Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Puja serta syukur atas kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta
hidayahnya kepada saya, sehingga saya bisa menyelesaikan makalah pengertian pokok
teknologi pencelupan.
Makalah ini sudah selesai saya susun semaksimal mungkin atas bantuan teman teman
saya.Untuk itu saya menyampaikan banyak terimakasih atas bantuannya, saya menyadari
bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini dari susunan katanya maupun dari tata
bahasanya.

Bandung, 27 februari 2020

Muhammad Fikri Ibnu Hidayat

Page | i
DAFTAR ISI
Kata pengantar..................................................................................................i
Daftar isi...........................................................................................................ii
BAB 1 Pendahuluan.........................................................................................1
1.1. Teori dasar...........................................................................................1
1.2. Rumusan masalah................................................................................1
1.3. Tujuan makalah...................................................................................1
BAB 2 ISI ........................................................................................................2
2.1. Pengertian pencelupan.........................................................................2
2.2. Tahapan dalam pencelupan.................................................................2
2.2.1 migrasi .............................................................................2
2.2.2 Adsorpsi............................................................................2
2.2.3 Difusi dan fiksasi..............................................................2
2.3. Ikatan – ikatan kimia pada pencelupan................................................2
2.3.1 ikatan hidrogen....................................................................2
2.3.2 ikatan kovalen......................................................................3
2.3.2.1 ikatan kovalen polar....................................................4
2.3.2.2 ikatan kovalen non-polar............................................4
2.3.2.3 ikatan kovalen koordinasi...........................................5
2.3.3 ikatan ionik...........................................................................5
2.3.4 gaya dispersi london dan gaya van der wells........................7
2.3.4.1 gaya dispersi london..................................................7
2.3.4.2 gaya van der wells......................................................8
BAB 3 PENUTUP ..........................................................................................11
3.1. KESIMPULAN........................................................................................12

Page | ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Teori dasar
Pencelupan yaitu pemberian warna pada bahan tekstil secara merata dengan
warna yang sama pada seluruh bahan tekstil dengan 3 komponen utama yaitu zat
warna, air dan obat bantu.
Pencelupan merupakan suatu upaya dalam meningkatkan nilai komersil dari
barang tekstil. Nilai komersil ini menyangkut nilai indra seperti warna, pola dan
mode, dan nilai – nilai guna yang tergantung dari apakah akhir dipakai untuk pakaian,
barang – barang rumah tangga atau penggunaan lain. Lagipula, nilai – nilai guna
sebagai pakaian tergantung pada tingkatan yang dikehendaki dari sifat – sifat
penyesuaian seperti misalnya sifat – sifat penyesuaian seperti misalnya sifat – sifat
pemakaian, sifat – sifat pengolahan, sifat – sifat perombakan dan sifat sifat sebagai
cadangan. Nilai – nilai ini dapat diberikan dengan cara beraneka ragam oleh macam –
macam bahan, seperti serat – serat kapas, benang – benang, kain tenun, dan kain rajut,
bermacam – macam proses, termasuk pencelupan.

1.2. Rumusan masalah


1. Apa yang dimaksud pencelupan?
2. Apa saja tahapan dalam pencelupan?
3. Ikatan kimia apa saja yg terjadi dalam pencelupan

3.1. Tujuan
1) Untuk mengetahui pengertian dari pencelupan
2) Untuk mengetahui tahapan tahapan dalam pencelupan
3) Untuk mengetahui ikatan ikatan kimia yang terjadi

