Oleh :
Mengetahui,
Koordinator Program Studi Diploma 3 Teknik Kimia
2
LEMBAR PERNYATAAN ORISINILITAS
Penulis
3
4
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan
rahmat, penulis dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir (TA) berupa penelitian
yang berjudul “Pembuatan Nata De Cassava Dari Singkong Menggunakan
Ekstrak Kecambah Kedelai Sebagai Sumber Nitrogen”, yang dilakukan di
Laboratorium Teknik Reaksi Kimia Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik,
Universitas Riau. Tugas Akhir ini merupakan salah satu persyaratan kelulusan pada
Program Studi D-3 Teknik Kimia untuk mendapatkan gelar Ahli Madya Teknik,
Fakultas Teknik Universitas Riau.
Segala hormat dan ucapan terimakasih penulis sampaikan atas bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak, sehingga Tugas Akhir ini berjalan dengan baik dan
lancar. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Cory Dian Alfarisi, ST.,MT selaku Dosen Pembimbing I dan Ibu Dr. Ida
Zahrina, ST.,MT selaku Dosen Pembimbing II.
2. Bapak Dr. Ir. Ari Sandhyavitri, M.Sc selaku Dekan Fakultas Teknik
Universitas Riau.
3. Bapak Ahmad Fadli, ST., MT., Ph.D selaku Ketua Jurusan Teknik Kimia.
4. Ibu Dra. Khairat, M.Si selaku Koordinator Tugas Akhir Program Studi D-3
Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Riau.
5. Seluruh Dosen di Jurusan Teknik Kimia Universitas Riau yang telah bersedia
menyalurkan ilmunya kepada penulis selama ini.
6. Orang tua penulis Ayahanda dan Ibunda yang merupakan sosok terhebat dan
luar biasa sebagai motivasi, mendidik, memberi kasih sayang, perhatian,
pengorbanan, pengalaman, dukungan moril dan material tiada henti, nasehat
serta doa yang tidak pernah putus untuk kemudahan dan kelancaran penulis
dalam menyelesaikan Tugas Akhir.
7. Rekan sepenelitian Tugas Akhir yang selalu memberi semangat, masukan,
dukungan, dan kerja sama yang baik mulai dari awal mencari dosen hingga
penelitian selesai.
5
8. Seluruh PLP dan Asisten Laboratorium atas bantuan dan kontribusinya dalam
membantu menyelesaikan penelitian.
9. Semua teman-teman Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Riau
khususnya angkatan 2016 yang telah memberikan dukungan, motivasi dan
masukan dalam menyelesaikan laporan ini baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
istilah sempurna. Semoga laporan Tugas Akhir ini bermanfaat bagi pembaca. Akhir
kata, penulis berharap Allah SWT berkenan membalas kebaikan semua pihak yang
telah membantu dalam penelitian dan penulisan laporan Tugas Akhir ini.
Penulis
6
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai civitas akademik Universitas Riau, saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Dibuat di : Pekanbaru
Pada tanggal : 11 Juli 2019
Yang Menyatakan,
Penulis
7
8
“Pembuatan Nata De Cassava dari Singkong Menggunakan Ekstrak
Kecambah Kacang Kedelai sebagai Sumber Nitrogen”
ABSTRAK
Air limbah singkong merupakan limbah kaya karbohidrat yang dapat digunakan
sebagai media pertumbuhan bakteri Acetobacter xylinum untuk dapat menghasilkan produk
fermentasi, berupa nata. Fermentasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah
penambahan nutrisi berupa nitrogen dalam media fermentasi. Sumber nitrogen yang
digunakan biasanya dari pupuk anorganik, seperti ZA atau urea. Pada penelitian ini
dikembangkan fermentasi dari air limbah singkong, menggunakan sumber nitrogen alami
yang berasal dari ekstrak kecambah kedelai. Karakteristik produk dilihat dari ketebalan dan
rendemen nata yang dihasilkan. Nata dibuat dengan perlakuan variasi konsentrasi ekstrak
kecambah kedelai (3%, 4%, 5%) dan lama fermentasi yang dilakukan (6 hari, 7 hari, 8 hari,
9 hari dan 10 hari). Hasil optimum produk nata de cassava diuji ketebalan, rendemen dan
kadar air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis sumber nitrogen alami yang paling
baik adalah nata dengan konsentrasi ekstrak kecambah kedelai 5%, dengan lama fermentasi
10 hari yang mempunyai ketebalan sebesar 0,55 cm, rendemen sebesar 63,09%, dan kadar
air sebesar 97,58%. Nata yang menggunakan air limbah dari pabrik tapioka dengan
konsentrasi ekstrak kecambah kacang kedelai 5% dan waktu fermentasi 10 hari
menghasilkan ketebalan sebesar 0,54 cm, rendemen sebesar 63,01%, dan kadar air sebesar
97,51%.
9
“Making Nata De Cassava from Cassava using Soybean Sprout Extract as
Nitrogen Source”
ABSTRACT
Cassava waste water is a waste has full of carbohydrates that is used as a medium
for the growth of acetobacter xylinum bacteria to produce fermented products. In the form
of nata. Fermentation is influenced by several factors, one of which is the addition of
nutriens in the form of nitrogen in fermentation media. The Nitrogen source used is usually
from inorganic fertilizers, such as ZA or Urea. In this study, fermentation from cassava
waste water was developed, using a natural source of nitrogen derived from soybean
extract. Product characteristics seen from the thickness and yield of the nata produced.
Nata was made by treating variatons in the consentration of soybean sprout extract (3%,
4%, 5%) and the length of fermentation carried out (6 days, 7 days, 8 days, 9 days, and 10
days). The optimum results of the Nata de cassava product were tested for thickness, yield,
and moisture content. The results showed that the best type of natural nitrogen source was
nata with a consentration of 5% soybean sprout extract with a fermentation period of 10
days which had a thickness of 0,55 cm, a yield of 63,09%, and a moisture content of
97,58%. Nata that used waste water from tapioca plant with a concentration of 5% soybean
sprout extract and 10 days fermentation resulted in a thickness of 0,54 cm, a yield of
63,01% and a moisture content of 97,51%.
