Anda di halaman 1dari 15

Skenario 1

Ekspresi Wajah

Seorang mahasiswa FK sedang melakukan sebuah pengamatan tentang ekspresi wajah.


Mereka mulai bertanya-tanya kenapa ketika berpkir hal-hal yang menyenangkan kita
tersenyum bahkan tertawa namun ketika memikirkan hal yang dibenci maka ekspresi yang
muncul adalah marah, apa yang menghubungkan antara pikiran, perasaan dan otot-otot wajah
dan leher serta bagamana mekanismenya. Mereka juga membandingkan berapa banyak otot
wajah yang digunakan saat tersenyum, tertawa, dan pada saat marah serta dari mana sumber
energi yang digunakan untuk menggerakkan otot tersebut.

Skenario 1

KI

1. Ekspresi
Pengungkapan atau proses menyatakan (yaitu memperlihatkan atau
menyatakan maksud, gagasan, perasaan, dan sebagainya)
Disclosure or the process of stating (ie showing or expressing intentions, ideas,
feelings, etc.)
2. Otot
Otot adalah jaringan lunak yang ditemukan pada kebanyakan hewan. Sel-sel otot
mengandung filamen protein aktin dan miosin yang meluncur melewati satu sama
lain, menghasilkan kontraksi yang mengubah panjang dan bentuk sel. Otot berfungsi
untuk menghasilkan kekuatan dan gerak. Mereka terutama bertanggung jawab untuk
mempertahankan dan mengubah postur tubuh, penggerak, serta pergerakan organ
dalam, seperti kontraksi jantung dan pergerakan makanan melalui sistem
pencernaan melalui peristaltik.
Muscle is a soft tissue found in most animals. Muscle
cells contain protein filaments of actin and myosin that slide past one another,
producing a contraction that changes both the length and the shape of the cell.
Muscles function to produce force and motion. They are primarily responsible
for maintaining and changing posture, locomotion, as well as movement
of internal organs, such as the contraction of the heart and the movement of
food through the digestive system via peristalsis.
Pertanyaan

1. Mengapa ketika berpikir hal hal yang menyenangkan kita akan tersenyum
bahkan tertawa ?

Sherwood Halaman 182

Saraf kranial wajah berperan aktif pada proses tertawa, saraf tsb akan mengirimkan sinyal pada
otak. Otot-otot daerah wajah akan berkontaksi dan menstimulasi daerah bibir dan rahang,
sehingga tulang rahang bawah aaakan bergerak.

Facial cranial nerves agree with the process of laughter, they will send signals to the brain. "The
muscles of the facial area will contract and stimulate the lips and jaw area, so that the lower
jaw bones will move

2. Mengapa ketika memikirkan hal yang dibenci maka ekspresi yang muncul adalah marah ?

Jurnal UGM facial Feedback Hypothesis

Strack, dkk. menunjuk pada kelompok ke dua Tomkins), yang mcmandang bahwa mediator
kognitif tidak untuk efek facial feedback. Menurut ahli ini mekanisme fisiologis cukup untuk
mcnghasilkan reaksi afektif. Dan perspektif ini ekspresi wajah akan mempengaruhi pengalaman
emosional seseorang tanpa adanya kesadaran terhadap ekspresi mereka.

Bukti bahwa ekspresi wajah dapat mempengaruhi apa yang dirasakan seseorang bukanlah hal
yang baru. Pada tahun 1906, Waynbaum seorang fisiolog dari Perancis mengemukakan teori
yang dikenal dengan nama The Vascular Theory ofEmotional EJJerence (dalam Zajonc, dkk.,
1989). Waynbaum menyatakan bahwa ketika otot wajah bergerak, maka akan terjadi
mekanisme hormonal di otak. Selanjutnya dia mengatakan bahwa Otot -otot wajah berperan
sebagai pengikat pada pembuluh darah dan mengatur aliran darah ke otak. Aliran darah ini
mempengaruhi temperatur di otak dan perubahan temperatur di otak ini berhubungan dengan
perasaan subjektif yang dialami seseorang. Teori yang dia kembangkan memandang bahwa
emosi mengikuti ekspresi wajah dan bukan mendahuluinya (dalam Hodgkinson, 1991).
Strack, et al. referring to the second group Tomkins), who views that cognitive mediators are
not for the effects of facial feedback. According to this expert the physiological mechanism is
sufficient to produce affective reactions. And this perspective on facial expressions will affect
one's emotional experience without awareness of their expressions. Evidence that facial
expressions can affect how a person feels is not new. In 1906, Waynbaum a physiologist from
France put forward a theory known as The Vascular Theory of Emotional EJerence (in Zajonc, et
al., 1989). Waynbaum states that when facial muscles move, hormonal mechanisms will occur
in the brain. He further said that facial muscles act as binding on blood vessels and regulate
blood flow to the brain. This blood flow affects the temperature in the brain and changes in
temperature in the brain is related to subjective feelings experienced by a person. The theory
he developed views that emotions follow facial expressions and not precede them (in
Hodgkinson, 1991).

