Filsafat Pendidikan Matematika
Filsafat Pendidikan Matematika
FILSAFAT PENDIDIKAN
MATEMATIKA
FILSAFAT PENDIDIKAN
Pengertian Filsafat
Filsafat adalah ilmu yang berusaha mencari
sebab yang sedalam-dalamnya bagi segala
sesuatu berdasarkan pikiran atau rasio. Filsafat
adalah pandangan hidup seseorang atau
sekelompok orang yang merupakan konsep dasar
mengenai kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat
juga diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang
sadar dan dewasa dalam memikirkan segala
sesuatu secara mendalam dan ingin melihat dari
segi yang luas dan menyeluruh dengan segala
hubungan.
Pengertian Pendidikan
i. Pengertian Pendidikan Secara Umum
Dalam bahasa Inggris, pendidikan berasal
dari kata education. Sedangkan dalam bahasa
latin, pendidikan berasal dari kata educatum,
di mana kata ini tergabung atas kata 2 kata
yaitu E dan Duco, E artinya adalah
perkembangan dari luar ke dalam, dan
perkembangan dari sedikit menuju banyak,
sedangkan Duco artinya adalah sedang
berkembang. Dari sinilah, pendidikan bisa
juga disebut sebagai upaya untuk
mengembangkan kemampuan diri.
Secara umum, pendidikan diartikan
sebagai sebuah usaha sadar, real, dan
direncanakan dalam sebuah proses belajar
dan mengajar untuk mewujudkan kualitas diri
peserta didik yang secara aktif mampu
mengembangkan potensi di dalam diri agar
mereka mempunyai pondasi kuat dalam
beragama, berkepribadian baik, cerdas,
memiliki pengendalian diri, memiliki
pemikiran yang kritis dna dinamis,
bertanggung jawab, dan memiliki
keterampilan aktif yang diperlukan, baik bagi
dirinya sendiri maupun masyarakat.
Sedangkan menurut kamus besar bahasa
Indonesia, pendidikan merupakan proses
pengubahan sikap dan tata laku seseorang
atau kelompok dalam upaya mendewasakan
manusia melalui sebuah pengajaran dan
pelatihan.
ii. Menurut para ahli
Ki Hajar Dewantoro yang lebih akrab
dijuluki sebagai Bapak Pendidikan Indonesia,
mengemukakan bahwa pengertian pendidikan
adalah tuntunan tumbuh dan berkembangnya
anak. Artinya, pendidikan merupakan upaya
untuk menuntun kekuatan kodrat pada diri
setiap anak agar mereka mampu tumbuh dan
berkembang sebagai manusia maupun
sebagai anggota masyarakat yang bisa
mencapai keselamatan dan kebahagiaan
dalam hidup mereka.
iii. Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun
2003
Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi di
dalam diri untuk memiliki kekuatan spritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa,
dan negara.
A. Pengertian Filsafat Pendidikan
Filsafat pendidikan merupakan aplikasi
filsafat dalam pendidikan [ CITATION
Geo71 \l 1057 ].
Menurut Al-Syaibany filsafat
pendidikan adalah aktivitas pikiran yang
teratur yang menjadikan filsafat menjadi
sebagai jalan untuk mengatur, menyelaraskan
dan memadukan proses pendidikan. Artinya
Filsafat pendidikan dapat menjelaskan nilai-
nilai dan maklumat-maklumat yang
diupayakan untuk mencapainya.
Filsafat pendidikan juga bisa
didefenisikan sebagai kaidah filosofis dalam
bidang pendidikan yang menggambarkan
aspek-aspek pelaksanaan falsafah umum dan
menitikberatkan pada pelaksanaan prinsip-
prinsip dan kepercayaan yang menjadi dasar
dari filsafat umum dalam upaya memecahkan
persoalan-persoalan pendidikan secara
praktis.
Menurut John Dewey, fisafat pendidikan
merupakan suatu pembentukan kemampuan
dasar yang fundamental, baik yang
menyangkut daya pikir (intelektual) maupun
daya perasaan (emosional), menuju tabiat
manusia. Sementara menurut Thopmson,
filsafat artinya melihat suatu masalah secara
total dengan tanpa ada batas atau
implikasinya; ia tidak hanya melihat tujuan,
metode atau alat-alatnya, tapi juga memiliki
dengan sama hal-hal yang dimaksud.
