A. Pra Analitik
1. Tujuan
Menilai perbedaan efektivitas siprofloksasin dengan seftriakson pada
kuman Neisseria gonorrhea
2. Metode
a. Pengecetan Gram
c. Tes Definitif
d. Uji Sensitivitas
3. Alat
a. Objek glass
b. Ose
c. Lampu spirtus
d. Pipet pasteur
e. Mikroskop
f. Beaker glass
g. Incubator
h. Plate
4. Bahan
A. Prosedur
Sampel
Pewarnaa Gram
a. Buat sediaan
b. Genangi sediaan dengan gram 1 5’’
c. Bilas, genangi dengan gram II 1’’
d. Cat dibuang, digenangi gram III 10’
e. Bilas, di genangi gram IV 5’’
f. Bilas, periksa dibawah mikroskop perbesaran 100x
Tes Definitif
Uji Sensitivitas
A. Hasil
Warna : Merah
Bentuk : Coccus
Sifat : Gram -
Dari penelitian ini diperoleh 59 subyek dengan duh endoservik purulent, 29 subyek
positif pada pengecatan Gram, 26 subyek hasil positif tes definitif dan positif kultur
Neisseria gonorrhoeae dilakukan uji kepekaan antibiotik . Dengan menggunakan
parameter Clinical and Laboratory Standards Institute (CLSI) diameter zona hambat dari
hasil uji kepekaan antibiotik dibagi menjadi sensitif ( ≥ 35 untuk seftriakson , ≥ 41 untuk
siprofloksasin ) dan resisten ( < 35 untuk seftriakson , < 41 untuk siprofloksasin )
Tabel 1. Kepekaan Neisseria gonorrhoeae dengan Uji Wilcoxon Signed Ranks Test
Dari SPSS tabel 2x2 yang didapatkan, uji Wilcoxon Signed Ranks Test didapatkan
nilai p = 0,005 sebesar 0,005 atau 0,5 % . Karena nilai p<0,05 maka dapat disimpulkan
bahwa kepekaan Neisseria gonorrhoeae terhadap siprofloksasin lebih baik daripada
terhadap seftriakson