Email : muhammadfatih20@gmail.com
1. Pendahuluan
NDT atau Non-Destructive Testing merupakan suatu teknik pengujian yang digunakan untuk
memeriksa kualitas objek atau material, tanpa mengganggu atau merusak kinerja produk tersebut
karena hanya menggunakan pengujian pada permukaan saja. Teknik ini memegang peranan
penting dalam pengendalian kualitas material, kehandalan produk dan struktur dalam
penggunaannya, pengendalian, serta pemeliharaannya[7]. Preparasi dilakukan sebelum melakukan
pengujian ke sampel denan cara membersihkan permukaan sampel agar tidak ada kotoran yang
mengganggu Beberapa metode NDT antara lain Ultrasonic Thickness Gauge (UTG), Surface
Roughness Test (SRT) dan Scanning Electron Microscope (SEM).
Ultrasonic Thickness Gauge (UTG) merupakan alat yang menggunakan penjalaran gelombang
ultrasonic dalam melakukan pengukuran. Gelombang ini dihasilkan oleh probe yang bekerja
berdasarkan perubahan energi listrik menjadi energi mekanik, dan sebaliknya, energi mekanik
menjadi energi listrik[7]. Ultrasonic Thickness Gauge (UTG) mempunyai prinsip kerja yaitu
dimana gelombang ultrasonic ini disorotkan ke permukaan bidang yang sedang di uji dengan
garis lurus pada kecepatan konstan, kemudian gelombang tersebut dipantulkan lagi dari
permukaan atau cacat benda uji tersebut. Yang diperoleh gelombang suara tersebut akan
ditampilkan pada layar monitor berupa tampilan pulsa untuk mendeteksi tebal serta cacat atau
tidaknya benda uji tersebut[1].
SRT merupakan salah satu metode NDT yang digunakan untuk mengukur parameter kekasaran
permukaan yaitu Ra, Rz, Rq, Rmax. Pada pengukuran ini dilakukan dengan menggunakan dial
indicator sebagai sensor yang bekerja secara mekanik elektrik dan juga terdapat bagian yang
bernama stylus. Alat pengukur sentuh ini akan menghasilkan profil grain dari suatu permukaan,
serta berbagai besaran kekasaran. Setiap permukaan memiliki karakteristik permukaan yang
dikenal dengan tekstur permukaan. Pengukuran kekasaran permukaan diperoleh dari sinyal
pergerakan stylus berbentuk diamond untuk bergerak sepanjang garis lurus pada permukaan
sebagai alat indicator pengukuran kekasaran permukaan benda uji. Prinsip kerja dari Surface
Roughness Test adalah dengan menggunakan transducer dan diolah dengan microprocessor[7].
Scanning Electron Microscope (SEM) adalah jenis mikroskop elektron yang mencitrakan
permukaan sampel oleh pemindaian dengan pancaran tinggi elektron. Elektron yang berinteraksi
dengan atom yang membentuk sampel menghasilkan sinyal yang berisi informasi tentang sampel
dari permukaan topografi, komposisi dan sifat lainnya seperti daya konduksi listrik.SEM
dilengkapi dengan anoda serta lensa dan fokus magnetik untuk membuat sebuah balok dari
elektron. Cara terbentuknya gambar pada SEM berbeda dengan apa yang terjadi pada mikroskop
optik dan TEM. Pada SEM, gambar dibuat berdasarkan deteksi elektron baru (elektron sekunder)
atau elektron pantul yang muncul dari permukaan sampel ketika permukaan sampel tersebut
dipindai dengan sinar elektron[2].
2. Metode Percobaan
2.1. Alat dan Bahan
Alat :
- Surface Roughness Test
- Ultrasonic Thickness
Gauge Bahan :
- Test piece UTG
- Metal block SRT
- Couplant
2.2. Prosedur Pecobaan dengan UTG
Disiapkan sampel berupa pelat alumunium
UTG dikalibrasi
Probe pada UTG ditempelkan ke 3 titik yang telah ditandai secara bergantian
Run alat
Ra = 7.134 μm
Rz = 27.504 μm
Rp = 13.886 μm
Rv = 13.618 μm
Rq = 10.307 μm
Rt = 64.152 μm
3.2. Pembahasan
3.2.1. Pembahasan Percobaan UTG
UTG memiliki prinsip kerja yaitu memanfaatkan gelombang ultrasonik utuk
menghitung ketebalan dari suatu benda. Gelombag ultrasonik tersebut
ditembakkan memalui probe dan probe tersebut menerima kembali pantulan
gelombang yang diterima. Dengan adanya data kecepatan rambat gelombang pada
benda yang dianalisis dan waktu yang ditempuh gelombang dari probe kembali ke
probe, maka dapat diperoleh data ketebalan benda tersebut. Pada percobaan
menggunskan UTG diperoleh ketiga titik memiliki tebal yang sama yaitu 0.46 cm
sedangkan saat menggunakan jangka sorong tidak semua titik memiliki tebal 0.46
cm. Terdapat satu titik yang memiliki ukuran lebih kecil dibandingkan pengukuan
menggunakan UTG. Perbedaan tersebut dapat dipengaruhi oleh keterbatasan
jangka sorong untuk mengukur tebal karena bentuk ujung yang panjang sehingga
pengukuran tidak tepat pada titik yang ingin diukur. Faktor lain juga dipengaruhi
oleh pengukuran menggunakan UTG yang tidak tepat pada titik yang diinginkan
[4]
e
Gambar 3.4 Intergranular Fractur
3.2.4. SEM
Prinsip kerja dari SEM yaitu piston menembakkan sinar elektron lalu saat melalui
anoda eletron tersebut akan dipercepat. Lensa magnetik yang terdapat pada SEM
digunakan untuk memfokuskan sinar elektron agar dapat tepat mengarah ke
sampel. Ketika elektron mengenai sampel maka sampel akan mengeluarkan
elektron baru yang akan diterima oleh detector.
6. Lampiran
6.1 Hasil Percobaan