MTHFR
MTHFR
MTHFR NQO1
Dalam penelitian ini, 243 pasien diobati dengan regimen kemoterapi FEC (5-FU,
epirubicin dan cyclophosphamide)/ FAC (5-FU, Adriamisin, Cytoxan)/ metotreksat,
ditindaklanjuti untuk toksisitas dengan NCI-CTCAE. (National Cancer Institute-Common
Terminology Criteria Adverse Events)
Dari 243 pasien, 115 pasien yang menerima kemoterapi neo-adjuvant (NACT) diikuti
tanggapan pengobatan. Analisis genetik MTHFR dan NQO1 adalah dilakukan oleh PCR
(Polymerase Chain Reaction), ditemukan hubungan yang signifikan genotipe varian (TT)
NQO1 dengan toksisitas 2-2 grade. Pada MTHFR terlihat baik menanggapi NACT.
Konversi homosistein menjadi metionin
(pembentukan S-Adenosyl Metionin (SAM)) yang
merupakan donor utama metil (Pemeliharaan Pola
Metilasi DNA)
Metilena
Tetrahydrofolate
Reductase (MTHFR)
Pembentukan Timidilat dTMP dan enzim TS
sehingga berperan dalam sintesis, perbaikan, dan
metilasi DNA)
• Penelitian ini menunjukkan hubungan yang signifikan dari NQO1 609C varian
genotipe TT dengan toksisitas yang diinduksi kemoterapi dan dengan anemia. Namun,
tidak dapat ditemukan asosiasi polimorfisme dengan respon kemoterapi.
HY (5FU)
memprediksi efektivitas kemoterapi berbasis 5-FU
PERAN 5-FU
Dalam metabolisme asam Folat
MTX Anak-anak
Variasi genetik TPMT pada alel TPMT*2, TPMT83, dan TPMT83C memiliki pengarh
terhadap leukimia. Dikarenakan TPMT berfungsi dalam metabolisme obat-obatan
leukimia, maka dampak dari variasi genetik TPMT adalah harus dilakukan adjust
dosis.
TPMT*2 (G238C) mensubstitusi asam amino pada kodon 80 (Ala>pro) sehingga
mutasi ini dapat m,enurunkan aktivitas enzim TPMT hingga >100 kali.
TPMT*3A yang memiliki mutasi pada G460A dan A719G mensubstitusi asam amino
pada kodon 154 (Ala>Thr) dan kodon 240 (Tyr>Cys, sehingga menurunkan aktivitas
enzim TPMT>200 kali
TPMT*3C variasi-variasi genetik ini menentukan perlunya modifikasi dosis karena
semakin berkurangnya aktivitas enzim TPMT maka obat leukimia akan semkain
sulit/lama dimetabolisme sehingga dosis normal dapat menyebabkan overdosis
pada orang/ pasien dengan variasi genetik TPMT.
1. Apa fungsi MTHFR? Jelaskan mekanisme met 5 FU dan metotrexate oleh MTHFR.
Jawab:
MTHFR (Metilena Tetrahydrofolate HReductase) merupakan salah satu penanda
molekuler untuk prediksi respon terhadap terapi kanker yang telah diverifikasi.
MTHR berperan dalam beberapa hal sebagai berikut:
Memodulasi efek sitotoksik 5-fluorourasil dan metotreksat
Konversi 5,10 metilen THF menjadi 5 metilen THF
Enzim kunci dalam jalur Folat
Mempertahankan kolom nukleutida DNA.
Konversi homostein menjadi metionin (pembentuk S-Adenosyl Metionin (SAM)) yang
merupakan donor utama metil (Pemeliharaan Pola Metilasi DNA)
Pembentukan timidilat dTMP dan enzim TS sehingga berperan dalam sintesis,
perbaikan dan metilasi DNA
MTX merupakan penghambat folat yang banyak digunakan pada kemoterapi.
Penurunan pembawa folat 1 (RFC1, SLC19A1) yang membuat MTX mampu
menembus kedalam sel.
Mekanisme
metabolism
et MTX oleh
MTHFR
•Jelaskan bagaimana metabolisme MTHFR mempengaruhi
respon kemoterapi
Jawab:
•MTHRF C677T mengurangi resiko kanker kolorektal, kanker
hati, kanker serviks dan leukimia akut pada orang dewasa dan
bayi.Peran MTHFR A12986 dalam penelitian kesehatan terbukti
dapat menurunkan resiko kanker kolorektal dan leukemia
•MTHRF sebagai prediktor respon pengobatan kanker kolorektal
yang menerima kemoterapi berbasis 5FU.MTHRF signifikan
mengurangi toksisitas terkait dengan antifolat quinazoline
•5 10 methyleneTHF yang dihasilkan MTHRF 677T memiliki efek
signifikan pada respon 5-fluorouracil dan methorexate, dua obat
yang biasanya sering digunakan dalam pengobatan kanker.
1. Bagaimana peran glutathion s-transsferase (GST) dalam metabolisme kemoterapi.
Bagaimana mempengaruhi respon kemoterapi?
Jawab:
Glutation S-Transferase (GST) merupakan sekelompok enzim sitosolik
multifungsional yang memainkan peranan penting dalam detoksifikasi senyawa
elektrofilik di dalam tubuh.
GST melindungi sel tubuh terhadap serangan senyawa elektrofil, yang sering bersifat
sitotoksik, mutagenik, dan karsinogenik, dengan jalan mengkatalisis reaksi konjugasi
antara gugus tiol (-SH) dari glutation (GSH) dengan pusat elektrofilik senyawa
elektrofil. Reaksi ini akan menghasilkan produk konjugat glutation yang selanjunya
akan ditranspor ke ginjal dan dimetabolisme lebih jauh menjadi asam merkapturat
melalui pemutusan y-glutamat oleh y-glutamil transpeptidase dan pemutusan glisin
oleh sistenil-glisin dipeptidase, yang diikuti dengan asetilasi residu turunan sistein
oleh N-asetil transferase. Produk akhir asam merkapturat yang terbentuk ini bersifat
lebih
mudah larut dalam air, tidak reaktif, tidak toksik, dan siap untuk diekskresikan
•Sebutkan dan jelaskan 2 metode untuk identifikasi SNP
Jawab:
Ada 2 cara untk menandai SNP yaitu
•LD (Linkage Disequilibrium)
•Electronical Dot Blot Essay