Anda di halaman 1dari 16

Peran Pd-1 dan Pd-L1 pada Hepatocellular Carcinoma Pratista Patologi

Arianto Salim, Supri Irianti Handayani, Marini Stephanie

Tinjauan Pustaka
Peran Program Cell Death Protein-1 (Pd-1) Dan Program Cell Death
Ligand-1 (Pd-L1) pada Hepatocellular Carcinoma
Arianto Salim,1 Supri Irianti Abstrak
Handayani,2 Marini Stephanie,2
1ProgramPendidikan Dokter Hepatocellular carcinoma (HCC) merupakan keganasan primer
Spesialis pada hepar yang tersusun atas sel epitel yang menunjukkan adanya
2Departemen Patologi Anatomik
diferensiasi sel hepar. Keganasan ini menempati peringkat ke 3
Fakultas Kedokteran Universitas dalam penyebab kematian karena kanker di dunia dengan 768.793
Indonesia kasus kematian (7.7%). Sel yang bekerja untuk membunuh sel
Jakarta kanker adalah cytotoxic T cell dan NK cell. Programmed cell death
protein 1 (PD-1) merupakan faktor imunosupresi yang jika berikatan
Penulis korespondensi: Dra. Supri Irianti dengan Programmed cell death ligand 1 (PD-L1) di sel tumor dapat
Handayani, M.Biomed menekan proliferasi dan aktivasi sel T. Saat ini, terapi lini pertama
Departemen Patologi Anatomik
untuk HCC stadium lanjut dapat menggunakan tyrosine kinase
Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia inhibitor (TKI) seperti sorafenib. Namun pengobatan ini tidak
Jakarta responsif pada beberapa pasien sehingga dikembangkan alternatif
lain, yaitu dengan immune checkpoint inhibitors (ICIs), seperti
nivolimab (PD-1 inhibitor) dan atezolizumab (PD-L1 inhibitor).

Kata kunci: Hepatocellular carcinoma, programmed cell death


protein 1, programmed cell death ligand 1, immune checkpoint
inhibitors.

PENDAHULUAN
Hepatocellular carcinoma (HCC) adalah keganasan primer
pada hepar yang tersusun atas sel-sel epitelial yang menunjukkan
adanya diferensiasi sel hepar.1,2 Tahun 2020, kanker hepar
merupakan peringkat ketiga dalam penyebab kematian karena
kanker di dunia, dengan 830.180 kasus kematian (8.3%).3 Tujuh
puluh lima persen dari seruluh kanker primer hepar merupakan
HCC.4 Tingkat mortalitas akibat kanker hepar mencapai 4% di benua
Eropa, 9.4% di benua Afrika dan 10.5% di benua Asia. Di negara-
negara bagian Asia Barat, kematian yang diakibatkan kanker hepar
mencapai 4.5%, di Asia Timur mencapai 12,4% dan di Asia Tenggara
mencapai 13.9%. Tingkat mortalitas yang disebabkan kanker hepar
di Malaysia mencapai 6.9% dan di Indonesia mencapai 8.9%.5
Terbentuknya HCC dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor
risiko, seperti sirosis, infeksi hepatitis B dan C yang kronis, penyakit
hepar yang disebabkan oleh alkohol, sindom metabolik, serta
beberapa kelainan seperti hemokromatosis herediter dan lainnya. 6
Hepatitis B dan hepatitis C merupakan penyebab yang paling
banyak ditemukan pada pasien HCC dengan riwayat sirosis.6,7
Gejala pasien dengan HCC biasanya disebabkan karena
adanya perkembangan dari penyakit yang berat. Pada 90-95%
pasien memiliki gejala seperti nyeri abdomen kuadran kanan atas,
massa yang dapat di palpasi, dan berat badan berkurang. Gejala lain
yang dapat muncul seperti jaundice, anasarka, asites, perdarahan
viseral, diare, dan lainnya. Pada pasien yang tidak sirosis, temuan
pemeriksaan fisik dapat berupa distensi abdomen, anoreksia,
hepatomegali, wasting, dan nyeri abdomen kuadran kanan atas.8