Keseluruhan masalah yang dipikirkan oleh
filosof tersebut merupakan suatu upaya untuk
menemukan hakekat masalah, sedangkana
suatu hakekat itu dapat dibakukan melalui
proses kompromi.[ CITATION Ham87 \l 1057 ]
Menurut Imam Barnadib filsafat
pendidikan merupakan ilmu yang pada
hakikatnya merupakan jawaban dari
pertanyaan-pertanyaan dalam bidang
pendidikan baginya filsafat pendidikan
merupakan aplikasi suatu analisis filosofis
terhadap bidang pendidikan. Sedangkan
menurut seorang ahli filsafat Amerika,
Brubachen [ CITATION Ham87 \l 1057 ],
filsafat pendidikan adalah seperti menaruh
sebuah kereta didepan seekor kuda, dan
filsafat dipandang sebagai bunga, bukan
sebagai akar tunggal pendidikan. Filsafat
pendidikan itu berdiri secara bebas dengan
memperoleh keuntungan karena punya kaitan
dengan filsafat umum. Kendati kaitan ini
tidak penting, tapi yang terjadi ialah, suatu
keterpaduan antara pandangan filosofis
dengan filsafat pendidikan, karena filsafat
sering diartikan sebagai teori pendidikan
dalam segala tahap.
Pendidikan adalah upaya
mengembangkan potensi-potensi manusiawi
peserta didik baik potensi fisik potensi cipta,
rasa, maupun karsanya, agar potensi itu
menjadi nyata dan dapat berfungsi dalam
perjalanan hidupnya. Dasar pendidikan
adalah cita-cita kemanusiaan universal.
Pendidikan bertujuan menyiapkan pribadi
dalam keseimbangan, kesatuan. organis,
harmonis, dinamis. guna mencapai tujuan
hidup kemanusiaan.
Dari pengertian yang dikemukakan oleh
beberapa ahli maka dapat di tarik bahwa
filsafat pendidikan adalah sebagai ilmu
pengetahuan normatif dalam bidang
pendidikan merumuskan kaidah-kaidah,
norma-norma dan ukuran tingkah laku
perbuatan yang sebenarnya dilaksanakan oleh
manusia dalam hidup dan kehidupannya.
B. Ruang Lingkup Bahasan Filsafat dan
Filsafat Pendidikan
Ruang lingkup filsafat adalah semua
lapangan pemikiran manusia yang
komprehensif. Segala sesuatu yang mungkin
ada dan benar-benar ada (nyata), baik
material konkret maupun nonmaterial
(abstrak). Jadi, objek filsafat itu tidak
terbatas[ CITATION Moh88 \l 1057 ].
Secara makro, apa yang menjadi objek
pemikiran filsafat yaitu permasalahan
kehidupan manusia, alam semesta, dan alam
sekitarnya, juga merupakan objek pemikiran
filsafat pendidikan. Namun secara mikro,
ruang lingkup filsafat pendidikan meliputi:
1) Merumuskan secara tegas sifat hakikat
pendidikan (the natureof education);
2) Merumuskan sifat hakikat manusia,
sebagai subjek dan objek pendidikan (the
nature of man);
3) Merumuskan secara tegas hubungan
antara filsafat, filsafat pendidikan, agama
dan kebudayaan;
4) Merumuskan hubungan antara filsafat,
filsafat pendidikan, dan teori pendidikan;
5) Merumuskan hubungan antara filsafat
Negara (ideology), filsafat pendidikan
dan politik pendidikan (system
pendidikan);
6) Merumuskan system nilai norma atau isi
moral pendidikan yang merupakan tujuan
pendidikan.
Kesimpulannya, yang menjadi ruang
lingkup filsafat pendidikan adalah semua
aspek yang berhubungan dengan upaya
manusia untuk mengerti dan memahami
hakekat pendidikan itu sendiri, yang
berhubungan dengan bagaimana pelaksanaan
pendidikan yang baik dan bagaimana tujuan
pendidikan itu dapat dicapai seperti yang
dicita-citakan.
Memperhatikan tujuan atau ruang
lingkup filsafat yang begitu luas, maka para
ahli pun membatasi ruang lingkupnya.
Menurut Will Durant [ CITATION Ham87 \l
1057 ], ruang lingkup studi filsafat itu ada
lima: Logika, estetika, etika, politik, dan
metafisika.
Sebagaimana filsafat umum, filsafat
pendidikan juga memiliki beberapa sumber;
ada yang tampak jelas dan ada yang tidak
jelas. Sumber-sumber primer dari filsafat
hidup dan filsafat pendidikan : manusia,
Sekolah, dan Lingkungan.
Menurut Will Durant [ CITATION
Ham87 \l 1057 ] ruang lingkup studi filsafat
itu ada lima: logika, estetika, etika, politik
dan metafisika.
