Anda di halaman 1dari 8

http://jurnal.fk.unand.ac.

id 247

Tinjauan Pustaka

Virus Hepatitis B Ditinjau dari Aspek Laboratorium

Dwi Yulia

Abstrak
Infeksi Virus Hepatitis B (VHB) merupakan masalah kesehatan utama di seluruh dunia, dan sudah menginfeksi
dua milyar penduduk dunia. Diperkirakan enam puluh lima kematian pada pengidap hepatitis B diakibatkan oleh sirosis
dan karsinoma hepatoselular. Diagnosis Virus Hepatitis B dilakukan dengan memperhatikan gejala klinis, pemeriksaan
fisik, dan pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan laboratorium meliputi pemeriksaan HBsAg, Anti HBs, HBeAg,
AntiHBe, IgMHBc, HBV DNA
Kata kunci: Virus Hepatitis B (VHB), HBsAg, Anti HBs, HBeAg, AntiHBe, IgMHBc, HBV DNA

Abstract
Infection of HBV is still one of the highest burden disease in the world. It is estimated that two billions of the
worlds populations has had contact HBV. HBV related complications such as cirrhosis and hepatocellular carcinoma
(HCC). Diagnosis of Hepatitis B Virus using clinical, fisic diagnostic, and laboratorium examination, like HBsAg, Anti
HBs, HBeAg, AntiHBe, IgMHBc, HBV DNA
Keywords: Hepatitis B Virus (HBV) HBsAg, Anti HBs, HBeAg, AntiHBe, IgMHBc, HBV DNA

Affiliasi penulis: Bagian Patologi Klinik. Fakultas Kedokteran, dsDNA ulir ganda sirkular, dengan bentuk tidak
Universitas Andalas, Padang, Indonesia.
sepenuhnya ulir ganda. Pada bagian ujung terdapat
Korespondensi: Dwi Yulia, Email:dwi.yulia25@yahoo.com
Telp 081266057325 ulir yang berhubungan dengan DNA polymerase virus.
Panjang genom yang sepenuhnya ulir ganda adalah

PENDAHULUAN 3020-3320 nukleotida, dan pada panjang ulir ganda

Virus Hepatitis B yang tidak lengkap adalah 1700-2800 nukleotida

Virus Hepatitis B ditemukan pertama kali oleh 1725,26. Virus hepatitis B dibungkus oleh amplop lipid

Blumberg dan kawan kawan tahun 1965, waktu itu di bagian luar dan bagian dalam nukleokapsid

dikenal sebagai Australian Antigen. Individu yang berbentuk ikosahedral yang tersusun oleh protein. 1

terinfeksi oleh virus Hepatitis B, dengan menggunakan Nukleokapsid membungkus DNA virus dan

mikroskop elektron, dapat dilihat adanya tiga partikel DNA polymerase yang memiliki aktivitas reserve

yang berbeda dalam darah penderita, yaitu partikel transcriptase. Partikel pleomorfik filamentosa dan

berbentuk bulat dengan diameter 20-22 nm, partikel sferis tanpa inti kapsid tidak infeksius, mengandung

berbentuk batang dengan diameter 20 nm, panjang bagian permukaan virion yang mengandung protein

50-250 nm, keduanya tidak mempunyai asam nukleat, dan lipid. Bagian ini disebut surface antigen (Hbs Ag).

diduga hanya lapisan lipoprotein luar dari HBV, dan Bagian ini diproduksi sebagai ekses dari daur hidup

ketiga adalah partikel dengan diameter 42 nm yang virus, diproduksi lebih banyak, sehingga dapat

mengandung asam nukleat yang merupakan virion dideteksi dalam darah. Virus Hepatitis B berbentuk

lengkap HBV dan disebut partikel Dane 3,24 Virus partially double stranded, memiliki DNA berbentuk

hepatitis B (HBV) merupakan anggota famili lingkaran, untaian luar berupa lingkaran penuh,

Hepadnavirus, genus orthohepadna virus. Partikel disebut untaian negatif dan untai dalam berupa

virus yang disebut virion berukuran 42 nm sferis, lingkaran tidak lengkap disebut untai positif. Untai luar

dengan genom 3,2 kilobasa. Genom HBV berupa terdiri dari sekitar 3200 nukleotida yang berfungsi