99 Vol. 8 No. 2 Mei 2023


Peran Pd-1 dan Pd-L1 pada Hepatocellular Carcinoma Pratista Patologi
Arianto Salim, Supri Irianti Handayani, Marini Stephanie

Selain disregulasi gen yang disebabkan PD-1, yang dikode dengan Pdcd1 dan
oleh faktor risiko, perkembangan HCC juga terletak di kromosom 2 (2q37), merupakan 55kDa
dipengaruhi oleh tumor microenvironment. Tumor dari 288 asam amino, yang tersusun dari N-
microenvironment pada HCC meliputi immune terminal IgV like domain yang juga memiliki signal
cell subsets, lingkungan sitokin, dan ekstraselular sequence, 20 amino-acid stalk, transmembrane
matriks yang menyebabkan pertumbuhan tumor. domain, dan 95 amino-acid intracytoplasmic
Hepatocellular carcinoma dapat menghindari domain yang mengandung dua tyrodine based
respon imun melalui ekspresi abnormal dan signaling motifs.15,16 PD-1 memiliki lima ekson,
kegagalan pengenalan antigen tumor. Sel yang ekson 1 mengkode signal sequence, ekson 2
bekerja untuk membunuh sel tumor adalah mengkode IgV-like domain, ekson 3 mengkode
cytotoxic T cell dan NK cell. Programmed cell stalk dan transmembrane domain, ekson 4 dan 5
death protein 1 (PD-1) merupakan faktor mengkode cytoplasmic domain yang
imunosupresi yang terdapat pada permukaan sel mengandung Immunoreceptor Tyrosine Based
T. Programmed cell death ligand 1 (PD-L1) Inhibitory Motif (ITIM) dan Immunoreceptor
dieskpresikan secara berlebihan pada Tyrosine-Based Switch Motif (ITSM).17
permukaan sel tumor ganas dan dapat berikatan
dengan PD-1 untuk menghambat proliferasi dan
aktivasi sel T sehingga menyebabkan terjadinya
immune escape.9
Saat ini terdapat beberapa pilihan terapi
yang dapat digunakan untuk mengatasi HCC.
Tatalaksana yang dapat dilakukan untuk HCC
tahap awal atau mencegah adalah ablasi untuk
menginduksi nekrosis tumor dengan energi
termal, reseksi hepar atau dengan transplantasi
hepar.10 Pilihan terapi HCC tahap lanjut yang
dapat digunakan adalah dengan imunoterapi
seperti menggunakan sorafenib atau lenvatinib
yang merupakan tyrosine kinase inhibitor, namun
tidak semua pasien menunjukkan respon
terhadap terapi sorafenib.10,11 Immune checkpoint
inhibitors (ICIs) merupakan alternatif yang
sedang direncanakan untuk mengatasi masalah Gambar 1. Struktur dari PD-1.15
tersebut.12 Dengan demikian, tujuan penulisan
tinjauan pustaka ini adalah untuk mengetahui Domain intraselular PD-1 memiliki satu
mengenai peran PD-1/PD-L1 pada HCC. N-terminal sequence yang merupakan
Immunoreceptor Tyrosine Based Inhibitory Motif
PD-1/PD-L1 pada HCC (ITIM) dan satu C terminal sequence membentuk
1. Struktur programmed cell death protein 1 Immunoreceptor Tyrosine-Based Switch Motif
dan Programmed cell death ligand 1. (ITSM). Rekrutmen SH2 oleh fosforilasi ITSM
Sel tumor malignan memiliki berbagai mengakibatkan inhibisi fungsi yang berhubungan
cara untuk mensupresi sistem imun agar dapat dengan PD-1.15 PD-L1 merupakan 33kDa type 1
bertahan dari imunitas antitumor.13 Immune transmembrane protein yang terdiri dari 290
checkpoint pathway terdiri dari membrane-bound asam amino yang berasal dari protein B7.18,19
molecule programmed death protein 1 (PD-1) Struktur PD-L1 terdiri dari dua domain
dan ligannya PD-L1. Kedua molekul ini bekerja ekstraselular, yaitu IgV-like dan IgC-like domain,
sebagai signal regulator negatif yang berfungsi transmembrane domain, dan cytoplasmic
untuk menghambat proliferasi dan fungsi dari sel domain.18 Ikatan antara PD-1 dengan PD-L1
T serta melumpuhkan respon imun antitumor.14 dapat menyebabkan inhibisi proliferasi sel T,
produksi sitokin, dan aktivitas sitokin sehingga
dapat menekan respon sistem imun tubuh.19