1) Logika. Studi mengenai metode-metoe
ideal mengenai berpikir dan meneliti
dalam melaksanakan observasi,
introspeksi, dedukasi dan induksi,
hipotensis dan analisis eksperimental dan
lain-lain, yang merupakan bentuk-bentuk
aktivitas manusia melalui upaya logika
agar bisa dipahami.
2) Estetika. Studi tentang bentuk dan
keindahan atau kecantikan yang
sesungguhnya dan merupakan filsafat
mengenai kesenian.
3) Etika. Studi mengenai tingkah laku yang
terpuji yang dianggap sebagai ilmu
pengetahuan yang nilainya tinggi.
Menurut sacrotes, bahwa etika sebagai
pengetahuan tentang baik, buruk, jahat
dan mengenai kebijaksanaan hidup.
4) Politik. Suatu studi tentang organisasi
sosial yang utama dan bukan
sebagaimana yang diperkirakan orang,
tetapi juga sebagai seni pengetahuan
dalam melaksanakan pekerjaan kantor.
Politik merupakan pengetahuan mengenai
organisasi sosial seperti monarki,
aristokrasi, demokrasi, sosialisme,
markisme, feminisme, dan lain-lain,
sebagai ekspresi actual filsafat politik.
5) Metafisika. Suatu studi mengenai realita
tertinggi dari hakikat semua benda, nyata
dari benda (ontologi) dan dari akal
pikiran manusia (ilmu jiwa filsafat) serta
suatu studi mengenai hubungan kokoh
antara pikiran seseorang dan benda dalam
proses pengamatan dan pengetahuan.
10
adalah x= =2,5.
4
b. Objek Pendidikan Matematika
Menurut Gagne, secara garis
besar ada dua macam objek yang
dipelajari dalam matematika, yaitu:
Objek langsung, yakni fakta
(abstrak), konsep,
operasi/keterampilan dan prinsip.
Objek tak langsung, yakni
meliputi kemampuan berpikir
logis, kemampuan memecahkan
masalah, kemampuan berpikir
analitis, sikap positif terhadap
matematika, ketelitian,
ketekunan, kedisiplinan, dan ha
lain yang secara implisit akan
dipelajari jika mempelajari
matematika
c. Sejarah pengembangan pendidikan
matematika
2. Epistimologi Ilmu Pendidikan
Matematika
Epistimologi adalah pengetahuan
yang mengkaji pertayaan-pertanyaan
seperti apakah pengetahuan, cara manusia
memperoleh dan menangkap
pengetahuan dan jenis-jenis pengetahuan
itu sendiri [CITATION Jal12 \l 1057 ].
Sehingga apabila dikaitkan dengan
pengertian diatas maka dapat dikatakan
bahwa epistimologi pendidikan
matematika merupakan suatu
pengetahuan yang mana didalamnya
menggali tentang bagaimana cara
memperoleh pengetahuan matematika,
apa saja sumber-sumber pendidikan
matematika, dst.
Sehingga Epistemologi pendidikan
matematika dapat diklasifikasikansebagai
berikut:
c. Metode Pendidikan Matematika
Metode pendidikan matematika
adalah teknik penyampaikan dalam
kegiatan belajar mengajar yang harus
dikuasai pengajar untuk menyajikan
bahan pelajaran kepada peserta
didiknya. Adapun metode yang lazim
digunakan dalam pendidikan
matematika yaitu seperti metode
ceramah, metode ekspositori, metode
demonstrasi, metode drill atau
latihan, metode tanya jawab, metode
inkuiri, metode discovery, metode
pemberian tugas, dan metode
permainan (untuk tingkat tertentu).
d. Alat Pengembangan Pendidikan
Matematika
Alat pengembangan pendidikan
matematika adalah suatu media yang
digunakan pengajar dalam proses
mengajar dengan tujuan untuk
meningkatkan pemahaman dan
semangat belajar siswa agar
pembelajaran semakin efektif. Alat
pengembangan pendidikan
matematika meliputi software dan
hardware yang berfungsi sebagai
alat belajar dan alat bantu belajar.
Menurut Vernon S. Gerlack dan
Donald P Hardware adalah the
materials and equipment which store
and for transmit instructional stimuli
or content. Sedangkan, Software
adalah the stimuli (content) which
are stored and transmitted
[ CITATION Dar83 \l 1057 ]. Yang
mana Hardware sendiri terbagi
menjadi dua bagian yaitu multimedia
dan alat peraga, peralatan
multimedia seperti: overhead
proyektor, LCD, Komputer,
Powerpoint, Video animasi, dsb.
