Anda di halaman 1dari 1

ِ ‫اَي َأهُّي َا اذَّل ِ َين آ َمنُوا َال تُلْهِمُك ْ َأ ْم َوالُمُك ْ َو َال َأ ْو َال ُدمُك ْ َع ْن ِذ ْك ِر‬

‫هللا َو َم ْن ي َ ْف َع ْل َذكِل َ فَُأول َ ِئ َك‬


‫ون‬َ ُ ‫مُه ُ الْ َخارِس‬
Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari
mengingat Allah, barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang
yang merugi. (QS. Al-Munafiqun : 9)

Ada beberapa pendapat yang menjelaskan makna dzikrullah dalam ayat ini. Ada yang
mengatakan bahwa yang dimaksud adalah seluruh amalan wajib, shalat fardhu 5 waktu
dalam sehari, ada yang berpendapat berjihad bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam, dan ada lagi yang berpendapat membaca Al-Qur`an. Yang shahih bahwa dzikrullah
dalam ayat ini bersifat umum, mencakup semua yang mereka sebutkan.

ٌ ‫الصا ِل َح ُات َخرْي ٌ ِع ْندَ َرب ّ َِك ثَ َوااًب َو َخرْي‬


َّ ‫ات‬ َ ‫الْ َم ُال َوالْ َب ُن‬
ُ ‫ون ِزينَ ُة الْ َح َيا ِة ادلُّ نْ َيا َوالْ َبا ِق َي‬
‫َأ َم ًل‬
“Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang
kekal lagi shalih adalah lebih baik pahalanya di sisi Rabbmu serta lebih baik untuk menjadi
harapan.” (Al-Kahfi: 46)

“Yang dimaksud ayat yang mulia ini adalah peringatan kepada manusia agar senantiasa
beramal shalih, agar mereka tidak tersibukkan dengan perhiasan kehidupan dunia berupa
harta dan anak-anak, dari sesuatu yang memberi manfaat kepada mereka di akhirat di sisi
Allah Subhanahu wa Ta’ala berupa amalan-amalan yang shalih.”

Di sinilah letak keistimewaan dan keunggulan agama yang dibawa oleh junjungan kita Nabi
Muhammad ‫ ﷺ‬yaitu agama Islam.
Agama yang tidak menghendaki umatnya bersifat materialistis, yang semua pikiran dan
usahanya hanya ditujukan untuk mengumpulkan kekayaan dan kenikmatan dunia, seperti
halnya orang-orang Yahudi.
Islam juga agama yang tidak membenarkan umatnya hanya mementingkan akhirat saja,
tenggelam dalam kerohanian, menjauhkan diri dari kelezatan hidup, membujang terus dan
tidak kawin, sebagaimana halnya orang-orang Nasrani.

Sehingga pada hakikatnya, di balik kesenangan dan kebahagiaan mendapatkan harta dan
anak, keduanya merupakan ujian yang apabila seorang hamba tidak memanfaatkannya
dengan baik maka dapat menyebabkan kebinasaan dan kehancuran kehidupan dunia serta
akhiratnya.

Beramallah (amalan duniawi) seperti amalan seseorang yang mengira bahwa ia tidak akan
meninggal selama-lamanya.
Namun, waspadalah seperti kewaspadaan seseorang yang akan meninggal besok.
(Riwayat al-Baihaqi dari Abdullah bin Ibnu ‘Amru bin al-‘As)

Anda mungkin juga menyukai