BIOMEDIK DASAR
“Pengantar Biokimia”
Dosen Pengampu :
Disusun oleh :
P07220119117
2019
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Tuhan Yang Maha Esa Pengasih lagi Maha
Penyayang, saya panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada saya, sehingga saya bisa
menyusun makalah yang berjudul “Pengantar Biokimia” ini tepat pada
waktunya. Saya menyadari bahwa materi yang disajikan dalam tulisan ini
merupakan perpaduan dari berbagai referensi yang kami dapatkan, baik darai
media cetak maupun media elektronik lainnya. Saya selaku penyusun beharap
semoga makalah ini bisa memberikan manfaat berupa ilmu pengetahuan kepada
mahasiswa-mahasiwa lain. Oleh karena itu, saya sampaikan kepada pembaca
bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Dengan
demikian, kami sangat mengharapkan kritik, saran,serta tanggapan yang
sifatnya membangun.
Penyusun
Kata Pengantar…………………………………………...……………………...i
Daftar isi………………………………………...………………………………ii
BAB I :
PENDAHULUAN……………………………………………………...1
A. Latar Belakang………………………………………………………………
1
B. Tujuan……………………………………………………………………….1
A. Biologi Sel………………………..…………………………………………2
B. Genetika dan Silsilah Keluarga serta
Simbol………………………………..8
C. Andrologi Dasar…………………………………………………………...15
D. Kelainan Seks/ Variasi Seks Manusia…………………………….
………..27
A. Kesimpulan……………………………………………………………...…29
DAFTAR
PUSTAKA………………………………………………………….30
ii | M a k a l a h P e n g a n t a r B i o k i m i a
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Biokimia berasal dari kata “bios” yaitu hidup atau hayati dan
“chemios” yaitu kimia atau senyawa organik. Biokimia memiliki arti
ilmu kimia hayati. Biokimia adalah ilmu yang berhubungan dengan
berbagai molekul di dalam sel atau organisme hidup sekaligus dengan
reaksi kimianya. Ilmu biokimia mempelajari tetang macam-macam
molekul yang ada di dalam sel makhluk hidup dan organisme dan
reaksi-reaksi kimia yang terjadi diantara molekul-molekul tersebut. Ilmu
biokimia merupakan campuran antara ilmu kimia dan ilmu biologi.
Kehidupan di dunia ini tergantng pada reaksi biokimianya.
Reaksi biokimianya yang harmonis dalam tubuh menyebabkan kondisi
tubuh sehat, sebaliknya penyakit mencerminkan abnormalitas
biomolekul, reaksi biokimia atau proses biokimia.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami materi-materi
biokimia, dan manfaat biokimia bagi kehidupan.
2. Tujuan Khusus
Agar mahasiwa dapat mengetahui serta memahami tentang biologi
sel, genetika dan silsilah keluarga, andrologi dasar, dan kelainan
seks atau variasi seks manusia.
TINJAUAN TEORI
A. Biologi Sel
Biologi sel (juga disebut sitologi, dari bahasa Yunani kytos, "wadah")
adalah ilmu yang mempelajari sel. Mahluk hidup seluler baik yang bersel
tunggal (unicellular) maupun yang bersel banyak (multicellular)
berdasarkan pada beberapa sifatnya, antara lain ada tidaknya sistem
endomembran, dikelompokkan dalam dua tipe sel, yaitu sel prokariotik dan
sel eukariotik. Sel prokariotik, merupakan tipe sel yang tidak memiliki
sistem endomembran sehingga sel tipe ini memiliki materi inti yang tidak
dibatasi oleh sistem membran, tidak memiliki organel yang dibatasi oleh
sistem membran. Sel prokariotik terdapat pada bakteri dan ganggang biru.
Lisosom terdapat pada sel hewan, bentuknya seperti bola dan ukuran
diameternya kurang lebih 500nm. Lisosom mengandung enzim yang
berfungsi untuk mencernakan bahan makanan yang masuk ke dalam sel
baik secara pinositis (makanannya berupa cairan) maupun secara
fagositis (makannya berupa padat).
Dinding sel. Dinding sel hanya terdapat pada tumbuhan dan jamur.
