Askep Keluarga Gastritis
Askep Keluarga Gastritis
N dengan
Gastritis
BAB I
PENDAHULUAN
Gastritis merupakan suatu keadaan peradangan mukosa lambung yang dapat bersifat
akut,kronik difus dan lokal dan ada dua jenis gastristis yang terjadi yaitu gastristis
akut dan kronik (Suddarth, 2002). Gastritis merupakan suatu keadaan peradangan
atau perdarahan mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronis, difus, atau lokal.
Dua jenis gastritis yang paling sering terjadi adalah gastritis akut dan kronik (Sylvia,
2005).
Data tahun 2005 WHO (World Health Organization) menunjukkan data bahwa di
seluruh dunia sekitar 1,8–2,1 juta penduduk dunia menderita gastritis. Sementara di
Berdasarkan hasil pengkajian pada bulan Mei 2012 penduduk di RW.06 Kelurahan
Cipinang Besar Selatan Kecamatan Jatinegara Jakarta Timur terdapat 43,40%
gangguan pada kehidupan mulai dari perorangan hingga masyarakat luas, sehingga
gastritis dalam keluarga, mengambil keputusan dalam keluarga untuk mengatasi atau
Peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga yaitu sebagai care
giver dimana perawat memberikan asuhan keperawatan langsung pada keluarga yang
keluhan keluarga secara objektif, memberikan umpan balik dan informasi serta
potensi yang ada baik materi maupun kemampuan keluarga secara terkoordinasi,
sebagai pembaharu dengan cara perawat mengadakan inovasi dalam cara berpikir,
sehat, sebagai kolaborator yaitu perawat dapat bekerjasama dengan anggota tim
menampilkan perilaku yang dapat dijadikan panutan oleh keluarga dan sebagai
dengan yang diperlukan keluarga, sebagai pembela ditunjukkan oleh perawat yang
tersebut kepada pemberi pelayanan kesehatan secara tepat, sebagai fasilitator perawat
keluarga dengan gastritis, sehingga penulis tertarik untuk melakukan studi kasus
pada klien dengan judul “Asuhan Keperawatan pada Keluarga Tn. M khususnya Ny.
Jatinegara.”
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum :
gastritis.
gastritis.
gastritis.
gastritis.
gastritis.
gastritis.
gastritis.
gastritis.
C. Ruang lingkup
Penulisan makalah ini merupakan pemberian asuhan keperawatan keluarga pada
Cipinang Besar Selatan Kecamatan Jatinegara yang telah dilaksanakan sejak tanggal
D. Metode Penulisan
Metode yang di gunakan dalam penulisan makalah ilimiah ini menggunakan metode
deskriptif dan metode studi kepustakaan. Dalam metode deskriptif pendekatan yang
digunakan adalah studi kasus yaitu dengan cara melakukan pengkajiaan sampai
dengn evaluasi pada keluarga Tn.M khususnya Ny.N, studi kepustakaan yaitu
memproleh konsep teoritis dalam makalah ini melalui pengumpulan data literatur
seperti buku bacaan tentang keperawatan keluarga dan gastritis serta melalui sumber-
E. Sistematika Penulisan
Laporan makalah ini disusun secara sistematis yang terdiri dari 5 bab yang terdiri dari
atas : BAB I pendahuluan berisi latar belakang, tujuan penulisan yang mencakup
tujuan utama dan tujuan khusus, ruang lingkup, metode penulisan dan sistematika
penulisan. BAB II tinjauan teoritis berisi tentang konsep masalah kesehatan antara
lain: definisi, etiologi, patofisiologi atau proses terjadinya penyakit sampai timbulnya
asuhan keperawatan keluarga yang terdiri atas konsep keluarga, definisi, jenis/ tipe
keluarga, struktur keluarga, peran keluarga, fungsi keluarga, tahap-tahap
keperawatan. BAB III tinjauan kasus berisi tentang pengkajian keperawatan pada
mungkin muncul pada anggota keluarga dengan gastritis, rencana keperawatan yang
dan evaluasi keperawatan. BAB IV pembahasan berisi tentang analisa kasus, faktor
pendukung, faktor penghambat dan kesenjangan antara teori dan kasus. BAB V
penutup berisi kesimpulan dan saran, yang terakhir daftar pustaka dan lampiran.
BAB II
TINJAUAN TEORI
yang dapat bersifat akut, kronis, difus, atau lokal. Dua jenis gastritis yang paling
sering terjadi adalah gastritis akut dan kronik (Price, 2005). Gastritis adalah inflamasi
mukosa lambung, sering akibat diet yang sembarangan. Biasanya individu ini makan
terlalu banyak, terlalu cepat, atau makanan yang terlalu berbumbu atau mengandung
erosif dan perdarahan pada mukosa lambung setelah terpapar oleh zat iritan. Gastritis
disebut erosif apabila kerusakan yang terjadi tidak lebih dalam dari mukosa
Suatu peradangan bagian permukaan mukosa lambung yang sifatnya menahun dan
berulang. Gastritis kronis digolongkan menjadi dua kategori yaitu gastritis tipe A
terhadap sel parietal kelenjar lambung dan faktor intrinsik dan berkaitan dengan tidak
adanya sel parietal dan chief cells, yang menurunkan sekresi asam dan menyebabkan
tingginya kadar gastrin. Dalam keadaan sangat berat, tidak terjadi produksi faktor
intrinsik. Anemia pernisiosa sering kali dijumpai pada pasien karena tidak tersedianya
factor intrinsic untuk mempermudah absorpsi vitamin B12 dalam ileum. Sedangkan
gastritis tipe B merupakan infeksi kronis oleh H. pylori . Faktor etiologi gastritis
kronis lainya adalah asupan alkohol yang berlebihan, merokok atau refluks empedu
3. Etiologi
NSAIDS (Non Steroid Anti Inflamasi Drugs) dan kortikosteroid menghambat sintesis
c. Terapi radiasi, reflux empedu, zat-zat korosif (cuka, lada) dapat menyebabkan
d. Kondisi stress atau tertekan akan meransang peningkatan produksi HCL
lambung.
e. Infeksi oleh bakteri, seperti Helicobacter pilori, Escerechia coli, Salmonella, dan
lain-lain.
rendah.
g. Jamur dan spesis candida, seperti Histoplasma capsulaptum dan Mukonaceace
dengan jamur, mukosa lambung bukan tempat yang mudah terkena infeksi parasit.
a. Anoreksia ( tidak nafsu makan ), karena terjadi iritasi mukosa lambung sebagai
HCO3, dilambung HCO3 akan berikatan dengan nAcL sehingga menghasilkan HCI
dan NaCO3. Hasil persenyawaan tersebut akan menigkatkan asam lambung maka
b. Nyeri pada epigastrum, karena adanya peradangan pada mukosa lambung.Mual
c. Perdarahan saluran cerna ( hemetemesis melena), karena mucus gagal melindungi
mukosa lambung maka akan terjadi erosi pada mukosa lambung. Jika erosi ini terjadi
dan sampai pada lapisan pembuluh darah maka akan terjadi perdarahan.