100 Vol. 8 No. 2 Mei 2023


Peran Pd-1 dan Pd-L1 pada Hepatocellular Carcinoma Pratista Patologi
Arianto Salim, Supri Irianti Handayani, Marini Stephanie

imun yang bervariasi, seperti activated sel T, sel


B, NK cells, dan sel dendritik. PD-L1
diekspresikan di sel tumor dan antigen presenting
cells (APCs). PD-L2 diekspresikan pada sel
dendritik dan makrofag. Pada keadaan infeksi
kronik, paparan antigen yang berkepanjangan
menyebabkan ekspresi PD-1 yang permanen
sehingga membatasi pembersihan patogen yang
dimediasi oleh sel imun.9
PD-1 memiliki dua struktural motif di
domain intraselulernya, yaitu ITIM dan ITSM.
Saat PD-1 berikatan dengan ligannya, ITSM akan
terfosforilasi dan mengaktifkan intracellular
pathways untuk meningkatkan aktivitas
Gambar 2. Struktur PD-L1.18 imunosupresinya.9 C-terminal ITSM pada sel T
merekrut SHP-2 sehingga menyebabkan
2. PD-1/PD-L1 pathway pada HCC gangguan fosforilasi ZAP70.9,15 Gangguan
PD-1 merupakan molekul immune fosforilasi menyebabkan penurunan RAS-MEK-
checkpoint yang berasal dari keluarga CD28 ERK/PI3K-AKT-MTOR pathway. Efek dari
yang memiliki peran untuk mengurangi aktivitas penurunan RAS-MEK-ERK/PI3K-AKT-MTOR
sel T saat respon imun dan mencegah cedera pathway adalah penurunan pembelahan sel T,
karena autoimun dengan berikatan dengan penurunan pertumbuhan dari sel T, serta
ligannya, yaitu PD-L1 dan PD-L2. Hal ini penurunan kemampuan proliferasi, diferensiasi,
berfungsi untuik mencegah stimulus signal dari T dan survival dari sel T.15
cell receptor (TCR). PD-1 diekspresikan pada sel

Gambar 3. Efek signaling PD-1 pada sel T. 15

Pada gambar 4 menunjukkan meka- sehingga mengaktifkan sel T. Sel T tersebut


nisme kerja PD-1/PD-L1 pada HCC. Saat antigen dapat diinhibisi oleh aksis PD-1/PD-L1. Sel T
kanker dilepaskan dari sel HCC, antigen yang teraktivasi menginfiltrasi tumor dan sekresi
presenting cells (APCs) akan mengenali antigen interferon γ (IFN γ) dan menstimulasi sel kanker
tersebut dan menangkapnya. APC akan mem- untuk mengakspresikan PD-L1. Ikatan PD-1/PD-
bawa antigen yang ditangkap ke kelenjar getah L1 atau PD-L2 dapat mencegah stimulasi TCR
bening dan mempresentasikan antigen tersebut dan menurunkan aktivitas dari sel T. 9
ke sel T imatur melalui T cell receptor (TCR)

101 Vol. 8 No. 2 Mei 2023


Peran Pd-1 dan Pd-L1 pada Hepatocellular Carcinoma Pratista Patologi
Arianto Salim, Supri Irianti Handayani, Marini Stephanie