Fungsi dinding sel yaitu melindungi sitoplasma dan membran
sitoplasma. Inti sel terdiri dari membran inti, nukleoplasma (kariolimp)
dan kromosom, serta nukleolus. Membran inti memisahkan inti sel dan
sitoplasma. Membran inti terdiri atas dua lapisan membran dan pada
daerah-daerah tertentu terdapat pori-pori yang berfungsi sebagai tempat
keluar masuknya bahan kimia. Inti sel mengandung nukleoplasma, yaitu
suatu cairan kental berbentuk jeliPada nukleoplasma terdapat benang-
benang kromatin yang tampak jelas pada saat pembelahan sel
membentuk kromosom. Fungsi kromosom yaitu mengontrol aktivitas
hidup sel dan pewarisan sifat-sifat yang diturunkan.
Genetika Mendelian
Berdasarkan dari alur yang dia teliti, data yang diambil, dan
analisis matematikanya, Mendel mengajukan model keturunan yaitu:
Menurut hukum segregasi, hanya satu dari dua salinan gen yang
hadir di organisme didistribusikan ke setiap gamet (sel sperma atau
telur) yang diproduksi, dan alokasi salinan gen ini acak. Ketika telur
dan sperma bergabung dalam pembuahan, mereka akan membentuk
organisme baru, yang genotipnya terdiri dari alel yang terkandung
dalam gamet.
Uji Persilangan
10 | M a k a l a h P e n g a n t a r B i o k i m i a
Hukum berpasangan bebas Mendel (Mendel’s law of
independent assortment) menyatakan bahwa alel dari dua atau lebih
gen yang berbeda dipilih ke dalam gamet secara independen dari
yang lainnya. Dengan kata lain, Alel yang gamet terima dari satu
gen tidak mempengaruhi alel yang diterima dari gen lain.
11 | M a k a l a h P e n g a n t a r B i o k i m i a
Gen komplementer: Alel resesif dari dua gen berbeda
mungkin akan memberikan fenotipe (karakteristik) yang
sama.
Epistasis: Alel dari satu gen mungkin menyembunyikan alel
dari gen lain.
Rekayasa Genetika
12 | M a k a l a h P e n g a n t a r B i o k i m i a
Gen baru, disebut transgen, dimasukkan ke dalam sel
organisme penerima. Hal ini disebut transformasi. Teknik
transformasi paling umum yaitu menggunakan bakteri yang
secara alamiah dan genetik merekayasa tanaman
menggunakan DNA nya sendiri. Transgen ini dimasukkan ke
bakteri, yang kemudian dimasukkan ke dalam sel organisme
penerima. Teknik lainnya adalah gene gun method, yaitu
menembak partikel emas mikroskopik yang dibungkus
dengan salinan transgen ke dalam sel organisme penerima.
Dengan teknik-teknik ini, perekayasa genetik tidak
mempunyai kendali di mana atau apakah transgen telah
masuk ke dalam genom. Sebagai hasilnya, dibutuhkan
ratusan percobaan untuk membuat beberapa organisme
transgenik.
Setelah organisme transgenik diciptakan, organisme
diperkenalkan ke lingkungan luar menggunakan teknik
pemuliaan. Jadi, rekayasa genetik tidak menggantikan
kebutuhan teknik pemuliaan, rekayasa genetik hanya
menambah cara untuk menambah sifat baru ke dalam suatu
populasi.
13 | M a k a l a h P e n g a n t a r B i o k i m i a
Ada beberapa kontroversi yang mengelilingi topik ini, sebagian
adalah mitos belaka, sebagian lagi menimbulkan masalah yang
valid.
2. Silsilah Keluarga
Silsilah keluarga adalah suatu bagan yang menampilkan
hubungan keluarga dalam suatu struktur pohon. Silsilah keluarga
mempelajari pola pewarisan sifat pada manusia terutama tentang
penyakit menurun yang mempunyai kendala tersendiri. Pada
dasarnya, penyakit dapat diturunkan karena gen dari orang tuanya,
penyakit dengan bawaan gen tersebut tidak bisa dihindari untuk
tidak bisa diturunkan ke generasi selanjutnya, karena yang terlibat
adalah gen dari induk. Oleh karena itu, untuk mempelajari pola
pewarisan sifat terutama kelainan dan penyakit bawaan, sering kali
dilakukan dengan cara analisis peta silsilah (pedigree). Melalui peta
silsilah, seorang ahli genetik dapat:
Memprediksi gen yang menyebabkan suatu kelainan genetic.
14 | M a k a l a h P e n g a n t a r B i o k i m i a
Menjelaskan pada suatu pasangan tentang seberapa jauh
resiko memperoleh keturunan yang akan menderita kelainan
genetik.
