Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PATOLOGI SOSIAL

“Individu Sosiopatik dan Pendekatan Tingkah Laku Sosiopatik”

Diajukan sebagai salah satu tugas mata kuliah Patologi Sosial

Dosen pengampu: Triani Widyanti, M.Pd

Disusun oleh:

Agisna Putri Nurahmi 18813007

Winda Rosidah 18813026

Luffi Nurhafifiyanti 18813005

Lilik Purnamawati 18815001

Naimah Jannah 18813018

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPS

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU SOSIAL BAHASA DAN SASTRA

INSTITUT PENDIDIKAN INDONESIA

GARUT

2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
rahmat dan karunia-Nya lah, Makalah ini dapat terselesaikan dengan baik tepat pada
waktunya. Adapun tujuan penulisan Makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Patologi Sosial, pada semester 4 di tahun akademik 2019/2020 dengan judul “Individu
Sosiopatik dan Pendekatan Tingkah Laku Sosiopatik” Dengan membuat tugas ini
diharapkan untuk mampu memahami tentang Individu Sosiopatik dan Pendekatan Tingkah
Laku Sosiopatik. Dalam penyelesaian Makalah ini, penulis banyak mengalami kesulitan,
terutama disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang. Namun berkat
bimbingan dan bantuan dari Dosen Pengampu Mata Kuliah Patologi Sosial yang telah
memberikan pengarahan guna penyusunan makalah ini akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan dengan cukup baik.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang
bersifat positif guna penyusunan makalah yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.
Harapan penulis, semoga makalah yang sederhana ini, dapat memberikan informasi kepada
pembaca tentang Individu Sosiopatik dan Pendekatan Tingkah Laku Sosiopatik.

Garut, Maret 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I. PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1. Latar Belakang...........................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah......................................................................................1
1.3. Tujuan Penulisan........................................................................................1
BAB II. PEMBAHASAN.......................................................................................3
2.1. Pengertian Sosiopatik.................................................................................3
2.2. Postulat/Dalil Mengenai Penyimpangan Tingkah Laku Sosiopatik...........3
2.3. Pendekatan Tentang Tingkah Laku Sosiopatik..........................................4
2.4. Ciri-ciri Perilaku Sosiopatik.......................................................................4
2.5. Jenis-jenis Sosiopatik.................................................................................5
2.6. Mobilitas Pada Individu Sosiopatik...........................................................6
2.7. Faktor Penyebab Adanya Sosiopatik.........................................................6
2.8. Cara Penanganan dan Pencegahan Sosiopatik...........................................7
2.9. Contoh Kasus Sosiopatik...........................................................................8
BAB III. PENUTUP...............................................................................................9
3.1. Kesimpulan................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah

Psikopat – Psycho atau Sosiopatik = Anti Sosial. Psikopat adalah seseorang yang
dapat memutarbalikan/ menyembunyikan fakta, alibi dan tidak mempunyai rasa bersalah/
malu atau penyesalan sama sekali atas suatu perilaku merugikan yang dilakukan oleh dirinya,
terkesan cerdik, smart (pintar), pandai mengelak, manipulatif dan jago berargumentasi
melalui artikulasi berbahasa saat melakukan suatu kejahatan yang sempurna dalam bentuk
penubunuhan fisik atau psikologis.
Bentuk-bentuk tingkah laku yang menyimpang secara social dan sangat ditilak oleh
umum, seperti homoseksual, alkoholisme kronis, dan gangguan-gangguan mental tertentu itu
menurut teori biologi disebabkan oleh peristiwa-peristiwa. individu-individu dan kelompok-
kelompok yang menyimpang itu sangat mobile sifatnya. Pribadi-pribadi dengan mobilitas
vertikal dan mobilitas spasial/ruang yang rendah, sangat dibatasi ruang geraknya oleh para
anggota kelompok/lingkungan lainnya. Mereka memilki afinitas atau daya-kait yang tinggi
dengan anggota-anggota kelompok sendiri.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada makalah ditujukan untuk merumuskan permasalahan yang akan
dibahas pada pembahasan dalam makalah. Adapun rumusan masalah yang akan dibahas
dalam makalah, sebagai berikut:
1. Apa Pengertian Sosiopatik?
2. Apa Postulat/Dalil Mengenai Penyimpangan Tingkah Laku Sosiopatik?
3. Bagaimana Pendekatan Tentang Tingkah Laku Sosiopatik?
4. Apa Ciri-ciri Perilaku Sosiopatik (Psikopatik)?
5. Apa Jenis-jenis Psikopat/Sosiopatik?
6. Bagaimana Mobilitas Pada Individu-individu Sosiopatik?
7. Apa Faktor Penyebab Adanya Sosiopatik?
8. Bagaimana Cara Penanganan dan Pencegahan Sosiopatik?
9. Bagaimana Contoh Kasus Sosiopatik?