Jurnal Kesehatan Andalas. 2019; 8(4 )


http://jurnal.fk.unand.ac.id 248

sebagai penyandi protein, sedangkan untai dalam Hepatitis B adalah suatu sindroma klinis atau
berfungsi saat replikasi VHB. Tiga daerah penyandi patologis yang ditandai oleh berbagai tingkat
regio luar, yaitu Pre C, PreS1, PreS2. Empat daerah peradangan dan nekrosis pada hepar, disebabkan
penyandi open reading frames (ORF) dapat ditemukan oleh Virus Hepatitis B (VHB), dimana infeksi dapat
pada untai luar DNA, yaitu ORF S yang menyandi berlangsung akut atau kronik, terus menerus tanpa
selubung VHB (HBsAg), ORF C yang menyandi penyembuhan paling sedikit enam bulan1
HBcAg dan HBeAg, ORF P yang menyandi enzim Virus Hepatitis B menyerang sel hati, seperti
polimerase DNA dan ORF X yang menyandi HBxAg. terlihat pada Gambar 1 diatas. Mekanisme terjadinya
18,19 Protein kecil HBsAg disandi oleh gen S regio hepatitis akut, kronik atau karsinoma hepatoseluler
S, terdiri dari 226 asam amino (aa). Protein ini diawali oleh kerusakan sel hepar. Untuk terjadinya
menyususn 85% selubung virus. HBsAg memiliki karsinoma hepatoselular belum diketahui secara pasti,
determinan a (asam amino 124-147), bersifat dari beberapa penelitian mengungkapkan bahwa
antigenin dan memiliki derajat kesamaan (homologi) faktor penderita (umur, jenis kelamin, faktor genetik,
tinggi untuk berbagai isolat VHB di seluruh dunia, imunologik) serta respon imun seluler terhadap
sehingga bermanfaat untuk diagnosis dan pembuatan antigen VHB terlibat dalam klirens virus dan
2,3,4
vaksin. Determinan a memiliki struktur lengkung ganda bertanggung jawab atas terjadinya karsinoma
yang dipertahankan oleh asam amino 121 dan 149.
Perubahan asam amino determinan a akan mengubah Klasifikasi Infeksi Virus Hepatitis B
konformasi lengkung ganda ini dengan akibat Klasifikasi hepatitis B secara histopatologis
perubahan antigenesitas HBsAg, sehingga antibodi dikenal ada tiga bagian, yaitu hepatitis B kronik
yang timbul setelah vaksinasi atau setelah sakit tidak persisten, hepatitis B kronik lobular dan hepatitis B
mampu mengikat antigen ini18 Protein X yang kronik aktif. Perbedaannya terletak pada sebukan sel
terdapat pada HBV ternyata berpotensi untuk sel radang dan luas daerah hepar yang terinfeksi.
menginduksi kejadian hepatocellular carcinoma Semua kondisi tersebut dapat berkembang menjadi
(HCC). Protein HBx memicu pertumbuhan sel secara sirosis hepatis maupun karsinoma hati primer.3
progresif, perbanyakan protein HBx berperan pada Pengidap hepatitis B dikatakan kronik apabila
transkripsi methyl transferase, sehingga terjadi seseorang mengidap VHB lebih dari 6 bulan tanpa
hipermetilasi dari DNA, dan merangsang gen tumor. melihat ada atau tidaknya penyakit hepar. Batasan
Disamping itu, HBV yang mengalami mutasi pada waktu 6 bulan ini karena pada hepatitis B akut 90-95%
promoter PreC berpotensi juga untuk terjadinya HCC. penderita sudah negatif pemeriksaan Hepatitis B
Infeksi Virus Hepatitis B Hepatitis B adalah suatu Surface antigen (HBsAg). Semakin muda usia
sindroma klinis atau patologis yang ditandai oleh seseorang terserang HBV, semakin besar
berbagai tingkat peradangan dan nekrosis pada hepar, kemungkinannya untuk menjadi pengidap kronik.5
disebabkan oleh Virus Hepatitis B (VHB), dimana Gambaran klinik dari hepatitis B bervariasi,
infeksi dapat berlangsung akut atau kronik, terus mulai dari tingkatan yang lebih ringan sampai yang
menerus tanpa penyembuhan paling sedikit 6 bulan.1 terberat. Perjalanan hepatitis B dapat dibagi atas
beberapa fase, diantaranya fase inkubasi, fase akut,
fase confalescent window, dan fase penyembuhan.
Masing-masing fase mempunyai waktu tertentu, dan
gejala klinis yang berbeda untuk penderitanya, serta
gambaran serologi yang dapat dipakai untuk petunjuk
menentukan dimana fase seseorang berada.3
Virus hepatitis B ditularkan melalui perkutaneus
Gambar 1. Struktur Virus Hepatitis B dan membran mukosa yang terinfeksi oleh darah,
{Anderson (2004) dalam Ismail et al}1 semen, secret vagina dan saliva. Ekstrimnya VHB