10
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN .............................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. iii
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................ iv
KATA PENGANTAR ........................................................................................ v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ........................... vii
ABSTRAK ........................................................................................................ viii
ABSTRACT ....................................................................................................... ix
DAFTAR ISI ....................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................ 3
1.4 Manfaat Penelitian .......................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Limbah Tapioka .............................................................................. 5
2.2 Starter Nata ..................................................................................... 9
2.3 Bakteri Acetobacter xylinum .......................................................... 10
2.4 Kecambah Kacang Kedelai ............................................................ 11
2.5 Proses Fermentasi dalam Pembentukan Nata ................................ 12
2.6 Proses Pembuatan Nata.................................................................. 13
2.7 Nata ................................................................................................ 16
2.7.1 Karakteristik Nata ................................................................ 17
2.7.2 Aplikasi Produk Nata........................................................... 18
2.8 Nata De Cassava............................................................................ 19
2.9 Pengujian Kualitas Nata ................................................................ 20
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Alat dan Bahan............................................................................... 22
3.2 Variabel Penelitian ......................................................................... 22
3.3 Prosedur Pelaksanaan Penelitian ................................................... 22
3.3.1 Tahap Pembuatan Ekstrak Kecambah Kacang Kedelai .... 22
3.3.2 Tahap Pembuatan Nata De Cassava ................................. 22
3.3.3 Tahap Pembuatan Nata De Cassava dengan
Menggunakan Air Limbah dari Pabrik Tapioka
PT. Asrindo Citrasubur Makmur ...................................... 23
3.4 Pengujian Nata De Cassava .......................................................... 25
3.4.1 Rendemen ............................................................................ 25
3.4.2 Ketebalan ............................................................................. 25
3.4.3 Kadar Air ............................................................................. 25
11
3.5 Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 25
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Ketebalan Nata ............................................................................. 26
4.3 Rendemen Nata .............................................................................. 28
4.3 Kadar Air Nata.............................................................................. 31
4.4 Hasil Nata De Cassava antara dengan Menggunakan Air Limbah
Sintesis dan Air Limbah dari Pabrik Tapioka PT. Asrindo
Citrasubur Makmur pada Kondisi Proses Terbaik ......................... 33
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ................................................................................... 35
5.2 Saran ............................................................................................. 35
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 36
LAMPIRAN ....................................................................................................... 40
12
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1
Starter ............................................................................................ 9
Gambar 2.2
Acetobacter xylinum .................................................................... 11
Gambar 2.3
Nata ............................................................................................. 16
Gambar 3.1
Diagram Alir Pembuatan Nata De Cassava ................................ 24
Gambar 4.1
Pengaruh Variasi Waktu Fermentasi dan Konsentrasi Ekstrak
Tauge terhadap Ketebalan Produk Nata De Cassava.................. 26
Gambar 4.2 Pengaruh Variasi Waktu Fermentasi dan Konsentrasi Ekstrak
Tauge terhadap Rendemen Produk Nata De Cassava ................. 29
Gambar 4.3 Pengaruh Variasi Waktu Fermentasi dan Konsentrasi Ekstrak
Tauge terhadap Kadar Air Produk Nata De Cassava .................. 31
13
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Perbandingan Kandungan Nutrisi Kecambah Kacang Hijau dengan
Kecambah Kacang Kedelai per 100g ................................................ 12
Tabel 2.2 Syarat Mutu Nata dalam Kemasan Menurut SNI ............................. 17
Tabel 4.1 Hasil Nata De Cassava dari Perbedaan Sumber Bahan Baku pada
Kondisi Proses yang Optimum .......................................................... 33
14
15
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran A. PERHITUNGAN .......................................................................... 39
Lampiran B. DOKUMENTASI ......................................................................... 41
Lampiran C. HASIL PENELITIAN .................................................................. 46
Lampiran D. ....................................................................................................... 55
Lampiran E. ........................................................................................................ 56
16
BAB I
PENDAHULUAN
Herman dalam Manoi (2007), jenis sumber nitrogen alami yang paling baik adalah
ekstrak kacang hijau, pada pH optimum 4, dengan volume 50%. Hasil optimum
produk nata de cassava mempunyai ketebalan sebesar 4,13 mm, persen massa
produk sebesar 37,28%, kadar air 93,13%, kadar gula reduksi 0,37%, kadar protein
0,36%, dan kadar serat 4,17%.
Penelitian yang dilakukan oleh Kuncara (2017), membuat nata de soya
dengan menggunakan filtrat kecambah kacang kedelai sebagai sumber nitrogen
dengan mengamati pengaruh variasi filtrat kecambah kacang kedelai terhadap
rendemen dan ketebalan nata serta mengetahui perbandingan filtrat kecambah
kacang kedelai terhadap volume substrat limbah cair tahu yang menghasilkan nata
yang paling tebal, persentase rendemen paling tinggi dan uji organoleptik yang
paling baik. Perlakuan dibagi menjadi: A (1:10), B (1,5:10), dan C (2:10)
berdasarkan perbandingan filtrat kecambah kacang kedelai terhadap volume
substrat limbah cair tahu, sedangkan kontrol menggunakan ZA. Penggunaan filtrat
kecambah kedelai memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap karakteristik
nata de soya yang dihasilkan. Penggunaan filtrat kecambah kacang kedelai dengan
perbandingan 2:10 menghasilkan nata dengan ketebalan yang paling tebal dan
persentase rendemen yang paling tinggi.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya maka peneliti akan
melakukan pengembangan pembuatan nata de cassava dengan menggunakan
ekstrak kecambah kacang kedelai sebagai sumber nitrogen dengan mengamati
ketebalan, rendemen dan kadar air nata yang akan diperoleh.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
kadar asin yang tinggi akan menjadi netral tetapi tidak menutup kemungkinan lama
kelamaan akan merusak biota laut. Bahan pencemar yang ada di dalamnya akan
mengalami penyebaran dan pengenceran yang bersifat reaktif dengan adsorbsi,
reaksi atau penghancuran biologis. Air limbah juga mencemari tanah dan dalam
perjalanannya akan mengalami peristiwa mekanik, kimia dan biologis.
Selain berdampak pada lingkungan, limbah tapioka juga berdampak
terhadap manusia. Konsentrasi BOD yang tinggi di dalam air menunjukkan adanya
bahan pencemar organik dalam jumlah yang banyak, sejalan dengan hal ini jumlah
mikroorganisme baik yang pathogen maupun tidak pathogen banyak di badan air.