1.3. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan dalam makalah ditujukan untuk mencari tujuan dari dibahasnya
pembahasan atas rumusan masalah dalam makalah. Ada pun tujuan penulisan makalah,
sebagai berikut:
1. Untuk Mengetahui Pengertian Sosiopatik
2. Untuk Mengetahui Postulat/Dalil Mengenai Penyimpangan Tingkah Laku Sosiopatik
3. Untuk Mengetahui Pendekatan Tentang Tingkah Laku Sosiopatik
4. Untuk Mengetahui Ciri-ciri Prilaku Sosiopatik
5. Untuk Mengetahui Jenis-jenis Sosiopatik

1
6. Untuk Mengetahui Mobilitas Pada Individu Sosiopatik
7. Untuk Mengetahui Faktor Penyebab A0danya Sosiopatik
8. Untuk Mengetahui Cara Penanganan dan Pencegahan Sosiopatik
9. Untuk Mengetahui Contoh Kasus Sosiopatik

BAB II

2
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Sosiopatik

Istilah psikopat yang sejak 1952 diganti dengan Sosiopat dan dalam Diagnostic and
Statistical Manual of Mental Disorder (DSM) II 1968 resmi dinamakan Sosiopat. Hare
menyamakannya dengan salah satu kelainan, yaitu Anti Social Personality Disorder (Hare,
Hart & Harpur, 1991). Istilah psikopat yang sudah sangat dikenal masyarakat justru tidak
ditemukan dalam DSM IV. Artinya, psikopat tidak tercantum dalam daftar penyakit,
gangguan atau kelainan jiwa di lingkungan ahli kedokteran jiwa Amerika Serikat. Psikopat
dalam kedokteran jiwa masuk dalam klasifikasi gangguan kepribadian dissosial. Psikopat tak
sama dengan skizofrenia karena seorang psikopat sadar sepenuhnya atas perbuatannya.
Pengidap psikopat juga sering disebut sebagai sosiopat karena prilakunya yang antisosial dan
merugikan orang-orang terdekatnya.
Psikopat – Psycho atau Sosiopatik = Anti Sosial. Psikopat adalah seseorang yang dapat
memutarbalikan/ menyembunyikan fakta, alibi dan tidak mempunyai rasa bersalah/ malu atau
penyesalan sama sekali atas suatu perilaku merugikan yang dilakukan oleh dirinya, terkesan
cerdik, smart (pintar), pandai mengelak, manipulatif dan jago berargumentasi melalui
artikulasi berbahasa saat melakukan suatu kejahatan yang sempurna dalam bentuk
penubunuhan fisik atau psikologis. Dr. Hare melaporkan bahwa 1% dari penduduk dunia
adalah psikopat dan seperempatnya melakukan bunuh diri. Seorang psikopat dikatakan
mengalami suatu gangguan kepribadian anti sosial, dimana mereka tidak mempunyai
emosional insight tetapi memiliki intelektual insight. Pola asuh yang salah pada masa kanak
sering berkontribusi pada kejadian anti sosial pada waktu dewasa.
Menurut kaum sosiolog tingkah laku sosiopatik adalah tingkah laku yang berbeda dan
menyimpang dari kebiasaan serta norma umum, yang ada pada suatu tempat dan waktu
tertentu yang ditolak sekalipun tingkah laku tersebut di tempat dan waktu lain bisa diterima
oleh masyarakat lainnya. Sosiopatik atau dapat pula disebut psikopatik adalah tingkah laku
yang menyimpang dari norma masyarakat dimana pelakunya bukanlah pengidap penyakit
mental dan tidak mempedulikan keadaan sekitar (anti sosial).