Jurnal Kesehatan Andalas. 2019; 8(4 )


http://jurnal.fk.unand.ac.id 249

dapat bertahan hidup lebih dari satu minggu pada direkomendasikan pemeriksaan HBV DNA, karena
permukaan kering, sehingga dapat meningkatkan HBV sangat tinggi penularan melalui donor dengan
penularan secara horizontal dalam satu keluarga.5 infeksi VHB, meskipun HBsAgnya negatif (Aspinall,
Program imunisasi dari beberapa penelitian 2011).5
dilaporkan telah merubah distribusi genotype dari
VHB, tetapi program imunisasi tetap ditingkatkan.6 Epidemiologi
Hepatitis dapat menjadi kronik baik pada dewasa Berdasarkan laporan epidemiologi, Hepatitis
maupun anak-anak.7 kurang lebih 400 juta orang di dunia terinfeksi oleh
Patofisiologi hepatitis B dibagi atas 5 fase, HBV, dan sekitar 170 juta orang bermukim di Asia
fase pertama adalah imun toleran, ditandai oleh sistem pasifik. Daerah endemik infeksi adalah China, dimana
imun menghambat replikasi VHB, dimana HBV DNA, sekitar 93 juta orang terinfeksi 3, Indonesia merupakan
HBeAg, dan HBsAg dilepaskan dan dapat dideteksi peringkat ketiga setelah China dan India, dengan
dalam serum. Kedua adalah fase imun reaktif, pada prevalensi 5-17%.8
fase ini HBeAg positif, kadar alanine transferase (ALT)
meningkat, Anti HBc IgM mulai diproduksi, HBV DNA,
HBeAg dan HBsAg semakin banyak. Fase ketiga
adalah replikasi menurun, HBV DNA rendah, HBeAg
negatif, tetapi HBsAg masih ada, fase ini dikenal
sebagai inactive carier state, dimana berisiko (10-
20%) untuk reakktivasi menjadi aktif kembali, fase
keempat adalah HBeAg negatif, tetapi pada fase ini,
virus yang mengalami mutasi pada precore, regio Gambar 2. Prevalensi infeksi virus hepatitis B4
promoter core dari genom tetap aktif melakukan
replikasi, sehingga komplikasi/kerusakan hepar terus Pada Gambar 2 diatas, tampak peta
berlanjut. fase kelima adalah HBsAg negatif, replikasi penyebaran infeksi hepatitis B di dunia, Indonesia
virus berhenti, tetapi VHB masih berisiko ditularkan, termasuk pada prevalensi tinggi, yaitu >8%.4
karena berada dalam reaktifase.8 Laporan HBsAg positif di Indonesia belum
Orang yang terinfeksi virus hepatitis B lebih ada, tetapi yang sudah dilaporkan adalah penelitian di
dari 65% asymptomatis, selebihnya berupa gejala sentral pendidikan. Sebagai contoh adalah laporan
ringan menyerupai flu,(demam, lemah pada badan, penelitian yang dilakukan di Talang Kabupaten Solok,
mual, muntah, sampai nyeri sendi dan berat badan dari 250 orang yang diperiksa dengan teknik rapid,
menurun), Infeksi yang tersembunyi dari penyakit ini ternyata 19,5% adalah HBsAg positif. Didaerah lain
membuat sebagian orang merasa sehat dan tidak juga dilakukan penelitian, yaitu Pulau air Lombok,
menyadari bahwa mereka terinfeksi dan berpotensi didapatkan 10,6% pengidap HBsAg. Walaupun insiden
menularkan virus tersebut kepada orang lain. masing-masing daerah berbeda, insiden pembawa
selanjutnya muncul gejala akut, seperti urin kuning virus di Indonesia cukup tinggi dan diduga mencapai
gelap, feses tidak berwarna, nyeri perut dan kuning.9 sekitar 1,75 juta orang. 3
Pencegahan penularan VHB, perlu
direkomendasikan pemeriksaan HBsAg, seperti Respon imun tubuh terhadap Infeksi Virus
individu yang kadar ALT tinggi, individu yang berisiko, Hepatitis B
anggota keluarga yang kontak dengan individu dengan Sistem imun tubuh manusia sebagai sistem
HBsAg positif, orang dengan seksual bebas, wanita pertahanan dan perlindungan terhadap infeksi HBV.
hamil, orang pengguna jarum suntik berulang, . Untuk Yang mengadakan replikasi di dalam sel hepar, dan
darah donor, donasi organ atau jaringan tidak memakai asam nukleat atau protein host. Sifat HBV
dianjurkan HBSAg saja, tetapi sangat perlu sekali dapat mengganggu sel khusus tanpa merusak, jadi