Jika kita memikirkan hal yang menyedihkan kita akan menunjukkan ekspresi sedih dan begitu
pula sebaliknya, ketika kita memikirkan hal uang menyenangkan kita akan tersenyum, itu
dikarenakan komunikasi antar sel yang terkoordinasi, terintegrasi dan sinkron.

3. Bagaimana mekanisme munculnya ekspresi wajah yang saling berkaitan antara


pikiran, perasaan, dan otot otot wajah ?

Nervus facial

Rm :

1. Apa yang menyebabkan terjadinya variasi ekspresi wajah dan bagaimana mekanisme nya ?

Sistem Limbik berperan penting dalam emosi, perilaku, dan motivasi. Struktur ini
mencakup bagian dari lobus lobus korteks cerebri, terutama korteks asosiali limbic,
nucleus basal, thalamus, dan hipotalamus.
Konsep emosi mencakup perasaan emosional subjektif dan suasana hati, misalnya
marah , takut, sedih, dan gembira, serta respon fisik nyata yang berkaitan dengan
perasaaan tersebut. Emosi tersebut dapat muncul karena adanya stimulasi terhadap
region – region spesifik di dalam system limbik. Keterlibatan hipotalamus dalam system
limbic yaitu mengatur respon internal involunter berbagai system tubuh dalam
persiapan untuk melaksanakan tindakan yang sesuai dengan keadaaan emosional yang
terjadi, sebagai contoh, hipotalamus mengontrol peningkatan kecepatan denyut jantung
dan pernapasan, peningkatan tekanan darah, dan pengalihan darah ke oto rangka yang
terjadi sebagai antisipasi terhadap serangan / ketika marah. Mekanisme – mekanisme
korteks yang lebih tinggi diminta bekerja untuk menghubungkan system limbic dan
hipotalamus dengan dunia luar, sehingga perilaku yang keluar sesuai. Ditingkat yang
paling sedrhana korteks menghasilkan mekanisme saraf yang diperlukan untuk
melaksanakan aktivitas otot yang sesuai., seperti memperlihatkan ekspresi emosional.
Sebagai contoh, ekspresi emosi manuasi yang universal yaitu tersenyum, tampaknya
telah terprogram di korteks dan dapat diaktifkan oleh system limbic.

