Anda di halaman 1dari 21

PEDAGANG BESAR FARMASI

PERMENKES 1148 / 2011 (13 JUNI 2011)


• Pedagang Besar Farmasi, yang selanjutnya disingkat
PBF adalah perusahaan berbentuk badan hukum
yang memiliki izin untuk pengadaan, penyimpanan,
penyaluran obat dan/atau bahan obat dalam jumlah
besar sesuai ketentuan perundang-undangan.
• PBF Cabang adalah cabang PBF yang telah memiliki
pengakuan untuk melakukan pengadaan,
penyimpanan, penyaluran obat dan/atau bahan obat
dalam jumlah besar sesuai ketentuan perundang-
undangan
PERIZINAN PBF
• Setiap pendirian PBF wajib memiliki izin dari
Direktur Jenderal Bina Kefarmasian.
• Setiap PBF dapat mendirikan PBF Cabang.
• Setiap pendirian PBF Cabang wajib
memperoleh pengakuan dari Kepala Dinas
Kesehatan Provinsi di wilayah PBF Cabang
berada.
• Izin PBF berlaku 5 (lima) tahun dan dapat
diperpanjang selama memenuhi persyaratan.
PERIZINAN PBF
• Pengakuan PBF Cabang berlaku mengikuti
jangka waktu izin PBF.
• Untuk memperoleh izin PBF, pemohon harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
– berbadan hukum
– memiliki NPWP
– ada apoteker WNI sebagai penanggung jawab
yang bekerja tetap.
PERIZINAN PBF
– komisaris/dewan pengawas dan direksi/pengurus
tidak pernah terlibatpelanggaran peraturan
perundang-undangan di bidang farmasi;
– menguasai bangunan dan sarana yang memadai
untuk dapat melaksanakan pengadaan,
penyimpanan dan penyaluran obat serta dapat
menjamin kelancaran pelaksanaan tugas dan
fungsi PBF.
PERIZINAN PBF
– menguasai gudang sebagai tempat penyimpanan
dengan perlengkapan yang dapat menjamin mutu
serta keamanan obat yang disimpan; dan
– memiliki ruang penyimpanan obat yang terpisah
dari ruangan lain sesuai CDOB.
PERIZINAN PBF
• Pengajuan izin PBF kepada Dirjen Binfar
dengan tembusan ke Dinkes Prop dan BPOM
setempat.
• Pengajuan izin PBF Cabang kepada Dinkes
Prop setempat dengan tembusan ke Dirjen
Binfar dan BPOM setempat.
PBF BAHAN BAKU OBAT
• Selain ketentuan PBF yang tertera pada slides
sebelumnya, PBF yang akan menyalurkan bahan obat
juga harus memenuhi persyaratan:
– memiliki laboratorium yang mempunyai
kemampuan untuk pengujian bahan obat yang
disalurkan sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan Direktur Jenderal; dan
– memiliki gudang khusus tempat penyimpanan
bahan obat yang terpisah dari ruangan lain.
PENYELENGGARAAN PBF
• PBF dan PBF Cabang hanya dapat mengadakan,
menyimpan dan menyalurkan obat dan/atau bahan
obat yang memenuhi persyaratan.
• PBF hanya dapat melaksanakan pengadaan obat dari
industri farmasi dan/atau sesama PBF.
• PBF BBO hanya dapat melaksanakan pengadaan
bahan obat dari industri farmasi, sesama PBF
dan/atau melalui importasi.
• PBF Cabang hanya dapat melaksanakan pengadaan
obat dan/atau bahan obat dari PBF pusat.
CDOB & DOKUMENTASI
• PBF dan PBF Cabang harus melaksanakan
pengadaan, penyimpanan dan penyaluran obat
dan/atau bahan obat sesuai dengan CDOB .
• PBF dan PBF Cabang yang telah menerapkan CDOB
diberikan sertifikat CDOB oleh Kepala Badan POM.
• PBF atau PBF Cabang wajib melaksanakan
dokumentasi dengan mengikuti pedoman CDOB dan
dapat dilakukan secara elektronik namun setiap saat
harus dapat diperiksa oleh petugas yang berwenang
PENYALURAN
• Setiap PBF dan PBF Cabang dilarang menjual obat
atau bahan obat secara eceran dan dilarang
menerima dan/atau melayani resep dokter (kecuali
vaksin dengan aturan menteri tersendiri).
• PBF dan PBF Cabang hanya dapat menyalurkan obat
kepada PBF atau PBF Cabang lain, dan fasilitas
pelayanan kefarmasian sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan (apotik, IFRS, puskemas, klinik,
TO) kecuali obat keras kepada toko obat.
• PBF dan PBF Cabang dapat menyalurkan obat dan
bahan obat kepada instansi pemerintah untuk
memenuhi kebutuhan,.
PENYALURAN
• PBF Cabang hanya dapat menyalurkan obat dan/atau
bahan obat di wilayah provinsi sesuai surat
pengakuannya.
• Penyaluran obat berupa obat keras harus
berdasarkan surat pesanan yang ditandatangani APA
atau APJ.
• Bahan obat hanya dapat disalurkan kepada industri
farmasi, PBF dan PBF Cabang lain, apotek, instalasi
farmasi rumah sakit dan lembaga ilmu pengetahuan
dengan surat pesanan yang ditandatangani APA atau
APJ.
PENYALURAN
• Setiap PBF dan PBF Cabang yang melakukan
pengadaan, penyimpanan, dan penyaluran narkotika
wajib memiliki izin khusus.
• Setiap PBF atau PBF Cabang yang melakukan
pengubahan kemasan bahan obat dari kemasan atau
pengemasan kembali bahan obat dari kemasan
aslinya wajib melakukan pengujian laboratorium dan
wajib memiliki ruang pengemasan ulang sesuai
persyaratan CDOB.
GUDANG PBF
• Gudang dan kantor PBF atau PBF Cabang dapat
berada pada lokasi yang terpisah.
• Jika gudang dan kantor PBF atau PBF Cabang berada
dalam lokasi yang terpisah maka pada gudang
tersebut harus memiliki apoteker.
• PBF dan PBF Cabang dapat melakukan penambahan
gudang atau perubahan gudang asal dengan
persetujuan dari Direktur Jenderal (PBF) atau dari
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi (PBF Cabang).
• Gudang tambahan hanya melakukan kegiatan
sebagai bagian dari PBF atau PBF Cabang.
PELAPORAN
• Setiap PBF dan cabangnya wajib menyampaikan
laporan kegiatan setiap 3 (tiga) bulan sekali meliputi
kegiatan penerimaan dan penyaluran obat dan/atau
bahan obat kepada Direktur Jenderal dengan
tembusan kepada Kepala Badan, Kepala Dinas
Kesehatan Provinsi dan Kepala Balai POM.
KETENTUAN PERALIHAN