2.2. Postulat/ Dalil mengenai Penyimpangan Tingkah Laku Sosiopatik

1. Tingkah laku sosiopatik mempunyai ciri khusus dan dianggap sosiopatik pada waktu
tertentu dan tempat tertentu.
2. Penyimpangan tingkah laku adalah produk dari konflik social dan konflik internal/
pribadi yang ditampakkan keluar dalam bentuk penerimaan samapi penolakan.
Penolakan sangat bergabtung dari derajat penyimpangan tingkah laku.
3. Orang mengadakan larangan dan pembatasan terhadap kebebasan berpartisipasinya
para penyimpang. Larangan tersebut tergantung pada status, peran, pendefinisian diri,
dan penampakkan yang jelas dari tingkah laku mereka.

2.3. Berbagai Pendekatan tentang Tingkah Laku Sosiopatik

3
Para biolog juga menmpilkan minatnya terhadap gejala patologi social, yaitu
menyatakan adanya penyimpangan-penyimpangan patologis atau kelas-kelas defektif dalam
masyarakat. Bentuk-bentuk tingkah laku yang menyimpang secara social dan sangat ditilak
oleh umum, seperti homoseksual, alkoholisme kronis, dan gangguan-gangguan mental
tertentu itu menurut teori biologi disebabkan oleh peristiwa-peristiwa sebagai berikut:
1. Melalui gen atau plasma pembawa sifat di dalam keturunan atau melalui kombinasi
dari gen-gen, ataupun disebabkan oleh tidak adanya gen tertentu.
2. Melalui pewarisan tipe-tipe kecenderungan yang luar biasa/ abnormal.
3. Melalui pewarisan kelemahan konstitusional tertentu yang mengakibatkan tingkah
laku sosiopatik. Pandangan psikologis dan psikiatri menekankan sebab-sebab tingkah
laku patologis dari aspek social-psikologis, sehingga orang melanggar norma social
yang ada. Faktor-faktor yang memepengaruhi diantaranya: intelegensi, ciri-ciri
kepribadian, motivasi, sikap hidup yang keliru, dan internalisasi diri yang salah, dan
konflik emosional dan kecenderungan psikopatologis yang ada di balik tingkah laku
menyimpang secara sosial.
Selanjutnya para sosiolog berpendapat bahwa perilaku sosiopatis diakrenakan factor
kultural dan social yang sangat mempengaruhi struktur organisasi social, peranan, status
individu, partisipasi social.

2.4. Ciri-ciri Perilaku Sosiopatik (Psikopatik)

Hare mengungkapkan empat ciri karakter, yakni antisosial (antisocial), pribadi yang sulit
diduga (borderlne), pandai bersandiwara (histrionic) dan egois (narcisstic).
1. Seseorang yang antisosial biasanya cuek pada norma-norma sosial, tak peduli pada
aturan, dan pemberontak. Kepribadiannya yang sulit ditebak (borderlne), bisa terlihat
dari ketidakstabilannya dalam hubungan interpersonal, citra diri, serta selalu bertindak
menuruti kata hati. Tanpa peduli perbuatannya itu salah atau benar, mengganggu orang
atau tidak.
2. Orang seperti ini cenderung impulsif (melakukan sesuatu tanpa pikir panjang), dan
berpikiran negatif. Ia juga memiliki sifat pendendam. Sedikit saja Anda melakukan
kesalahan, seumur hidup diingat dan suatu saat akan diungkit lagi. Sedangkan
pribadi histrionic, emosinya tak terkendali alias meledak-ledak, dan selalu ingin menarik
perhatian.
3. Kepribadian narcisstic, yang ditunjukkan dengan sikapnya yang selalu ingin dikagumi,
serta minimnya empati. Ia selalu berusaha membuat hanya dirinya satu-satunya lelaki
dalam hidup Anda. Hanya dialah yang boleh Anda puja.
4. Tidak pernah merasa menyesal, meski telah menyakiti orang lain. Bila ketahuan
bersalah, wajahnya akan tetap seperti tak berdosa.
5. Sepintas, gelagat mereka tidak kelihatan seperti orang yang punya kelainan. Pasalnya,
secara tampak mata mereka terlihat menarik, pintar dan berlaku seperti orang normal
lainnya.