Page | 1
BAB 2
BAGIAN ISI

.1. Pengertian pencelupan


Pencelupan pada umumnya terdiri dari melarutkan atau mendispersikan zat warna
dalam air atau medium lain. Kemudian memasukkan bahan tekstil kedalam larutan
tersebut, sehingga terjadi terjadi penyerapan zat warna ke dalam serat. Penyerapan ini
terjadi karena reaksi eksotermik dan kesetimbangan. Faktor faktor yg mempengaruhi
proses pencelupan antara lain adalah suhu, pengadukan.
2.2. Tahapan pada pencelupan
Pada teknologi pencelupan terdapat 3 tahap peristiwa yaitu
2.2.1. Migrasi
Migrasi adalah melarutkan zan warna dan mengusahakan agar larutan
bergerak menempel pada permukaan serat. Semakin tinggi suhu larutan zat
warna, maka akan semakin cepat gerakan molekul zat warna.
2.2.2. Adsorpsi
Adsorpsi adalah proses mendorong larutan zat warna agar dapat terserap pada
permukaan serat. Pada proses ini zat warna telah memiliki tenaga yg cukup besar
untuk dapat mengatasi gaya tolak dari permukaan serat.
serat tekstil memiliki sifat negatif oleh karena itu zat warna harus bersifat positif agar
diterima oleh serat, namun bisa saja zat warna bersifat negatif tetapi akan mengalami
tolakan dan tarikan, dan diperlukan zat pembantu untuk mendorong zat warna agar
lebih mudah mendekati permukaan serat.
2.2.3. Difusi dan fiksasi
Difusi adalah proses penyerapan zat warna dari permukaan serat kedalam inti
serat. Dan Fiksasi adalah proses pengikatan zat warna didalam inti serat.
Baik tidaknya hasil pencelupan sangat ditentukan oleh ketiga tingkatan
pencelupan tersebut, apabila zat warna terlalu cepat terfiksasi maka kemungkinan
diperoleh celupan yg tidak rata. Dan tahap - tahap tersebut memerlukan bantuan luar
seperti menaikkan suhu, menambahkan zat pembantu lain seperti garam dapur, asam,
dan lain-lain.
2.3. Ikatan ikatan kimia pada teknologi pencelupan
Ikatan kimia yg terjadi pada teknologi pencelupan ada 3 yaitu :
1) Ikatan hidrogen
2) Ikatan kovalen
3) Ikatan ionik
2.3.1. Ikatan hidrogen
Ikatan hidrogen merupakan gaya tarik menarik antara atom H dengan atomlain yang
mempunyai keelektronegatifan besar pada satu molekul darisenyawa yang sama. Ikatan
"hidrogen", sejenis ikatan lemah, memainkan peranan utama dalam pembentukan materi
yang sangat penting untuk kehidupan kita. Contoh: air, sebagai dasar kehidupan, disatukan
dengan ikatan hidrogen.
Ikatan hidrogen terjadi ketika sebuah molekul memiliki atom N, O, atau F
yangmempunyai pasangan elektron bebas (lone pair electron). Hidrogen darimolekul lain
Page | 2
akan berinteraksi dengan pasangan elektron bebas inimembentuk suatu ikatan hidrogen
dengan besar ikatan bervariasi mulai dariyang lemah (1-2 kJ mol-1) hingga tinggi (>155 kJ
mol-1)
Kekuatan ikatan hidrogen ini dipengaruhi oleh perbedaan elektronegativitasantara
atom-atom dalam molekul tersebut. Semakin besar perbedaannya,semakin besar ikatan
hidrogen yang terbentuk.
Ikatan hidrogen memengaruhi titik didih suatu senyawa. Semakin besar
ikatanhidrogennya, semakin tinggi titik didihnya. Namun, khusus pada air (H2O),terjadi
dua ikatan hidrogen pada tiap molekulnya. Akibatnya jumlah totalikatan hidrogennya lebih
besar daripada asam florida (HF) yang seharusnyamemiliki ikatan hidrogen terbesar (karena
paling tinggi perbedaanelektronegativitasnya) sehingga titik didih air lebih tinggi daripada
asam florida

Dalam pencelupan serat kapas dengan zat warna direk, zat warna direk
berikatan hidrogen dengan gugus hidroksil dari selulosa. Kekuatan ikatan
hidrogen umumnya tidak terlalu kuat, dapat putus dalam suhu tinggi, oleh
karenanya tahan luntur hasil pencelupan zat warna direk sangat rendah
terutama dalam pencucian panas.

AR1-N=N-AR2-SO3Na
Ikatan hidrogen
Sel-OH

2.3.2. Ikatan kovalen

Ikatan kovalen terjadi karena adanya pemakaian bersama elektron dari atom-
atom yang membentuk ikatan kimia. Atom yang memiliki nilai
elektronegativitasnya. sama atau mirip, jika berinteraksi akan terjadi pemakaian
electron secara bersama-sama oleh atom-atom yang berikatan. Pada umumnya
ikatan kovalen terjadi antara atom-atom bukan logam.
Hampir semua senyawa kovalen terbentuk dari atom-atom non-logam. Dua
atom nonlogam saling menyumbangkan elektron sehingga tersedia satu atau lebih
pasangan elektron yang dijadikan milik bersama. Senyawa yang berikatan
kovalen juga disebut senyawa kovalen.
Dalam proses pencelupan, zat warna reaktif terikat pada serat dengan ikatan
kovalen yang sifatnya lebih kuat dari ikatan-ikatan lainnya sehingga tahan

Page | 3
lunturnya sangat baik. Meskipun demikian dengan pengerjaan larutan asam atau
alkali yang kuat beberapa celupan zat warna reaktif akan meluntur.