Gastritis kronis :
a. Nyeri ulu Hati, karena adanya peradangan atau iritasi pada mukosa lambung.
b. Anoreksia ( tidak nafsu makan), karena peningkatan produksi HCL atau
c. Nausea, Lambung akan meningkatkan sekresi mukosa yang berupa HCO3,
dilambung HCO3 akan berikatan dengan nAcL sehingga menghasilkan HCI dan
5. Patofisiologi
Gastritis akut dapat disebabkan oleh karena stress, zat kimia misalnya obat-
obatan, alkohol, makanan yang pedas atau asam. Pada penderita yang mengalami
stress akan terjadi peransangan saraf simpatis (nervus vagus) yang akan
yang berada di dalam lambung akan menimbulkan rasa mual, muntah dan anoreksia.
Zat kimia maupun makanan yang meransang akan menyebabkan sel epitel kolumner,
berfungsi untuk memproteksi mukosa lambung agar tidak ikut tercerna. Respon
sel mukosa gaster. Lapisan mukosa gaster terdapat sel yang memproduksi HCL
nyeri ditimbulkan karena kontak HCL dengan mukosa gaster. Respon mukosa
Eksfeliasi sel mukosa gaster akan mengakibatkan erosi pada sel mukosa gaster,
Inflamasi lambung yang lama disebabkan oleh ulkus benigna atau maligna dari
lambung atau oleh bakteri Helicobatery pylory. Gastritis kronis dapat diklasifikasikan
menjadi dua yaitu tipe A dan tipe B. Gastritis kronis tipe A (gastritis autoimun)
diakibatkan dari perubahan sel parietal yang menimbulkan atropi dan infiltrasi
seluler. Hal ini dihubungkan dengan penyakit autoimun seperti anemia pernisiosa
bawah lambung dekat duodenum ) dan dihubungkan dengan bakteri H Pylori . Faktor
diet seperti makanan pedas, penggunaan obat-obatan dan alcohol, merokok atau
refluks isi usus kedalam lambung, juga dapat menyebabkan gangguan ini.
a. Pemeriksaan darah lengkap, yang bertujuan untuk mengetahui adanya anemia.
b. Pemeriksaan serum vitamin B12 yang bertujuaan untuk mengetahui adanya
defisiensi B12.
c. Analisis feses, yang bertujuan untuk mengetahui adanya darah dalam feses.
d. Analisis gaster, yang bertujuan untuk mengetahui kandungan HCL lambung.
e. Achlorhida ( kurang/ tidak adanya produksi asam lambung) menunjukan adanya
gastritis atropi.
f. Uji serum antibody, yang bertujuaan untuk mengetahui adanya antibody sel
parietal dan factor intrisik lambung.
g. Endoscopy, biopsy dan pemeriksaan urin biasanya dilakukan bila ada kecurigaan
a. Farmakologi
1) Antasida untuk mengatasi perasaan begah (penuh) dan tidak enak di abdomen,
3) Antibiotik diberikan bila dicurigai adanya infeksi oleh Helicobater pylori.
b. Nonfarmakologi
Orang yang memiliki pola makan tidak teratur atau tidak memodifikasi diet mudah
terserang penyakit gastritis. Pada saat perut harus diisi, tapi dibiarkan kosong atau
pencernaan, terutama lambung dan usus untuk berkontraksi. Hal ini akan
mengakibatkan rasa panas dan nyeri di ulu hati yang disertai dengan mual muntah.
3) Instruksikan pasien untuk menghindari alkohol
Karena alcohol mempunyai kemampuan sebagai pelarut lipida yang terdapat dalam
struktur sel tersebut. Konsumsi alcohol secara berlebihan akan merusak mukosa
lambung.
Efek rokok pada saluran gastrointertistinal antara lain melemahkan katup esophagus
dan pylorus, meningkatkan refluks, mengubah kondisi alami dalam lambung dan
berlebihan.
a. Definisi
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran dan adopsi
perkembangan fisik, mental, emosional serta sosial dari tiap anggota (Ayu, 2010).
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan
beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap
b. Tipe Keluarga
Tipe keluarga berbeda menurut pandangan dan keilmuan serta orang yang
a) Keluarga inti (nuclear family) adalah keluarga yang hanya terdiri dari ayah, ibu
dan anak yang diperoleh dari keturunannya atau diadopsi atau keduanya.
b) The dyad family adalah keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak)
c) Keluarga usila adalah keluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah tua
d) The childless family adalah keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan
e) Keluarga besar (the extended family) adalah keluarga yang terdiri dari tiga
f) Keluarga duda/janda (The single-parent family) adalah keluarga yang terdiri dari
satu orang tua (ayah dan ibu) dengan anak, hal ini terjadi biasanya melalui proses
perceraian, kematian dan ditinggalkan (menyalahi hukum pernikahan).
g) Commuter family adalah kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi
salah satu kota tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja diluar kota
i) Kin-network family adalah beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah
atau saling berdekatan dan saling menggunakan barang-barang dan pelayanan yang
j) Blended family adalah keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang
k) The single adult family, terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena
a) Commune family adalah dua keluarga atau lebih yang tidak memiliki hubungan
b) The nonmarital heterosexual cohabiting family adalah keluarga yang hidup
c) Gay and lesbian familiy adalah dua orang sejenis hidup bersama sebagaimana
pasangan suami-istri.
d) Cohibing couple adalah orang dewasa yang hidup bersama tanpa ada ikatan
perkawinan karena beberapa alasan tertentu (Komang Ayu, 2010).
c. Struktur Keluarga
1) Patrilineal merupakan keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah.
2) Matrilineal merupakan keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
3) Matrilokal merupakan sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah ibu.
4) Patrilokal merupakan sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah suami.
