Anda di halaman 1dari 7

TRADlSl MACAPATAN

Dl KABUPATEN BOYOLALI
Djarot Heru Sanfosa*

caan sastra rnurni. Tradisi macapatan ini di


sarnping rnengandung unsur seni sastra, ju-
ekayaan kebudayaan nasional lndo- ga nilai-nilai, isi, dan rnakm yang bemilai

J!ck nesia akan betkernbang rnanakala


ita rnau berpartisipasi dalam ikut
serta rnengungkap unsur-unsur pendukung-
tinggi bagi masyarakat. Bahkan, nilai itu
menjadi pedoman bagi rnasyarakat pendu-
kungnya untuk diterapkan dalarn kehidupan
sehari-hari. Hal ini rnenunjukkan fungsi bagi
nya. Unsur-unsur itu di am-gnya adalah
kebudayaan lokal atau dMral%yang bisa kehidupan budaya rnasyarakat pendukung-
meliputi kesusastraan dan kmeniannya. nya. Sentuhan tradisi s e p t i ini dahrn kehf-
Kesenian sebagai salah satu unsur kebu- dupan rnasyarakat pada saat sekarang rne-
dayaan universal merniliki bermacarn- rupakan ha1yang rnenarik untuk dikaji.
m&rn jenis, antara lain seni, rnusik, seni
suara, seni tan, seni pedalangan, dan laiw 1.2 Tujuan Pernlitian
lain. Kesenian juga merupakan kesanggup- Peneliiian ini dimaksudkan untuk rnene-
an aka1 manusia untuk rnenciptakan se- lusuri perjahan sebuah tradisi l i i yang
suatu yang bernilai tinggi. bergeser ke tradisi tulis, kernudian muncul
Kesusastraan bisa berupa sastra tulis kernbali dalern bentuk Wisi pelinan,
dan sastra limn. Sastra lisan juga tidak da- khususnya h t u k macapatan dalm rna-
pat dipiihkan begitu saja dengan seni per- syarakat di wilayah Kecarnabn Oepogo,
tunjukan. Hubungan itu rnernunculkan su- Kabupaten Boyolali, Jawa Ten~sh.
sunan gradasi dari sastra l i n yang paling
mumi hingga ke seni pertunjukan, yaitu per-
1.8 S& Oats
tarna, pembacaan sastra secara rnumi,
rnisalnya di Bali rnebasan dan di Jawa ma- Sumber data p e n e l l i ini, di samping
capatan; kedua pernbacaan sastra p n g bjrku-buku pustaka ilrniah yang rnenyangkut
disertai dengan gerak sedehna dan atau madah w t r a lisan dan seni macapatan,
rnusik terbatas, rnisalnya cekepung dan juga penggalan data dari para nara sum-
kentmng; ketiga penyajian cerita dikehi ta- ber, khususnya yang menyangkut informasi
ri-tarian, rnisalnya randai; keempat, penyaji- tentang tradisi seni macapatan di wilayah
an cerita disertai dengan aktualiisi ade- Kecarnatan Cepogo, Boyolali. Peneliiian ini
gan, dialog, tarian, dan diiringi rnusik leng- dilakukan selarna kurang lebih tiga bulan
kap, rnisalnya ketopmk, Iudmk, dan seba- sejak Juni sampai dengan Agustus 2001.
gainya (Pudentia, 1998: 4-5). Karena terbatasnya waktu, tenaga, dan bi-
Seni tradisi macapatan rnerupakan sa- aya, pengarnatan langsung hanya dilaku-
lah satu bentuk penyajian sastra lisan di Ja- kan sefarna waktu itu, sedangkan informan
wa yang termasuk dalarn gradasi pemba- atau nara sumber diperlukan berdasatkan

Doktorandus, staf pengajar Juntsan Sastra Daerah, Fakultas lhnu Budaya, Universii
Gadjah Meda, Yogyakarta