Ikatan Kovalen Terbagi Atas :

2.3.2.1. Ikatan kovalen polar

Jika dua atom non logam berbeda kelektronegatifannya


berikatan, maka pasangan electron ikatan akan lebih tertarik ke atom
yang lebih elektronegatif. Hal ini terjadi karena beda
keelektronegatifan kedua atomnya. Elektron persekutuan akan
bergeser ke arah atom yang lebih elektronegatif akibatnya terjadi
pemisahan kutub positif dan negatif.
Dalam senyawa HCl ini, Cl mempunyai keelektronegatifan yang
lebih besar dari H. sehingga pasangan elektron lebih tertarik ke arah
Cl, akibatnya H relatif lebih elektropositif sedangkan Cl relatif menjadi
elektronegatif. Gambar senyawa HCl dapat diklik disini
Pada umumnya jika ikatan kovalennya polar dan bentuk molekul
asimetris maka senyawanya polar. Contoh: HCl. HBr, NH 3, H2O, PCl3,
CH3COOH, C2H5OH.

2.3.2.2. Ikatan kovalen non-polar

Ikatan kovalen non polar memiliki ciri-ciri sebagai berikut :


a. bentuk molekul yang terjadi simetris
b. beda keelektronegatifan antaratom yang berikatan sangat kecil dan
mendekati nol
c. tidak terdapat pasangan elektron bebas di sekitar atom pusat.

contoh molekul yang berikatan kovalen murni dan bersifat nonpolar


adalah CH4. CO2, BeCl3, BeCl4, C2H6
Pada umumnya bila suatu unsure non logam bersenyawa
dengan unsure logam lain, masing-masing atom akan menyumbangkan
electron untuk digunakan bersama membentuk ikatan kovalen. Pada
dasarnya untuk menggambarkan ikatan kovalen polar maupun non
polar yaitu dengan menggunakan struktur lewis. Struktur lewis adalah
lambing atom yang dikelilingi sejumlah electron valensi yang akan
disumbangkan dari setiap atom yang akan berikatan, electron yang
akan disumbangkan adalah electron yang belum berpasangan.

Page | 4
2.3.2.3. Ikatan kovalen koordinasi

Ikatan kovalen koordinasi adalah ikatan yang terjadi apabila


pasangan elektron yang dipakai bersama berasal dari salah satu atom
yang membentuknya. Jadi di sini terdapat satu atom pemberi pasangan
elektron bebas (elektron sunyi), sedangkan atom lain sebagai
penerimanya.

2.3.3. Ikatan ionik

Ikatan ion adalah ikatan yang terbentuk akibat gaya tarik listrik (gaya Coulomb) antara
ion yang berbeda. Ikatan ion juga dikenal sebagai ikatan elektrovalen.

Pembentukan Ikatan Ion

Telah diketahui sebelumnya bahwa ikatan antara natrium dan klorin dalam narium
klorida terjadi karena adanya serah terima elektron. Natrium merupakan logam dengan
reaktivitas tinggi karena mudah melepas elektron dengan energi ionisasi rendah
sedangkan klorin merupakan nonlogam dengan afinitas atau daya penagkapan elektron
yang tinggi. Apabila terjadi reaksi antara natrium dan klorin maka atom klorin akan
menarik satu elektron natrium. Akibatnya natrium menjadi ion positif dan klorin menjadi
ion negatif. Adanya ion positif dan negatif memungkinkan terjadinya gaya tarik antara

Page | 5
atom sehingga terbentuk natrium klorida. Pembentukan natrium klorida dapat
digambarkan menggunakan penulisan Lewis sebagai berikut:

Pembentukan NaCl

Pembentukan NaCl dengan lambang Lewis

Ikatan  ion  hanya  dapat  tebentuk  apabila  unsur-unsur  yang  bereaksi mempunyai
perbedaan daya tarik electron (keeelektronegatifan)  cukup  besar.  Perbedaan 
keelektronegati-fan yang  besar  ini  memungkinkan  terjadinya  serah-terima  elektron.
Senyawa  biner  logam  alkali  dengan  golongan  halogen  semuanya bersifat ionik.
Senyawa logam alkali tanah juga bersifat ionik, kecuali untuk beberapa senyawa yang
terbentuk dari berilium.