Gambar 4. Mekanisme aksis PD-1/PD-L1 pada HCC. 9

3. Biomarker pada HCC dan kaitannya dengan biomarker prediktif masih termasuk kontroversial.
prognosis. Studi prospektif HCC terbaru menunjukkan
Dalam penelitiannya, Kim et al hanya menggunakan ekspresi PD-L1 untuk
mengajukan penggunaan ekspresi PD-1 pada sel prediksi efikasi immune checkpoint inhibitor
T CD8+ sebagai biomarker alternatif untuk masih terbatas. Selain itu, nilai cut-off yang
mengidentifikasi pasien HCC yang akan digunakan pada beberapa literatur masih
berespon terhadap terapi anti-PD-1. Dalam tumor berbeda-beda, sehingga dibutuhkan penelitian
microenvironment nya, HCC mengandung sel T lebih lanjut untuk menentukan standar analisis
CD8+ dengan rentang tingkat PD-1 tinggi, PD-L1.21
menengah, dan negatif. Adanya sel T CD8+ Penggunaan PD-L1 sebagai biomarker
dengan ekspresi PD-1 yang tinggi (PD-1high prediktif diharapkan dapat menentukan pasien
CD8+) berhubungan dengan tingkat agresif dari mana yang akan memberi respon terhadap
sel tumor.20 PD-1high CD8+ T cells memiliki monoterapi PD-1/PD-L1.22 Pasien dengan
hubungan dengan fenotip tumor yang lebih ekspresi PD-L1 lebih rendah akan diarahkan
agresif. Kim et al membagi isolated CD8+ TILs untuk mendapatkan terapi alternatif seperti
HCC menjadi 2 grup, yaitu grup PD-1 high imunoterapi kombinasi. FDA telah menyetujui
expression dan PD-1 low expression. Tumor assay imunohistokimia yang dapat menilai efikasi
dengan PD-1high CD8+ TILs memiliki fenotip tumor obat dan hasil pengobatan, contohnya adalah 28-
yang lebih agresif, yaitu dengan serum AFP yang 8 untuk menilai nivolumab, dan SP142 untuk
tinggi, ukuran tumor yang lebih besar, terdapat menilai atezolizumab. Du M et al melakukan
invasi mikrovaskular. Perlu dilakukan penelitian penelitian retrospektif dengan membandingkan
lebih lanjut mengenai peran dari PD-1 sebagai tiga antibodi anti PD-L1, yaitu SP142, 28-8, dan
marker prognostik.20 E1L3N. Penulis menggunakan 5% sebagai cut-
Pada hepar, PD-L1 diekspresikan oleh off dari hasil imunohistokimia tersebut. Dalam
sel kupffer, hepatosit, dan sel sinusoid hepatic. penelitian tersebut, SP142 menunjukkan
Ekspresi dari PD-L1 terlihat pada 10-20% sampel pewarnaan PD-L1 yang lebih kuat pada tumor
pasien dengan HCC. Overekspresi PD-L1 pada cell region dan immune cell region dibandingkan
HCC berhubungan dengan prognosis yang lebih dengan 28-8, dan E1L3N. 22
buruk. Kegunaan ekspresi PD-L1 sebagai

102 Vol. 8 No. 2 Mei 2023


Peran Pd-1 dan Pd-L1 pada Hepatocellular Carcinoma Pratista Patologi
Arianto Salim, Supri Irianti Handayani, Marini Stephanie