5) Keluarga kawinan merupakan hubungan suami istri sebagai dasar bagi
pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga
d. Peran keluarga
yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan
individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga,
Berbagai peran formal yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut:
1) Peranan ayah yaitu sebagai kepala keluarga yang mencari nafkah, mendidik
2) Peranan ibu yaitu sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai
peranan untuk mengurus rumah tangga, mengasuh dan mendidik anak-anaknya dan
3) Peranan anak yaitu anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan
Berbagai peran non formal yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut:
1) Peran ayah dan ibu sebagai anak dari kedua orang tua apabila masih tinggal
2) Peran ibu dan anak sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya (Ayu,
2010).
e. Fungsi keluarga
Fungsi keluarga merupakan hasil atau konsekuensi dari struktur keluarga atau sesuatu
tentang apa yang dilakukan oleh keluarga. Terdapat beberapa fungsi keluarga yaitu:
2) Fungsi Psikologis seperti memberikan kasih sayang dan rasa aman, memberikan
norma yang diyakini anak, memberikan batasan perilaku yang boleh dan tidak boleh
4) Fungsi ekonomi seperti memenuhi kebutuhan keluarga seperti sandang, pangan,
papan, kebutuhan lainnya melalui keefektifan sumber dana keluarga, mencari sumber
perilaku anak, mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa, mendidik anak sesuai
tingkatan perkembangannya.
terhadap kondisi dan situasi yang dialami tiap anggota keluarga baik senang maupun
7) Fungsi perawatan kesehatan keluarga yaitu mengenal masalah kesehatan dalam
yang sakit, memodifikasi lingkungan dan memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada
(Ayu, 2010).
keluarga untuk kemajuan dari satu tahap ke tahap berikutnya. Tahap perkembangan
Tugas perkembangan keluarga pemula antara lain membina hubungan yang harmonis
tua.
2) Tahap II: keluarga sedang mengasuh anak (anak tertua bayi sampai umur 30
bulan)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap II yaitu membentuk keluarga muda sebagai
persahabatan dengan keluarga besar dengan menambahkan peran orangtua kakek dan
pasangan.
3) Tahap III: keluarga dengan anak usia pra sekolah (anak tertua berumur 2 sampai
6 tahun)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap III yaitu memenuhi kebutuhan anggota
dalam keluarga dan luar keluarga, menenmkan nilai dan norma kehidupan, mulai
mengenalkan kultur keluarga, menanamkan keyakinan beragama dan memenuhi
4) Tahap IV: keluarga dengan anak usia sekolah (anak tertua usia 6 sampai 13
tahun)
5) Tahap V: keluarga dengan anak remaja (anak tertua umur 13 sampai 20 tahun)
dengan tanggung jawab ketika remaja menjadi dewasa dan mandiri, memfokuskan
kembali hubungan perkawinan, berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan
6) Tahap VI: keluarga yang melepas anak usia dewasa muda (mencakup anak
usia dan sakit-sakitan dari suami maupun istri, membantu anak mandiri,
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ke VII yaitu menyediakan lingkungan yang
arti para orang tua dan lansia, memperkokoh hubungan perkawinan, menjaga
a. Pengkajian Keperawatan
secara terus menerus tentang keluarga yang dibinanya (Suprajitno, 2004). Pengkajian
keperawatan keluarga terdiri atas 2 tahap yaitu penjajagan I dan penjajagan II.
pengkajian yaitu data umum, riwayat dan tahap perkembangan keluarga, lingkungan,
struktur keluarga, fungsi keluarga, stress dan koping keluarga, pemeriksaan fisik, dan
komposisi anggota keluarga, genogram, tipe keluarga, suku bangsa, agama, status
sosial ekonomi keluarga, aktivitas rekreasi keluarga, riwayat dan tahap perkembangan
Identitas keluarga meliputi nama kepala keluarga, usia, pendidikan, pekerjaan dan
alamat. Tipe keluarga terdiri dari keluarga inti, keluarga besar, janda atau duda.
Status sosial ekonomi meliputi penghasilan dan pengeluaran keluarga, yaitu total
keluarga meliputi tahap perkembangan saat ini dan tahap perkembangan yang belum
terpenuhi.
sumber air, jamban keluarga, pembuangan air limbah, fasilitas sosial dean fasilitas
keluarga. Perumahan meliputi jenis rumah, luas banguan, luas pekarangan, status
rumah, atap rumah, ventilasi rumah, pencahayaan, lantai rumah dan kondisi
kebersihan rumah. Pengolahan sampah meliputi tempat pembuangan sampah, cara
mengelola sampah. Sumber air meliputi sumber air yang digunakan keluarga dan
sumber air minum yang digunakan keluarga. Jamban keluarga meliputi memiliki WC,
jenis jamban dan jarak penampungan tinja dengan sumber mata air. Fasilitas sosial
Pengkajian struktur keluarga, terdiri dari pola komunikasi keluarga, struktur kekuatan
keluarga, struktur peran dan nilai norma budaya. Pola komunikasi keluarga meliputi
cara dan jenis komunikasi yang dilakukan keluarga, cara keluarga memecahkan
masalah.
Struktur kekuatan keluarga meliputi respon keluarga bila ada anggota keluarga yang
mengalami masalah dan kekuatan yang digunakan keluarga. Struktur peran meliputi
Pengkajian fungsi keluarga terdiri dari fungsi afektif, fungsi sosialisasi, fungsi
reproduksi dan fungsi perawatan kesehatan. Fungsi afektif meliputi bagaimana cara
Pengkajian stress dan koping keluarga meliputi stressor jangka panjang dan jangka
pendek serta kekuatan keluarga, respon keluarga terhadap stress, strategi koping yang
anggota keluarga dan membuat kesimpulan dari hasil pemeriksaan fisik. Aspek
b. Diagnosa Keperawatan
Diagnosis sehat atau wellness, digunakan bila keluarga mempunyai potensi untuk
potensial hanya terdiri dari komponen problem (P) saja atau P (problem) dan S
gangguan. Perumusan diagnosis keperawatan keluarga risiko, terdiri dari problem (P),
Diagnosis gangguan digunakan bila sudah timbul gangguan atau masalah kesehatan
keperawatan keluarga nyata atau gangguan, terdiri dari problem (P), etiology (E) dan
symptom atau sign (S). Perumusan problem (P) merupakan respon terhadap
keparahan penyakit, pengertian, tanda dan gejala, faktor penyebab dan persepsi
mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah, masalah dirasakan keluarga, keluarga
menyerah terhadap masalah yang dialami, sikap negatif terhadap masalah kesehatan,
yang dibutuhkan, sumber-sumber yang ada didalam keluarga dan sikap keluarga
terhadap sakit.
pencegahan penyakit.
e) Ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas keluarga meliputi keberadaan
bersama keluarga dengan memperhatikan sumber daya dan sumber dana yang
dimiliki keluarga.