Memberikan gambaran yang jelas pada suatu pasangan
tentang beberapa hal yang perlu dilakukan untuk
menghindari atau meminimalkan timbulnya resiko kelainan
genetik pada keturunannya.
C. Andrologi Dasar
15 | M a k a l a h P e n g a n t a r B i o k i m i a
Andrologi berasal dari bahasa Yunani “andros” yang berarti laki-
laki. Andrologi adalah spesialisasi medis yang berhubungan dengan
sistem reproduksi dan sistem urine pria. Andrologi sudah dipelajari
sejak akhir 1960-an. Andrologi dibagi menjadi beberapa bagian antara
lain:
1. Infertilitas Pria
Menurut the Practice Committee of the American Society for
Reproductive Medicine (ASRM), infertilitas didefinisikan sebagai
suatu kegagalan untuk mencapai kehamilan setelah satu tahun
melakukan hubungan seksual secara regular tanpa menggunakan alat
kontrasepsi (Wein et al., 2012).
Secara garis besar infertilitas dapat dibagi dua yaitu (Al-Haija,
2011) :
Infertilitas primer: merupakan suatu keadaan dimana pria
(suami) tidak pernah menghamili wanita (istri) meskipun
telah melakukan hubungan seksual secara teratur selama >12
bulan secara teratur tanpa kontrasepsi.
Infertilitas sekunder: merupakan suatu keadaan dimana pria
(suami) pernah menghamili wanita (istri) tetapi kemudian
tidak mampu menghamili lagi wanita (istri) meskipun telah
melakukan hubungan seksual secara teratur selama >12
bulan secara teratur tanpa kontrasepsi.
16 | M a k a l a h P e n g a n t a r B i o k i m i a
endokrin (hormonal). Kurang lebih 2% dari infertilitas
pria disebabkan karena adanya kelainan endokrin antara
lain berupa:
a) Kelainan hipotalamus: defisiensi gonadotropin
(Sindrom Kallmann), defisiensi LH, defisiensi
FSH, sindrom hipogonadotropik kongenital.
Adanya kelainan pada hipotalamus menyebabkan
tidak adanya sekresi hormonal yang berperan
penting dalam spermatogenesis sehingga
menginduksi keadaan infertil.
b) Kelainan hipofisis: insufisiensi hipofisis (tumor,
proses infiltrat, operasi, radiasi),
hiperprolaktinemia, hormon eksogen (kelebihan
estrogen-androgen, kelebihan glukokortikoid,
hipertirod dan hipotiroid) dan defisiensi hormon
pertumbuhan (growth hormone) menyebabkan
gangguan spermatogenesis.
Faktor testikular
a) Kelainan kromosom. Sebagai contoh pada
penderita sindroma Klinefelter, terjadi
penambahan kromosom X, testis tidak berfungsi
dengan baik, sehingga spermatogenesis tidak
terjadi.
b) Varikokel, yaitu terjadinya dilatasi dari pleksus
pampiriformis vena skrotum yang mengakibatkan
terjadinya gangguan vaskularisasi testis yang
akan mengganggu proses spermatogenesis.
c) Gonadotoksin (radiasi, obat).
d) Adanya trauma, torsi, peradangan.
e) Penyakit sistemik ( gagal ginjal, gagal hati, dan
anemia sel sabit).
17 | M a k a l a h P e n g a n t a r B i o k i m i a
f) Tumor.
g) Kriptorkismus. Hampir 9% infertilitas pria
disebabkan karena kriptorkismus (testis tidak
turun pada skrotum).
h) Idiopatik. Hampir 25%-50% infertilitas pria tidak
teridentifikasi penyebabnya.
Faktor post testikular, kelainan pada jalur reproduksi
termasuk epididimis, vas deferens, dan duktus
ejakulatorius.
a) Obstruksi traktus ejakulatorius: disebabkan
karena adanya blokade kongenital, ketiadaan vas
deferens kongenital (CAVD), obstruksi
epididimis idiopatik, penyakit ginjal polikistik,
blokade didapat (vasektomi, infeksi), blokade
fungsional (perlukaan saraf simpatis,
farmakologi).
b) Gangguan fungsi sperma atau motilitas: sindrom
immotil silia, defek maturasi, infertilitas
imunologik, infeksi).Pada reaksi imunologi, dapat
ditemukan antibodi sperma pada semen pria fertil
dan infertil.Imunologi didiagnosis menyebabkan
infertilitas pria saat 50% atau lebih spermatozoa
yang motil yang dilapisi oleh antibodi
sperma.Antibodi sperma ditemukan pada 3-7%
pria infertil dan antibodi ini dapat merusak fungsi
sperma dan menyebabkan infertilitas pada
beberapa pria (Al-Haija, 2011).
c) Gangguan koitus: impotensi, hipospadia, waktu
dan frekuensi koitus.