Gambar 5. Hasil pewarnaan hematoxylin dan eosin dan imunohistokimia.22

HEPATOCELLULAR CARCINOMA lebih tinggi untuk transformasi dan TERT


1. Etiologi dan Patogenesis HCC promoter mutation juga terlibat dalam
Faktor risiko tersering yang dapat transformasi ganas bersamaan dengan pening-
menyebabkan terjadinya HCC adalah hepatitis B, katan global hypomethylation, dan chromosomal
hepatitis C dan konsumsi alkohol. Faktor risiko abberations. Perbedaan dalam tahapan terja-
mayor lain yang berperan dalam terbentuknya dinya HCC pada adenoma sel hati dan sirosis
HCC dalah non-alcoholic fatty liver disease adalah pada hepatosit normal, pertama terjadi
(NAFLD), merokok, sindrom metabolik.6,23 aktivasi mutasi CTNNB1 dan berhubungan
Patogenesis dari HCC merupakan dengan proliferasi monoklonal yang berisiko
serangkaian proses bertahap dengan urutan lesi mengalami transformasi. Hepatosit dengan
yang dimulai dari infeksi yang menyebabkan sirosis, TERT promoter mutation terjadi lebih
kerusakan hepatosit, terjadi proses nekrosis yang dulu. 26 HCC yang berhubungan dengan infeksi
diikuti dengan proliferasi hepatosit yang jika hepatitis B dapat terjadi karena protein viral
berlangsung terus menerus, maka akan menye- seperti HBx dengan sifat onkogen atau
babkan penyakit hepar kronis. Penyakit hepar mutagenesis insersional pada gen kanker seperti
kronis ini dapat berlanjut menjadi sirosis. Pada TERT, CCNE1, dan MLL4. Adeno-associated
akhirnya, akan tampak nodul hiperplastik yang virus type 2 (AAV2) berhubungan dengan
kemudian diikuti dengan nodul displasia dan perkembangan HCC pada hepar normal karena
pada akhirnya akan menjadi HCC yang dapat mutagenesis insersional pada TERT, CCNA2,
diklasifikasikan menjadi well-differentiaed, CCNE1, dan KMT2B. 26
moderate differentiated, dan poorly differen- Terdapat beberapa pathway dan proses
tiated.25 yang terlibat dalam perkembangan HCC.
Pada pasien tanpa riwayat sirosis, HCC Pathway dan proses yang terlibat tersebut seperti
dapat muncul dari transformasi ganas adenoma mutasi promoter telomerase reverse
sel hati, sebuah proliferasi monoklonal hepatosit transcriptase (TERT), aktivasi WNT/β-catenin
jinak yang biasanya pada wanita muda yang pathway, Inaktivasi p53, kompleks kromatin
menggunakan kontrasepsi oral. Berdasarkan remodelling dan epigenetik regulator, aktivasi
mutasinya, adenoma terbagi menjadi mutasi RAS-RAF-MAPK dan phosphatidylinositol-3
pada HNF1A, CTNNB1 coding untuk β-catenin, kinase/the serine-threonine protein kinase/
atau mutasi pada gen yang mengaktivasi mammalian target of rapamycin pathway (PI3K-
pathway inflamasi seperti IL6ST, FRK, STAT3, AKT-mTOR pathway), dan oxydative stress
JAK1 dan GNAS. Adenoma sel hati dengan exon pathway yang teraktivasi secara terus menerus.
25
3 β-catenin-activating mutation memiliki risiko

103 Vol. 8 No. 2 Mei 2023


Peran Pd-1 dan Pd-L1 pada Hepatocellular Carcinoma Pratista Patologi
Arianto Salim, Supri Irianti Handayani, Marini Stephanie