Risiko = 2
Potensial = 1
Kemungkinan
masalah untuk
Sebagian = 1
Tidak dapat = 0
Cukup = 2
Rendah = 1
Skoring:
Angka Tertinggi
Jumlahkan skor untuk semua kriteria, skor tertinggi ditentukan untuk menentukan
c. Perencanaan Keperawatan
Perencanaan diawali dengan merumuskan tujuan yang ingin dicapai serta rencana
tindakan untuk mengatasi masalah yang ada. Tujuan dirumuskan untuk mengatasi
Tujuan terdiri dari tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek. Penetapan tujuan
jangka panjang (tujuan umum) mengacu pada bagaimana mengatasi problem atau
masalah (P) di keluarga sedangkan penetapan tujuan jangka pendek (tujuan khusus)
mengacu pada bagaimana mengatasi etiology (E). Tujuan jangka pendek harus
terdiri dari penetapan tujuan, yang mencakup tujuan umum dan tujuan khusus serta
dilengkapi dengan kriteria dan standar. Kriteria dan standar merupakan pernyataan
spesifik tentang hasil yang diharapkan dari setiap tindakan keperawatan berdasarkan
perawat melakukan tindakan sesuai rencana. Tindakan ini bersifat intelektual, teknis
dan interpersonal berupa berbagai upaya memenuhi kebutuhan dasar klien. Tindakan
kesehatan atau keperawatan dan tindakan medis yang dilakukan perawat (kolaborasi).
perawat perlu kontrak terlebih dahulu dengan keluarga dan membuat suatu rencana
kegiatan yang bertujuan agar selama pelaksanaan keperawatan sesuai dengan waktu
tinggi. Pelaksanaan dapat dilakukan klien sendiri (anggota keluarga atau keluarga),
perawat, anggota tim perawat (kesehatan ), keluarga lain (extended) dan orang lain
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan. Evaluasi digunakan untuk
dilakukan bagi keluarga setempat sesuai dengan kondisi dan situasi sesuai dalam
mengatasi masalah keluarga. Evaluasi dapat berupa evaluasi struktur, proses dan
Evaluasi proses difokuskan pada urutan kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan
hasil. Evaluasi hasil dapat diukur melalui perubahan pengetahuan (knowledge), sikap
proses asuhan keperawatan) dan formatif (dengan proses dan evaluasi akhir). Metode
yang dipakai dalam evaluasi antara lain: observasi langsung, wawancara, memeriksa
laporan, dan latihan stimulasi. Penentuan keputusan pada tahap evaluasi ada 3
kemungkinan keputusan pada tahap ini antara lain: keluarga telah mencapai hasil
yang ditentukan dalam tujuan, keluarga masih dalam proses mencapai hasil yang
ditentukan, keluarga tidak dapat mencapai hasil yang telah ditentukan. Hasil dari
evaluasi terdiri dari 3 tujuan tercapai, tercapai sebagian atau tidak tercapai. Tujuan
tercapai yaitu jika klien menunjukkan perubahan sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan, tujuan tercapai sebagian yaitu jika klien menunjukkan perubahan sebagian
dari standar dan kriteria yang telah ditetapkan dan tujuan tidak tercapai yaitu jika
klien tidak menunjukkan perubahan dan kemajuan sama sekali dan bahkan timbul
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengakajian Keperawatan
1. Data Dasar Keluarga
Pada tanggal 06 Agustus 2012 dilakukan pengkajian keperawatan keluarga pada
keluarga Tn. M, pengkajian data dasar yang didapat yaitu nama kepala keluarga Tn.
M berusia 42 tahun dengan pendidikan terakhir SD, bekerja sebagai pemulung dan
berusia 51 tahun, pendidikan terakhir tidak bersekolah dan bekerja sebagai buruh
cuci. Tn. M dan Ny. N memiliki 1 orang anak. Anak mereka bernama An. R berusia
Ny.U
71 Thn
Ny. M
88 Thn
Tn.A
73 Thn
70 Thn
Genogram
Tn.D
Tn.M Ny.N
gastritis
An.R
12 Thn
51 Thn
42 Thn
: Pasien : Menikah
Tipe keluarga Tn. M adalah keluarga inti (nuclear family) yang terdiri dari Tn. M
sebagai suami, Ny. N sebagai istri dan anak An. R yang tinggal dalam satu atap.
Keluarga Tn. M berasal dari suku Jawa, bahasa yang dipakai keluarga adalah Bahasa
Indonesia dan untuk kebiasaan keluarga yang dipengaruhi suku yang dapat
mempengaruhi terhadap kesehatan tiadak ada. Agama yang dianut keluarga Tn. M
adalah agama Islam dan seluruh anggota keluarganya melaksanakan sholat lima
waktu.
Pencari nafkah yaitu Tn.M dan Ny.N yang bekerja sebagai pemulung dan buruh
dengan penghasilan rata-rata antara Rp. 300.000,- s/d Rp. 400.000. Jenis pengeluaran
keluarga tiap bulan untuk membeli kebutuhan pokok sperti beras dan kebutuhan
sehari-hari lainnya. dan keluarga tidak mempunyai tabungan khusus baik untuk
kesehatan maupun sekolah dan keluarga ini termasuk dalam keluarga prasejahtra.
Aktifitas rekreasi keluarga tidak menentu, dan penggunaan waktu biasanya digunakan
kumpul bersama biasanya dilakukan keluarga di malam hari karena Tn. M dan Ny. N
bekerja. Tahap perkembangan keluarga Tn. M saat ini adalah keluarga dengan anak
usia sekolah. Tugas perkembangan keluarga Tn. M yang sudah terpenuhi adalah
sekolah An. R Sementara. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi saat
mempunyai anak laki-laki bernama An.R berusia 12 tahun. Riwayat keluarga inti
Tn.M tentang kesehatan adalah An.R yang pernah mengalami batuk pilek dan mual
muntah 3 bulan yang lalu dan Ny.N mengalami gastritis sejak 5 tahun yang lalu
sampai sekarang. Riwayat keluarga Tn.M sebelumnya orang tua Tn.M yaitu Tn.A
berusia 88 tahun dan Ny. M berusia 70 tahun sudah meninggal Tn.M mengatakan
tidak mengethui penyebab Tn.A dan Ny.M meninggal. Dan riwayat orang tua Ny.N
yaitu Tn.D berusia 73 tahun dan Ny.U berusia 71 tahun sudah meninggal dan Ny.N
2. Lingkungan
Status rumah yang ditempati keluarga Tn. M bukan milik pribadi tetapi kontrakkan
dengan ukuran bangunan 3x4 m2. Jenis rumah yang ditempati keluarga Tn.M adalah
rumah semi permanen karena rumah tersebut mempunyai pondasi,dan dinding dari
cahaya yang masuk diproleh dari pintu depan rumah serta menggunakan listrik
sebagai penerangan dan kondisi kebersihan rumah secara keseluruhan cukup bersih.
tetangganya yang diolah dan diambil petugas seminggu sekali untuk dibuang ke TPU,
sementara sumber air yang digunakan keluarga Tn.M adalah air bor yang diminta dari
tetangga sebelah rumah dan keluarga Tn.M khususnya Ny. N mengatakan air di
manfaatkan untuk diminum, cuci, mandi dan kondisi air bersih, tidak berbau.
