal investasi awal.

a : Jumlah investasi awal.

b : Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke – n

c : Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke n + 1

2. Rumus pengembalian aliran kas per tahun jumlahnya sama.

Payback Peiod = (investasi awal) /(arus kas) x 1 tahun

• Periode pengembalian lebih cepat : layak

• Periode pengembalian lebih lama : tidak layak

7
• Bila usulan proyek investasi lebih dari satu, maka periode pengembalian yang lebih
cepat akan dipilih.

b. Net Present Value (NPV)

Net Present Value (NPV) adalah perbedaan antara nilai sekarang dari arus kas yang masuk dan
nilai sekarang dari arus kas keluar pada sebuah waktu periode. NPV biasanya digunakan untuk
alokasi modal untuk menganalisa keuntungan dalam sebuah proyek yang akan dilaksanakan.
Net Present Value yang positf menandakan bahwa proyeksi pendapatan yang dihasilkan oleh
sebuah proyek atau investasi melebihi dari proyeksi biaya yang dikeluarkan. Pada umumnya
nilai NPV yang positif akan menjadi menguntungkan dan proyek yang memiliki NPV negatif
akan menghasilkan kerugian.

Rumus NPV :

(C1/1+r) + (C2/(1+r)2) + (C3/(1+r)3) + … + (Ct/(1+r)t) – C0

 NPV= Net Present Value (dalam Rupiah)


 Ct = Arus Kas per Tahun pada Periode t
 C0 = Nilai Investasi awal pada tahun ke 0 (dalam Rupiah)
 r = Suku Bunga atau discount Rate (dalam %)

Contoh :

Manjemen Perusahaan AAZZ ingin membeli mesin produksi untuk meningkatkan jumlah
produksi produknya. Harga Mesin produksi yang baru tersebut adalah sebesar Rp. 150 juta
dengan suku bunga pinjaman sebesar 12% per tahun. Arus Kas yang masuk diestimasikan
sekitar Rp. 50 juta per tahun selama 5 tahun. Apakah rencana investasi pembelian mesin
produksi ini dapat dilanjutkan?

Penyelesaiannya :
Diketahui : Ct = Rp. 50 juta
C0 = Rp. 150 juta
r = 12% (0,12)
Jawaban :
NPV = (C1/1+r) + (C2/(1+r)2) + (C3/(1+r)3) + (C3/(1+r)4) + (Ct/(1+r)t) – C0
NPV = ((50/1+0,12) + (50/1+0,12)2 + (50/1+0,12)3 + (50/1+0,12)4 + (50/1+0,12)5) -150
NPV = (44,64 + 39,86 + 35,59 + 31,78 + 28,37) – 150
NPV = 180,24 – 150
NPV = 30,24
Jadi nilai NPV-nya adalah sebesar Rp. 30,24 juta

c. Profitability Index (PI)

Merupakan pembagian antara nilai arus kas masuk sekarang yang akan diterima di
periode yang akan datang dengan nilai arus kas keluar.Untuk kriteria penerimaannya
investasi dapat dilihat dari profitability index yang lebih dari satu dan juga sebaliknya.

8
Rumus Profitability Indeks (PI):

Profitability Indeks (PI) = (Nilai Aliran Kas Masuk)/(Nilai Investasi)

Untuk pengambilan keputusan dari kriteria penilaiaan Profitability Indeks adalah PI


harus lebih besar dari 1 baru dikatakan layak. Semakin besar PI, maka investasi semakin
layak.

Kelayakan investasi menurut standara analisis ini adalah :

 Jika PI > 1 maka investasi tersebut dapat dijalankan (diterima)


 Jika PI < 1 maka investasi tersebut tidak layak untu dijalankan (ditolak)

d. Internal Rate of Return (IRR)

Didefinisikan sebagai tingkat bunga yang akan menjadikan jumlah nilai sekarang dari
prooceeds yang diharapkan akan diterima (PV of Future Proceeds ) sama dengan jumlah
nilai sekarang dari pengeluaran modal (PV of capital outlays ). Rumus IRR  juga dapat
dipakai untuk membuat suatu peringkat usulan dari  investasi  yaitu dengan
menggunakan tingkat pengembalian atas investasi yang dapat dihitung  yaitu dengan
mencari tingkat diskonto yang menyamakan nilai sekarang dari arus kas  yang masuk
proyek yang diharapkandengan suatu  yang  nilai sekarang biaya proyek atau sama
dengan tingkat diskonto yang  telah membuat NPV sama dengan nol.

IRR dapat  menjadi  sebuah indikator  dari tingkat efisiensi dari suatu investasi.
Sebuah proyek atau investasi dapat dilakukan apabila sebuah  laju pengembaliannya
(rate of return)  yaitu lebih besar dari laju pengembaliannya apabila melakukan suatu
investasi lain (bunga deposito bank, reksadana dan lainlainnya).

Fungsi dari  IRR juga dapat  dipakai dalam menentukan apakah bnr bahwa
investasi tersebut dapat  dilaksanakan ataukah  tidak. Karena itu,biasanya dipakai dengan
acuan bahwa investasi yang  telah dilakukan harus lebih tinggi dari Minimum
Acceptable Rate of Return (MARR). MARR ialah suatu  laju  dari pengembalian
minimum dari suatu investasi yang berani dilakukan oleh sebuah  investor.

