Anda di halaman 1dari 6

Transformator Center Tap (Trafo CT)

Pengertian
Yang membedakan trafo CT ini dengan trafo biasa adalah titik tengah lilitan sekunder pada
trafo CT yang dihubungkan keluar lilitan dan bersifat sebagai sebagai ground.

Misal
Untuk lebih mudahnya, jika pada trafo biasa yang mempunyai spesifikasi tegangan primer
220VAC dan rasio lilitan 10:1 maka akan menghasilkan tegangan sekunder sebesar 22VAC
pada kedua ujung lilitan sekundernya. Jadi, semisal terdapat 10 lilitan kawat pada bagian
sekundernya maka diantara lilitan ke-5 dan ke-6 dihubungkan pada sebuah kawat yang
terhubung keluar lilitan.
Tegangan yang dihasilkan
Tegangan sekunder yang dihasilkan oleh trafo CT ini ada 2 macam:
a. Mempunyai amplitudo yang sama namun saling berlawanan fasa, masing 2 sebesar
11VAC
b. dan setengah dari tegangan sekunder pada trafo biasa seperti contoh diatas.
Tegangan sekunder trafo CT ini diukur dari salah satu ujung lilitan terhadap titik center
tap-nya.

Contoh pemasangan trafo CT


Trafo berkapasitas 5A dengan CT dan extra winding 500mA.  Kabel sudah kami tandai saat
pengiriman dan anda hanya perlu mencocokkan dengan gambar berikut :
Gulungan extra 12V 500mA untuk power supply mikrokontroler
Gulungan ini terpisah dari arus untuk motor sehingga tidak mengakibatkan
gangguan pada mikrokontroler 

0V - 110V - 220V - 240V = 0V dan 220V dihubungkan ke PLN AC220V


0V - 6V - 9V -12V = 0V dan 12V dihubungkan ke motor

Anda dapat menggunakan 12V, 18V, 25V atau 32V sesuai kebutuhan
CT diperlukan karena dipergunakan untuk menjalankan motor dua arah dimana
diperlukan pembalikan polaritas.

18V - 12V - CT - 12V - 18V = 18V, CT dan 18V dipakai


25V - 32V - 32V - 25V = tidak dipakai

Perbedaan trafo CT dan yang non CT


Pada pemakaian tidak ada bedanya, karena dua2nya digunakan untuk menurunkan tegangan
dan membuat tegangan DC.

A. Trafo CT
1. Hanya saja pada proses penyearahan pada trafo CT hanya memakai 2
dioda/penyearah.
2. Pada trafo CT gulungan sekunder terdiri dari 2 gulungan yang sama banyaknya
(misalnya gulungan untuk tegangan 12 - 0 - 12).
3. Kawat pada trafo CT lebih kecil dibandingkan dengan trafo biasa (untuk daya yang
sama). Atau arus maksimum yang dapat dialirkan 1 gulungan pada trafo CT hanya 1/2
arus maksimum trafo biasa.
4. Trafo dengan CT umumnya berukuran besar dan tentunya memiliki kemampuan
memberikan arus yang juga relatif besar, misalnya 3 Ampere.

Trafo non CT
1. Sedangkan trafo non CT membutuhkan 4 dioda/penyearah jembatan dioda (dioda
bridge).
2. Sedangkan pada trafo biasa gulungan sekunder hanya 1 gulungan (0 - 12 saja)
3. Kawat pada trafo non CT lebih besar dibandingkan dengan trafo CT (untuk daya yang
sama).
4. Trafo non CT umumnya berukuran kecil dan memiliki kemampuan memberikan arus
yang juga relatif kecil, misalnya 500 mA.

Cara membuat catu daya dengan trafo CT dan tanpa CT


Silahkan lihat dua buah gambar rangkaian catu daya 9VDC di bawah ini

1. Rangkaian Catu Daya dengan Trafo CT


Kita lihat, tiga buah kawat output tegangan trafo (9V - CT - 9V) dihubungkan ke rangkaian
penyearah, yang terdiri dari dua buah dioda (D1, D2) dan satu buah elco (C1). Penyearah
menghasilkan output tegangan 9VDC.

2. Rangkaian Catu Daya dengan Trafo Tanpa CT

Kita lihat, dua buah kawat output tegangan trafo (9V - 0V) dihubungkan ke rangkaian
penyearah, yang terdiri dari empat buah dioda (D1, D2, D3, D4 biasa disebut dengan Bridge
Rectifier dan satu buah elco (C1). Penyearah akan menghasilkan output tegangan 9VDC.

Kebutuhan dioda
Adapun kebutuhan dioda pada kedua rangkaian catu daya di atas disesuaikan dengan trafo
yang digunakan, misalnya trafo 500 mA diodanya juga harus 500 mA (IN4001), sedang
kebutuhan elco cukup yang bernilai 1000 µF/16 V.

Anda mungkin juga menyukai