Keluarga Tn.M mempunyai WC sendiri, jenis WC yang digunakan keluarga Tn. M
adalah WC cemplung ke kali dan jarak pembuangan tinja dengan sumber air hanya 3
meter. Keluarga Tn. M memiliki tempat untuk pembuangan air limbah yaitu dengan
pembuangan kekali, kondisi kali terbuaka, banyak sampah dan mengalir tidak lancar.
Fasilitas sosial dan fasilitas kesehatan terdapat di lingkungan Tn.M seperti tempat
pengajiaan, arisan warga dan ibu-ibu yang sering mengobrol di warung depan rumah
dan untuk fasilitas kesehatan seperti Puskesmas di CBS 02, posyandu, poswindu di
MCKK
Kali
Perabotan
D
A
P
U
R
Ruang Tamu
3 M Lantai I 3 M Tingkat II
3M
Ruang TV
3M Kamar Tidur
U
3 3
Ruang Tamu
3 M 3M
lingkungan yang berpenduduk cukup padat ditemapat tinggal keluarga Tn.M berasal
dari berbagai suku bangsa seperti, Jawa, Betawi, Sunda, Batak, tipe penduduk adalah
suburban dan tipe hunian dilingkungan Tn.M adalah permanen dan semi permanen,
kondisi huniaan cukup ramai, berdebu sehingga terjadi polusi udara dan banyak
sampah di kali. Keluarga Tn.M merasa nyaman hidup di komunitas tempat keluarga
Tn.M tinggal karena tetangga di tempat Tn.M tinggal sangat ramah dan saling
menolong, dan tidak ada aturan dan kesepakatan ditempat keluarga Tn.M tinggal
yang membuat mereka tidak nyaman. Dan untuk sampai saat ini tidak ada budaya
sulit berkomunikasi dengan Tn.M yang sifatnya tertutup, khususnya Tn.M yang
sering mengabaikan ketika Ny.N berbicara tetapi Ny.N tidak melibatkan emosi dalam
keluarga Tn.M adalah Tn.M dan Ny.N dengan proses keputusan diambil dengan cara
informal, Tn.H berperan sebagai kepala keluarga, suami dan ayah bagi anaknya.
Sedangkan Ny.N berperan sebagai seorang istri, ibu bagi anaknya, sedangkan An.R
orang tua. Nilai dan norma budaya yang dipakai oleh keluarga Tn.M adalah yang
sesuai dengan ajaran agama yang dianut oleh keluarganya yaitu ajaran agama islam
sama lain, walaupun terkadang Tn.M yang suka mengabaikan pembicaraan atau
nasehat dari Ny.N tetapi Ny.N tidak melibatkan emosi dalam penyampaian pesan
kepada Tn.M maupun An.R. Fungsi sosialisasi Pada keluarga Tn.M yaitu kurang
cukup baik interaksi antara orang tua dan anak dimana Tn.M dan An.R suka
mengabaikan pembicaraan atau nasihat dari Ny.M dan untuk Keluarga berinteraksi
dengan warga sekitar rumah dengan komunikasi yang cukup baik. Fungsi reproduksi,
pada saat menikah Tn. M dan Ny. N memiliki satu orang anak yaitu An. R dan
menyisihkan sebgaiaan uang untuk menabung. Serta stresor jangka panjang yang
dialami keluarga Tn.M yaitu memikirkan penyakit gastritis yang sering kambuh pada
Ny. Lalu respon keluarga Tn.M jika menghadapi masalah tidak punya uang, Ny.N
meminjam kepada adiknya. Bila ada anggota keluarga yang sakit Ny.N membelikan
Tn.M khususnya Ny.N adalah dengan berdoa dan musyawarah sehingga tidak ada
6. Pemeriksaan fisik
Tn.M (42 tahun) tanda-tanda vital, tekanan darah: 120/80 mmHg, nadi:80x/menit,
pernapasan: 19x/menit, suhu : 36˚C, kondisi kulit kepala Tn.H bersih, warna rambut
hitam, mata simetris, hidung bersih, kelopak mata normal, pergerakan mata normal,
telinga bersih tidak ada penumpukan serumen, mulut bersih, tidak ada sariawan, gigi
bersih tadak ada caries gigi, pada leher tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan getah
bening, dada simetris, bunyi nafas vesikuler, abdomen supel, ekstermitas atas dan
bawah baik, kulit berwarna sawo matang kesimpulan saat ini Tn.M dalam kondisi
sehat.
Ny. N(51 tahun) tanda-tanda vital, tekanan darah:110/80 mmHg, nadi:76 x/menit,
pernapasan: 20x/menit, suhu: 36˚C, kondisi kulit kepala Ny.N bersih, warna rambut
hiatm Sedikit beruban, mata simetris, hidung bersih, kelopak mata normal,
pergerakan mata normal, telinga bersih tidak ada penumpukan serumen, mulut bersih,
tidak ada sariawan, gigi bersih tidak ada caries gigi, pada leher tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid dan getah bening, dada simetris, bunyi nafas vesikuler, nafas teratur.
Abdomen tidak ada asites, bisisng usus 12x/menit, terdapat nyeri tekan pada kuadran
kiri atas. Extermitas atas dan bawah baik, kulit berwarna sawo matang kesimpulan
36˚C, kondisi kulit kepala An. R bersih, warna rambut hitam, mata simetris, hidung
bersih, kelopak mata normal, pergerakan mata normal, telinga bersih tidak ada
penumpukan serumen, mulut sedikit tampak kotor, tidak ada sariawan, gigi bersih
tidak ada caries gigi, pada leher tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan getah
bening, dada simetris, bunyi nafas vesikuler, extermitas atas dan bawah baik, kulit
gastritis ini dapat berguna dan bermanfaat untuk dapat lebih meningkatkan
Tn.M khususnya Ny.N juga berharap agar terhindar dari akibat atau komplikasi atau
Mengenal masalah nyeri pada Ny.N, saat dilakukan pengkajian pada keluarga Tn.M
khususnya Ny.N mengatakan sudah menderita penyakit maag sejak 5 tahun yang lalu,
Ny.N mengatakan nyeri ulu hati nyerinya melilit di bagiaan kiri perut atas ketika
melakukan aktifitas yang berlebihan seperti menyuci serta kalau marah-marah sama
An.R yang susah sekali mengikuti perintahnya, tidak nafsu makan, mual, perut terasa
penuh, sesak napas dan nyerinya sebentar kalau beristirahat, nyeri ringan, skal nyeri 3
hanya beristirahat saja, mengompres dengan air hangat, serta tidak kerumah sakit atau
ke puskesmas.