4
6. Sering berbohong, fasih dan dangkal. Psikopat seringkali pandai melucu dan pintar
bicara, secara khas berusaha tampil dengan pengetahuan di bidang sosiologi, psikiatri,
kedokteran, psikologi, filsafat, puisi, sastra, dan lain-lain. Seringkali pandai mengarang
cerita yang membuatnya positif, dan bila ketahuan berbohong mereka tak peduli dan
akan menutupinya dengan mengarang kebohongan lainnya dan mengolahnya seakan-
akan itu fakta.
7. Senang melakukan pelanggaran dan bermasalah perilaku di masa kecil.Kurang empati.
Bagi psikopat memotong kepala ayam dan memotong kepala orang, tidak ada bedanya.
8. Psikopat juga teguh dalam bertindak agresif, menantang nyali dan perkelahian, jam tidur
larut dan sering keluar rumah.
9. Impulsif dan sulit mengendalikan diri. Untuk psikopat tidak ada waktu untuk
menimbang baik-buruknya tindakan yang akan mereka lakukan dan mereka tidak peduli
pada apa yang telah diperbuatnya atau memikirkan tentang masa depan. Pengidap juga
mudah terpicu amarahnya akan hal-hal kecil, mudah bereaksi terhadap kekecewaan,
kegagalan, kritik, dan mudah menyerang orang hanya karena hal sepele.
10. Tidak mampu bertanggung jawab dan melakukan hal-hal demi kesenangan belaka.
11. Manipulatif dan curang. Psikopat juga sering menunjukkan emosi dramatis walaupun
sebenarnya mereka tidak sungguh-sungguh. Mereka juga tidak memiliki respon
fisiologis yang secara normal diasosiasikan dengan rasa takut seperti tangan berkeringat,
jantung berdebar, mulut kering, tegang, gemetar. Bagi psikopat hal ini tidak berlaku
karena itu psikopat seringkali disebut dengan istilah "dingin".
12. Hidup sebagai parasit karena memanfaatkan orang lain untuk kesenangan dan kepuasan
dirinya.

2.5. Jenis-jenis Psikopat/Sosiopat

Menurut Hervey Checkley dalam bukunya The Mask of Sanity (1941) ada empat jenis


psikopat:
1. Primary Psychopath yang bergeming pada hukuman, penahanan, tekanan, atau celaan.
Mereka punya cara sendiri untuk memaknai kata dan kehidupan.
2.  Secondary Psychopath adalah pengambil resiko, dan juga lebih tanggap terhadap
tekanan, mudah cemas dan merasa bersalah.
3.   Distempered Psychopath, cenderung mudah marah dan bila kumat, tingkah mereka
mirip penderita epilepsi (ayan), cenderung jadi pecandu obat, kleptomania, pedofilia,
bahkan bisa jadi pembunuh dan pemerkosa berantai.
4. Charismatic Psychopath adalah si pembohong yang menarik dan menawan, selalu
dianugerahi bakat tertentu, tapi memanfaatkannya untuk memperdaya yang lain.
Pemimpin agama sekte tertentu yang mendorong pengikutnya bunuh diri bisa jadi
contoh.