Limbah cair tapioka mengandung zat-zat organik yang cenderung membusuk jika
dibiarkan tergenang sampai beberapa hari di tempat terbuka. Hal ini merupakan
proses yang paling merugikan, karena adanya proses dimana kadar oksigen di
dalam air buangan menjadi nol maka air buangan berubah menjadi warna hitam dan
busuk. Ini dapat mengurangi nilai estetika dan apabila berada di sekitar sumber air
(sumur), maka kemungkinan akan merembes dan sumur tercemar atau tidak
termanfaatkan lagi. Selain itu, jika limbah tapioka mencemari air sungai yang akan
dimanfaatkan masyarakat dapat menimbulkan masalah penyakit seperti gatal-gatal.
Pemanfaatan limbah cair tepung tapioka antara lain :
1. Limbah cair dari proses pembuatan tepung tapioka masih banyak
mengandung pati dari singkong, limbah cair tersebut masih dapat membawa
pati pada saat pembuangan air, adapun pati tapioka tersebut masih bisa di
olah menjadi olahan seperti nata, nata yang diolah dari limbah cair tapioka
dinamakan dapat nata de cassava.
2. Limbah cair tepung tapioka dapat diolah lebih lanjut menjadi pupuk
organik. Dikarenakan bahan baku limbah cair itu sudah mengandung bahan
organik yang mendukung dalam pembuatan pupuk cair organik. Banyak
sekali kandungan organik dalam limbah cair pabrik tepung tapioka yang
mana bisa digunakan sebagai bahan pupuk cair organik. Ditunjukan dengan
tingginya BOD menunjukkan jumlah oksigen dalam satuan ppm yang
dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk memecahkan bahan-bahan organik
yang terdapat di dalam air, sehingga semakin tinggi BOD dipastiakan makin
22
perlakuan pendahuluan pada limbah cair tapioka yaitu melakukan penambahan ragi
rape 1,1% dan lama fermentasi 38,4 jam, yang menghasilkan glukosa 3,008%.
Ketersediaan glukosa ini mereduksi sukrosa yang harus ditambahkan pada bahan
baku nata sebagai sumber karbon, yang tentunya akan menurunkan biaya produksi.
Penambahan sukrosa pada limbah cair tapioka terfermentasi adalah sebesar 2%
(b/v), proporsi sukrosa ini jauh lebih rendah dari pembuatan nata de coco yaitu
sebesar 8-10%. (Dianawati, 2009).
Adanya pengolahan limbah cair tapioka menjadi nata de cassava dapat
memberikan dampak positif yaitu (Dianawati, 2009) :
1) Meningkatkan pendapatan perusahaan tapioka dengan menjual produk
“baru” nata de cassava.
2) Meminimalisasi pencemaran lingkungan.
Menurut Sugiharto (1987), karakteristik fisik yang sangat penting dari air
limbah adalah kandungan total solid yang tersusun atas zat terapung, zat suspensi,
zat kolodial dan zat dalam solution, karakteristik fisik yang lain termasuk bau,
temperatur dan warna. Karakteristik air limbah meliputi: 1). zat organik, termasuk
didalamnya adalah protein dan karbohidrat, dan 2). zat anorganik, termasuk
didalamnya adalah pH, klorida kalsium, phospor, alkali, nitrogen, sulfur dan lain-
lain. Sedangkan karakteristik biologi adalah adanya mikroorganisme dalam air
limbah baik yang bersifat patogen maupun bukan patogen. Organisme patogen
biasanya menimbulkan penyakit gastro intestinal seperti Typhoid dan Paratyphoid
fever, disentri, kolera dan lain-lain. Namun demikian, yang terpenting adalah
limbah cair tapioka merupakan limbah organik yang terdiri dari senyawa-senyawa
komplek yang dapat diuraikan dan didekomposisi manjadi senyawa sederhana dan
unsur-unsur organik.
bakteri A. xylinum yang menghasilkan enzim pembentuk nata, di samping itu starter
juga berguna sebagai media adaptasi bakteri dari media padat (agar) ke media cair.
Gambar starter terdapat pada gambar 2.1 berikut (Asri, 2018) :
Genus : Acetobacter
Spesies : Acetobacter xylinum
bakteri A. xylinum dapat dilihat dari keruhnya media cair tadi setelah difermentasi
selama 24 jam pada suhu kamar. Lapisan tipis yang tembus cahaya mulai terbentuk
di permukaan media dan cairan di bawahnya menjadi semakin jernih setelah
difermentasi selama 36-48 jam.
Sintesa polisakarida oleh bakteri sangat dipengaruhi oleh tersedianya nutrisi
dan ion-ion tertentu yang dapat menkatalisasi aktivitas bakteri. Peningkatan
konsentrasi nitrogen dalam substrat dapat meningkatkan jumlah polisakarida yang
terbentuk, sedangkan ion-ion bivalen seperti Mg2+ dan Ca2+ diperlukan untuk
mengontrol kerja enzim ekstraseluler dan membentuk ikatan dengan polisakarida
tersebut.
2.6 Proses Pembuatan Nata
1. Preparasi
Menurut Pambayun (2002) yang dikutip Kuncara (2017), tahap preparasi
terdiri atas beberapa kegiatan sebagai berikut :
1) Penyaringan
Penyaringan bertujuan untuk memisahkan kotoran-kotoran atau benda-
benda asing yang tercampur dengan substrat. Penyaringan dapat
dilakukan dengan penyaringan plastik, namun akan lebih baik bila
dilakukan dengan menggunakan kain penyaring.
2) Penambahan gula pasir dan sumber nitrogen
Ketersediaan karbohidrat dan protein yang terdapat dalam substrat
belum mencukupi kebutuhan untuk pembentukan nata secara maksimal.
Untuk mendukung pertumbuhan bibit dan pembentukan nata, ke dalam
substrat tersebut perlu ditambahkan gula pasir minimal 2,5% dan ZA
sebanyak 0,5%. Penambahan gula dan sumber nitrogen dalam jumlah
tersebut bertujuan untuk mencapai rasio karbon dan nitrogen (C/N)
dalam media hingga menjadi 20. Bila rasio menyimpang jauh dari 20,
tekstur nata saat dimakan akan sulit digigit atau terlalu mudah hancur.