Jurnal Kesehatan Andalas. 2019; 8(4 )


http://jurnal.fk.unand.ac.id 250

virus tidak meyebabkan kerusakan sel dan disebut adalah killer inhibitory receptors, yang mengenali
sebagai virus non sitopatik, bila terjadi kerusakan sel, molekul MHC kelas I dan mendominasi signal dari
maka hal tersebut akibat reaksi antigen antibodi, virus reseptor aktivasi. Oleh karena itu sensitivitas sel target
dapat menjadi persisten dan menjadi kronik .10 tergantung ekspresi MHC kelas I, sel yang sensitif
Sifat HBV dapat juga merusak sel atau atau terinfeksi mampunyai MHC kelas I yang rendah,
mengganggu perkembangan sel, kemudian HBV namun sel yang tidak terinfeksi dengan molekul MHC
menghilang dari tubuh, hal ini HBV dapat bersifat kelas I yang normal akan terlindungi dari sel NK.
sebagai virus sitopatik. Selanjutnya HBV dapat juga Produksi IFN-γ selama infeksi HBV akan mengaktivasi
menginfeksi jaringan tanpa menimbulkan respon sel NK dan meregulasi ekspresi MHC pada sel
inflamasi, atau berkembang dalam sel host tanpa terdekat sehingga menjadi resisten terhadap infeksi
merusak sama sekali. Pada infeksi HBV, dapat terjadi virus. Sel NK juga dapat berperan dalam ADCC bila
peningkatan kadar Interleukin-8 (IL-8), Interleukin -10 antibodi terhadap protein virus terikat pada sel yang
(IL-10), Tumour Necrosis Factors-α (TNF-α), dan terinfeksi.2
Interferon -γ (TNF-γ)2,12
Replikasi HBV terutama terjadi di sel hepar,
meskipun DNA virus dapat ditemukan pada sel
Mononuklear darah perifer. Masuknya virus dimediasi
oleh envelope binding, yang kemudian dikenal oleh
reseptor. Setelah masuk, virion dilepaskan,
nukleokapsid masuk kedalam nukleus, kemudian
sintesis DNA sel bergabung dengan DNA virion.
Selanjutnya covalently closed circular DNA (cccDNA)
sebagai template trankripsi mRNA yang dimediasi oleh
polimerase host. Replikasi nukleokapsid dari protein
core, encapsidated full-length pregenomic RNA dan
polimerase virus terjadi di sitoplasma. Genom DNA
disintesis menjadi reserve trancription dari pregenomic
oleh polimerase virus. Pelepasan kapsid, relaksasi,
sirkuler DNA terbuka dapat ditransportasikan ke Gambar 3. Siklus replikasi Virus Hepatitis B.14
nukleus menjadi cccDNA dan penambahan template
mRNA atau dapat dilepaskan dari sel host melalui Virion Virus Hepatitis B berikatan dengan
proses sitosolik oleh polimerase oleh glikoprotein reseptor permukaan dan masuk kedalam sel hati.
envelope, menempel kedalam retikulum endoplasma Partikel core virus pindah ke nukleus sel hati, genom
dan ke badan golgi, selanjutnya melepaskan diri. 13 keduanya membentuk covalently closed circular DNA
Respon imun non spesifik yang terjadi setelah (cccDNA) sebagai cetakan untuk transkripsi
masuknya HBV adalah timbulnya interferon dan messenger RNA (mRNA), Enzim polimerase VHB
natural killer (NK) dan antibodi yang spesifik terhadap bertindak sebagai enzim reverse transcriptase (RT),
HBV. Pengenalan dan pemusnahan sel yang terinfeksi untuk mensintesis DNA virus yang baru. Proses
virus sebelum terjadi replikasi sangat bermanfaat bagi respon imun tubuh dalam mengeliminasi HBV juga
host. Permukaan sel yang terinfeksi HBV mengalami dimediasi oleh interferon gamma (IFN-γ), merupakan
modifikasi, terutama dalam struktur karbohidrat protein asam yang labil, dihasilkan oleh sel T CD4 dan
menyebabkan sel manjadi sel target sel NK. Sel NK sel tipe lain, seperti natural killer cells, sel T CD8 dan
mempunyai dua jenis reseptor permukaan, reseptor makrofag. Adanya polimorfisme pada IFN-γ, ternyata
pertama merupakan killer activating receptors, yang berhubungan erat dengan progresifitas penyakit,
terikat pada karbohidrat dan struktur lainnya yang peningkatan enzim transferase dan viral load HBV
diekspresikan oleh semua sel. Reseptor yang lainnya Dewasa ini, terapi terhadap HBV banyak digunakan