2.6. Mobilitas Pada Individu-individu Sosiopatik

5
Pada umumnya, individu-individu dan kelompok-kelompok yang menyimpang itu
sangat mobile sifatnya. Pribadi-pribadi dengan mobilitas vertikal dan mobilitas spasial/ruang
yang rendah, sangat dibatasi ruang geraknya oleh para anggota kelompok/lingkungan lainnya.
Mereka memilki afinitas atau daya-kait yang tinggi dengan anggota-anggota kelompok
sendiri. Sebaliknya, orang-orang yang merasa ditolak oleh lingkungannya, tidak mempunyai
tempat dan tidak bisa menyesuaikan diri dengan anggota-anggota kelompoknya, pasti punya
kecenderungan kuat untuk keluar dari daerah tempat tinggalnya. Dan besar keinginannya
untuk bermigrasi ke dalam masyarakat dengan struktur organisasi yang berbeda. Tidak jarang
mereka itu berpindah-pindah tempat tinggal untuk memperluas komunikasi dan habitat atau
tempat tinggal. Jadi, ruang gerak mereka menjadi lebih luas dan longgar.
Para penjahat itu pada umumnya merupakan individu dengan mobilitas tinggi. Namun,
pada hakikatnya mereka itu terisolisasi dari bagian terbesar masyarakat normal. Biasanya
mereka terpaksa meninggalkan pola hidup kawin/berkeluarga. Sebab, resiko ditangkap dan
dimasukkan dalam penjara besar sekali. Setiap saat mereka bisa berurusan dan baku-tembak
dengan polisi. Maka pemuasan dorongan seksual terpaksa disalurkan melalui relasi dengan
wanita-wanita tuna-susila atau dengan wanita-wanita “piaraan” yang dilakukan secara
sembunyi-sembunyi. Hubungan mereka dengan anggota-anggota masyarakat normal sangat
terbatas dan tidak akrab. Mereka bahkan diamati dengan rasa curiga, baik oleh para anggota
masyarakat pada umumnya, maupun oleh penjahat-penjahat lokal lainnya, oleh polisi dan
penguasa setempat.
Individu yang dianggap sebagai pesona non grata-pribadi yang tidak diterima, tidak
mendapatkan pengampunan-oleh tingkah lakunya yang menyimpang, praktis akan dikucilkan
atau dikeluarkan sama sekali dari semua partisipasi sosial oleh masyarakat, dan secara
geografis tidak banyak berkomunikasi dengan daerah luar. Khususnya individu yang
dianggap berbahaya oleh kepala suku (clan, kampung, kelompok), akan ditolak sama sekali
bahkan diusir dari daerah tersebut. Maka tekanan-tekanan sosial yang sentripental-keluar dari
tokoh pemimpin yang dianggap sebagai kekuatan suku-mempunyai daya memaksa yang kuat
sekali.

2.7. Faktor Penyebab Adanya Sosiopatik

Factor utama yang menyebabkan orang bertindak sosiopat memang belum jelas hingga
kini. Tapi hipotesis yang diajukan Hare menduga psikopat terjadi akibat kelainan fungsi otak.
Ini didasarkan pengalaman Hare saat memeriksa seorang pasien psikopat berusia 46 tahun
bernama Al. Pada otak Al terbukti ditemukan kelainan. Al tidak dapat memisahkan stimulus
yang bersifat rasional dari yang emosional. Semua stimulus diolah sekaligus oleh belahan
otak kiri (pusat rasio) dan otak kanan (pusat emosi). Karena itu, menurut Hare, seorang
psikopat tidak sekadar berbohong atau hipokrit, tapi juga ada sesuatu yang lebih serius, yakni
ada kelainan di otaknya.
Dugaan adanya faktor biologis ini juga muncul dalam laporan Pridmore, Chambers
dan McArthur pada 2005. Mereka melaporkan adanya hubungan antara gejala psikopat
dengan kelainan sistem serotonin, kelainan struktural, dan kelainan fungsional pada otak.
Temuan lain disampaikan pula oleh Litman setahun sebelumnya. Ia menyebutkan, penderita