C. Average Rate of Return (ARR)/Accounting Rate of Return (ARR)


Average rate of return disebut juga accounting rate of return atau accounting return
atau ARR adalah rasio keuangan yang digunakan dalam penganggaran modal. Rasio ini
tidak memperhitungkan konsep nilai waktu uang. ARR adalah persentase pengembalian.
jika ARR = 7%, maka itu berarti proyek tersebut diharapkan menghasilkan tujuh sen dari
setiap dolar yang diinvestasikan (tahunan). Jika ARR sama dengan atau lebih besar dari
tingkat pengembalian yang disyaratkan, proyek dapat diterima. Jika kurang dari tarif yang
diinginkan, maka harus ditolak. Ketika membandingkan investasi, semakin tinggi ARR,
semakin menarik investasi.

9
Cara menghitung ARR :
Membagi laba tahunan rata-rata dengan usia investasi (jumlah tahun).

 f. Hubungan antara NPV – PI dan IRR

Metode NPV adalah memperhitungkan selisih antara present value dan net cash flow/
proceed pada tingkat diskonto tertentu dengan present value dari initial outlays. Metode
IRR adalah memperhitungkan besarnya tingkat diskonto yang menjadikan net present
value sama dengan nol, sehingga perbedaannya terletak pada discount rate / tingkat
diskonto yang dipergunakan.

Dari gambar tersebut terlihat hubungan-hubungan net present value IRR dan tingkat
diskonto sebagai berikut : Sumbu tegak adalah kondisi NPV pada tingkat diskonto 0%
yaitu sebesar Rp ,00 Titik IRR pada titik A sebesar 18,562% saat NPV = 0.

Dengan tingkat diskonto di bawah IRR maka NPV positif dan dengan tingkat
diskonto di atas IRR maka NPV negatif. Semakin besar tingkat diskonto semakin kecil
NPV dan di atas tingkat diskonto yang menjadikan NPV = 0 atau IRR maka NPV
menjadi negatif. Besarnya sudut X tergantung besar kecilnya tingkat IRR, apabila tingkat
IRR semakin kecil maka sudut X semakin besar dan sebaliknya apabila tingkat IRR
semakin besar maka sudut X semakin kecil.

D. Perluasan Penggunaan Konsep Nilai Sekarang (Present Value)

Investasi merupakan keputusan pemilih alternativ. Konsep nilai-sekarang arus-


kas banyak membantu pimpinan perusahaan dalam melakukan keputusan pemilihan
alternatif. Contoh: Apakah perusahaan akan tetap menggunakan mesin yang sekarang
digunakan atau akan menggantinya dengan mesin jenis baru yangb lebih efisien? Apakah
perusahaan akan menerima usul untuk mengadakan ekspansi atau tetap mempertahankan
tingkat kapasitas yang ada sekarang. Dalam rangka usaha mengadakan
komputerisasi,apakah sebaiknya perusaaan membeli seperangkat komputer ,atau
mengadakan kontrak leasing (buy-or-lease proposals). Dalam hal perusahaan
mendapatkan tawaran beberapa beberapa model peralatan model manakah yang akan
dipilih.?

10
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Investasi aktiva tetap adalah suatu proses yang lebih mengarah pada sebuah
penganggaran modal.Sedangkan penganggaran modal merupakan keseluruhan proses dalam
menganalisa proyek-proyek tersebut yang nantinya akan di masukan ke dalam anggaran
modal (capital budget).

Motif utama dalam melakukan capital expenditure,antara lain:

Pembelian akitiva tetap yang baru


Penggantian aktiva tetap yang lama.
Perbaikan atau modernisasi atas aktiva tetap yang lama.

Dalam menilai suatu investasi yang akan dipakai untuk mengambil keputusan
investasi ada beberapa kriteria yang digunakan. Pada dasarnya kriteria penilaian investasi
dapat digolongkan menjadi 2 (dua) golongan yaitu :

a) Kriteria investasi yang mendasarkan pada konsep cash flow, terdiri dari :
Konsep cash flow yang tidak memperhatikan nilai waktu dari uang atau faktor
diskonto (nondiscounted cash flow) yaitu metode pay back periode. Konsep cash
flow yang memperhatikan nilai waktu dari uang atau kaktor diskonto (discounted
cash flow), yaitu: Nilai sekarang bersih/neto atau Net Present Value (NPV) Indek
keuntungan/Profitabilitas Indeks (PI),Internal Rate of Return (IRR).

b) Kriteria investasi yang mendasarkan pada konsep keuntungan/income adalah


Average Rate of Return (ARR)/Accounting Rate of Return (ARR). Pemanfaatan dan
penggunaan metode pengambilan keputusan dalam investasi aktiva tetap.Hubungan
antara NPV dan IRRPencatuan ModalPenggunaan Konsep Nilai Sekarang
(Present Value).

11
DAFTAR PUSTAKA

https://www.akuntansilengkap.com/ekonomi/pengertian-dan-contoh-
konsep-nilai-waktu-uang/
https://bagiilmunei.blogspot.com/2017/04/makalah-aktiva-tetap.html
https://www.academia.edu/11422497/PROFITABIITAS_INDEX
https://bagiilmunei.blogspot.com/2017/04/makalah-aktiva-tetap.html
https://rumus.co.id/rumus-payback-period/
https://www.google.co.id/amp/s/amp.wartaekonomi.co.id/berita219332/a
pa-itu-average-rate-of-return

12

Anda mungkin juga menyukai