Mekanisme

Otot Wajah

Otot yang berperan dalam membentuk senyum merupakan bagian dari otot wajah. Secara
umum, otot wajah berada pada fascia superficialis atau pada lapisan subkutan kulit (Watanabe, 2016).
Kontraksi dari otot wajah akan menggerakkan kulit dan mengubah ekspresi wajah untuk menyampaikan
perasaan atau suasana hati. Otot yang mengubah ekspresi wajah disebut dengan otot mimik. Sebagian
besar otot mimik melekat pada tulang wajah atau pada fascia dan bekerja dengan cara menarik kulit
wajah (Moore, 2010). Topografi otot wajah bervariasi antara satu individu dengan individu lainnya,
antara laki-laki dan perempuan maupun antara individu dengan jenis kelamin yang sama. Untuk dapat
menjelaskan ekspresi yang ditampilkan wajah, maka sangatlah penting untuk mempelajari otot wajah
dalam hal bentuk, hubungan dengan kulit, dan fungsi terkait lainnya (Watanabe, 2016). Selain sebagai
otot mimik, otot wajah juga bertindak sebagai otot sphincter dan otot dilator yang mengelilingi saluran
atau lubang yang terdapat pada wajah seperti mata, hidung, dan mulut. Karena fungsinya, maka otot
wajah dibagi menjadi kelompok otot mata, otot hidung, dan otot mulut yang bertujuan untuk
mempermudah dalam mempelajari otot wajah (Moore, 2010; Drake, 2012; dan Moore, 2014). Otot
utama yang membentuk senyum adalah otot zygomaticus major yang masuk ke dalam modiolus di
sudut mulut (Hulsey, 1967). Pangkal otot ini melekat pada bagian belakang permukaan lateral tulang
zygomaticum dan bagian ujung melekat pada kulit di sudut mulut (Drake, 2012). Otot ini bekerja
mengangkat sudut mulut ke atas dan ke lateral dan melengkungkan bibir membentuk senyuman
(Hulsey, 1967). Kontraksi dari otot zygomaticus major juga menimbulkan kerutan (crow’s feet) di sudut
lateral mata, mengangkat pipi, menggelembungkan kulit di bawah mata (kantung mata), menurunkan
alis mata, dan mempersempit celah mata akibat kelopak mata yang tertarik bersamaan (Miles, 2007).
Zygomaticus major merupakan bagian dari kelompok otot mulut. Otot-otot mulut yang lain seperti otot
zygomaticus minor, risorius, levator anguli oris, dan buccinator turut membantu zygomaticus major
untuk menghasilkan senyum (Drake, 2012). Buccinator merupakan otot berbentuk persegi panjang yang
terletak di antara tulang maxilla dan mandibula dan memiliki empat berkas otot, yaitu berkas yang
berjalan dari maxilla, berkas yang berjalan dari raphe pterygomandibula, berkas yang berjalan dari
mandibula, dan berkas tambahan (berkas inferior) yang juga berjalan dari mandibula (Watanabe, 2016).
Ujung otot ini melekat pada sudut mulut, bagian dari modiolus dan pada otot orbicularis oris. Buccinator
aktif saat tersenyum dan berfungsi menjaga pipi tetap tegang sehingga mencegah pipi terlipat dan
cedera saat mengunyah (Moore, 2010; Drake, 2012). Otot zygomaticus major, levator anguli oris,
risorius, dan buccinator serta beberapa kelompok otot mulut lainnya memiliki ujung otot yang masuk ke
dalam modiolus (Moore, 2010). Modiolus merupakan struktur otot yang menyilang antara otot
orbicularis oris dan otot penggerak bibir dan berakhir pada batas lateral sudut mulut. Modiolus adalah
massa padat, tebal, berotot yang dibentuk oleh jalinan serat otot yang terkonvergensi ke arah sudut
mulut dengan otot zygomaticus mayor, levator anguli oris, depressor anguli oris, risorius, buccinator,
dan orbicularis oris dalam arah vertikal dan horizontal. Modiolus memegang peranan penting dalam
ekspresi wajah seperti ekspresi sedih dan ekspresi bahagia serta pembentukan lipatan nasolabial (Hee-
Jin, 2015). Modiolus ini juga bertanggung jawab atas timbulnya dimple (lesung pipi) pada banyak
individu (Moore, 2010). 1.3.2 Tulang Wajah Salah satu struktur anatomi yang terkait dengan senyum
adalah tulang wajah. Tulang wajah merupakan bagian dari tulang tengkorak kepala (cranium) yang
memberi bentuk pada wajah. Ekspresi wajah yang tercipta sangat terpengaruh dengan bentuk wajah
seseorang. Tulang-tulang wajah terdiri atas: a. Tulang Zygomaticum 2 buah b. Tulang Maxilla 2 buah c.
Tulang Nasale 2 buah d. Tulang Lacrimale 2 buah e. Tulang Vomer 1 buah f. Tulang Palatinum 2 buah g.
Concha Nasalis Inferior 2 buah h. Tulang Mandibula 1 buah Sedangkan tulang tengkorak yang tampak
dari depan adalah tulang frontal, zygomaticum, orbita, nasale, maxilla, dan mandibula, namun tidak
semua tulang ini dapat diraba di permukaan wajah. Tulang frontal membentuk bagian dahi, tulang
zygomaticum membentuk penonjolan pada pipi (tulang pipi), tulang maxilla membentuk rahang atas,
dan tulang mandibula membentuk rahang bawah (Moore, 2015). Pangkal hidung dibentuk oleh ossa
nasales dan disempurnakan dengan adanya tulang rawan hyalin yang membentuk cuping hidung (Snell,
2006).