Jurnal Kesehatan Andalas. 2019; 8(4 )


http://jurnal.fk.unand.ac.id 251

IFNα, yang diperkirakan dapat menurunkan replikasi genetik, kemudahan untuk mengisolasi gen target,
dari HBV. (Tam, 2014), terapi yang lain ada juga semakin memberikan banyak informasi data sekuen,
menggunakan varian interferon γ .15 dan dapat diperoleh di berbagai database publik, serta
dapat diakses oleh setiap orang yang
membutuhkannya secara bebas.16
Virus Hepatitis B ditemukan dengan banyak
variasi mutasi, adanya mutasi pada gen polymerase
ini berpengaruh terhadap pemberian terapi, sering
terjadi resistensi terhadap anti viral yang diberikan,
sehingga kerusakan hepar semakin progresif akibat
replikasi virus yang resisten terhadap obat yang
diberikan17. Dari penelitian Zhang, tahun 2011,
MicroRNAs dari VHB yang replikasi lebih tinggi
ekspresinya memicu untuk tingginya kejadian
Carsinoma hepatoselular.17
Prevalensi virus yang mengalami mutasi di
Gambar 4. Mekanisme Virus Hepatitis B memasuki China cukup tinggi, diantaranya mutasi pada gen
sel.14 polymerase rtN238H, sehingga virus tersebut resisten
dengan penobatan anti virus lamivudin (LAM) dan
Pembatasan penyebaran virus dan mencegah adefovir.17
reinfeksi, sistem imun tubuh harus mampu Genotipe dari virus hepatitis B juga bervariasi,
menghambat masuknya virion kedalam sel dan Genotipe HBV terbanyak di Asia adalah B dan C,
memusnahkan sel terinfeksi. Ada 2 mekanisme utama dimana genotipe C berpotensi merusak sel hepar lebih
respon imun non spesifik terhadap HBV, yaitu infeksi progresif dibandingkan genotipe B, dan memberikan
HBV secara langsung merangsang produksi IFN oleh respon yaang buruk terhadap terapi antivirus. Di Brazil
sel-sel yang terinfeksi, IFN berfungsi sebagai lebih banyak ditemukan genotipe A, diikuti oleh
penghambat replikasi HBV, kedua adalah sel NK genotipe D dan F. Tapi ada satu genotipe C2 yang
melisiskan berbagai jenis sel yang terinfeksi virus, sel ditemukan pada orang Brazil18.
NK mampu melisiskan sel terinfeksi walaupun HBV Di Korea juga dilakukan penelitian, bahwa HBV
manghambat presentasi antigen dan ekspresi MHC yang dominan menginfeksi adalah HBV/C,
kelas I, karena sel NK cendrung diaktivasi oleh sel subgenotipe C2, substitusi asam amino atau
sasaran yang MHCnya negatif. IFN tipe Iakan nukleotida pada HBV berhubungan erat dengan
meningkatkan kemampuan sel NK untuk kejadian Hepato Cellular Carcinoma (HCC), yaitu
memusnahkan virus yang berada di dalam sel. sR24K (HBsAg), S1126T (HBsAg) dan pcA1846T (pre
Antibodi spesifik mempunyai peran penting pada awal core gene)19
infeksi, dimana dapat menetralkan antigen virus dan Siburian et al (2013) melakukan penelitian
melawan virus sitopatik yang dilepaskan oleh sel yang pada virus Hepatitis B di Sumatera barat, ditemukan
mengalami lisis. Peran antibodi dalam menetralkan banyak genotipe C, diikuti oleh B. Dengan
virus yang bebas atau virus dalam dalam sirkulasi.2 menggunakan mix primer, ditemukan VHB yang
mutasi pada Pre-S, dan basal core promoter (BCP).20
Diagnosis Laboratorium Virus Hepatitis B Utsumi et al. Tahun 2010 juga melakukan
Kemajuan teknologi amplifikasi menggunakan penelitian pada anak-anak sekolah di Jawa Barat,
teknik Polymerase Chain Reaction (PCR), dengan ditemukan HBV DNA pada 5 orang dengan carier
kemudahan yang ditawarkan seperti sensitifitas, HBV. Dilaporkan adanya mutasi d ke y atau w ke r
kecepatan dalam menganalisis genom dan rekayasa pada carier HBV di Indonesia.21