Ikatan ion antara zat warna dan serat merupakan ikatan yang timbul karena gaya tarik
menarik antara muatan yang berlawanan. Dalam air serat-serat bermuatan negatif
sedangkan pada umumnya zat warna yang larut merupakan suatu anion sehingga
penetrasi akan terhalang. Oleh karena itu perlu penambahan zat-zat yang berfungsi
menghilangkan atau mengurangi sifat negatif dari serta atau zat warna, sehingga zat
warna dan serat dapat lebih saling mendekat dan gaya-gaya nonpolar dapat bekerja lebih
baik. Maka pada pencelupan serat-serat selulosa perlu penambahan elektrolit, misalnya
garam dapur atau garam glauber dan pada pencelupan serat wol atau poliamida perlu
penambahan asam. Untuk pencelupan serat wol dapat digambarkan sebagai berikut:

W – NH3+ -OOC – W

HX

Page | 6
W – NH3+ HOOC – W

NaZw

W – NH3+ HOOC – W

Zw-

Keterangan:

W = Serat wol

HX = Molekul asam

NaZw = molekul zat warna

Gugus amina dan karboksil pada serat wol di dalam larutan akan terionisasi. Bila ke
dalamnya ditambahkan suatu asam maka ion hidrogen langsung terserap oleh wol dan
menetralkan ion karboksilat sehingga serat wol akan bermuatan positif yang kemudian
langsung menyerap anion asam. Pada tahapan selanjutnya anion zat warna yang bergerak
lebih lambat karena molekulnya lebih besar akan masuk ke dalam serat dan mengganti
kedudukan anion asam.

2.3.4. Gaya dispersi london dan gaya van der walls

Pada umumnya terdapat kecenderungan bahwa atom-atom atau molekul-


molekul satu dan yang lainnya saling tarik-menarik. Pada proses pencelupan daya
tarik antara zat warna dan serat akan bekerja lebih sempurna bila molekul-molekul
zat warna tersebut berbentuk memanjang dan datar, atau antara molekul zat warna
dan serat mempunyai gugusan hidrokarbon yang sesuai sehingga waktu pencelupan
zat warna ingin lepas dari air dan bergabung dengan serat. Gaya-gaya tersebut
sering disebut gaya-gaya Van der Walls yang mungkin merupakan gaya-gaya
dispersi, London, ataupun ikatan hidrofob.

2.3.4.1. Gaya dispersi London

Pada waktu membahas struktur elektron,kita mengacu pada


peluang untuk meemukan elektron didaerah tertentu pada waktu
tertentu. Elektron senantiasa bergerak dalam orbital. Perpindahan
elektron dari suatu daerah ke daerah lainnya menyebabkan suatu
molekul yang secara normal bersifat nonpolar menjadi polar
sehingga terbentuk suatu dipol sesaat. Dipol yang terbentuk
dengan cara itu disebut dipol sesaat karena dipol itu dapat
berpindah milyaran kali dalam satu detik. Pada saat berikutnya
dipol itu hilang atau bahkan sudah berbalik arahnya. Suatu saat
yang mungkin terjadi digambarkan pada gambar dibawah ini.

Page | 7
(a) keadaan normal. Molekul non polar mempunyai sebaran
muatan (awan elektron) yang simetris

(b) keadaan sesaat. Pergerakan elektron menghasilkan dipol sesaat.

(c) Dipol terimbas. Dipol sesaat pada molekul sebelah kiri


mengimbas molekul disebelah kanannya. Hasilnya adalah gaya
tarik dipol sesaat-dipol terimbas

Dipol sesaat pada suatu molekul dapat mengimbas molekul


disekitarnya sehingga membentuk suatu dipol terimbas. Hasilnya
adalah suatu gaya tarik-menarik antar molekul yang lemah.
Pemjelasan teoritis ini disebut gaya London (Gaya dispersi)

Kemudahan suatu molekul untuk membentuk dipol sesaat untuk


mengimbas suatu dipol disebut polarisabilitas.Polarisabilitas
berkaitan dengan massa molekul relatif dan bentuk molekul.
Pada,umumnya,makin banyak jumlah elektron dalam molekul
makin mudah mengalami polarisasi. Oleh karena itu,makin besar
massa molekul relatif,makin kuat gaya londonnya.Misalnya,Radon
(Ar=222) mempunyai titik didih lebih tinggi dibanding helium
(Ar=4). Molekul yang bentuknya panjang lebih mudah mengalami
polarisasi dibanding molekul kecil,kompak dan simetris.

Gaya london adalah gaya yang relatif yang lebih lemah. Zat yang
molekulnya bertarikan hanya berdasarkan gaya london mempunyai
titik leleh dan titik didih yang rendah dibanding dengan zat lain
yang massa molekulnya relatif lebih sama. Jika molekul-
molekulnya kecil,zat-zat itu biasanya berbentuk gas pada suhu
kamar. Contoh hidrogen (H2), Nitrogen(N2), metana (CH4) dan
gas-gas mulia
2.3.4.2. Gaya van der walls

Asal mula gaya dispersi van der Waals

Dipol-dipol yang berubah-ubah sementara

Daya tarik yang ada di alam bersifat elektrik. Pada molekul yang
simetris seperti hidrogen, bagaimanapun, tidak terlihat mengalami

Page | 8
distorsi secara elektrik untuk menghasilkan bagian positif atau
bagian negatif. Akan tetapi hanya dalam bentuk rata-rata.