mengompres dengan botol yang berisi air hangat dibagiaan abdomenya dan Ny.N
mengatakan mengikat menggunakan tali pada bagian abdomenya yang nyeri, Ny.N
mengatakan tidak mengkonsumsi obat mylanta, kareana obatnya sudah habis dan
belum punya uang untuk beli lagi, tampak obat mylanta yang di konsumsi Ny.N
mengatakan terasa sakit pada ulu hatinya kalau marah sama An.R yang susah sekali
pembicaraanya dan jarang dirumah, Ny.N mengatakan malas mau makan pagi dan
hanya minum teh saja dan makan apa adanya saja. Memanfaatkan fasilitas kesehatan,
Ny.N mengatakan hanya membeli obat di warung seperti promag ketika maagnya
kambuh atau tidak parah, Ny.N mengatakan pernah ke rumah dengan majikannya
untuk membeli obat Mylanta dan obat tersebut cocok, Ny.N mengatakan obat yang
didapatkan dari puskesmas tidak cocok, Ny.N mengatakan tidak pernah ke puskesmas
lagi karena obatnya yang kurang cocok Tampak obat yang di dapat Ny.N dari
Mengenal masalah gastritis pada Ny.N, saat dilakukan pengkajian pada keluarga
Tn.M khususnya Ny.N mengatakan sudah menderita penyakit maag sejak 5 tahun
mengatakan hanya tau dari dokter bahwa penyakitnya maag atau gastritis, Ny.N
tampak bingung saat ditanya mengenai pengertiaan gastritis, penyebab, tanda dan
gejala serta akibat lanjut. Mengambil keputusan, Ny.N mengatakan ketika keluhan
datang Ny.N biasanya hanya beristirahat saja, mengompres dengan air hangat, serta
mengatakan kalau nyerinya timbul biasanya mengompres dengan botol yang berisi air
hangat dibagiaan abdomenya dan Ny.N mengatakan mengikat menggunakan tali pada
bagian abdomenya yang nyeri, Ny.N mengatakan tidak mengkonsumsi obat mylanta,
kareana obatnya sudah habis dan belum punya uang untuk beli lagi, tampak obat
Tn.M khususnya Ny.N mengatakan terasa sakit pada ulu hatinya kalau marah sama
An.R yang susah sekali mengikuti perintahnya, dan memikirkan Tn.M yang suka
makan sarapan dan hanya minum teh saja dan makan apa adanya saja.
majikanya untuk membeli obat dan Ny.N mengatakan majikannya membelikan obat
Mylanta dan Ny.N mengatakan sekarang obatnya sudah habis dan Ny.N hanya
membeli obat di warung seperti promag ketika maagnya kambuh atau tidak parah,
Ny.N mengatakan pernah ke puskesmas dan mendapatkan obat tetapi obatnya tidak
cocok, Ny.N mengatakan tidak pernah ke puskesmas lagi karena obatnya yang kurang
cocok. Tampak obat yang di dapat Ny.N dari puskesmas adalah obat Ranitidin.
9. Analisa Data
Data Fokus Diagnosa Keperawatan
DS:
Ny.N mengatakan menderita
Gangguan rasa nyaman nyeri
penyakit gastritis sejak 5 tahun
abdomen pada keluarga Tn.M
yang lalu.
khususnya Ny.N b.d ketidakmampuan
Ny.N mengatakan Mengikat
keluarga merawat anggota keluarga
menggunakan tali jika sakit
dengan gastritis
maagnya kambuh.
perintahnya,
DO :
Ny.S terlihat meringis ketika
kambuh
atau gastritis.
DO:
dengan nyeri.
.
1. Sifat Masalah: 1 3/3 x 1 = 1 Nyeri ulu hati pada Ny.N
mengatakan sakit di
berlebihan seperti
menyuci, dan ketika
.
2. Kemungkinan 2 1/2 x 2 = 1 Masalah dapat diubah
dijangkau dengan
kendaraan, perawat
mempunyai pengetahuan
memberikan penyuluhan
kesehatan tentang
gastritis.
3. Potensi 1 2/3 x 1 = 2/3 Masalah penyakit
.
1. Sifat Masalah: 1 3/3 x 1 = 1 Masalah sudah terjadi karena
tidak cocok
memberikan penyuluhan
kesehatan
3. Potensi 1 2/3 x 1 = 2/3 Ny.N masih mengkonsumsi
berlebihan
Jumlah 2 2/3
2. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan pada keluarga Tn.M khususnya Ny.N b.d
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan nyeri, skor : 2 2/3.
C. Perencanaan Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman nyeri abdomen pada keluarga Tn.M khususnya Ny.N b.d
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan nyeri
Tujuan umum:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x 30 menit diharapkan Nyeri
abdomen pada pada keluarga Tn.H khususnya Ny.N teratasi.
Tujuan Khusus :
a. Setelah penjelasan selama 30 menit diharapkan keluarga mampu :
1) Mengenal masalah nyeri abdomen dengan :
a. Menjelaskan pengertian nyeri
Kriteria Evaluasi : respon kognitif
Standar Evaluasi : Nyeri merupakan tanda dan gejala gastritis
Rencana intervensi :
Diskusikan dengan keluarga mengenai pengertian nyeri.
sakit pada ulu hati, perut Kembung dan mual muntah, nafsu makan berkurang, saat
Rencana Intervensi :
a. Diskusikan tanda dan gejala gastritis yang biasanya terjadi pada Ny.N
b. Anjurkan keluarga untuk menyebutkan kembali tanda dan gejala gastritis
c. Beri pujian positif pada keluarga
c. Beri pujian positif atas upaya keluarga dalam menilai keberhasilan yang dilakukan.
Rencana Intervensi :
c) Anjurkan keluarga untuk periksa ke pelayanan kesehatan bila gastritis kambuh.
gastritisnya kambuh.
Rencana Intervensi :
Tujuan Umum :
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang penyakit gastritis selama 3x30 menit,
efektif.
Tujuan Khusus:
Rencana Intervensi :
Standar Evaluasi : Makanan yang pedas atau asam-asam, makan yang terlalu
cepat, makanan berbumbu atau berempah, makanan yang terlalu banyak, merokok,
Rencana Intervensi :
Standar Evaluasi : menyebutkan 3 dari 4 tanda dan gejala gastritis yaitu nyeri atau
sakit pada ulu hati, perut Kembung dan mual muntah, nafsu makan berkurang, saat
Rencana Intervensi :
(1) Diskusikan tanda dan gejala gastritis yang biasanya terjadi pada Ny. N.
(2) Anjurkan keluarga untuk menyebutkan kembali tanda dan gejala gastritis.
seperti perdarahan pada saluran cerna atas (muntah darah atau berak darah), syok
Rencana Intervensi :
b) Motivasi keluarga mengungkapkan kembali akibat gastritis bila tidak diatasi.
bertambah parah.
Rencana Intervensi :
keputusan selanjutnya.
