Anda di halaman 1dari 4

Nama : maulana akbar artanto

NIM : 10218047

A. Dampak Hospitalisas
1. Dari video diatas apakah peran perawat anak menurut anda?
2. Apakah tugas perawat anak dalam menangani dampak hospitalisasi?
3. Apa inovasi dan masukan anda untuk perawat anak di Indonesia dari segi yang anda tau?

Jawaban :
1. Peran perawat menurut saya adalah sebagai advokat, sebagai educator,sebagai pekerja
yang kreatif yang membangun anak agar anak tidak stres, mempunyai hak istimewa
dalam pelayanan anak, sebagai innovator dalam pemberian pelayanan asuhan keperawatn
anak, harus pandai dalam pemberian pelayanan ke anak dan orang tua. Bukan hanya
dokter yang mempumyai wewenag ,perawat anak juga mempunyai wewenang dalam
pemberian pelayanan ke anak dan orang tua. Perawat juga harus sebagai pendengar yang
baik bagi anak anak yang dirawat dirumah sakit. Perawat harus sebagi tim player, bekerja
sama dengan tenaga kesahatan lainya seperti dokter, bidan dan lain lain demi
kesembuhan anak. Perawat juga harus mempunyai rasa empati yang tinggi untuk
merawat anak.
2. Tugas perawat dalam menangani hospitalisasi yaiu membuat anak agar tetap nyaman
dengan kita dan lingkungan rumah sakit. Ada berbagai cara dalam menangani hospilitasi
anak agar tidak takut antara lain :
a. Pada tahap sebelum MRS dpt dilakukan :

 Siapkan ruang rawat sesuai dgn tahapan usia anak dan jenis penyakit dgn peralatan yg
diperlukan
 Apabila anak harus di rawat secara berencana, 1 – 2 hari sebelum dirawat,
dioreintasikan dgn situasi RS dengan bentuk miniatur bangunan RS
b. Pada hari pertama dirawat lakukan tindakan :
 Kenalkan perawat dan dokter yg akan merawatnya
 Orientasikan anak dan org tua pd rg rawat serta fasilitas
 Kenalkan dgn ps anak lain yg akan jadi teman sekamarnya
 Berikan identitas pd anak, mis : papan nama anak
 Jelaskan aturan RS yg berlaku dan jadwal kegiatan yg akan diikuti
 Lakukan pengkajian riwayat keperawatan
 Lakukan pemeriksaan fisik dan pemr lainnya sesuai dgn program
3. Inovasi saya dalam keperawatan anak di Indonesia adalah lebih dekat dan membiarkan
orang tua lebih aktif dalam hospitalisasi anak, ruangan dan peralatan rumah sakit anak
harus lebih aman dengan anak dan lebih bersahabat. Dalam ruangan anak perlu juga
media permainan dan juga video animasi animasi yang membuat anak tidak takut lagi
dengan rumah sakit anak. Dalam segi pelayanan anak perlu juga kekratifan perawat
dalam membangun kepercayaan, kedekatan, dan keakraban perawat dengan anak.
B. Terapi bermain
1. https://www.youtube.com/watch?v=lu713IRgi5g : bagaimana analisa anda setelah
melihat video tersebut? Sampai batas apa seorang perawat dapat memberikan terapi
bermain pada pasien sakit?
2. https://www.youtube.com/watch?v=pzh7M60ujyE : bagaimana analisa anda terkait
video tersebut?
3. https://www.youtube.com/watch?v=GNVTuLHdeSo : cari tau tentang ABA terapi
untuk anak berkebutuhan kusus. Analisa video tersebut.

Jawaban :
1. Analisis saya dalam video tersebut sangat inovasi sekali dalam terapi bermain. Dalam
pengenalan alat mask O2 tersebut sangat membatu perawat agar pasien tidak takut dengan
mask O2. Dalam hal ini terapi bermain sangat penting menurut analisis saya dalam
menekan dampak hospitalisasi anak. Batas perawat dalam memberikan terapi bermain
adalah pengenalan alat medis, cara memakai alat medis, edukasi tentang alat medis,
edukasi tentang penyakitnya, penghilang stress pada anak agar tidak takut. Melalui
pengamatan pada aktivitas bermain anak, kita akan tahu apakah ia mengalami
perkembangan yang normal atau tidak. Bermain sebagai sarana untuk:
 Mengekspresikan pengetahuan anak
 Mengintepretasikan pengetahuan baru
 Assessment of Play
 Bermain dapat dikelola sebagai suatu aktivitas untuk mendukung berkembangnya
berbagai ranah perkembangan
 Intervention of Play  ex. learning through playing, play-based therapy
2. Analisa saya adalah dalam terapi bermain di anak autism sangat perlu inovasi seperti di
video tadi. Dalam hal ini perawat atau tugas kesehatan lainnya perlu empati, dedikasi dan
profesionalitas yang sangat tinggi untuk melakukan terapi bermain di anak autism.
Berbagai cara terapi bermain pada anak autism contohnya dengan media gambar,
mengajarkan kemandirian di anak, membiarkan anak aktif dan bergerak. Dalam sekolah
autism tadi Indonesia perlu mencotoh dan meniru kegiatan terapi bermain di luar negri
yang lebih maju. Terapi bermain adalah media yang sangat cocok untuk anak autism
dalam belajar dan meningkatkan kemampuan anak.
3. Metode ABA adalah metode tata laksana perilaku menggunakan metode mengajar tanpa
kekerasan (Handojo, 2009). Metode ABA, khususnya untuk kemampuan bersosialisasi
dapat membantu anak autis mempelajari keterampilan sosial dasar seperti memperhatikan,
mempertahankan kontak mata, dan dapat membantu mengontrol masalah perilaku
(Handojo, 2009). Dasar dari metode ini menggunakan pendekatan teori behavioral, yaitu
pada tahap awal menekankan kepatuhan, keterampilan anak dalam meniru, dan
membangun kontak mata. Konsep kepatuhan ini sangat penting agar mereka dapat
mengubah perilaku dan dapat melakukan interaksi sosial (Yuwono, 2009). Kemampuan
interaksi social sebagian besar anak autis kurang sebelum diberikan metode ABA:
kemampuan bersosialisasi. Kemampuan interaksi sosial anak autis meningkat dalam
kategori cukup, setelah diberikan metode ABA: kemampuan bersosialisasi. Terdapat
pengaruh yang sangat bermakna dari metode ABA (Hardiani and Rahmawati)

Hardiani, Ratna Sari, and Sisiliana Rahmawati. “Metode ABA (Applied Behaviour Analysis) :
Kemampuan Bersosialisasi Terhadap Kemampuan Interaksi Sosial Anak Autis.” Soedirman
Journal of Nursing, vol. 7, no. 1, 2012, pp. 1–9.

Menurut saya ABA sangat cocok dengan pembelajaran anak autism. Dengan gaya meniru
dan bermain lalu memberikan dukungan tanpa adanya kekerasan sangat baik pertumbuhan
anak autism. Metode ABA di Indonesia sangat perlu diperkenalkan lebis luas lagi dan
perlu dikembangkan lagi.

Anda mungkin juga menyukai