Jurnal Kesehatan Andalas. 2019; 8(4 )


http://jurnal.fk.unand.ac.id 252

Mulyanto et al tahun 2009 melakukan penelitian terbentuk Anti HBe, berpotensi mempunyai
pada VHB di Indonesia, dari genotipe VHB yang ada prognosis yang baik.3
di geneBank, A-I, diIndonesia ditemukan terbanyak 4. Pemeriksaan antibodi Hepatitis B envelope (Anti-
dengan urutan B,(66%), C(24%), D(7%),dan A HBe)
(0,4%).22 Anti HBe terbentuk setelah HBeAg menghilang,
Metode dalam menegakkan diagnosis hepatitis biasanya terbentuknya AntiHBe memberikan
B sangat diperlukan untuk dapat melakukan kontribusi bahwa hepatitis B membaik, infeksi
manajemen terapi dengan tepat. Untuk menentukan mereda dan tidak akan menjadi kronis.3
keberhasilan terapi antiviral, sangat diperlukan 5. Pemeriksaan antibodi Hepatitis B core (Anti-HBc),
penentuan genotipe HBV, apakah ada mutasi pada berupa IgM anti HBc
core promoter dan precore. Identifikasi dini HBV HBV core tidak ditemukan dalam darah, tetapi
menggunakan metode molekuler seperti jumlah HBV dapat dideteksi antibodi terhadap HBV core berupa
DNA, genotiping HBV, identifikasi mutant, genotipik IgM anti HBc, yang muncul segera setelah HBsAg
dan fenotipik13 muncul, dan bertahan cukup lama. Anti HBc yang
Pemeriksaan imunologi terhadap VHB sangat positif tetapi HBsAg negatif, masih menjadi
diperlukan, diantaranya adalah: pertanyaan pada transfusi darah, dimana kondisi
1. Pemeriksaan Hepatitis B surface Antigen (HBsAg) tersebut berada pada fase windows period,
Pemeriksaan HBsAg bermanfaat untuk sehinggan beresiko untuk menularkan HBV
menetapkan hepatitis B akut, timbul dalam darah kepada penerima darah (Tas et al, 2012).23 Anti
enam minggu setelah infeksi dan menghilang HBc positif tanpa HBsAg atau anti HBs, dapat
setelah tiga bulan. Bila persisten lebih dari enam diinterpretasikan sebagai berikut, pertama
bulan, maka didefinisikan sebagai pembawa penderita hepatitis B sudal lama sembuh, dimana
(carier). HbsAg ditemukan pada hepatitis B akut sudah kehilangan reaktivasi dari anti HBs. Kedua
dini sebelum timbul gejala klinik atau pada akhir adalah penderita Hepatitis B baru sembuh dan
masa tunas.3 masih dalam masa jendela dimana anti HBs belum
2. Pemeriksaan Antibodi Hepatitis B surface (Anti- muncul, ketiga ada penderita low level carier,
HBs) dengan titer HBsAg terlalu rendah, sehingga
Anti Hbs merupakan antibodi terhadap HBsAg, jika kondisi ini sangat berbahaya pada kasus transfusi
positif/reaktif, menunjukkan pada fase konvalensi darah, pemberian serum immunoglobulin (gamma
Hepatitis B, pada penderita hepatitis B (biasanya globulin).3
subklinis) yang sudah lama, atau sesudah 6. Hepatitis B Virus Desoxyribo Nucleic Acid (HBV-
vaksinasi HBV. Jenis Hepatitis B subklinis dapat DNA)
diketahui dengan Anti HBs dengan atau tanpa Anti Pengukuran kadar HBV DNA dapat dilakukan
HBc pada orang yang menyangkal adanya riwayat dengan menggunakan PCR, pengukuran dapat
hepatitis akut. HBs Ag yang negatif tetapi anti HBs dilakukan secara kualitatif maupun direk kuntitatif,
positif, belum dapat dikatakan seseorang tersebut dapat juga menganalisis HBV DNA mutan3
bebas dari HBV, sebab adanya superinfeksi Pengukuaran HBV DNA merupakan gold
dengan HBV mutant, banyak studi yang sudah standard, tetapi pemeriksaan ini memerlukan alat
meneliti, bahwa HBV DNA dilaporkan positif pada khusus, tenaga yang terampil dan biayanya mahal
pemeriksaan HBsAg yang negatif24 sehingga banyak dilakukan pemeriksaan alternatif
3. Pemeriksaan Hepatitis B envelope Antigen (HBeAg) untuk dapat menggantikan pemeriksaan HBV DNA ini,
HBeAg timbul bersama atau segera setelah tetapi masih banyak ditemukan kelemahan dalam hasil
timbulnya HBsAg dan akan menetap lebih lama uji pemeriksaan alternatif tersebut. Hal tersebut dapat
dibandingkan HBsAg, biasanya lebih dari 10 diakibatkan oleh HBV yang mengalami mutasi pada
minggu. Bila kemudian HBeAg menghilang dan gennya. 3