Jenis sumber karbon bisa berupa bahan seperti misalnya glukosa,
laktosa, fruktosa. Sedangkan sumber nitrogen yang digunakan dapat
berupa nitrogen organik seperti protein, ekstrak yeast, maupun nitrogen
28
2.7 Nata
Nata adalah produk makanan yang berasal dari Filipina. Jenis makanan ini
diperoleh melalui proses fermentasi dengan bentuk seperti agar dan bertekstur
kenyal. Produk makanan ini merupakan produk pangan yang relatif baru
diperkenalkan di Indonesia tetapi produk ini sudah dikenal cukup luas oleh
masyarakat terutama kalangan ekonomi menengah ke atas. Nata dihasilkan oleh
suatu spesies bakteri penghasil asam asetat yaitu Acetobacter xylinum. Bakteri
tersebut dapat membentuk polikel tebal di atas permukaan medium, polikel tebal
itu disebut nata (Putranto, 2017). Gambar nata terdapat pada gambar 2.3 sebagai
berikut (Dewi, 2011) :
tekstur nata yang dihasilkan. Kandungan terbesar dalam nata adalah air 98%
(Susanti, 2005)
36
BAB III
METODE PENELITIAN
sebanyak 4365 ml direbus di dalam panci stainless hingga mendidih untuk variasi
waktu fermentasi selama 6-10 hari dan dua kali pengulangan dalam sekali
perebusan. Saat air tersebut sudah mendidih, dimasukkan gula pasir sebanyak 112,5
gram, cuka sebanyak 45 ml dan ekstrak kecambah kacang kedelai yang sudah
diblender dan disaring sebanyak 135 ml yaitu 3% dari volume total substrat dan
ekstrak kecambah kacang kedelai. Buih yang muncul di permukaan rebusan limbah
tapioka dibuang, kemudian panci tersebut diangkat. Adonan limbah tapioka dituang
ke dalam nampan yang sudah disiapkan dan di rangkai dengan penutup koran
sedemikian rupa. Kemudian setelah campuran bahan baku dituang, nampan ditutup
rapat dengan koran menggunakan karet. Adonan limbah tapioka ditunggu sampai
dingin (kurang lebih suhu ruang). Ujung koran penutup loyang yang berisi rebusan
limbah tapioka yang sudah dingin dibuka dan dituangkan bibit nata sebanyak 45
ml. Loyang ditutup rapat kembali dan tidak boleh diganggu atau tergoyang selama
proses fermentasi. Percobaan tersebut diulangi untuk variasi konsentrasi ekstrak
tauge 4% dan 5% dan lama fermentasi selama 6, 7, 8, 9, dan 10 hari. Kemudian
nata siap diuji.
Fermentasi selama
6,7,8,9, dan 10 hari
3.4.2 Ketebalan
Pengukuran ketebalan nata dilakukan dengan alat jangka sorong.
3.4.3 Kadar Air
Penentuan kadar air diperlukan untuk mengetahui banyaknya kandungan air
pada nata yang terbentuk. Kadar air pada nata de cassava dapat dihitung dengan
menggunakan rumus :
𝑊1−𝑊2
Kadar Air = x 100%......…..………….….(1.2)
𝑊1−𝑊𝑜
Dimana :
Wo = wadah kosong (gr)
W1 = berat wadah dan sampel sebelum dioven (gr)
W2 = berat wadah dan sampel sesudah dioven (gr)
BAB IV
0.5
0,5 0.48
0,48
0,46
0.45 0,45
0.45
0,44 0.43
0.42
0,43
0.4
6 7 8 9 10
Variasi Waktu (Hari)
Ekstrak Tauge 3% Ekstrak Tauge 4% Ekstrak Tauge 5%
Berdasarkan Gambar 4.1 menunjukkan bahwa ketebalan nata pada hari ke-
6 dengan konsentrasi ekstrak kecambah kacang kedelai 3-5% yaitu 0,43 cm; 0,44
cm; dan 0,45 cm. Hasil ketebalan nata dengan konsentrasi ekstrak kecambah
kacang kedelai 5% pada waktu fermentasi selama 6-10 hari berturut-turut sebesar
0,45 cm; 0,45 cm; 0,51 cm; 0,52 cm; dan 0,55 cm. Data pada gambar 4.1
menunjukkan bahwa semakin lama waktu fermentasi dan konsentrasi ekstrak
kecambah kacang kedelai yang digunakan, maka semakin tinggi rerata ketebalan
nata yang dihasilkan.
41
hidrolisis karbohidrat, protein dan lemak menjadi senyawa yang lebih sederhana,
sehingga mudah dicerna. Selama proses itu pula terjadi peningkatan jumlah protein
dan vitamin, sedangkan kadar lemak mengalami penurunan. Nitrogen merupakan
komponen penyusun protein. Protein yang terhidrolisis akan berubah menjadi asam
amino, sehingga memiliki bentuk yang lebih sederhana dan lebih cepat digunakan
oleh bakteri A. xylinum dalam membentuk selulosa untuk memproduksi nata.
Terhidrolisisnya protein menjadi asam amino ini terjadi akibat aktifnya enzim
protease saat proses perkecambahan berlangsung. Dengan meningkatnya waktu
fermentasi 6-10 hari dan konsentrasi sumber nitrogen yang bersumber dari ekstrak
kecambah kedelai 3-5%, maka pertumbuhan dan aktivitas bakteri A. xylinum akan
semakin tinggi. Semakin meningkat pertumbuhan dan aktivitas bakteri A. xylinum,
maka produksi selulosa yang terbentuk pun akan semakin tinggi dan membuat nata
menjadi semakin tebal.
Hasil penelitian tersebut juga diperkuat dengan hasil penelitian terdahulu
yang dilakukan oleh Kuncara (2017) yaitu dengan melakukan variasi perbandingan
yang dibagi menjadi: A (1:10), B (1,5:10), dan C (2:10) berdasarkan perbandingan
filtrat kecambah kacang kedelai terhadap volume substrat limbah cair tahu. Nilai
rerata ketebalan pada perlakuan perbandingan 2:10 merupakan perlakuan yang
memiliki nilai rerata ketebalan yang lebih tinggi dibandingkan perlakuan
perbandingan 1:10 dan 1,5:10. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa
semakin tinggi perbandingan filtrat kecambah kacang kedelai yang digunakan,
maka semakin tinggi rerata ketebalan nata yang dihasilkan.