- ~ ~No. 3am1 ,
asridanberhawasejuk.
Wilayah Kecamatan Cepogo t-i
menjadi 15 desa (kalurahan). Dari kelSma
belas desa tersebut, penetiiian id dipusat-
kan di dua desa, yaitu Desa Paras dan De-
= sa cepoao.
P e W i i ini didasarkan pada buku Oral
5- Poetry karangan *Ruth Finnegan (Fenne-
gm,1979). Kon- yang dikemukakannya 2.2 LortPr Wakang Sosirl Budrrya
g
- adahh mengenai a w n m i o n , hnsmition, Dalam hiiup sehari-hari sistem6 &I
i dan perkmanee, @u bentuk (komposisi), budaya yang b m p a atyrslrratucaa Wentu
penyebaran (transmisi), dan pertunjukan, brfungsi =b%gai m aty
Bentuk atau komposisi rneliputi proses mra lam rnasyarakat pendukungnya.
pencptaan dan bagairnaiia cara penyusun- kat di dua desa, yaitu Paras dan Cepogo,
an &xi@. Transmisi adalah proses penye- rnasih meyalankan adat-istbdat @mg-ro-
bar& dan resepsi masyarakat terhadap ce- yong sambatan. Mervska juga maadh -mem-
rita. Perfmanee atau pertunjukan adalah pertahankan peninggalan kepemyaan
proses cam penyajian atau penyampaian animisme, yang diwujudkan dengan upaca-
cerita. Pembahasan tradisi ini juga meneliti ra bersih desa yang d i setiap &ti
tentang asal-usul, fungsi bagi masyarakat dalam setahun, yakni pada bulan Jawa
pendukungnya dan perkembangannya dari Suro. Mereka percaya bahwa desa mwka
awal hingga sekarang ini. ditunggui oleh dbanyang penunggu. Agar
Proses pengumpuhn data adalah seba- penunggu itu tidak marah, mereka seblu
gai berikut setelah data terkurnpul W u i memberikan sesaji berupa upacara
pengamatan, catstan ringkas, dan rekaman dssa tersebut Lebih jsuJ1, Mar Be

-
dari ketemngan nara swnber, kemudian sosial budaya masyankat Kecam&n
dilakukan analisis. Sebelum dianaiii, dila- Cepogo dijelaskan sebagai berikut.
kukan rekonsttuksi data dalam rangka me-
madukan keterangan nara m b e r untuk (1)Latar Belakang Pendidikan
mendekatikeaslinnya. fingkat pendidikan m a s y a h t di wile
yah ini pada tahun-tahun tendrhii ini
cukup metqgmbkakru?, Wak
pada tahwt-tahun lQ4lQ-m ,Pmdubuk