paling sering teridentifikasi, 6% pada low-grade


dysplatic nodule, 20% pada high grade dysplastic
nodules, dan 60% pada HCC. Hal ini menun-
jukkan bahwa mutasi promoter TERT bersifat
onkogenik dan pada sebagian besar kasus HCC
(90%), aktivasi telomerase terjadi pada trans-
formasi ganas dan progresi tumor. 27,28
WNT/β-catenin pathway aktif pada HCC
karena activating mutations dari CTNNB1 (11%-
37%), dan inactivating mutations / delesi dari
AXIN1(5%-15% kasus hcc) atau adenomatous
polyposis coli (APC, pada 1%-2% kasus HCC).
26,27
Pengikatan ligan Wnt terhadap reseptor
transmembran frizzled dan low density lipoprotein
(LDL) receptor menyebabkan disolusi dari
kompleks proteasome (APC protein, axin, dan
Gambar 6. Etiologi HCC.24 glycogen synthase kinase 3 [GSK-3]) dimana
kompleks ini berperan dalam destruksi β-catenin.
Destruksi kompleks tersebut menyebabkan
akumulasi β-catenin di sitoplasma dan β-catenin
akan pindah ke nukleus dan membentuk binding
complex dengan transcription factor seperti
lymphoid enhancer factor/T cell factor (LEF/TCF)
protein. Kompleks ini kemudian akan meregulasi
transkripsi gen target yang terlibat dalam
proliferasi sel, migrasi, regulasi siklus sel, dan
metastasis. Mutasi CTNNB1 dapat menghasilkan
β-catenin yang resisten terhadap degradasi oleh
Gambar 7. Perkembangan histopatologi dan ciri proteasome.29
molekular pada HCC.25

Gambar 9. Overview dari signaling Wnt/ β-catenin.29

Inaktivasi p53 dan alterasi dalam siklus


sel merupakan defek mayor pada HCC, terutama
pada kasus yang berhubungan dengan infeksi
Gambar 8. Progresi HCC dan driver gene.27 HBV. Pasien yang terpapar aflatoxin B1 memiliki
specific TP53 mutation hotspot (R249S).
Mutasi TERT sering dijumpai pada kasus Retinoblastoma pathway mengkontrol progresi
HCC (terjadi pada 60% kasus HCC).6 dari fase G1 ke fase S dari siklus sel. Pada HCC,
Pemeliharaan telomere (telomere maintenance) pathway ini tidak aktif karena delesi dari CDKN2A
berkontribusi terhadapt evasi selular sene- (2%-12%) atau adanya mutasi retinoblastoma 1
scene.27 TERT tidak terekspresikan pada (RB1; 3%-8%). Sebagian besar defek molekuker
hepatosit normal, tetapi terekpresikan kembali berhubungan dengan prognosis buruk dan
pada low-grade dysplastic nodules, terutama berkontrobusi pada fenotip yang lebih agresif. 27
pada high grade dysplastic nodules. 27 Alterasi Alterasi dari chromatin remodelling
pada TERT merupakan mutasi somatik yang complexes dan epigenetic regulator pada HCC
104 Vol. 8 No. 2 Mei 2023
Peran Pd-1 dan Pd-L1 pada Hepatocellular Carcinoma Pratista Patologi
Arianto Salim, Supri Irianti Handayani, Marini Stephanie