63.5
63,09
63
62,67
Rendemen (%)
62,54 62,86
62.5 62,67
62,49 62,29
62.22
62,09
62 61,94 61,97
61,79 61,73
61,72
61.5 61,74
61
6 7 8 9 10
Variasi Waktu (Hari)
Ekstrak Tauge 3% Ekstrak Tauge 4% Ekstrak Tauge 5%
diungkapkan oleh Ernawati (2012) yang dikutip dari Kuncara (2017), semakin
tinggi massa dan ketebalan nata, maka akan berbanding lurus dengan nilai
rendemen yang diperoleh (Kuncara, 2017).
Kemampuan bakteri A. xylinum dalam membentuk jaringan selulosa yang
akan membentuk nata sangat bergantung dengan komposisi media yang digunakan.
Protein merupakan salah satu nutrisi yang harus ada di dalam media, sehingga
bakteri A. xylinum dapat memfermentasi media menjadi nata secara maksimal.
Nitrogen merupakan salah satu unsur utama penyusun protein. Nitrogen di dalam
protein dibutuhkan oleh bakteri A. xylinum dalam proses fermentasi media menjadi
nata. Nitrogen berperan dalam merangsang pertumbuhan dan aktivitas bakteri A.
xylinum. Dalam proses reproduksi bakteri A. xylinum, nitrogen juga berperan
sebagai penyusun asam amino yang berperan sebagai prekursor asam nukleat yang
berfungsi untuk menyimpan informasi genetik bakteri A. xylinum. Sebelum bakteri
A. xylinum mengalami perkembangbiakan berupa membelah diri, bakteri tersebut
akan melakukan tahapan replikasi DNA, sehingga terjadi perbanyakan materi
genetik. Saat bakteri A. xylinum berkembang biak dengan cara membelah diri
penurunan informasi genetik akan terjadi. Penambahan nitrogen ke dalam media
menurut Melina (2016) akan mempercepat bakteri masuk ke dalam fase
pertumbuhan ekponensial. Pada fase pertumbuhan eksponensial bakteri A. xylinum
mengalami laju pertumbuhan yang cepat dan konstan yang menyebabkan adanya
peningkatan populasi bakteri A. xylinum. Pada fase tersebut bakteri A. xylinum
mengeluarkan enzim ekstraseluler polimerase sebanyak-banyaknya untuk
monomer glukosa menjadi rantai selulosa. Fase ini sangat menentukan tingkat
kecepatan suatu strain A. xylinum dalam membentuk nata (Kuncara, 2017).
Hasil penelitian tersebut juga diperkuat dengan hasil penelitian terdahulu
yang dilakukan oleh Kuncara (2017) yaitu dengan melakukan variasi perbandingan
yang dibagi menjadi: A (1:10), B (1,5:10), dan C (2:10) berdasarkan perbandingan
filtrat kecambah kacang kedelai terhadap volume substrat limbah cair tahu. Nilai
rerata ketebalan pada perlakuan perbandingan 2:10 merupakan perlakuan yang
memiliki nilai rerata rendemen yang lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan
perbandingan 1:10 dan 1,5:10. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa
45
96.5 96,48
96,22 96,27
96,10
96 95,75 95,82
94
6 7 8 9 10
Variasi Waktu (Hari)
Ekstrak Tauge 3% Ekstrak Tauge 4% Ekstrak Tauge 5%
Gambar 4.3 Pengaruh Variasi Waktu Fermentasi dan Konsentrasi Ekstrak
Kecambah Kacang Kedelai terhadap Kadar Air Produk Nata De
Cassava
Produk nata memiliki kadar air yang sangat tinggi. Hal ini disebabkan nata
diproduksi oleh bakteri pada medium cair. Berdasarkan analisis statik terdapat
pengaruh yang signifikan antara waktu fermentasi dan konsentrasi ekstrak tauge
terhadap kadar air nata de cassava yang dihasilkan. Pada Gambar 4.3 menunjukkan
bahwa kadar air nata pada hari ke-6 dengan konsentrasi ekstrak kecambah kacang
kedelai 3-5% berturut-turut yaitu 95,20%; 95,27%; dan 95,75%. Hasil kadar air
nata dengan konsentrasi ekstrak kecambah kacang kedelai 5% pada waktu
fermentasi selama 6-10 hari berturut-turut sebesar 95,75%; 95,82%; 96,68%;
96,99%; dan 97,58%. Data pada gambar 4.3 menunjukkan bahwa semakin lama
46
Berdasarkan data yang ditampilkan pada tabel 4.1 diatas dapat disimpulkan
bahwa perbedaan hasil nata de cassava dengan menggunakan limbah tapioka
sintesis dan nata yang menggunakan limbah tapioka dari pabrik tidak menunjukkan
perbedaan yang signifikan. Nata yang menggunakan limbah tapioka dari pabrik
memperoleh hasil ketebalan, rendemen, dan kadar air yang lebih rendah
dibandingkan dengan hasil pengujian nata yang menggunakan limbah tapioka
sintesis, walaupun selisih antara hasil kedua nata tersebut sangat kecil. Hal ini
disebabkan endapan pati yang terdapat pada limbah tapioka dari pabrik sudah
digunakan untuk pembuatan tepung tapioka, sehingga tidak ada endapan pati tersisa
pada limbah tersebut. Endapan pati mengandung karbohidrat sehingga
48
mempengaruhi kadar glukosa dalam air limbah tersebut. Selulosa yang dihasilkan
oleh bakteri A.xylinum lebih sedikit karena ketersediaan kadar glukosa pada air
limbah juga lebih sedikit. Oleh karena itu, hasil ketebalan, rendemen dan kadar air
pada nata dari air limbah dari pabrik menghasilkan nilai yang lebih rendah
dibandingkan dengan air limbah tapioka sintesis.
49
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dianalisa dan dibahas maka dapat
disimpulkan bahwa :
1. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak kecambah kacang kedelai maka semakin
tinggi rendemen, ketebalan, dan kadar air nata yang dihasilkan. Konsentrasi
ekstrak kecambah kacang kedelai dalam pembuatan nata de cassava yang
paling baik adalah 5% pada hari ke-10, dengan nilai rendemen sebesar
63,09%, ketebalan sebesar 0,55 cm, dan kadar air sebesar 97,58%.