sampai pergunran lngSli


10%.jumlah lamdkJduk pBng&. FI*
Kabupaten Boyolali adatah salah jumlahrya uhh
Daerah Tingkat II di wilayah Provinsi Jawa
Tengah. Letaknya i 30 km sebeiah b a d
kota Surakarta. Kabupaten Boydali terletgk
di antara kaki Gunung Merapi dan Gunung
Merbabu. adahh pedaldang atau wimswasta* dan
Kecamatan Cepogo tertetak tepat di an- selanjutnya buruh hni.
tam kaki Gunung Mefapi dan Gunung Mer- (3) Sistem Kekembatan dalam K e h q p
babu pada ketinggiin 625 m dari permuka- %perti .halnya masyarakat.&wm pads
an hut, wilayahnya banyak dikelilingi oleh umumnya, dm& mi msrnganrFt sistan
ketunman dari pit& ayah. Tmggmg ja-
t Surnber: Data Stalistik Kec. Cepogo Kab.
wab kehidupan sekrnrh i d w q p twktak
di pundak seorang ayah, an
I
Bayolali, Prcwinsi Jawa Tengeh, tahun 1997
unrsan&onomi dalam rumah tangga di-
peg* oleh sang ibu. Sebutan seosang
ayah pun sering menggunakan nama
&ri anak sulungnya, begitu pula untuk
mem& Semt Wemyagnye y a y &$a muki
mmggunakan istibh macapat (Subalidim
ta, 1m7).
Dilil.lat dari aeahdnya, tmwpat81~
I
sebutan bunya. mulai bericeinbang di wilayah Surakarta ka-
(4) Seni Budaya mudian menyebar ke wibyahwilayah lain di
Cabangcabang seni budaya yang ma- sekbrnya. Masuknya tradisi macapertan ke
sih hiiup dan berkembang dalam ma- wilayah Kabupaten Boyobli disebabkan di
syarakat di wihyah ini, antara lain, tari- wilayah ini banyak terdapat pesanggrahan
tarian klasii (beksan tradisional), tele- atau tempat beristirahat para raja clan k e
dhek, tayub, katawitan, w a y a m h a - luarganya, tentu saja, kebanyakan mereka
langan (termasuk seni membuat wa- b e d dari Kerajaan Surakarta. Pesang-
yang), macapatan, dan pembacaan bu-, grahan itu dibangun di pegunungan &n hu-
ku-buku cerita berbahasa Jawa. A, tan yang memiliki pemandmgan yang asri.
Di wilayah Kecamatan Cepogo terdapat a-
3. P d m d m q p n T M i i Mecsyrtan pa- tu Zempat bekas pesanggrahan raja-raja
.c
da ~~ Keaunatan Cepogo Surakarta yang sisa-sisa bangunannya ma- .
sih pisa dijumpai sekarang ini. Diyakini pa.
Bavor+ri
da masa itu bahwa ketiia raja dm keG -
'4 . t arganya sgdang baistirahat, berlibur, m u
3,1 Asahpwl T W i hkqpa&m berfrwu di pesanggrahan-pesanggrahan Jtu -
Kata macapat beresat dari kata maca merrslka membawa tmdisi-tradisi kerafaan,
'membaca' dan pat 'empat', artinya mem- di mkmmya tradisi rnembangkisn maca-
bacanya empatempat suku kata. Tradisi patan.
m a p a f a n dipengarhi okh tradisi pem- Dari hasil metihat atau mendwprkm
bamah puisi atau ternbang dengan aturan k e b i a n menembangkan mdoap&r) dl
bahwa jeda jatuh pada tiap empat suku pesanggrahan raja-raja itu, kefnudian M i ,
kata pertama tiap barisnya. Bentuk tem- itu ditku -atau dilestarikan okh m y m k a t
bang macapat diikat dengan aturan-aturan s d t i sebagai bentuk penghonnatm &a-
tectentu; bi antaranya jwnlah baris t i baii ligus tradisi yang tinggi nilakya. Pada d
atau gum @&a,jumtah suku kata t i baris muhnya, yang berani meng nya ad*
atau guru wibngan, dan bunyi e a t pa& lah para sesepuh atau tdcbk rnasymabt
akhir baris atau guru lagu (Subalidinata, penting di whyah #ustetapi kemudian nla-
1967). Selain itu, dengan adanya aturan syttrakat kalangan bawah pun juga muQi
atau ikatan tersebut, ha1 mi memunculkan berani mengadakan meskipun dakm her+
nama-nama jenis tembang yang berlaiin
d a b macapat sesuai dengan kesamaan
ikatannya. Nama-nama tembang itu di anta-
ranya adahh Wlandhangguh, Sinom, Po- bang baii di masyarakat dengan segala va-
cwrg, Megbnrh, Mijil, Kinanthi, Pangkw, riasi latar bebkangnya.
Asmarandam, Gambuh, Durma, dan Mas-
kumarnbang
Sebelum Milah macapat ini muncul, ter- Pada masa-masa awal mula perkem-
lebih &huh dikenal dengan istilah k i i bahgan tradisi macapatan di whyah Kma-
atau menembang 'menyanyi'. K i i Ageng matan Cepogo, khususnya di Desa Pam8
S& yang Hiup pa& zaman Kemjaan &n Desa Oepago, yang be&- men&#
M & m pelda abad ke-16 menggunakan
penyampai cerita lewat r n e ~ b a
istilah Kiung dalam puisii. Sinuhun Pa- tembang macapat addah oprlqorang ter-
ku Brmgna Ill pada tahun 1704 Jawa atau tentu saja. Orang sebagai p@@jT ftu @&I&
1776 Weehi menulis Serat Miribraga, para abdi dfllem Uan juM k d $ .pesang-
yang di dalarnnya terdapat K i Sadwan, grahan. MeMalah yang & l a p mainpu
dabm M u itu pertama kal digunakan is- &n m e n g m i t d i itu.
t i i h macspat. KGPAA Merngkunegara N ',,";
pada hhun 1784 Jawa atau 1056 Masehi i
j
-
r a
Perkembangan p d a masa-masa selan- ka kegiatan hajat, misalnya khitawn, kela-
jutnya ketika penyebaran badid ini muhi hiran bayi, kaufan 'syukuran', &n perka-
menyebar dl ~ ~ i u r uMh e s a di sekiir- winan. Tradii macaptan dilakukan pada
rrya, para abdi dalem dan jwu kunci pe- malam hari m b i l meWa Iek-Iekan 'tidak
sanggrahan ysng jumlahnya terbatas itu tidur' semahm atau sampai tengah m a h .
mulai merasa kwlahan. Maka dari itu, Kegiatan itu sehlu dipimpm oleh tokoh ter-
mereka muhi menurunkan keterampilan tentu, kemudii peserta diberi kesempatan
dan pengetahuannya tersebut kepada atmk untuk ikut rnenyajikan tembang4mbang
cucu keturunannya atau kenrbat terde- macapat secara bergiliran.
katnya. Waktu penyajian tradisi maxpatan ini
Pada tahun-tahun akhir ini (196O-an bisanya dihkukan pada malam hari tetapi
sampai sekarang), penyaji cerita atau orang juga pernah diadakan pada siang hari. Jadi.
yang memimpjn dan menembangkan dalam tidak ada aturan tectentu W&U pelaksa-
upacara tradid macapatan itu tidaklah ter- naan tradisi ini. Dernwn juga, jumlah