Diagram dalam bentuk lonjong (the lozenge-shaped)


menggambarkan molekul kecil yang simetris – H2, boleh jadi, atau
Br2. Tanda arsir menunjukkan tidak adanya distorsi secara elektrik.

Akan tetapi elektron terus bergerak, serta merta dan pada suatu
waktu elektron tersebut mungkin akan ditemukan di bagian ujung
molekul, membentuk ujung -. Pada ujung yang lain sementara
akan kekurangan elaktron dan menjadi +.

Catatan: (dibaca “delta”) berarti “agak” (slightly) – karena itu +


berarti “agak positif”.

Kondisi yang terakhir elektron dapat bergerak ke ujung yang lain,


membalikkan polaritas molekul.

“Selubung lingkaran” yang konstan dari elektron pada molekul


menyebabkan fluktuasi dipol yang cepat pada molekul yang paling
simetris. Hal ini terjadi pada molekul monoatomik – molekul gas
mulia, seperti helium, yang terdiri dari atom tunggal.

Jika kedua elektron helium berada pada salah satu sisi secara
bersamaan, inti tidak terlindungi oleh elektron sebagaimana
mestinya untuk saat itu.

Dipol-dipol sementara yang bagaimana yang membemberikan


kenaikan dayaarik antarmolekul

Bayangkan sebuah molekul yang memiliki polaritas sementara


yang didekati oleh salah satu yang terjadi menjadi termasuk non-
polar hanya saat itu saja. (kejadian yang tidak disukai, tetapi hal ini
menjadikan diagram lebih mudah digambarkan! Pada
kenyataannya, satu molekul lebih menyukai memiliki polaritas
yang lebih besar dibandingkan yang lain pada saat seperti itu – dan
karena itu akan menjadi yang paling dominan).

Page | 9
Seperti molekul yang ditemukan pada bagian kanan, elektronnya
akan cenderung untuk ditarik oleh ujung yang agak positif pada
bagian sebelah kiri.

Hal ini menghasilkan dipol terinduksi pada penerimaan molekul,


yang berorientasi pada satu cara yang mana ujung + ditarik ke arah
ujung – yang lain.

Pada kondisi yang terakhir elektron pada bagian kiri molekul dapat
bergerak ke ujung yg lain. Pada saat terjadi hal ini, meraka akan
menolak elektron pada bagian kanan yang satunya.

Polaritas kedua molekul adalah berkebalikan, tetapi kamu masih


memiliki yang + tertarik -. Selama molekul saling menutup satu
sama lain polaritas akan terus berfluktuasi pada kondisi yang
selaras karena itu dayatarik akan selalu terpelihara.

Tidak ada alasan kenapa hal ini dibatasi pada dua molekul. Selama
molekul saling mendekat pergerakan elektron yang selaras dapat
terjadi pada molekul yang berjumlah sangat banyak.

Diagram ini menunjukkan bagaimana cacat secara keseluruhan


dari molekul yang berikatan secara bersamaan pada suatu padatan
dengan menggunakan gaya van der Waals. Pada kondisi yang
terakhir, tentunya, kita akan menggambarkan susunan yang sedikit
berbeda selama mereka terus berubah – tetapi tetap selaras.

Page | 10
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Maka bisa kita simpulkan bahwa Pencelupan pada umumnya terdiri dari melarutkan
atau mendispersikan zat warna dalam air atau medium lain.dan tahap tahap yang ada
pada pencelupan adalah migrasi, adsorpsi, difusi dan fiksasi. Dan ikatan ikatan yang
ada pada pencelupan adalah ikatan hidrogen, ikatan kovalen dan ikatan ionik,adapun
gaya dispersi london dan gaya dispersi van der wells.

Page | 11
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/document/90489109/Ikatan-Kimia-Pada-Proses-Pencelupan
https://www.myedisi.com/bse/7440/teknologi-pencelupan-dan-pencapan-jilid-2
http://h5hclimacus.blogspot.com/2011/04/pewarnaan-dan-pencelupan.html?m=1

http://h5hclimacus.blogspot.com/2011/04/pewarnaan-dan-pencelupan.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Pencelupan

Page | 12

Anda mungkin juga menyukai