Saraf

Otot-otot wajah, termasuk di dalamnya otot mimik, seluruhnya dipersarafi oleh saraf otak ke tujuh yaitu
saraf facialis . Saraf ini keluar dari fossa cranii posterior melalui meatus acusticus internus. Saraf ini
kemudian berjalan di tulang temporal dan mengeluarkan beberapa cabang lalu berjalan keluar melalui
foramen stylomastoideus. Selanjutnya saraf facialis akan berjalan ke permukaan dalam kelenjar parotis
lalu terbagi menjadi dua divisi, yaitu divisi temporofacial (untuk wajah bagian atas) dan divisi
cervicofacial (untuk wajah bagian bawah). Kedua divisi akan mengeluarkan lima cabang (ramus) yang
akan mempersarafi otot-otot wajah, yaitu ramus temporal, ramus zygomatical, ramus buccal, ramus
marginal mandibular, dan ramus cervical. Otot-otot komponen senyum mendapat persarafan dari ramus
zygomatical (mempersarafi area di bawah mata, area di lateral hidung, dan bibir atas) dan ramus buccal
(mempersarafi bagian depan kelenjar parotis, otot pipi, bibir atas, dan sudut mulut) (Drake, 2015).

2. Mengapa ketika berpikir hal hal yang menyenangkan kita akan tersenyum bahkan tertawa ?
3. Kenapa pikiran dan perasaan dapat mempengaruhi ekspresi wajah?

4. Bagian/regio apa saja yg terlibat dalam ekspresi wajah ?


5. Berapa jumlah otot dalam tiap ekspresi wajah?

6. Otot apa saja yang terlibat dalam menentukan ekspresi wajah?

A. M.Occipitofrontalis (mengangkat alis)

B. M. Orbicularis oculli (menutup mata)

C. M. Zygomaticus mayor-minor (menarik sudut bibir)

D. M. Levator labii superior (elevasi bibir atas)

E. M. Buccinator (mempertahankan pipi)

F. M. Levator anguli oris (elevasi sudut mulut)

G. M. Orbicularis oris (menutup mulut)

H. M. Depresor anguli oris (depresei sudut mulut)

I. M. Depresor labii inferior (depresi bibir bawah)

Facial expression consists of:

A. M. Occipitofrontalis (raised eyebrows)

B. M. Orbicularis oculli (closing eyes)

C. M. Zygomaticus major-minor (pulling the corner of the lips)

D. M. Levator superior labii (upper lip elevation)

E. M. Buccinator (defending cheeks)

F. M. Levator anguli oris (elevation of the corner of the mouth)

G. M. Orbicularis oris (closing mouth)

H. M. Depresor anguli oris (oral angle depression)

I. M. Inferior labii depressors (lower lip depression)


7. Berasal dari mana sumber energi untuk menggerakkan otot tersebut ? / Bagaimana tahap
pembentukan energi?

Buku Catetan Kelas 12 dan PPT Metabolisme Karbohidrat

8. Bagaimana energi(ATP) dapat menggerakkan otot?


1. Sebuah potensial aksi yang tiba di tombol terminal taut neuromuscular merangsang
pelepasan asetikolin, yang berdifusi menembus celah dan memicu potensial aksi di serat
otot.

2. Potensial aksi berpindah menembus membrane permukaan dank e dalam bagian dalam
serat otot melalui tubulus T. satu potensial aksi di tubulus T memicu pelepasan Ca2+ dari
reticulum sarkoplasma ke dalam sitosol.

3. Ca2+ berikatan dengan troponin pada filament tipis.

4. pengikatan Ca2+ ke troponin menyebabkan tropomiosin berubah bentuk, secara fisik


memindahkannya menjauh dari posisi menghambatnya, proses ini membuka tempat ikatan
pada aktin untuk jembatan silang myosin.

5. Jembatan silang myosin melekat pada aktin di tempat ikatan yang terpajan.

6. Pengikatan ini memicu jembatan silang menekuk, menarik filament tipis pada filament
tebal kea rah pusat sarkomer. Kayuhan kuat ini ditenagai oleh energy yang disediakan oleh
ATP.

7. Setelah kayuhan kuat, jembatan silang terlepas dari aktin. Jika Ca2+ masih ada, siklus
kembali ke tahap 5.

8. Ketika potensial aksi berhenti, Ca2+ diambil oleh reticulum sarkoplasma. Dengan tidak
adanya Ca2+ pada troponin, tropomiosin bergerak kembali ke posisi awalnya, menghambat
tempat ikatan jembatan silang myosin pada aktin. Kontraksi berhenti dan filament tipis
secara pasif begeser kembali ke posisi relaksasi awalnya.

9. Apa saja peran energi?

10. Apa dampak apabila kekurangan atp?

Nyeri dan lelah setelah berolahraga


Lo :

1. Tulang wajah : -anatomi

2. Saraf wajah :

-anatomi,

-macam2,

-fungsi

3. Otot wajah :

-anatomi,

-macam2,

-mekanisme,

Anda mungkin juga menyukai