-
ikat oleh aturan dari keturunan tertentu, waktu yang d i u k a n sangat tergantung
tetapi mereka yang ditunjuk adalah orang pada kemarnpuan penyajinya, jmis cerita
yang mampu dan m e n g w i bidang itu dan yang disajikan, dan perminban penikmat-
memiliki pengetahuan yang murnpuni. Me- nya.
..&a b i i n y a juga tokoh masyarakat,
khususnya tokoh di bidang seni dan buda- 3.4 Isi dan .his Corita d a h Tradisi Mlg
ya. Pada tahun 1990an ini, penyaji cerita
itu bisanya dipimpin oleh mereka yang
berprofesi datang, tetapi t i a k sedikii juga Bahan cetita yang ditembangkan dalam
mereka yang berprofesi sebagai guru atau- tradisi macapatan beraneka ragam sesuai
pun masyarakat tani b i i . dengan situasi dan kondisi pada waktu di-
langsungkan tmdisi itu. Menurut cerita para
Di Desa Paras sarnpai saat ini diperkira-
kan ada kurang lebih 1520 orang yang juru kunci dan abdi dabm pesanggrahan,
mampu memimpin upacara tradisi macapat- ketika raja-raja ingin mengadaicannya, b i
an, sedangkan di Desa Cepogo diperkira- sanya macapatan berisi cerita pktw atau
kan masih ada sekitar 10-15 orang. nasihat. Pitutur atau nasihat itu ditujukan
untuk para anak cucu atau bahlcan unhdr
raja sendiri.
Ketika tradisi ini muteri menyebar &n
Penyampian atau pertunjukkan tradii berkembang di wilayah Kecamatan Cepo-
-
macapatan di wilayah Kecamatan Cepogo go, isi cerita bertambah variasinya, mulai
I ini b i i n y a berlangsung bersarnaan de- dari ceritaGerita tentang bbad (cerita asat-
ngan upacara-upacara adat tertentu. Upa- usul daerah), cerffer nasbt ksgamaan dan
cara untuk umum satu desa biisanya ber- pendiikan moral, cerita wayang, sampai
*,
B
langsung bersamaan dengan upecara ber- cerita masa Jika penyaji cerita i€u
sih desa. Pada upacara itu, seorang pe- sangat pandai, dia bisa langsung rnencipta-
t mimpin adat atau orang yang dituakan di kan tembang dan rnene- de-
desa itu mubi memimpin menembangkan ngan ternbang-ternbang tertentu tanpa me-
tembang-ternbang macapat, kemudin dC l i i atau mmbaca teks. Akan tetapi, jika
susul secara bergantian oleh orangorang penyaji itu kurang menguasai untuk men-
yang mampu melakukannya. B i i n y a dila- ciptakan tembang secara lerngsung, dia bka
kukan dengan spontanitas clan kadangka- membaca dari teks-teks yang sudah dii
dang daunjuk tangsung oleh pernimpin upa- siapkan sebelumnya, beik yang diwsun
cara itu. Selam tradisi, macapatan ini sendiri maupun hadl tuban orang lein.
wnya diilangsungkan Unpuk kegkrtan be- Jenisjenis katya sasZrvr ymg biawnya
'
desa, &n dilanjutkan dengan perttmjukan dibacakan oleh penyaji cwita dalam hgdi
jafhilan dan wayang Wi semalarn suntuk. tmatpthn di wilayah Keamatan Cepogo
S d a i untuk Ilpamra bed* tra- addah karya sastra a j m , s e p d Semt
mscapatan ini sering juga dildmmdmn Mhatama, Serat Nitijptrja, Setat Nits&,
deh perorangan (masyarakat) dalam rang S m t Wedhayoga, Semt Wedhgycttmaka,
. Di m p h g itu, jenisjenis T m i tisan macapatan
sangat diiemari, mi& -
penyarnpaiannya lisan
M a g u ~Manah, -
penurunannya l i n (dari mulut ke
pula jenis-jenis kar- mulut)
masa-masa seka- -
penyebarannya secara limn
ibacakan ceritace- - penyaji ceritanya khusus
divrnn sendiri dalam rangka me- -
cerita yang disampaikan tergantung
keadaan atau situasi pada masa penyajilpenikmat
sdumng. Cerifa-cerita itu, misalnya ten- -
penikmat cenderung pasif , t

