DAFTAR ISI
ISI HALAMAN
Pendahuluan ........................................................................................................................................................... 1
BAB I....................................................................................................................................................... 2
THERMOSTAT......................................................................................................................................................... 2
1. JENIS THERMOSTAT PADA WATER INLET (TANPA BYPASS VALVE) .................................................. 2
2. JENIS THERMOSTAT PADA WATER INLET (DENGAN BYPASS VALVE) ............................................... 3
THERMOSTAT.................................................................................................................................................. 5
BAB II...................................................................................................................................................... 7
POMPA AIR ............................................................................................................................................................. 7
BAB III..................................................................................................................................................... 8
KIPAS PENDINGIN YANG DIGERAKKAN OLEH MOTOR LISTRIK .................................................................... 8
PENGOPERASIAN ........................................................................................................................................... 8
BAB IV .................................................................................................................................................. 10
FLUID COUPLING YANG DIKONTROL OLEH SUHU......................................................................................... 10
1 . KONSTRUKSI ............................................................................................................................................ 11
2 . PENGOPERASIAN .................................................................................................................................... 12
BAB V ................................................................................................................................................... 15
PEMERIKSAAN RADIATOR ................................................................................................................................. 15
1. PERIKSA TUTUP RADIATOR (WATER OULET)....................................................................................... 15
2. PERIKSA KEBOCORAN PADA SISTEM PENDINGIN .............................................................................. 15
BAB VI .................................................................................................................................................. 16
PENGGANTIAN SEAL POMPA AIR, ROTOR DAN BEARING ........................................................................... 16
1. LEPASKAN PULLEY SEAT ........................................................................................................................ 16
2. LEPASKAN BEARING POMPA AIR ........................................................................................................... 16
3. LEPASKAN SEAL ....................................................................................................................................... 17
4. PASANG BEARING POMPA AIR ............................................................................................................... 17
5. PASANG SEAL ........................................................................................................................................... 17
6. PASANG PULLEY SEAT ............................................................................................................................ 19
7. PASANG ROTO R ...................................................................................................................................... 19
Pendahuluan
Kipas fluid-coupling yang dikontrol oleh suhu dalam tiga tahap digunakan pada
sejumlah model terbaru Toyota.
Kecepatan kipas coupling berubah dalam tiga tahap berdasarkan suhu udara
yang melalui radiator.
Saat suhu udara rendah, kecepatan kipas tetap rendah untuk mempercepat
engine menjadi hangat dan untuk mengurangi suara bising pada kipas.
Saat suhu udara meningkat, kecepatan kipas meningkat dalam tiga tahap untuk
mencapai kinerja pendinginan yang memadai.
PERHATIAN
Karena fluid coupling yang dikontrol oleh suhu mengontrol kecepatan kipas
dengan mengubah-ubah volume oli silikon, rembesan oli silikon dari coupling
akan mengurangi kecepatan kipas, sehingga engine menjadi terlalu panas.
BAB I
THERMOSTAT
PERHATIAN
• Engine yang dilengkapi dengan thermostat dengan kombinasi bypass valve
tidak boleh dijalankan jika thermostat dilepas.
• Pada engine dengan bypass valve pada sirkuit bypass, sirkuit bypass tersebut
lebih lebar dibanding jenis tanpa bypass valve. Jika engine dijalankan dengan
thermostat dengan bypass valve dilepas, sebagian besar coolant akan
mengalir melalui sirkuit bypass, sehingga menyebabkan engine menjadi
terlalu panas. (Radiator memiliki ketahanan terhadap aliran coolant, sehingga
lebih mudah bagi coolant untuk mengalir melalui sirkuit bypass.)
THERMOSTAT
Ada dua jenis thermostat, jenis yang dilengkapi dengan bypass valve dan jenis tanpa
bypass valve.
Silinder di dalam thermostat digerakkan oleh pemuaian panas lilin di dalam silinder,
sehingga valve utama terbuka.
Bypass valve beroperasi bersama dengan bypass valve. (Saat valve utama terbuka,
bypass valve tertutup.)
Saat coolant diganti, udara dikeluarkan dari tutup radiator melalui jiggle valve. Jiggle
valve ditutup oleh aliran coolant sementara engine berfungsi.
Sleeve
Lilin
Silinder
Silinder Lilin
TANPA BYPASS VALVE
PERHATIAN
BAB II
POMPA AIR
Pompa air digerakkan oleh drive belt, timing chain atau timing belt dan memutar
engine coolant melalui sistem pendingin dan sistem pemanas.
Shaft pada pompa menggunakan seal mekanis untuk menjaganya tetap terlindungi
dari engine coolant.
Jika coolant merembes dari seal mekanis, cairan itu akan dikeluarkan melalui lubang
pada badan pompa yang terletak di antara bearing dan seal mekanis. Semua uap
yang keluar melalui seal mekanis juga akan keluar dari lubang ini. Hal ini mencegah
timbulnya kerusakan pada bearing akibat coolant atau uap.
CATATAN:
Biasanya, pompa air dapat dibongkar, namun pompa air pada beberapa model engine
atau untuk beberapa tujuan tidak dapat dibongkar.
BAB III
KIPAS PENDINGIN YANG DIGERAKKAN
OLEH MOTOR LISTRIK
Sebuah kipas pendingin listrik memberikan efisiensi pendinginan yang lebih baik
(terutama dengan kecepatan rendah dan pada saat beban berat) dan membantu
engine menjadi hangat dengan lebih cepat, selain mengurangi penggunaan bahan
bakar dan mengurangi suara bising.