Berbagai hal telah diketahui menjadi faktor resiko infertilitas
pria, yaitu:
18 | M a k a l a h P e n g a n t a r B i o k i m i a
Usia
Usia memegang peranan penting dalam fertilitas.
Puncak umur kehamilan terjadi pada usia 34 tahun untuk
pria dan wanita dan kemudian setelah usia 35 tahun akan
menurun secara signifikan. Penelitian telah menunjukkan
bahwa level testosteron darah akan menurun seiring
bertambahnya usia dan resiko pria untuk menjadi infertil
2 kali lipat lebih besar pada usia di atas 35 tahun
dibandingkan dengan pria di bawah 25 tahun dan 5 kali
lipat pada usia di atas 45 tahun.
Obesitas
Sebuah studi di Amerika Serikat menginvestigasi
petani dan istri mereka menunjukkan bahwa peningkatan
10 kg berat badan dapat menurunkan fertilitas sekitar
10% dan efek terbesar pada pria dengan indeks massa
tubuh (IMT) lebih dari 32. Hal ini disebabkan karena
terjadi penurunan jumlah sperma motil normal secara
signifikan pada pria tersebut (Al-Haija, 2011).
Alkohol
Mengonsumsi alkohol dapat merusak aksi HPG
dan berpengaruh pada spermatogenesis sehingga
menurunkan kualitas sperma (Carrell ed., 2013).
Paparan dalam pekerjaan
Studi di Lebanon menunjukkan bahwa paparan
lingkungan pekerjaan sangat berbahaya terhadap fisik
dan bahan kimianya yang dihubungkan dengan
peningkatan resiko infertilitas pria.
Olahraga
Terdapat banyak keuntungan yang didapat dari
berolahraga secara teratur. Namun, studi terbaru
menunjukkan bahwa olahraga berat jangka panjang dapat
19 | M a k a l a h P e n g a n t a r B i o k i m i a
mempengaruhi kualitas parameter semen dan dapat
menurunkan jumlah testosteron total.
Laptop dan telepon seluler
Pemaparan jangka panjang pada laptop dapat
meningkatkan suhu skrotum dan berdampak negatif pada
parameter sperma. Lebih lanjut, penggunaan telepon
seluler juga berdampak negatif pada infertilitas pria yaitu
menurunkan jumlah sperma yang hidup secara paralel
pada setiap kali terpapar telepon seluler dan juga
berhubungan dengan durasi menggunakan telepon seluler
tersebut.
Stres
Hubungan antara stres dengan infertilitas juga
diperhitungkan. Pria di bawah tekanan stres pada hasil
pemeriksaan analisa semen menunjukkan terjadi
penurunan yang signifikan pada parameter spermaHal ini
dikaitkan dengan penurunan level testosteron yang
menyebabkan kegagalan spermatogenesis dan akhirnya
berpengaruh pada jumlah, motilitas, dan morfologi
sperma (Carrell ed., 2013).
2. Disfungsi Ereksi
Disfungsi ereksi adalah ketidakmampuan mencapai atau
mempertahankan ereksi penis untuk melakukan senggama yang
memuaskan. Definisi dari disfungsi ereksi tersebut tidak
berhubungan dengan pancapaian klimaks saat senggama atau
orgasme. Disfungsi ereksi disebabkan beberapa faktor, diantaranya:
Stres
Tidak mudah untuk mendapatkan mood ketika
pria kewalahan oleh tanggung jawab di tempat kerja dan
rumah. Mengatasi stres dengan membuat perubahan gaya
20 | M a k a l a h P e n g a n t a r B i o k i m i a
hidup yang meningkatkan kesejahteraan dan relaksasi,
seperti berolahraga secara teratur, cukup tidur, dan
mencari bantuan profesional jika diperlukan.