Sedangkan peralatan alat peraga
seperti: loncat kakat, menara hanoi,
sesatan hexagon, dll. Sedangkan
Software merupakan informasi atau
cerita yang terdapat dalam overhead
proyektor tersebut.
e. Sumber-sumber dan Batas-batas
Pengembangan Pendidikan
Matematika
Sumber pembelajaran merupakan
sarana dalam kegiatan belajar
mengajar untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang diharapkan.
Pengembangan sumber pembelajaran
yang dimaksud setidaknya mencakup
beberapa hal berikut.
i. Sumber belajar dibuat dan
disajian sedemikian rupa
sehingga mudah dipahami dan
ringan untuk dilakukan;
ii. Sumber belajar harus disesuaikan
dengan kondisi siswa dan
lingkungan sekolah
Sedangkan untuk batasan
pengembangan pendidikan
matematika yakni adalah seperti apa
yang tercantum dalam GBPP(Garis-
garis Besar Program Pengajaran).
3. Aksiologi Ilmu Pendidikan
Matematika
Ilmu merupakan sesuatu yang paling
penting bagi manusia karena dengan ilmu
semua keperluan dan kebutuhan manusia
bisa terpenuhi secara lebih cepat dan
lebih mudah. Dan merupakan kenyataan
yang tidak bisa di pungkiri bahwa
peradaban manusia sangat beruntung
kepada ilmu. Ilmu telah banyak
mengubah wajah dunia seperti hal
memberantas penyakit, kelaparan,
kemiskinan, dan berbagai wajah
kehidupan yang sulit lainnya. Dengan
kemajuan ilmu juga manusia bisa
merasakan kemudahan lainnya seperti
transportasi, komunikasi dan lainnya.
Singkatnya ilmu merupakan sarana yang
untuk membantu manusia dalam
mencapai tujuan hidup.
Pendidikan adalah pembelajaran
pengetahuan, keterampilan, dan
kebiasaan sekelompok orang yang
ditransfer dari satu generasi ke
generasi berikutnya melalui
pengajaran, pelatihan, atau penelitian.
b. Prinsip-prinsip Pengembangan
Pendidikan Matematika
Pendidikan matematika di
Indonesia berkembang sejalan
dengan perkembangan pendidikan
matematika dunia. Perubahan-
perubahan yang terjadi dalam proses
pembelajaran di kelas, selain
dipengaruhi adanya tuntutan sesuai
perkembangan teknologi dan ilmu
pengetahuan juga seringkali diawali
adanya perubahan pandangan tentang
hakekat matematika serta
pembelajarannya. Perubahan
pandangan tentang hakekat
matematika dapat mendorong
terjadinya perubahan substansi
kurikulum. Sementara itu perubahan
pandangan tentang pembelajaran
matematika sangat dipengaruhi oleh
terjadinya perkembangan mengenai
teori belajar baik yang bersifat umum
maupun yang khusus berkaitan
dengan belajar matematika.
Walaupun perubahan pembelajaran
matematika saat ini terjadi secara
pelan-pelan, akan tetapi upaya-upaya
untuk memperbaiki kualitasnya
sesuai perkembangan yang terjadi di
dunia mulai dilakukan sekalipun
masih bersifat terbatas. Bagian ini
memuat uraian tentang beberapa hal
yang berkaitan dengan pendidikan
matematika khususnya di Indonesia.
Uraian tersebut antara lain meliputi
perkembangan kurikulum
matematika sekolah di Indonesia,
pembelajaran matematika masa kini,
pengembangan kemampuan berpikir
matematik, dan beberapa pendekatan
pembelajaran matematika
kontemporer yang banyak diadaptasi
dalam proses pembelajaran
matematika di Indonesia.
Perkembangan Kurikulum
Matematika Sekolah
Terdapat dua prinsip dalam
pengembangan kurikulum, yakni
pertama prinsip umum yang
meliputi prinsip relevansi,
fleksibilitas, kontinuitas, praktis,
evektivitas, dan integritas. Dan
kedua prinsip khusus yakni
prinsip yang berkenaan dengan
tujuan pendidikan, pemilihan isi
pendidikan, proses belajar
mengajar, pemilihan media, dan
pemilihan kegiatan penilaian.
Adapun model-model dalam
pengembangan kurikulum
diantaranya adalalah model the
administrative model, the grass
roots model, taba’s inverted
model, beauchamp’s system, the
demonstration model, roger’s
interpersonal relations model,
dan systematic action-research
model.[CITATION Ase17 \l 1057 ]
PERJALANAN KURIKULUM
MATEMATIKA
References
Abdullah dan Jalaluddin. (2012). Filsafat
Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.