biasanya meliputi mutasi pada BRG1 atau (NFE2L2) atau inactivating kelch-like ECH-
HRBM-associated factors (BAFs) dan associated protein 1 (KEAP1) pada 5-15% kasus
polybromo-associated BAF (PBAF) chromatin HCC, sehingga mencegah degradasi NRF2 oleh
complex, terutama AT-rich interaction domain 1A proteosome yang diinduksi secara fisiologis oleh
(ARID1A, 4-17% kasus HCC) dan ARID2 (3-18% KEAP1/CUL3 complex ubiquitinulation. Mutasi
kasus HCC). Mutasi juga terjadi pada histone gen tersebut menyebabkan oxidative stress
methylation writer family (KMT2 family atau yang pathway di HCC teraktivasi secara terus
juga dikenal sebagai MLL); bermutasi pada 2-4% menerus. Berdasarkan penelitian, NFE2L2 dapat
kasus HCC. 27 melindungi terjadinya HCC pada saat penyakit
The Phosphatidylinositol -3 Kinase hepar kronis, tetapi aktivasi yang berkepan-
(PI3K)-AKT-mTOR pathway dan RAS-RAF- jangan dapat berkontribusi dalam perkembangan
MAPK (MAP kinase) sering teraktivasi pada HCC menjadi stadium lanjut.26,27
HCC. Pathway tersebut teraktivasi pada 5%-10% Inflamasi kronik pada sel hepar dapat
dari HCC dengan amplifikasi lokus FGF19/ menyebabkan ekspresi variasi sitokin yang
CCND1. Activating mutation dari PIK3CA (0%- berkelanjutan, rekrutmen sel imun ke hepar, dan
2%) dan inactivating mutation dari tuberous keadaan imunosupresi sehingga menyebabkan
sclerosis 1 (TSC1) atau TSC2 (pada 3-8% kasus respon imun terhadap sel kanker yang tidak
HCC) dapat menyebabkan aktivasi AKT/MTOR optimal. HCC dapat menghindar dari sistem imun
signaling pada HCC. Homozygous deletion dari dengan melepas antigen yang abnormal.
PTEN (yang merupakan inhibitor dari PI3K Interaksi antara tumor dan sistem imun yang
kinase) telah teridentifikasi pada 1%-3% kasus tidak baik menyebabkan tumor microenvironment
HCC. Mutasi pada ribosomal protein S6 kinase yang bersifat imunosupresi. 9
(RPS6KA3) yang menyebabkan inaktivasi CD8+ T cells merupakan subset utama
ribosomal protein S6 kinase α3 (juga dikenal dari tumor-infiltrating lymphocytes (TILs) yang
sebagai RSK2; 5-9% pada kasus HCC). Hal ini bekerja sebagai antitumor. Surveillance dari
dapat menyebabkan aktivasi dari signaling RAS- hepatosit pre-malignant bergantung pada helper
MAPK. 26,27 T cells. Pada HCC, interaksi sitotoksi dimediasi
oleh CD8+ T cells yang mensekresi IFN γ dan
CD57+ NK cells. Tingkat Treg yang melimpah
pada pasien dengan HBV juga berhubungan
dengan perkembangan HCC. Penurunan kadar
CD4+ T cells juga berperan dalam pertumbuhan
HCC. Disregulasi metabolisme lemak mengin-
duksi ROS-mediated selective loss dari CD4+ T
cells.30
Berdasarkan penelitian, sel T berperan
dalam pencegahan pembentukan tumor,
sedangkan sel B membatasi pertumbuhan sel
tumor yang ada. Sel B yang menghasilkan IL-10
ditemukan pada pasien dengan HCC dengan
jumlah yang melimpah dan hal ini memiliki
korelasi negatif dengan aktivasi dari CD4+ T
cells.30 Myeloid-derived suppressor cells
(MDSCs) memiliki aktivitas imunosupresi dengan
menginduksi ekspresi dan diferensiasi Treg,
menghilangkan asam amino esensial dari sel T
sehingga mempengaruhi fungsi dan survival sel
T, serta dapat menginduksi stress oksidasi yang
memediasi perkembangan kanker, serta
memperluas transduksi signal dari immune
Gambar 10. Genetic lanscape dari HCC. 26
checkpoint dan menurunkan sitotoksisitas NK
cells. Treg juga dapat sekresi TGF-β yang
Alterasi pada oxidative stress pathway merupakan sitokin inhibisi untuk melemahkan
disebabkan karena activating mutation dari efek antitumor dari CD4+ T cells, CD8+ T cells,
nuclear factor erythroid 2-related factor 2 dan NK cells.9,30

105 Vol. 8 No. 2 Mei 2023


Peran Pd-1 dan Pd-L1 pada Hepatocellular Carcinoma Pratista Patologi
Arianto Salim, Supri Irianti Handayani, Marini Stephanie

Gambar 11. Peran sistem imun adaptif terhadap HCC.