PENGOPERASIAN
1. Suhu coolant yang rendah
Switch suhu pendingin menyala dan relai dihubungkan pada ground. Kumparan relai
kipas menjaga kontak tetap terbuka, sehingga tidak ada pengoperasian motor kipas.
PERHATIAN
• Pastikan bahwa penyalaan mati jika anda bekerja di dekat kipas pendingin
atau kisi-kisi radiator.
• Kipas itu adalah kipas pendingin listrik pengontrol suhu, sehingga jika
penyalaan hidup, kipas akan secara otomatis mulai bekerja saat engine
coolant menjadi panas.
• Saat motor kipas pendingin mulai beroperasi, kecepatan engine akan turun
karena meningkatnya beban. Karena alasan ini, kecepatan stasioner engine
harus selalu disesuaikan dengan terlebih dahulu menghentikan kipas
pendingin.
BAB IV
FLUID COUPLING YANG DIKONTROL OLEH
SUHU
Kipas fluid-coupling yang dikontrol oleh suhu dalam tiga tahap digunakan pada
sejumlah model terbaru Toyota.
Kecepatan kipas coupling berubah dalam tiga tahap berdasarkan suhu udara yang
melalui radiator.
Saat suhu udara rendah, kecepatan kipas tetap rendah untuk mempercepat engine
menjadi hangat dan untuk mengurangi suara bising pada kipas.
Saat suhu udara meningkat, kecepatan kipas meningkat dalam tiga tahap untuk
mencapai kinerja pendinginan yang memadai.
PERHATIAN
Karena fluid coupling yang dikontrol oleh suhu mengontrol kecepatan kipas dengan
mengubah-ubah volume oli silikon, rembesan oli silikon dari coupling akan
mengurangi kecepatan kipas, sehingga engine menjadi terlalu panas.
1 . KONSTRUKSI
Karena rotor terpasang pada shaft, rotor bergerak bersama katrol pompa air. Blade
kecil, yang dipotong miring, dipasang di luar rotor agar berfungsi sebagai pompa.
Bearing case dan penutup rotor berputar di sekeliling shaft melalui bearing.
Pelat pembagi depan dipasang pada penutup rotor dengan menggunakan sekrup dan
wadah oli depan serta ruang pengoperasian depan terpisah.
Inlet port A dan B serta sebuah return port disediakan pada pelat pembagi depan
Pelat pembagi belakang dipasang pada bearing case dengan sekrup dan wadah oli
belakang serta ruang pengoperasian belakang terpisah.
Sebuah pelat bimetal, yang membuka dan menutup inlet port, dan pegas bimetal,
yang menggerakkan pelat bimetal sesuai dengan suhu, disediakan pada penutup
rotor.
2 . PENGOPERASIAN
Inlet port A dan B dibuka dan ditutup oleh pelat bimetal, yang digerakkan oleh pegas
bimetal sesuai dengan suhu udara yang melalui radiator, sehingga mengontrol aliran
oli.
Ini menimbulkan pengurangan jumlah oli di ruang pengoperasian depan dan belakang,
menciptakan selipan di antara rotor dan case.
Oleh karena itu, kecepatan kipas menjadi lebih rendah dibanding kecepatan katrol.
Ini menimbulkan penurunan lebih lanjut pada selipan antara rotor dan case jika
dibandingkan dengan saat air tersebut hangat, sehingga meningkatkan kecepatan
kipas.
BAB V
PEMERIKSAAN RADIATOR
Periksa bahwa tekanan tidak jatuh dengan cepat ketika tekanan pada tutup bawah 0,6
kg/cm² (8,5 psi, 59 kPa).
Jika salah satu pemeriksaan tersebut tidak berada dalam ambang batas, ganti tutup
itu.
Hangatkan engine.
Pompa hingga 1,2 kg/cm² (17 psi, 118 kPa), kemudian periksa untuk melihat apakah
tekanan jatuh.
Jika tekanan jatuh, periksa apakah ada kebocoran dari selang, radiator atau pompa
air. Jika tidak ditemukan kebocoran luar, periksa inti pemanas, cylinder block dan
cylinder head.
Gambar 1.
Periksa Tutup Radiator
Gambar 2.
Periksa Kebocoran Pada Mesin
Pendingin
BAB VI
PENGGANTIAN SEAL POMPA AIR, ROTOR
DAN BEARING
(Gambar 3)
(c) Dengan menggunakan SST dan press, lepaskan rotor dan bearing pompa air.
(Gambar 4)
Gambar 3.
Gambar 4.
3. LEPASKAN SEAL
Dengan menggunakan SST dan press, lapaskan seal.
(b) Dengan menggunakan SST dan press, pasang bearing pompa air yang baru pada
badan pompa air.
CATATAN: Bagian bawah bearing harus sama tinggi dengan permukaan badan
bagian atas.
5. PASANG SEAL
(a) Pasang kemasan seal No. 1282-B pada badan pompa dan seal yang baru.
Gambar 5.
Gambar 6.
Gambar 7.
Gambar 8.
Gambar 9.
(b) Dengan menggunakan SST dan press, pasang seal pada bearing pompa air.
7. PASANG ROTO R
(a) Pasang kemasan yang baru dan seat pada rotor.
(b) Beri sedikit LLC pada seal dan permukaan kontak rotor.
(c) Dengan menggunakan press, pasang rotor yang baru pada bearing shaft pompa
air.
CATATAN: Seperti yang ditunjukkan pada gambar, jarak dari ujung rotor hingga
permukaan pemasangan badan pompa harus 6,0 mm (0,236 inci).
Gambar 10.
Gambar 11.
Gambar 12.
Gambar 13.
Gambar 14.