• PBF dan PBF Cabang yang telah memiliki izin


dan/atau pengakuan sebelum Peraturan
Menteri ini diundangkan, wajib menyesuaikan
perizinan dan penyelenggaraan usahanya
paling lama 2 (dua) tahun sejak mulai
berlakunya Peraturan Menteri ini ( 13 Juni
2011) .
BEBERAPA PERMASALAHAN PBF
SAAT INI
BEBERAPA PERSOALAN DALAM DISTRIBUSI
…. sekarang dan mendatang …...

• Ruwetnya Distribusi Obat di Indonesia,


dengan berbagai dampak negatif.
• Adanya perdagangan bebas baik di tingkat
regional maupun internasional.
• Adanya rencana penerapan BPJS yang perlu
sistem distribusi yang ramping agar terjadi
efisiensi biaya sehingga harga obat dapat
ditekan.
Supply Chain….
Manufacturer

Wholesaler Distributor

Pharmacy

End-Patient

Theory Fact
2009 198 2.819 15.976 1:14 1:81 1:6

Rasio tersebut diatas menunjukkan tidak efisiennya supply


chain di Indonesia. Terlihat 1 industri dilayani oleh 14
distributor yang harus bersaing dan harus efisien; Apalagi 1
distributor hanya berbanding 6 outlet.
PERLU PERUBAHAN DALAM HAL
DISTRIBUSI FARMASI
………………….
salah satunya lewat CDOB
TUJUAN CDOB
Memastikan bahwa kualitas obat yang telah
dicapai dengan baik melalui CPOB (Cara
Produksi OBAT yang Baik) dapat
dipertahankan sepanjang jalur distribusi.

---------------------------------
OBAT disini tidak termasuk suplemen makanan,
food, obat tradisional dan kosmetika.

Anda mungkin juga menyukai