2. Semakin lama proses fermentasi nata maka semakin baik nata yang
dihasilkan. Lama waktu fermentasi yang menghasilkan nata yang paling
baik dalam penelitian ini adalah selama 10 hari.
3. Nata de cassava yang menggunakan air limbah dari pabrik tapioka dengan
menggunakan ekstrak kecambah kacang kedelai 5% dan waktu fermentasi
10 hari menghasilkan rendemen sebesar 63,01%, ketebalan sebesar 0,54 cm,
dan kadar air sebesar 97,51%.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada penelitian, maka dapat disarankan
bahwa:
1. Perlu adanya variasi bahan baku dalam pembuatan nata, seperti air nanas,
air cucian beras, air limbah soya, dan lain sebagainya.
2. Untuk menghasilkan nata yang lebih tebal perlu adanya variasi waktu
fermentasi yang lebih lama, dan konsentrasi ekstrak kecambah kacang
kedelai yang lebih tinggi.
50
DAFTAR PUSTAKA
Anastasia, N., dan Eddy A. 2008. Mutu Nata De Seaweed Dalam Berbagai
Konsentrasi Sari Jeruk Nipis. Prosiding Seminar Nasional Sains dan
Teknologi-II. Lampung: Universitas Lampung.
Asri, M. T., Ducha, N., Ratnasari, E., dan Bashri, A. 2018. Potential Of Nata De
Legen In Improving Local Wellness Of Natural Resources And
Human Resources In Dalegan Village, Gresik District. Jurnal
Pengabdi 1(2). Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.
Astari, M. W. 2018. Pengaruh Variasi Konsentrasi Gula Batu terhadap Ketebalan,
Rendemen dan Uji Organoleptik Nata de Fruit Peel. Skripsi. Jurusan
Pendidikan Matermatika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: Universitas Sanata
Dharma.
Astawan, M dan M.W. Astawan. 1991. Teknologi pengolahan Nabati Tepat Guna.
Akademika Perssindo, Jakarta.
Arifiani, N., Sani, T. A., dan Utami, A. S. 2015. Peningkatan kualitas nata de cane
dari limbah nira tebu metode Budchips dengan penambahan ekstrak
tauge sebagai sumber nitrogen. Bioteknologi, 12(2), 29–33.
Azhara, R.Y. 2012. Proses Pembuatan Biakan Murni. Jurnal Penelitian. Jakarta.
Biamenta, E. 2011. Karakterisasi dan Analisa Kadar Nutrisi Edible Film Dari Nata
De Coco Dengan Penambahan Pati, Gliserin, Dan Kitosan Sebagai
Bahan Pengemas Makanan. Skripsi. Departemen Kimia, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Medan : Universitas
Sumatera Utara.
Cahyadi, W., 2007, Kedelai Khasiat dan Teknologi. Jakarta, Bumi Aksara.
Dewi, A. S. 2011. Peningkatan Produksi Riboflavin Bakteri Acetobacter xylinum
pada Starter Nata De Coco dengan Penambahan Minyak Kelapa
Sawit. Skripsi. Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik. Depok
: Universitas Indonesia.
51
Melina M. 2016. Pengaruh penggunaan jus kecambah kacang hijau sebagi sumber
nitrogen alternative terhadap karakteristik nata de besusu. Skripsi.
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Muharam, P. G. 2014. Pembuatan Nata De Cassava Dari Limbah Cair Tapioca
Menggunakan Sumber Nitrogen Ekstrak Kacang Hijau. Skripsi.
Fakultas Pendidikan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Jurusan Pendidikan Kimia. Bandung: Universitas Pendidikan
Indonesia.
Misgiyarta. 2011. Agroinovasi : Produksi Nata de Cassava Dengan Limbah Cair
Tapioka. Badan Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen
Pertanian : Bogor.
Pambayun, R. 2002. Teknologi Pengolahan Nata de Coco. Yogyakarta: Kanisius.
Putranto, K., dan Taofik, A. 2017. Penambahan Ekstrak Toge pada Media Nata De
Coco. Jurusan Agroteknologi, Fakultas Sains dan Teknologi. UIN
SGD: Bandung.
Putriana, I., Aminah, S. Mutu Fisik, Kadar Serat dan Sifat Organoleptik Nata de
Cassava Berdasarkan Lama Fermentasi. Jurnal Pangan dan Gizi
Vol. 04 No. 07. Program Studi S-1 Teknologi Pangan. Semarang:
Universitas Muhammadiyah Semarang.
Ratnawati, D. 2007. Kajian Variasi Kadar Glukosa dan Derajat Keasaman (pH)
pada Pembuatan Nata De Citrus dari Jeruk Asam (Citrus Limon .
L). Jurnal Gradien, 3(2), 257–261.
Rizal, H. M., Pandiangan, D. M., dan Saleh, A. 2013. Pengaruh Penambahan Gula,
Asam Asetat dan Waktu Fermentasi Terhadap Kualitas Nata De
Corn. Jurnal Teknik Kimia 1(19). Palembang: Universitas Sriwijaya.
Rukmana, R. 1997. Aneka Olahan Kelapa. Kanisius, Yogyakarta.
Safitri, M. P., Caronge, M. W., dan Kadirman. 2017. Pengaruh Pemberian Sumber
Nitrogen dan Bibit Bakteri Acetobacter Xylinum Terhadap Kualitas
Hasil Nata De Tala. Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian 3, 95-
106. Universitas Negeri Makassar : Makassar.
53
Salim, E. 2012. Sukses Bisnis Nata de Cassava Skala Rumah Tangga. Yogyakarta:
Lily Publisher.
Sanchez, P.C., Yoshida dan M.A. Pulido. 1998. Screening of High Cellulose
Producing Acetic Acid Bacterial Strains on Agricultural Products
and Wastes and Optimization of Fermentation Conditions.
Proceeding of International Conference on Asian Network on
Microbial Researches. Yogyakarta: Gadjah Mada University.
Sari, Y. M., Asnurita, dan Budaraga, I. K. 2017. Pengaruh Konsentrasi Starter
Acetobacter Xylinum Terhadap Mutu Nata De Cucumber. Jurnal
Pertanian UMSB 1(2). Universitas Ekasakti: Padang.