6
psikopat mengalami kelainan neurologik pada sindrom erotic violence. Pada 2003, Raine
juga mengungkapkan ada kelainan Corpus collosum pada sosok psikopat.
Faktor lain penyebab psikopat diutarakan Kirkman (2002). Ia menyatakan, pengidap
kepribadian psikopat memiliki latar belakang masa kecil yang tak memberi peluang untuk
perkembangan emosinya secara optimal. Anak-anak salah asuh ini akan tumbuh menjadi
orang-orang yang tak bisa berempati dan tak memiliki kata hati (consceince).
Faktor genetik dan lingkungan juga berperan besar melahirkan karakter psikopat. Stres
atau tekanan hidup yang besar bisa pula merubah perilaku seseorang menjadi brutal. Namun
bila sifatnya sementara, karena ada pemicu yang masuk akal, maka tidak bisa dikatakan
psikopat. Ciri psikopat sebenarnya bisa dideteksi sejak kanak-kanak melalui berbagai
perilaku yang tidak biasa. Perilaku antisosial pada anak-anak ternyata merupakan warisan
genetik. Penelitian terhadap anak-anak kembar menunjukkan, anak menunjukkan
kecenderungan psikopatik dini. Penelitian tersebut dilakukan terhadap 3.687 pasang anak
kembar berusia tujuh tahun.
Faktor lingkungan fisik dan sosial yang beresiko berkembangnya seorang psikopat
menjadi kriminal adalah tekanan ekonomi yang buruk, perlakuan kasar dan keras sejak usia
anak, penelantaran anak, perceraian orang tua, kesibukan orangtua, faktor pemberian nutrisi
tertentu, dan kehidupan keluarga yang tidak mematuhi etika hukum, agama dan sosial.
Lingkungan yang beresiko lainnya adalah hidup ditengah masyarakat yang dekat dengan
perbuatan criminal seperti pembunuhan, penyiksaan, kekerasan dan lain sebagainya.

2.8. Cara Penanganan dan Pencegahan Sosiopatik

Pada dasarnya, psikopat tidak bisa diterapi secara sempurna tetapi hanya bisa
terobservasi dan terdeteksi. Untuk tahap pengobatan dan rehabilitasi psikopat saat ini baru
dalam tahap kopleksitas pemahaman gejala. Terapi yang paling mungkin adalan non obat
seperti konseling. Namun melihat kompleksitas masalahnya, terapi psikopat bisa dikatakan
sulit bahkan tidak mungkin. Seorang psikopat tidak merasa ada yang salah dengan dirinya
sehingga memintanya datang teratur untuk terapi adalah hal yang mustahil. Yang bisa
dilakukan manusia adalah menghindari orang-orang psikopat, memberikan terapi pada
korbannya, mencegah timbul korban lebih banyak dan mencegah psikopat jangan berubah
menjadi kriminal.
Mendeteksi dini gangguan perilaku pada anak dan pendekatan lingkungan dilakukan
dengan baik, sehingga psikopat tidak akan berubah menjadi kriminal.
Selain itu kita juga perlu waspada namun bukan berarti bersikap paranoid dengan keberadaan
psikopat, dalam buku Without Conscience memberikan kita beberapa tips atau kiat-kiat
untuk melindungi diri dari psikopat :

1. Usahakan jangan sampai terpengaruh oleh umpan mereka: senyum yang indah, kata-
kata manis, atau hadiah yang berlimpah yang dimaksudkan untuk mengalihkan
perhatian anda dari manipulasi atau eksploitasi yang mungkin akan terjadi.
Karakteristik ini punya muatan licik yang dimaksudkan untuk mengaburkan pesan

7
individual yang sejati. Berpalinglah, dan konsentrasikan diri pada apa sebenarnya
terjadi.
2.  Buka mata. Orang yang tampaknya terlalu sempurna seringkali aslinya jauh berbeda.
Psikopat menyembunyikan sisi gelap mereka sampai korban mereka telah terlibat
cukup dalam. Pujian berlimpah, kebaikan palsu dan kelemahan dalam cerita yang
kedengarannya hebat seharusnya bisa memberi petunjuk dan membuat anda waspada.
Cari alasan yang masuk akal untuk menyelidiki mereka.
3. Kenali diri anda. Jika tidak, anda akan diserang pada titik lemah anda. Psikopat
pandai menemukan dan menggunakan kelemahan orang lain. Jadi, semakin anda
menyadari hal-hal yang membuat anda gampang terpikat, semakin siap anda
membentengi diri.
4. Tetapkan aturan dasar yang tegas, dan hindari berebut kekuasaan yang tidak mungkin
anda menangkan. Psikopat cenderung memegang kendali; bila sikap anda tidak jelas
dan lemah, mereka akan mengambil keuntungan. Perjelas, bangun, dan jagalah
batasan-batasan yang kuat.
5. Bila perlu, mintalah bantuan profesional. Korban sering kali bertanya-tanya apakah
mereka berkhayal, atau mereka membiarkan kebohongan karena tak tahu apa yang
harus dilakukan. Pendapat dari ahli tak hanya mendukung kecurigaan ini, tetapi juga
membantu memberi jalan keluar.