tang tqpik pemilu, reformasi, lingkungan hi - sarana penyampaian tradisi masih


dup, dan sebagainya. . sedemana
. 7 . -" . .. . '
-
C

'5 fradisi fulis macapatan


$16 T-n
d a hT d M M
h m h g a r (KWayak)
- -
penyarnpaiandalarn bentuk tulis
-
penurunannya dengan cara menulis
Pgda upacara tradisi macapatan ini, pe- dari bentuk lisan ke bentuk tuli atau .
4 k M o n atau khalayak diajak untuk ikut aMi juga langsung ke bentuk tulis
tdbJ di dalarnnya. Keterlibatan itu b i -- penyebarannya dengan tradisi tulis
berupa ikut aktii rnenembangkan, meres- (di luar istilah transkripsi dan tran-
pons atau rnenangkap isi &n makna tern- sliterasi)
bang ygng dinyanyikan. Penonton diajak - penuli berperan dalarn mengubah
ikut larut dalarn isi tembang dan rnerdunya cerita
suara rangkaian kata yang ditembangkan - cerita yang disampaikan tergantung
lewat ternbang macapat. keinginan penulis atau pesanan
Penonton pun diberi keleluasaan untuk - penikmat harus aktif membaca
menibi isi cerita dan penyajinya. Penonton -
sarana penyarnpaian tradii ialah
akan menyambut baii dan sangat bergairah dengan kertas atau sarana tulis yang
apabii penyaji cerita marnpu menernbang- lain
kan tembang dengan baik dan menyajikan
cerita dengan menarik, apalagi bila dibum- Tredis
bui dengan cerita-cerita lucu.
Pa& akhir-akhir ini, bahkan penonton
atau Wlalayak muda diberi kesempatan

