Anda di halaman 1dari 36

Relationship of MTHFR and NQO1

Pharmacogenetics and Chemotherapy Clinical


Outcomes in Breast Cancer Patients

Aura Kamillah Anwar


Beatrico Lyo Atarodang
Desmana Mei Yuliyati
Fikhriyah Puspita Rahmah
Eunike Adriana Lulu
Grace Fortunatus Raharjo
 Kanker payudara penyebab paling umum
kematian di kalangan wanita.
 Pengobatan BC telah berkembang secara
signifikan selama beberapa tahun terakhir
dengan penggunaan agen kemoterapi
aktif termasuk fluoropiridine.
INTRODU  Dilakukan pemetaan epigenetic dan
CTION genomic pada genom tumor untuk
menentukan karakteristik tumor dan
pengobatan secara personal.
 Salah satu penanda molekuler untuk
prediksi respon terhadap terapi kanker
yang telah diverifikasi adalah gen
MTHFR
MTHFR
INTRODUCTION

Pasien kanker payudara menerima kemoterapi dalam bentuk adjuvan


kemoterapi (ACT) dan kemoterapi neo-adjuvant (NACT), rentan terhadap
toksisitasMetilena
hematologi. Memodulasi Efek Sitotoksik
Tetrahydrofolate 5-fluorourasil dan metotreksat
Reductase (MTHFR)

Konversi 5,10 metilen THF menjadi


5 metilen THF
Metilena
Tetrahydrofolate
Reductase (MTHFR) Enzim Kunci Jalur Folat

Mempertahankan kolom Nukleotida


DNA
 Bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh MTHFR dan NQO1 terhadap polimorfisme
dalam toksisitas serta respon terhadap kemoterapi pasien kanker payudara.

MTHFR NQO1

Homeostasis folat dan bioaktivasi obat kemoterapi

 Dalam penelitian ini, 243 pasien diobati dengan regimen kemoterapi FEC (5-FU,
epirubicin dan cyclophosphamide)/ FAC (5-FU, Adriamisin, Cytoxan)/ metotreksat,
ditindaklanjuti untuk toksisitas dengan NCI-CTCAE. (National Cancer Institute-Common
Terminology Criteria Adverse Events)

 Dari 243 pasien, 115 pasien yang menerima kemoterapi neo-adjuvant (NACT) diikuti
tanggapan pengobatan. Analisis genetik MTHFR dan NQO1 adalah dilakukan oleh PCR
(Polymerase Chain Reaction), ditemukan hubungan yang signifikan genotipe varian (TT)
NQO1 dengan toksisitas 2-2 grade. Pada MTHFR terlihat baik menanggapi NACT.
Konversi homosistein menjadi metionin
(pembentukan S-Adenosyl Metionin (SAM)) yang
merupakan donor utama metil (Pemeliharaan Pola
Metilasi DNA)
Metilena
Tetrahydrofolate
Reductase (MTHFR)
Pembentukan Timidilat dTMP dan enzim TS
sehingga berperan dalam sintesis, perbaikan, dan
metilasi DNA)

Mutasi Nukleotida 677,


Gen MTHFR di IP363 perubahan alanine menjadi MTHFR 
valin

Homosistein  apabila folat 


SAM 
(merupakan kofaktor)
 MTHFR penting untuk prediksi hasil klinis kemoterapi dilihat dari
akumulasi 5,10 metilen THF menjadi 5 metilen THF, efek sitostatik pada 5
Fluorourasil.

 Tidak dapat ditemukan asosiasi MTHFR 677C terhadap kemoterapi


• Penilaian toksisitas grade 2–4 dilakukan pada 243 pasien yang menderita grade
2-4 anemia, leukopenia, atau trombositopenia. Diamati bahwa 130 (53,5%)
pasien menderita toksisitas. Tetapi MTHFR tidak terkait dengan toksisitas.

• Penelitian ini menunjukkan hubungan yang signifikan dari NQO1 609C varian
genotipe TT dengan toksisitas yang diinduksi kemoterapi dan dengan anemia. Namun,
tidak dapat ditemukan asosiasi polimorfisme dengan respon kemoterapi.

• Pada MTHFR SNP 677C tidak ditemukan terkait toksisitas.