Marah
Kemarahan dapat membuat darah mengalir ke
wajah pria, tetapi tidak ke satu tempat yang pria
butuhkan ketika pria ingin berhubungan seks. Kemarahan
terpendam atau tidak benar dalam mengekspresikan
kemarahan dapat berkontribusi untuk masalah kinerja di
kamar tidur.
Kecemasan
Khawatir bahwa pria tidak akan dapat melakukan
performa yang baik tempat tidur dapat membuat lebih
sulit bagi pria untuk melakukan hal itu. Kecemasan dari
bagian lain di kehidupan pria juga dapat meluas ke kamar
tidur. Semua kekhawatiran itu dapat membuat pria takut
dan menghindari keintiman, yang dapat menjadi suatu
lingkaran setan pada kehidupan seks dan hubungan pria.
Kegemukan
Berat badan ekstra pada tubuh pria dapat
memengaruhi kinerja seksual pria, dan bukan sekadar
menurunkan kepercayaan diri pria. Pria obesitas
memiliki tingkat hormon testosteron laki-laki yang lebih
rendah, padahal hormon tersebut penting untuk gairah
seksual dan ereksi. Kelebihan berat badan juga terkait
dengan hipertensi dan pengerasan pembuluh darah yang
dapat mengurangi aliran darah ke penis.
Pemikiran negatif
Bila tidak menyukai apa yang pria lihat di cermin
ketika bercermin, pria pun akan menganggap pasangan
tidak akan menyukainya. Citra diri negatif dapat
21 | M a k a l a h P e n g a n t a r B i o k i m i a
membuat pria tersebut khawatir tidak hanya tentang
bagaimana melihat dirinya, tetapi juga seberapa baik pria
akan tampil di tempat tidur. Kecemasan kinerja dapat
membuat pria terlalu cemas untuk bahkan mencoba
memulai seks.
Libido rendah
Libido adalah keinginan untuk melakukan hubungan
seks. Libido rendah tidak sama dengan disfungsi ereksi,
tetapi banyak faktor yang sama yang menahan ereksi
juga dapat meredam keinginan pria pada seks. Rendah
diri, stres, kecemasan, dan beberapa obat-obatan semua
bisa mengurangi gairah seks pria. Ketika semua
kekhawatiran mereka terikat dengan bercinta, minat pria
pada seks dapat turun juga.
Penyakit tertentu
Banyak kondisi kesehatan berbeda dapat memengaruhi
saraf, otot, atau aliran darah yang dibutuhkan untuk
ereksi. diabetes, tekanan darah tinggi, pengerasan arteri,
cedera saraf tulang belakang, dan multipel sklerosis
dapat berkontribusi terhadap terjadinya disfungsi ereksi.
Operasi untuk prostat dan masalah kandung kemih juga
dapat mempengaruhi saraf dan pembuluh darah yang
mengontrol ereksi.
22 | M a k a l a h P e n g a n t a r B i o k i m i a
Hasrat seksual berkurang.
3. Hipogonatropik Hipogonadisme
Hipogonadisme adalah kondisi pada pria dimana testis tidak
dapat memproduksi hormon testosteron yang memadai.
Hipogonadisme bisa dialami sejak janin berkembang di perut,
sebelum masa puber, atau saat dewasa.
Hipogonadisme dibagi menjadi dua jenis, yaitu hipogonadisme
primer dan hipogonadisme sekunder. Pada hipogonadisme primer
testis mengalami kelainan, kadar testoteron rendah disertai
meningkatnya hormon gonadotropik. Kondisi ini disebut dengan
hipogonadotropik-hipogonadisme.
Sementara pada hipogonadisme sekunder, kelenjar hipofisis di
otak yang mengalami gangguan. Pada kasus ini kadar hormon
testosteron dan hormon gonadotropik berada pada tingkat yang
rendah. Kondisi ini disebut hipogonadisme-hipogonadotropik dan
mengakibatkan beberapa penyakit kronis, seperti tumor hipofisis,
penyakit-penyakit kritis, serta kondisi pascaradiasi.
Selain menurunkan libido dan DE, hipogonadisme juga bisa
mengakibatkan infertilitas karena adanya masalah produksi sperma
di dalam testis.
Penyebab
23 | M a k a l a h P e n g a n t a r B i o k i m i a
Radang buah zakar
Hemokromatosis
b) Hipogonadisme sekunder terjadi karena adanya gangguan
pada kelenjar hipotalamus atau pituitari, yakni bagian otak
yang berfungsi mengantarkan sinyal pada testis untuk
memproduksi testosteron.