yang tidak mereka ketahui. Pemirnpin atau


penyaji cerita lalu meyelaskan arti kata-
<,. -
-a+;-w

kata tersebut dan hubungannya dengan ce- -5': -


rita yang diiikan

. . + m e :.&. ?
-. 1 .- , . r - - - i
, >, -
- ~'%%-an di atas, orrmg bisa me-
dl w*Isfls
-~perbedaarryang~upsig* menuiis. P m :
fiketn dari Wah dabm sastra iisan, yaUu
antara tradii lisan, tradisi tulis, dan tradisi
petisanan. f3qasm itu berm& dari studi
kasus pada tradisi macaptan &lam ma-
syarakat diCepogo.
Pads awal mwmtlnya tradisi srwtra ma-
capah di wilayah ini, yang rffbawa deh
para kelmrga kerajaan dan abdi dalemnya,
terfiClat pada masa ikr bertaku tradisi lisan
mumi karena memirut cerita nenek moyang
mereka, carapenyampaian tradisi macapat-
an itu tangstid @ail< dengan 'hafatan' mau-
Pun -1 clan penyaji; cara penu- * -"
runan tradid ini pun juga dengan S i T i ads.-
melalui proses belajar dengan pengamatm kat di wilayah .l(ecamatan - jy a q
dart pencontohan tiema langsung. Okh mengetahui kapan -mJai ah dan A * _
, . RgidUjBF

.krem Uu, duk! eenyali tradisi mi pun me- bang tradisi-m d


' ntimkan atau mewariskan kepandaiinya
Rata-rata mere& hanya.
kepada keturuynnya hngsung atau kera- war c&a E L s a l - s r s U l l M itk&+-nenek
bat deS<atnya. Cam pienyebanvlnya pun ha-
nya dari muM ke mdut melahi v r a Pam-
tertmtu yarrg bertangsung da4m masya- m
-
*atters&ft.
Setelah masyarakat setempat mengenal
tradisiMk,mgkak-.tradisiinipun
mulai bergeser. Hal ini seiring juga dengan
mdai m n y a penulin karya sash di
keaajaan. Budaya sastra Mis ini pun mdai
mengguMkgn bmW ternbang macapat
dakam payampaian -kinya. Karena budaya
tulisini bemubungan- sesuatuben-
d~mnyata,-pisn-w
rnudah dan cepat.-P sampai
di wilayah BoyoQli (damah phggkm kera-
jaan) sehingga berpengaruh pada mutai
berkurangnya penyampa"wtn tradi tEsan ka-
rena me&a merasa lebih mudah chgan
cara membaca sendm c e r i t a d y m g
mereka inginkan. Jadi, Mitub ini &on-
sumsiunttJkunhrl<sekedardkrilnnatidkim.
-, Wnghan masyarakrd akern
= b J n y a ~ i a n ~ ~ r n m u n a d
kembali setelah mereka jenuh dergm ha-
nyamembscauntukdiridkirrisaja.Apa-
lagi, jika sastra tulis daLtm bentuk tembang
F. macapaehanyadibacauneukk~~serr
cfiri(=pertijikaomngmembaoabukupe-
>
lajaran), munculSah cara bgru dadam Wdbi
!.
- ini, yaihr pembacaan (menembagktm) teks
tulis macapat Twdki ini lebih cepat ber-
kembang Seb'ing dengan kemajlten daQPFl
c ha1 p e n d i i , ymg mmgantadcan ma
daiammngkaperrtygan-beitsihde-
a.Qikantor dan instand resmi pun ter-
uWm, w e m e n Pendiditcan Nasional
* setempat pun kut melestarJtan Mi ini
mmgadakan pernbinaan dan me-
ngadakanlomba-hba macapatan.
Data Statistik Kec#matan Cepogo Ka-
bupaten B o y d P r o w jaws
Tengah, tahun 1997.
Tradii macapatan merupakan salah sa-
tu bentuk tradisi limn yang mengandung Fennegen, Ruth. 1979. Oral Poem. Lon-
unsurvnsur seni sastra d m seni petturr - don: Cambridge Unlvwsity Press.
jukan. Disebut unsur seni sastra tradisi ka-
Pudentia (ed). 1998. Metoddogi Kajian
Tmdisi Lisan. Jakarta: Yayasan Obor
dan Yayasan Tradisi Cisan.
I
Subaliiinata, R.S. 1967. Eiainbg hi+
satran Jawa. Yogyakarta: Toko B&u
S P ~ . . -

Anda mungkin juga menyukai