Schamm, M., dan Hestrin, S. 1954. Factors Affecting Production of Cellulose at
the Air/Liquid interface of Culture Acetobacter xylinum J. Gen
Microbiol.
Setyangingtyas, N., Kusrijadi, A., dan Suryatna, A. 2014. Pembuatan Nata De
Cassava dari Kulit Singkong Menggunakan Sumber Nitrogen
Ekstrak Tauge dan Kacang Hijau. Jurnal Sains dan Teknologi Kimia
5(2). Program Studi Kimia, Jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas
Pendidikan Matermatika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas
Pendidikan Indonesia: Bandung.
Sutanto, A. 2012. Pineapple liquid waste as nata de pina raw material. Makara,
Teknologi, 16(1), 63–67.
Susanti, L. 2005. Perbedaan Penggunaan Jenis Kulit Pisang Terhadap Kualitas
Nata. Skripsi. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Sutarminingsih, L. 2004. Peluang Usaha Nata de Coco. Yogyakarta: Kanisius.
Yanti, A. Y., Ahmad, S. W., Tryaswaty, D., dan Nurhana, A. 2017. Pengaruh
Penambahan Gula dan Nitrogen Pada Produksi Nata De Coco.
Kendari: Universitas Halu Oleo.
54
LAMPIRAN A
PERHITUNGAN
A.1 Pembuatan Bahan Baku
1. Volume Substrat dan Ekstrak Kecambah Kacang Kedelai 3%
Total volume substrat dan ekstrak yang akan digunakan = 450 ml
Volume ekstrak (ml) = 3% x total volume substrat dan ekstrak
3
Volume ekstrak (ml) = 𝑥 450 ml
100
Volume ekstrak (ml) = 13,5 ml
Volume substrat (ml) = Total volume substrat dan ekstrak − volume ekstrak
Volume substrat (ml) = 450ml − 13,5 ml
Volume substrat (ml) = 436,5 ml
Maka volume ekstrak kecambah kacang kedelai dan substrat yang dibutuhkan
untuk pembuatan nata dengan konsentrasi ekstrak tauge 3% adalah sebanyak 13,5
ml dan 436,5 ml.
Volume substrat (ml) = Total volume substrat dan ekstrak − volume ekstrak
Volume substrat (ml) = 450ml − 18 ml
Volume substrat (ml) = 432 ml
Maka volume ekstrak kecambah kacang kedelai dan substrat yang dibutuhkan
untuk pembuatan nata dengan konsentrasi ekstrak tauge 4% adalah sebanyak 18 ml
dan 432 ml.
5
Volume ekstrak (ml) = 𝑥 450 ml
100
Volume ekstrak (ml) = 22,5 ml
Volume substrat (ml) = Total volume substrat dan ekstrak − volume ekstrak
Volume substrat (ml) = 450ml − 22,5 ml
Volume substrat (ml) = 427,5 ml
Maka volume ekstrak kecambah kacang kedelai dan substrat yang dibutuhkan
untuk pembuatan nata dengan konsentrasi ekstrak tauge 5% adalah sebanyak 22,5
ml dan 427,5 ml.
4. 1% Asam Cuka
Total volume substrat dan ekstrak yang akan digunakan = 450 ml
Volume asam cuka (ml) = 1% x Total volume substrat dan ekstrak
1
Volume asam cuka (ml) = 𝑥 450 ml
100
Volume asam cuka (ml) = 4,5 ml
Maka volume asam cuka yang digunakan pada setiap perlakuan adalah
sebanyak 4,5 ml.
6. 10% Starter
Total volume substrat dan ekstrak yang akan digunakan = 450 ml
Volume starter (%) = 10% x Total volume substrat dan ekstrak
10
Volume starter (%) = 𝑥 450 ml
100
Volume starter (%) = 45 ml
56
A.2 Rendemen
1. Perhitungan rendemen produk nata sampel pertama pada hari ke-6 dengan
konsentrasi kecambah kedelai 3% adalah sebagai berikut :
Berat campuran bahan baku nata = 459,26 gram
Berat nata sesudah fermentasi = 282,48 gram
Berat 𝑛𝑎𝑡𝑎 sesudah fermentasi
Rendemen (%) = x 100%
Berat campuran bahan baku 𝑛𝑎𝑡𝑎
282,48 gram
Rendemen (%) = x 100%
459,26 gram
Rendemen (%) = 61,507 %
2. Perhitungan rendemen produk nata sampel kedua pada hari ke-6 dengan
konsentrasi kecambah kedelai 3% adalah sebagai berikut :
Berat campuran bahan baku nata = 451,49 gram
Berat nata sesudah fermentasi = 279,77 gram
Berat 𝑛𝑎𝑡𝑎 sesudah fermentasi
Rendemen (%) = x 100%
Berat campuran bahan baku 𝑛𝑎𝑡𝑎
279,77 gram
Rendemen (%) = x 100%
451,49 gram
Rendemen (%) = 61,966 %
Maka rata-rata rendemen produk nata yang dihasilkan pada hari ke-6
dengan konsentrasi kecambah kedelai 3% adalah 61,736 %.
𝑊1 − 𝑊2
Kadar Air (%) = x 100%
𝑊1 − 𝑊𝑜
72,89 gram − 67,95 gram
Kadar Air (%) = x 100%
72,89 gram − 67,7 gram
2. Kadar air produk nata sampel kedua pada hari ke-6 dengan konsentrasi
kecambah kedelai 3% adalah sebagai berikut :
Berat wadah kosong (Wo) = 34,79 gram
Berat wadah + sampel sebelum dikeringkan (W1) = 39,8 gram
Berat wadah + sampel sesudah dikeringkan (W2) = 35,03 gram
𝑊1 − 𝑊2
Kadar Air (%) = x 100%
𝑊1 − 𝑊𝑜
39,8 gram − 35,03 gram
Kadar Air (%) = x 100%
39,8 gram − 34,79 gram
Maka rata-rata kadar air produk nata yang dihasilkan pada hari ke-6
dengan konsentrasi kecambah kedelai 3% adalah 95,196 %.
LAMPIRAN B
DOKUMENTASI
Gambar B.1
Gambar B.2
58
Nata de cassava yang siap untuk
difermentasi selama 6, 7, 8, 9 dan 10
3
hari.