Sindrom Kallmann
HIV/AIDS
Penuaan
Obesitas
Tumor
Penggunaan obat-obatan tertentu
Penyakit peradangan seperti sarkoidosis, histiositosis dan
TBC
Gejala
a) Hipogonadisme yang terjadi selama perkembangan janin
Muncul alat kelamin wanita.
Pada pria alat kelaminnya berbentuk kurang sempurna.
Alat kelamin tidak jelas antara wanita atau pria.
b) Hipogonadisme yang terjadi saat puber
Suara kurang mendalam
Massa otot menurun
Pertumbuhan rambut terganggu
Kaki dan lengan tumbuh berlebihan
Munculnya jaringan payudara
Pertumbuhan penis dan testikel terganggu
c) Hipogonadisme yang terjadi saat dewasa
Mandul
Disfungsi ereksi
Susah konsentrasi
24 | M a k a l a h P e n g a n t a r B i o k i m i a
Kelelahan
Penurunan gairah seksual
Hilangnya massa tulang
Rambut tubuh seperti jambang menurun
Munculnya jaringan payudara
4. KB Pria
Upaya pengontrolan kehamilan bukan hanya tanggung jawab
wanita namun juga pria. Metode KB pria yang sering dilakukan
antara lain:
Kondom
Kondom memang salah satu jenis alat kontrasepsi
pria yang paling banyak digunakan. Para ahli
berpendapat bahwa kemungkinan untuk hamil menjadi
semakin kecil saat menggunakan kondom. Kondom tak
hanya berfungsi mencegah kehamilan saja, tapi juga
dapat membantu mencegah penyakit kelamin yang
menular.
Obat Kontrasepsi
Tak hanya bagi wanita saja, kini telah ditemukan
obat kontrasepsi untuk pria. Dengan cara menghambat
kecepatan sperma ketika mengejar sel telur, sehingga
kecil kemungkinan wanita hamil ketika berhubungan.
Meski bentuknya suntikan atau pil KB namun
harganya ternyata masih cukup mahal. Selain itu, obat ini
diharuskan untuk dikonsumsi tepat waktu. Bila anjuran
tersebut tidak diikuti, maka khasiat obat tidak akan
bekerja. Dengan kata lain, kehamilan akan tetap terjadi
saat berhubungan seksual.
Pull Out
Istilah pull out atau senggama terputus berupa
ejakulasi di luar merupakan salah satu metode alami
25 | M a k a l a h P e n g a n t a r B i o k i m i a
yang banyak digunakan para pria yang malas
menggunakan kondom.
Meski tidak membuang sperma didalam vagina
terbilang cukup ampuh guna menunda kehamilan, namun
tetap saja metode ini memungkinkan untuk tertularnya
penyakit kelamin karena tetap ada kontak antara kedua
organ intim.
Ultrasonografi
Vasektomi
5. Male Aging
26 | M a k a l a h P e n g a n t a r B i o k i m i a
Proses penuaan tidak hanya mempengaruhi organ seperti mata,
kulit, gigi, berat badan, atau otak yang berfungsi untuk menyimpan
ingatan saja. Namun ternyata seksualitas juga dipengaruhi oleh
aspek penuaan. Gairah seksual menurun, disfungsi ereksi terjadi,
dan bisa berujung kepada gangguan mental.
1. Sexual Fetishism
2. Ederasinisme
3. Sadomasokisme
27 | M a k a l a h P e n g a n t a r B i o k i m i a
penderita Sadomasokisme dilatarbelakangi oleh tindakan kekerasan
seksual di masa lalu.
4. Eksibisionisme
5. Transvestisme
6. Hypersexual
28 | M a k a l a h P e n g a n t a r B i o k i m i a
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
29 | M a k a l a h P e n g a n t a r B i o k i m i a
Parafilia atau kelainan seks adalah gangguan kejiwaan pada
ketertarikan hal seksual yang di luar kebiasaan. Contoh kelainan seks
yaitu, sexual fetishism, ederasinisme, sadomasokisme, eksibisionisme,
transvestisme, dan hypersexual.
DAFTAR PUSTAKA
30 | M a k a l a h P e n g a n t a r B i o k i m i a
https://parenting.orami.co.id/magazine/5-alat-kontrasepsi-untuk-pria-
termasuk-pil-dan-suntik-kb
31 | M a k a l a h P e n g a n t a r B i o k i m i a