Rencana Intervensi :
c) Motivasi keluarga untuk mengungkapkan kembali apa yang telah disampaikan.
seperti teknik relaksasi dan mengatur pola makan. keluarga dapat menilai
mengatur pola makan, keluarga dapat menilai keberhasilan pelaksanan tindakan yang
di lakukan.
Rencana Intervensi :
c) Beri pujian positif atas upaya keluarga dalam menilai keberhasilan yang dilakukan.
gastritis.
2) Beri kesempatan keluarga untuk bertanya tentang hal yang belum jelas.
Rencana Intervensi :
gastritisnya kambuh.
Rencana Intervensi :
c. Mendiskusikan tanda dan gejala gastritis yang biasanya terjadi pada Ny.N
d. Meganjurkan keluarga untuk menyebutkan kembali tanda dan gejala gastritis
e. Memberi pujian positif pada keluarga
nafsu makan. Ny. N mengatakan kualitas nyeri seperti melilit, skala nyeri 3 dan
O = Ny. N mampu menyebutkan 4 dari 5 tanda dan gejala gastritis, Ny.N tampak
S = Ny. N mengatakan tanda dan gejala gastrits yaitu nyeri ulu hati, mual, muntah, tidak
nafsu makan. Ny. N mengatakan kualitas nyeri seperti melilit, skala nyeri 3 dan
O = Ny. N mampu menyebutkan akibat bila nyeri abdomen tidak diatasi akan terjadi
P = Lanjutkan intervensi TUK III tanggal 08 Agustus 2012 pukul 14.00 WIB
3. Pelaksanaan TUK III tanggal 08 Agustus 2012 Pukul 14.00 WIB
c. Memotivasi keluarga untuk mengungkapkan kembali apa yang telah disampaikan.
f. Memberi pujian positif atas upaya keluarga dalam menilai keberhasilan tehnik yang
dilakukan.
melakukan teknik relaksasi, minum obat, Ny. N mengatakan nyeri berkurang, skala
nyeri 2.
O = Ny. N mampu menyebutkan cara perawatan bila nyeri timbul. Ny. N mampu
ditangani.
S = Ny. N mengatakan tidak perlu ke pelayanan kesehatan karena sudah minum obat
maag. Ny.N mengatakan akan memanfaatkan pelayanan kesehatan bila sakit tidak
tertahankan.
P = Intervensi dihentikan.
a. Mendiskusikan dengan Ny. N tentang pengertian gastritis, penyebab, tanda dan gejala
S = Ny. N mengatakan lupa tentang pengertian gastritis, penyebab gastritis, tanda gejala
gastritis, penyebab gastritis, tanda gejala gastritis setelah di tanya kembali oleh
perawat.
a. Melakukan evaluasi validasi TUK I tentang pengertian gastritis, penyebab, tanda dan
b. Mendiskusikan kembali dengan Ny. N tentang pengertian gastritis, penyebab, tanda
penyebab, tanda dan gejala gastritis yang biasanya terjadi pada Ny. N.
S = Ny. N mengatakan pengertian gastritis yaitu peradangan pada mukosa lambung, Ny.
N mengatakan penyebab gastritis yaitu makan pedas, merokok, minum alkohol. Ny.
N mengatakan tanda dan gejala gastritis yaitu nyeri pada ulu hati, perut kembung,
O= Ny. N tampak ragu-ragu dalam menyebutkan pengertian, penyebab, tanda dan gejala
gastritis.
A = Tujuan tercapai sebagian, masalah belum teratasi.
P = Lanjutkan intervensi TUK II tanggal 08 Agustus 2012 pukul 13.00 WIB modifikasi
a. Melakukan evaluasi validasi TUK I tentang pengertian gastritis, penyebab, tanda dan
c. Memotivasi keluarga mengungkapkan kembali akibat gastritis bila tidak diatasi.
keputusan selanjutnya.
5. Pelaksanaan TUK III tanggal 09 Agustus 2012 Pukul 09.00 WIB
pola makan
f. Memberi pujian positif atas upaya keluarga dalam menilai keberhasilan tehnik yang
dilakukan.
tanpa bantuan perawat. Ny.N tampak antusias saat diajarkan tekhnik relaksasi.
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
Pengkajian adalah pengumpulan data untuk merumuskan suatu masalah. Pada tahap
pengkajian salah satu faktor yang harus dikaji adalah tahap perkembangan. Pada saat
melakukan pengkajian tentang tahap perkembangan pada keluarga Tn.M yaitu tahap
perkembangan dengan anak usia sekolah, dilihat dari anak Ny.N yaitu An. R (12
tahun).
Penulis membahas tentang adanya ketidaksesuaian dari pengkajian antara teori dan
kasus serta alternatif pemecahan masalahnya. Dari hasil pengkajian penulis
menemukan kesenjangan dimana menurut teori dari penyebab gastritis oleh bakteri,
obat-obatan, konsumsi alkohol, kondisi stress, makan yang tidak teratur, merokok.
Penyebab gastritis yang di alami Ny.N yaitu karena malas mau makan pagi dan hanya
minum teh atau makan apa adanya . Dalam hal ini malas makan atau makan apa
adanya akan mempengaruhi peningkatan asam lambung sehingga dapat mengiritasi
mukosa lambung serta menimbulkan rasa nyeri di daerah sekitar epigastrum.. Dan
pada keadaan stress akan terjadi peransangan saraf simpatis ( nervus vagus) maka
akan terjadi peningkatan asam lambung dapat mengiritasi mukosa lambung dan jika
hal ini dibiarkan, lama kelamaan akan menyebabkan terjadinya gastritis. Tanda dan
gejala gastritis pada teori gejala seperti anoreksia, nyeri pada ulu hati, mual muntah,
perdarahan pada saluran cerna. Pada saat pengkajian Ny.N, mengatakan suka nyeri di
di bagiaan perut melilit, terasa begah dan sesak napas ketika maagnya kambuh. Saat
ini Ny.N tidak mengalami anoreksia, nyeri pada ulu hati, mual muntah, perdarahan
pada saluran cerna.
Pada teori akibat lanjut dari gastritis adalah perdarahan pada saluran pencernaan
(muntah darah/berak darah), syok haemoragik atau tidak sadarkan diri karena
perdarahan. Pada kasus Ny.N belum mengalami akibat lanjut dari gastritis, saat
dilakukan pengkajiaan terhadap keluarga. Keluarga Tn.M khususnya Ny.N
mengatakan tidak mengetahui tentang penyakit gastritis dan komplikasi yang terjadi
akibat gastritis.
Perawatan gastritis pada teori dengan cara memodifikasi diet, menghindari makanan
yang pedas, mengurangi stress, menghindari alcohol, tidak merokok, tehnik relaksasi
nafas dalam. Pada saat pengkajiaan ditemukan bahwa keluarga Tn.M khususnya
Ny.N tidak mengetahui cara perawatan gastritis baik farmakologis maupun
nonfarmakologis. Hal ini disebabkan pengetahuan yang dimiliki keluarga Tn.M
khususnya Ny.N kurang.