ANOTHE
R
 SNP gen Metilenetetrahidrofolat mengurangi aktivitas enzim. SNPs ini
JOURNA
mempengaruhi efektivitas pengobatan dengan fluoropyrimidine dalam
L’S
kemoterapi kanker payudara.
VIEW OF
BREAST
 Berdasarkan penelitian diperoleh bahwa polimorfisme MTHFR
mempengaruhi hasil klinis untuk kemoterapi fluoropyrimidine.
CANCER
THERAP
 Polimorfisme MTHFR dapat menjadi penentu farmakogenetik untuk

HY (5FU)
memprediksi efektivitas kemoterapi berbasis 5-FU
PERAN 5-FU
 Dalam metabolisme asam Folat

Dua metabolit 5-FU, 5-fluoro-2 deoxyuridine-5-trifosfat (5-FdUTP) dan


5fluorouridine-5-triphosphate (5-FUTP), dapat dimasukkan ke dalam DNA dan
RNA, masing-masing, mengakibatkan ketidakstabilan DNA dan mengganggu
dengan pengolahan dan fungsi RNA. 5-FU juga dapat membentuk kompleks
terner yang melibatkan 5-fluoro-2 -deoxyuridine-5 - monophosphate (5FdUMP;
metabolit aktif 5-FU), sintase thymidylate yang mengkatalisis konversi dUMP
menjadi dTMP, dan 5,10-MTHF . Pembentukan kompleks ini menghambat
aktivitas sintase thymidylate. Kurangnya dTMP intraseluler menyebabkan
penurunan sintesis DNA, kesalahan masuk ke dalam DNA, dan putusnya untai
DNA diikuti oleh apoptosis sel.
 Polimorfisme C677T pada gen MTHFR memiliki tingkat
respon yang lebih tinggi terhadap kemoterapi berbasis 5-FU

 Uji klinis besar diperlukan untuk mengkonfirmasi efek


polimorfisme MTHFR pada respon pengobatan pada pasien
kanker payudara yang menerima kemoterapi berbasis 5-FU.

 Genotipe 1298CC memiliki peningkatan risiko efek samping


yang parah dengan kemoterapi berbasis 5-FU.
Peran MTHRF Polimorfisme dalam Kesehatan
Manusia dan Kanker

• MTHRF C677T mengurangi resiko kanker kolorektal, kanker


hati, kanker serviks dan leukimia akut pada orang dewasa dan
bayi.
• Peran MTHFR A12986 dalam penelitian kesehatan terbukti
dapat menurunkan resiko kanker kolorektal dan leukemia
Efek MTHFR Pada Kemoterapi Kanker
Berbasis 5fu

 MTHRF sebagai prediktor respon pengobatan kanker kolorektal


yang menerima kemoterapi berbasis 5FU.
 MTHRF signifikan mengurangi toksisitas terkait dengan
antifolat quinazoline
 5 10 methyleneTHF yang dihasilkan MTHRF 677T memiliki
efek signifikan pada respon 5-fluorouracil dan methorexate, dua
obat yang biasanya sering digunakan dalam pengobatan kanker.
Banyak faktor nongenetik yang mempengaruhi efek obat yaitu
usia,ras, jenis kelamin dan fungsi organ
Ringkasan studi klinis menyelidiki peran
farmakogenomik MTHRF C677T dalam
kemoterapi berbasis 5FU.
Studi (Tahun) subyek Obat MTHRF temuan
polimorfisme
Cohan et, al Metastatik 5FU+LV C877T Menghasilkan
(2003) kanker signifikan yang
berbeda pada
polimorfisme
tersebut

Etienne et, al Kanker 5FU+LV A1298C Tidak ada efek


(2004) kolorektal pada respon

Jakobsen et, al Kanker 5FU+LV C677T Individu


(2005) kolorektal genotipe TT
lebih mudah
merespon
dibanding
individu
bergenotip CC
dan CT
Studi (tahun) subyek Obat MTHRF temuan
polimorfisme

Sharma et al, Kanker capecitabine C677T Pasien


(2003) kolorektal genotipe TT
cenderung
memiliki
kelangsungan
hidup lebih
pendek
dibanding
genotipe CC
dan CT.

Stevanson et Kanker Raltitrexed + C677T Toksisitas


al, (2001) kolorektal irinotecan genotip TT
kurang
raltitrexed
dibanding CC
dan CT
 Akumulasi intraseluler 5,10-methyleneTHF
Efek dihasilkan dari alel MTHFR 677T akan
Polimorfism
mengkompromikan efek sitotoksik MTX, karena
e MTHFR
pada ini akan meniadakan mode tindakan MTX.

Kemoterapi  Sebaliknya, mutasi MTHFR 677T tidak memiliki


Kanker efek signifikan pada kemosensitivitas usus besar
Berbasis
sel kanker ke MTX
MTX
Akumulasi
intraseluler 5,10- alel MTHFR 677T
methyleneTHF

mutasi MTHFR Tidak signif


677T efek sitotoksik
MTX
usus besar sel
kanker ke MTX

MTX Anak-anak

 Penelitian lain melaporkan bahwa MTHFR Varian 677T meningkatkan


kepekaan terhadap MTX di anak-anak. Meskipun bukti in vitro
menunjukkan bahwa varian MTHFR 677T dapat menurunkan Efek
sitotoksik dari MTX pada sel kanker, bukti klinis menunjukkan bahwa
polimorfisme ini dikaitkan dengan peningkatan sitotoksisitas terkait MTX
MTHFR GENE POLYMORPHISMES AND RESPONSE TO
CHEMOTHERAPY IN COLORECTAL CANCER:
A META-ANALYSIS
SUMMARY
1. Jelaskan tipe-tipe variasi genetik TPMT yang berpengaruh terhadap penyakit
leukimia
Jawab:

Variasi genetik TPMT pada alel TPMT*2, TPMT83, dan TPMT83C memiliki pengarh
terhadap leukimia. Dikarenakan TPMT berfungsi dalam metabolisme obat-obatan
leukimia, maka dampak dari variasi genetik TPMT adalah harus dilakukan adjust
dosis.
 TPMT*2 (G238C) mensubstitusi asam amino pada kodon 80 (Ala>pro) sehingga
mutasi ini dapat m,enurunkan aktivitas enzim TPMT hingga >100 kali.
 TPMT*3A yang memiliki mutasi pada G460A dan A719G mensubstitusi asam amino
pada kodon 154 (Ala>Thr) dan kodon 240 (Tyr>Cys, sehingga menurunkan aktivitas
enzim TPMT>200 kali
 TPMT*3C variasi-variasi genetik ini menentukan perlunya modifikasi dosis karena
semakin berkurangnya aktivitas enzim TPMT maka obat leukimia akan semkain
sulit/lama dimetabolisme sehingga dosis normal dapat menyebabkan overdosis
pada orang/ pasien dengan variasi genetik TPMT.
1. Apa fungsi MTHFR? Jelaskan mekanisme met 5 FU dan metotrexate oleh MTHFR.
Jawab:
MTHFR (Metilena Tetrahydrofolate HReductase) merupakan salah satu penanda
molekuler untuk prediksi respon terhadap terapi kanker yang telah diverifikasi.
MTHR berperan dalam beberapa hal sebagai berikut:
 Memodulasi efek sitotoksik 5-fluorourasil dan metotreksat
 Konversi 5,10 metilen THF menjadi 5 metilen THF
 Enzim kunci dalam jalur Folat
 Mempertahankan kolom nukleutida DNA.
 Konversi homostein menjadi metionin (pembentuk S-Adenosyl Metionin (SAM)) yang
merupakan donor utama metil (Pemeliharaan Pola Metilasi DNA)
 Pembentukan timidilat dTMP dan enzim TS sehingga berperan dalam sintesis,
perbaikan dan metilasi DNA
MTX merupakan penghambat folat yang banyak digunakan pada kemoterapi.
Penurunan pembawa folat 1 (RFC1, SLC19A1) yang membuat MTX mampu
menembus kedalam sel.
Mekanisme
metabolism
et MTX oleh
MTHFR
•Jelaskan bagaimana metabolisme MTHFR mempengaruhi
respon kemoterapi
Jawab:
•MTHRF C677T mengurangi resiko kanker kolorektal, kanker
hati, kanker serviks dan leukimia akut pada orang dewasa dan
bayi.Peran MTHFR A12986 dalam penelitian kesehatan terbukti
dapat menurunkan resiko kanker kolorektal dan leukemia
•MTHRF sebagai prediktor respon pengobatan kanker kolorektal
yang menerima kemoterapi berbasis 5FU.MTHRF signifikan
mengurangi toksisitas terkait dengan antifolat quinazoline
•5 10 methyleneTHF yang dihasilkan MTHRF 677T memiliki efek
signifikan pada respon 5-fluorouracil dan methorexate, dua obat
yang biasanya sering digunakan dalam pengobatan kanker.
1. Bagaimana peran glutathion s-transsferase (GST) dalam metabolisme kemoterapi.
Bagaimana mempengaruhi respon kemoterapi?
Jawab:
 Glutation S-Transferase (GST) merupakan sekelompok enzim sitosolik
multifungsional yang memainkan peranan penting dalam detoksifikasi senyawa
elektrofilik di dalam tubuh.
GST melindungi sel tubuh terhadap serangan senyawa elektrofil, yang sering bersifat
sitotoksik, mutagenik, dan karsinogenik, dengan jalan mengkatalisis reaksi konjugasi
antara gugus tiol (-SH) dari glutation (GSH) dengan pusat elektrofilik senyawa
elektrofil. Reaksi ini akan menghasilkan produk konjugat glutation yang selanjunya
akan ditranspor ke ginjal dan dimetabolisme lebih jauh menjadi asam merkapturat
melalui pemutusan y-glutamat oleh y-glutamil transpeptidase dan pemutusan glisin
oleh sistenil-glisin dipeptidase, yang diikuti dengan asetilasi residu turunan sistein
oleh N-asetil transferase. Produk akhir asam merkapturat yang terbentuk ini bersifat
lebih
mudah larut dalam air, tidak reaktif, tidak toksik, dan siap untuk diekskresikan
•Sebutkan dan jelaskan 2 metode untuk identifikasi SNP
Jawab:
Ada 2 cara untk menandai SNP yaitu
•LD (Linkage Disequilibrium)
•Electronical Dot Blot Essay

Anda mungkin juga menyukai