Jurnal Kesehatan Andalas. 2019; 8(4 )


http://jurnal.fk.unand.ac.id 253

Lusida et al melakukan penelitian di Papua International Journal of Infection Desease. 2013;


pada tahun 2007, dengan metode nested PCR 20:1-10.
menemukan subgenotipe VHB C dan D. Teknik 2. Kresno SB. Imunologi: diagnosis dan prosedur
pemeriksaan tersebut menjadi lebih baik karena laboratorium. Edisi ke-4. Jakarta: Balai penerbit
dilakukan pemeriksaan berulang dengan FKUI; 2003.hlm.178.
menggunakan beberapa primer, sehingga untuk 3. Hadi S. Gastroenterologi. Edisi ke-2. Bandung:
penemuan DNA VHB juga lebih baik.24 Penerbit Alumni; 2002.hlm.487-516.
Virus Hepatitis B adalah genetik blueprint dari 4. Elgouhari HM, Tamimi TIAR, Carey WD. Hepatitis
virus, banyaknya partikel HBV DNA dalam darah B virus infection: understanding its epidemilogy,
mengindikasikan berapa banyak virus yang diproduksi course, and diagnosis. Review. Cleveland Clinic
di hepar. Pengukuran HBV DNA disebut juga viral Journal of Medicine. 2008; 75(12):881-9.
load, yang diukur dalam International Unit per mililiter 5. Soemohardjo S. Penatalaksanaan pengidap virus
atau IU/mL. Intrpretasi hasil HBV DNA adalah kecil hepatitis B dan pencegahannya. Dalam: Buku Ajar
dari 300 IU/mL, disebut infeksi inaktif, level moderat Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1. Jakarta: Balai Penerbit
adalah 300-10.000IU/mL, dan lebih dari 100.000 FKUI;1996.hlm.322-5.
IU/mL, disebut level tinggi.13 6. Aspinall EJ, Hawkins G, Fraser A, Hutchison SJ,
Goldberg D. Hepatitis B prevention, diagnosis,
treatment and care: a review.`Occupational
Medicine. 2011;61:531-40.
7. Paganelli M, Stephenne X, Sokal EM. Chronic
hepatitis B in children and adolescents. Journal of
hepatology. 2012; 57:885-96.
8. Lee WM. Hepatitis B virus infection: review articles.
Medical progress. 2008;34:1733-45.
9. Tong S, Li J, Wands JR, Wen Y. Hepatitis B virus
genetic variants: biological properties and clinical
implications. Emerging Microbes & Infections.
2013;doi 10.1038/emi.
Gambar 5. Gambaran serologi Virus Hepatitis B.25 10.Seeger C, Mason WS. Hepatitis B virus biology.
Microbiol Mol Biol Rev. 2000;64(1):51-68.
Deteksi HBV DNA dengan menggunakan PCR
11.Sauerbrei A. Is hepatitis B virucidal validation of
dapat dilakukan dengan berbagai macam sistem,
biocides possible with the use of surrogates. World
diantaranya dengan memakai darah yang dikeringkan
J Gastroenterol . 2014;(2);436-44.
di kertas saring tanpa memakai darah yang banyak.
12.Pourkarim NR, Verbeeck J, Rahman M, Olyaee AB,
PCR juga dapat mendeteksi adanya carier HBV, dapat
Forier AM, Lemey P, et al. Phylogenetic analysis of
juga dengan memakai primer yang berbeda-beda, 17
hepatitis B virus full-length genomes reveals