2.9. Contoh Kasus Sosiopatik

1. Korupsi Sebagai Tindakan Sosiopatik


Secara pandangan umum korupsi adalah perilaku pejabat publik, baik politikus
politisi maupun pegawai negeri, yang secara tidak wajar dan tidak legal memperkaya diri atau
memperkaya mereka yang dekat dengannya dengan menyalahgunakan kekuasaan publik
yang di percayakan kepada mereka. Disamping itu persoalan penegakan hukum yang tidak
tegas, pandang bulu, tebang pilih maka masyarakat menilai hukuman bagi koruptor sangat
ringan. Akhirnya masyarakat merasa bahwa tetap menguntungkan menjadi pejabat korupsi
walaupun tertangkap karena hukumannya beberapa tahun saja, seterusnya dia dapat hidup
nyaman karena di penjara juga bisa hidup enak dengan fasilitas yang elit dan akan
mendapatkan remisi pada setiap hari besar agama dan kenegaraan.
Dalam tinjauan psikologi, seorang pemimpin dan pejabat yang menghalalkan segala
cara dan menumpuk kekayaan untuk kepentingan pribadi dan kelompok yang termasuk
dalam kategori orang yang sakit secara mental. Banyak pemimpin yang abnormal pembawa
bibit penyakit mental, seperti sikap tidak jujur, korupsi, tidak pernah puas dengan kekayaan
mereka bahkan menularkan penyakit sosial ini ke lingkungan sosial di sekitarnya. Pemimpin
yang sakit secara sosial itu adalah cerminan dari masyarakat yang tengah sakit pula. Karena
mereka hadir dan muncil serta dipilih oleh masyarakat yang sangat pragmatis dan bahkan
oportunis. Akhinya sikap-sikap seperti di atas yang memperparah korupsi sebagai patologi
sosial, pemahaman masyarakat tentang korupsi pun akhirnya menganggap bahwa sebagai
patologi sosial, suatu penyimpangan dan penyakit masyarakat.

8
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

9
Istilah psikopat yang sejak 1952 diganti dengan Sosiopat dan dalam Diagnostic and
Statistical Manual of Mental Disorder (DSM) II 1968 resmi dinamakan Sosiopat. Hare
menyamakannya dengan salah satu kelainan, yaitu Anti Social Personality Disorder (Hare,
Hart & Harpur, 1991). Istilah psikopat yang sudah sangat dikenal masyarakat justru tidak
ditemukan dalam DSM IV. Artinya, psikopat tidak tercantum dalam daftar penyakit,
gangguan atau kelainan jiwa di lingkungan ahli kedokteran jiwa Amerika Serikat. Psikopat
dalam kedokteran jiwa masuk dalam klasifikasi gangguan kepribadian dissosial. Menurut
kaum sosiolog tingkah laku sosiopatik adalah tingkah laku yang berbeda dan menyimpang
dari kebiasaan serta norma umum, yang ada pada suatu tempat dan waktu tertentu yang
ditolak sekalipun tingkah laku tersebut di tempat dan waktu lain bisa diterima oleh
masyarakat lainnya.Para biolog juga menmpilkan minatnya terhadap gejala patologi social,
yaitu menyatakan adanya penyimpangan-penyimpangan patologis atau kelas-kelas defektif
dalam masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Psikopat&action=edit&section=1

10
http://indonesiaindonesia.com/newreply.php?do=newreply&noquote=1&p=314147

http://www.wikimu.com/Member/profileMember.aspx?id=3248

judarwanto, Widodo. 2008. Tidak Semua Psikopat Adalah Kriminal. http://www.kompas.com

Kartono, Kartini. Patologi Sosial (Jilid 1). Jakarta: Raja Grafindo.

https://www.academia.edu/4863629/INDIVIDU_SOSIOPATIK_DAN_REAKSI_SOSIAL

11

Anda mungkin juga menyukai