Cara memodifikasi lingkungan pada teori dengan cara menjaga rumah agar tidak
berantakan, penerangan yang cukup dan lingkungan yang tidak bising, memodifikasi
diet (pola makan yang teratur) Pada saat pengkajian pada Keluarga Tn.M khususnya
Ny.N penerangan di rumah keluarga Tn.M khususnya Ny.N cukup, lingkungan yang
bising, penuh dengan perabotan yang tidak pakai disamping rumah dan kurungan
ayam dan keluarga belum mampu untuk memodifikasi dietnya, karena factor
ekonomi keluarga yang serba kecukupan.
Pada sarana pelayanan kesehatan, menurut teori ada tiga sarana pelayanan kesehatan
yaitu Puskesmas, Klinik, dan Rumah Sakit. Ketiga sarana pelayanan keshatan
tersebut memiliki manfaat dan keuntungan masing-masing. Pada saat pengkajian
keluarga Tn.M khususnya Ny.N tidak memanfaatkan pelayanan kesehatan tersebut
secara maksimal seperti puskesmas dan poswindu karena obat yang diberikan kurang
cocok. Keluarga Ny.N mengatakan hanya membeli obat di warung apabila
gastritisnya belum terlalu parah.
E. Evaluasi
Evaluasi keperawatan merupakan kegiatan yang membandingkan antara teori dan
hasil tindakan keperawatan dengan kriteria hasil dan standar yang telah ditetapkan
untuk melihat keberhasilanya. Bila hasil evaluasi tidak berhasil atau berhasil
sebagaian perlu disusun rencana keperawatan yang baru. Pada TUK I- V diagnosa I
evaluasi tercapai karena keluarga khususnya Ny.N sangat antusias dalam
mendengarkan penyuluhan dari perawat dan mampu menjawab pertanyaan dari
perawat serta mampu untuk mengulang kembali bagaimana cara mengatasi nyeri
secara mandiri dibuktikan dengan Ny.N mampu mengulang kembali atau
mendemostrasikan kembali tehnik relaksasi nafas dalam dan Ny.N berjanji untuk
menjaga dan mengatur pola makan sehariannya. Pada diagnosa II untuk TUK I
keluarga mampu memahami pengertian, penyebab dan tanda gejala gastritis sehingga
penulis memodifikasi dengan melanjutkan evaluasi validasi TUK I tanggal tanggal 7
Agustus 2012.
Pada tujuaan kasus II penulis sudah tercapai , keluarga Tn.M khususnya Ny.N
mampu memahami akibat lanjut dari gastristis yang sudah dijelaskan oleh penulis dan
keluarga dapat mengambil keputusan yang tepat bagi anggota keluarga yang sakit.
Respon keluarga sangat antusias saat penulis menjelaskan akibat lanjut dari gastristis
dan keluarga memutuskan akan membawa anggota keluarga yang sakit pelayanan
kesehatan. Dalam hal ini tujuan penulis dalam memberikan penyuluhan kesehatan
tujuaan khusus dua tercapai.
Pada tujaan khusus III penulis menjelaskan tentang cara perawatan gastritis, respon
keluarga Tn.M khususnya Ny.N sangat antusias saat penulis menjelaskan dan
mendemostrasikan tehnik relaksasi napas dalam. Keluarga Tn.M khususnya Ny.N
tampak paham dan akan melakukan jika penyakit gastristisnya kambuh. Dalam hal
ini tujuaan penulis dalam memberiakan penyuluhan kesehatan tujuaan khusus III
tercapai.
Pada tujuaan khusus IV penulis menjelaskan tentang cara lingkungan bagi penderita
gastristis. Keluarga tampak memperhatikan penjelasan dari penulis.Saat penulis
bertanya keluaraga menjawab akan mengikuti anjuran perawat tentang cara
memodifikasi lingkungan secara optimal , saat penulis melakukan kunjungan yang
direncanakan keluarga Tn.M khususnya Ny.N belum memodifikasi lingkungan secara
optimal. Sehingga penulis dapat menyimpulkan pada tujuaan khusus 4
tercapai.memodifikasi
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengkajian adalah pengumpulan data untuk merumuskan suatu masalah. Pada tahap
pengkajian salah satu faktor yang harus dikaji adalah tahap perkembangan. Pada saat
melakukan pengkajian tentang tahap perkembangan pada keluarga Tn.M yaitu tahap
perkembangan dengan anak usia sekolah, dilihat dari anak Ny.N yaitu An. R (12
tahun). Penyebab gastritis yang dialami Ny.N karena faktor makan yang tidak teratur
dan makan apa adanya dan stress. Sarana pelayanan kesehatan yang ada dilingkungan
tempat Ny.N tinggal yaitu puskesmas, posyandu dan poswindu yang letaknya cukup
dekat. Pada kasus ini Ny. N tidak membawa ke pelayanaan kesehatan dengan alasan
tidak akan ke ruma sakit atau ke puskesmas bila sakit gastritisnya tidak parah. Penulis
Diagnosa keperawatan yang diangkat berfokus pada lima fungsi keluarga dan
merupakan masalah utama yang dapat dilaksanakan oleh keluarga. Diagnosa yang
diangkat yaitu Gangguaan rasa nyaman, nyeri abdomen pada keluarga Tn,M
keluarga dengan gastritis karena ditemukan data-data yang kuat untuk diagnosa
darimenjelaskan pengertian, tanda dan gejala gastritis serta akibat lanjut bila tidak
diatasi, cara mengajarkan tehnik relaksasi nafas dalam bila sakit nyeri ulu hati. Dan
Pada saat pelaksanaan keperawatan, faktor pendukung yang ditemukan yaitu kelurga
didalam keluarga Tn.M. Faktor penghambat yaitu Ny.N yang memiliki keterbatasan
pendidikan sehingga penulis memodifikasi dengan memberikan contoh gambar dan
Pada tahap evaluasi keperawatan, respon afektif keluarga Tn.M khususnya Ny.N
khususnya Ny.N yaitu telah mampu mendemostrasikan tehnik relaksasi dan kompres
hangat.
oleh keluarga, menggunakan alat bantu peraga, flipchat dan leaflet sehingga keluarga
dapat memahami apa yang telah disampaikan untuk mencapai hasil yang maksimal,
memberi kesempatan kepada keluarga untuk bertanya dan memberi pujian positif saat
B. Saran
Bagi petugas kesehatan diharapkan dapat bekerjasama dengan setiap kader dan
masyarakat setempat, untuk melakukan pendeteksian lebih dini dengan cara kontrol