UCAPAN TERIMA KASIH evidence for a large nosocomial Outbreak in

Terima kasih kepada semua pihak yang sudah Belgium. J Clin Virol; 2009;46(1): 61-8.

turut membantu penyelesaian penelitian ini. 13. Tam AT, Hoang LT,Chin D,Rasmussen E,Lopatin
U,Hart, et al. Reduction of HBV replication
prolongs the early immunological response to IFNa
DAFTAR PUSTAKA
therapy. Journal of Hepatology. 2014;60 (I):54-61.
1. Ismail AM, Puhazhenthi KS, Sivakumar J, Eapen
14.Ganem D, Prince A. Hepatitis B virus infection
CE, Kannangai R, Abraham P. Molecular
natural history and clinical consequences. New
epidemiology and genetic characterization of
England Journal Medicine. 2004;350(11):1118-29.
hepatitis B virus in the Indian Subcontinent.

Jurnal Kesehatan Andalas. 2019; 8(4 )


http://jurnal.fk.unand.ac.id 254

15.Hussain S, Jhaj R, Ahsan S, Ahsan M, Bloom RE, study of hepatitis B virus genotype in Southwest
Jafri SM. Bortezomib induced hepatitis B China. Journal of Medical Virology. 2013;
reactivation. Case Rep Med. 2014; doi: 10.1155/ 86(8):1307-13.
2014/964082. 21. Utsumi T, Amin M, Soetjipto. Serologic and
16. Ghany M, Perillo R, Li R, Belle SH, Janssen HLA, molecular characteristics of hepatitis B virus
Terrault NA, et al. Characteristics of adult in the among school children in East Java: Am J Trop
hepatitis B research network in North America Med Hyg. 2010;83(1):189-93.
reflect their country of origin and HBV 22.Mulyanto, Depamede SN, Surayah K, Tsuda F,
genotype. Clin Gastroenterol Hepatol. 2015 Ichiyama K, Takahasi M. A nationwide molecular
Jan;13(1):183-92. epidemiological study on hepatitis B virus in
17. Zhang X, Zhang E, Pei R, Jiang M, Schlaak JF, Indonesia; identification of two novel
Roggendorf, et al. Modulation of hepatitis B virus subgenotypes, B8 dan C7. Archves of Virology.
replication and hepatocyte differentiation by 2009; 154(7):1047-59.
MicrRNA-1. Hepatology . 2011;53(5):1476-85. 23. Tas T, Kaya S, Onal S, Kucukbayrak A. The
18. Zhong Y, Lv J, Li J, Xing X, Zhu H, Su H, et al. detection of HBV DNA with polymerase chain
Prevalence, virology and antiviral drugs reaction in blood donors with isolated hepatitis B
susceptibility of hepatitis B virus rtN238H core antibody. Medicinski Glasnik. 2012;9;221-30.
polymerase mutation from 1865 Chinese patients 24. Lusida MI, Hugrahapitra VE, Soetjipto, Handani R,
with chronic hepatitis B. Elsevier. Antiviral Fuji M, Sasayama M, et al. Novrl subgenotype of
research. 2012;93:185-90. hepatitis B virus genotype C and D in Papua,
19. Muljono DH. Biomolekuler virus hepatitis B. Dalam: Indonesia. Journal of Clinical Microbiology. 2008;
Buku ajar imu penyakit hati. Edisi ke-1. Jakarta: 2160-6.
FKUI: Jayabadi; 2007.hlm. 237-48. 25. Liaw YF, Chu CM. Hepatitis Infection. Lancet;
20. Siburian MD, Intan MDB, Ismail, Arnelis, Zubir N, 2009; 373:582-92.
Julianto EB, et al. Molecular epidemiologycal

Jurnal Kesehatan Andalas. 2019; 8(4 )

Anda mungkin juga menyukai