Gambar B.3
Gambar B.4
59
Produk nata de cassava yang
5 dihasilkan.
Gambar B.5
Gambar B.6
60
Gambar B.7
Gambar B.8
Gambar B.9
61
Pengukuran ketebalan sampel dengan
menggunakan alat ukur jangka
6
sorong.
Gambar B.10
Gambar B.11
Gambar B.12
62
Penimbangan sampel setelah
9 dikeringkan dengan oven.
Gambar B.13
63
LAMPIRAN C
HASIL PENELITIAN
C.1 Hasil Pengujian Produk Nata De Cassava
Tabel C.1 Berat Nata De Cassava Sebelum dan Sesudah Fermentasi
Variasi Massa (gram)
1 459,26 282,48
6
2 451,49 279,77
1 455,49 282,2
7
2 458,53 281,9
1 452,95 282,18
3 8
2 454,66 281,34
1 458,79 285,65
9
2 456,94 284,12
1 450,73 280,55
10
2 456,18 284,35
1 452,89 280,4
6
2 457,96 282,42
1 459,3 283,71
7
2 453,39 279,68
4 1 459,68 286,14
8
2 450,43 282,58
1 450,14 281,65
9
2 452,01 283,74
10 1 455,92 286,98
64
2 454,63 285,39
1 452,8 280,47
6
2 450,91 279,3
1 451,43 279,91
7
2 457,85 283,6
1 455,95 285,64
5 8
2 459,43 286,86
1 458,96 287,77
9
2 451,33 282,73
1 450,48 284,18
10
2 454,91 287
1 61,50764 0,405
6 61,73678
2 61,96593 0,45
1 61,95525 0,45
7 61,71716
2 61,47907 0,39
1 62,29826 0,48
3 8 62,08873
2 61,87920 0,445
1 62,26160 0,48
9 62,22022
2 62,17884 0,47
1 62,24347 0,475
10 62,28816
2 62,33285 0,485
65
2 61,66914 0,42
1 61,77008 0,435
7 61,72824
2 61,68640 0,425
1 62,24765 0,475
8 62,49162
2 62,73560 0,52
1 62,56942 0,51
9 62,67118
2 62,77294 0,52
1 62,94525 0,53
10 62,85968
2 62,77412 0,52
1 61,94125 0,45
6 61,94133
2 61,94140 0,45
1 62,00518 0,46
7 61,97343
2 61,94168 0,45
1 62,64722 0,51
5 8 62,54272
2 62,43823 0,5
1 62,70045 0,52
9 62,67209
2 62,64374 0,51
1 63,08382 0,545
10 63,08661
2 63,08940 0,545
Tabel C.3 Hasil Pengujian Kadar Air Produk Nata De Cassava pada Hari ke-6
Berat wadah setelah
Berat Berat pengovenan (gram)
Berat
Sampel wadah wadah +
% sampel
ke- kosong sampel 60
(gram) 15 30 45
(gram) (gram) menit
menit menit menit
66
1 29,59 5,37 34,96 32,95 30,41 29,85 29,85
4
2 67,68 5,19 72,87 69,83 68,04 67,92 67,92
Tabel C.4 Hasil Pengujian Kadar Air Produk Nata De Cassava pada Hari ke-7
Berat wadah setelah
Berat Berat pengovenan (gram)
Berat
Sampel wadah wadah +
% sampel
ke- kosong sampel 60
(gram) 15 30 45
(gram) (gram)
menit menit menit menit
Tabel C.5 Hasil Pengujian Kadar Air Produk Nata De Cassava pada Hari ke-8
Berat wadah setelah
Berat Berat pengovenan (gram)
Berat
Sampel wadah wadah +
% sampel
ke- kosong sampel 60
(gram) 15 30 45
(gram) (gram) menit
menit menit menit
67
1 34,78 5,34 40,12 35,89 35,3 34,95 34,95
5
2 29,59 5,22 34,81 31,15 30,06 29,77 29,77
Tabel C.6 Hasil Pengujian Kadar Air Produk Nata De Cassava pada Hari ke-9
Berat wadah setelah
Berat Berat pengovenan (gram)
Berat
Sampel wadah wadah +
% sampel
ke- kosong sampel 60
(gram) 15 30 45
(gram) (gram)
menit menit menit menit
Tabel C.7 Hasil Pengujian Kadar Air Produk Nata De Cassava pada Hari ke-10
Berat wadah setelah
Berat Berat pengovenan (gram)
Berat
Sampel wadah wadah +
% sampel
ke- kosong sampel 60
(gram) 15 30 45
(gram) (gram) menit
menit menit menit
68
Konsentrasi
Rata-rata
Kecambah Hari ke-
Kadar Air (%)
(%)
1 95,18304
6 95,19631
2 95,20958
1 95,01845
7 95,00441
2 94,99036
1 96,05263
3 8 96,07700
2 96,10136
1 96,25246
9 96,22061
2 96,18874
1 96,25246
10 96,26713
2 96,28180
1 95,15828
6 95,26700
2 95,37572
1 95,21912
7 95,15673
2 95,09433
1 96,30996
4 8 96,47845
2 96,64694
1 96,60377
9 96,83418
2 97,06457
1 97,28752
10 97,29241
2 97,29729
1 95,62737
6 95,74676
2 95,86614
5
1 95,72815
7 95,81566
2 95,90316
69
1 96,81647
8 96,68410
2 96,55172
1 96,92307
9 96,99365
2 97,06422
1 97,61029
10 97,57641
2 97,54253
70
Variasi Massa (gram)
1 456,34 287,5
5 10
2 453,72 285,92
1 63,00127 0,535
5 10 63,00905
2 63,01683 0,54
Tabel C.11 Hasil Pengujian Kadar Air Produk Nata De Cassava pada Hari ke-10
Berat wadah setelah
Berat Berat pengovenan (gram)
Berat
Sampel wadah wadah +
% sampel
ke- kosong sampel 60
(gram) 15 30 45
(gram) (gram) menit
menit menit menit
Konsentrasi Rata-rata
Pengulangan Kadar Air (%)
Kecambah Hari ke- Kadar Air (%)
(%)
1 97,47081
5 10 97,50668
2 97,54253
71
72
LAMPIRAN D
72
73
LAMPIRAN E
73
74
74