2. Gambaran makroskopis HCC. diameter tumor, serta tipe infiltratif yang menun-
Pada pemeriksaan makroskopis, HCC jukkan pertumbuhan ekstranodular lebih dari
dapat terlihat sebagai massa soliter atau berupa 50% diameter tumor.32-34
nodul multipel yang tersebar.6 Nodul dapat
berwarna kehijauan sampai kuning kecoklatan.
Nodul berwarna kekuningan memiliki kandungan
lemak yang banyak, dan nodul berwarna
kehijauan mengandung empedu.2,6 Nodul HCC
memiliki batas yang tegas, tetapi sebagian kecil
memiliki batas yang tampak infiltratif. Kapsul
fibrosis dapat ditemukan. HCC memiliki
konsistensi yang kenyal karena memiliki stroma
yang sedikit dan terdapat nekrosis.6 Untuk nodul
padat berwarna abu-keputihan, biasanya
disebabkan karena memiliki stroma yang banyak.
Varian ini dapat ditemukan pada varian Gambar 12. Tampilan makroskopi dari HCC, A.
fibrolamellar dan scirrhous. Ukuran nodul Vaguely nodular, B. Expanding nodular, C.
bervariasi, yaitu kurang dari 2 cm sampai dengan Multinodular konfluen, D. Nodular with perinodular
extension, E. infiltratif.32
lebih dari 20 cm.31
Studi dari Seoul mengklasifikasikan
berdasarkan tampilan makroskopis menjadi 3. Gambaran mikroskopis HCC.
vaguely nodular yang ditandai dengan batas HCC memiliki empat pola pertumbuhan
nodul tidak tegas, expanding nodular yang mikroskopis, yaitu trabekular, solid, pseudo-
didefinisikan sebagai nodul bulat dengan batas glandular dan makrotrabekular. Pola pertum-
tegas, multinodular konfluen yang merupakan buhan trabekular merupakan pola pertumbuhan
kumpulan dari nodul kecil dan konfluen, nodular dominan dimana 70% dari tumor memiliki pola
with perinodular extension yang didefinisikan pertumbuhan ini. Pola pertumbuhan solid
sebagai nodul yang mirip dengan tipe expanding mencakup 20% dari seluruh tumor, pseudo-
nodular tetapi memiliki pertumbuhan ekstra- glandular (sinonim: pseudoacinar) mencakup
nodular yang memilik ukuran 50% lebih kecil dari 10% dari semua tumor, dan makrotrabekular
mencakup 1% dari seluruh pertumbuhan tumor.
106 Vol. 8 No. 2 Mei 2023
Peran Pd-1 dan Pd-L1 pada Hepatocellular Carcinoma Pratista Patologi
Arianto Salim, Supri Irianti Handayani, Marini Stephanie

Pola pertumbuhan trabekular terdapat gambaran sel atipia minimal. Grade ini memiliki kriteria
sel tumor tumbuh di dalam trabekula yang agak sitoplasma yang banyak dan eosinofilik sampai
tipis yang dapat terlihat pada pembesaran rendah sitoplasma yang sedang dan basofilik. Inti sel
atau menengah (perbesaran 4 kali, 10 kali atau memiliki atipia minimal sampai ringan.2,36
20 kali). Pola pertumbuhan solid memiliki sel Grade moderately differentiated memiliki
tumor yang tumbuh tanpa trabekula yang dapat sel tumor ganas yang terlihat jelas pada
terlihat pada pembesaran rendah atau pewarnaan hematoksilin dan eosin (pewarnaan
menengah, tetapi dengan perbesaran besar (40 H&E). Secara morfologis juga menggambarkan
kali) area pertumbuhan trabekular dapat dikenali. differensiasi hepatoseluler. Grade ini memiliki
Pola pertumbuhan pseudoglandular biasanya kriteria sitoplasma yang banyak dan eosinofilik
terjadi bersamaan dengan produksi empedu sampai sitoplasma yang sedang dan basofilik
sehingga memberi gambaran adanya dilatasi dengan nuklei atipia yang sedang. Pada grade ini
yang dikelilingi sel tumor. Pada pola dapat ditemukan juga sel tumor multinukleated.
2,36
pertumbuhan makrotrabekular menunjukkan
ketebalan setidaknya lebih dari 6-10 sel.2,35 Grade poorly differentiated memiliki sel
tumor ganas yang terlihat jelas pada pewarnaan
H&E, dan morfologi yang konsisten dengan
karsinoma spektrum luas yang berdiferensiasi
buruk. Grade ini memiliki kriteria sitoplasma yang
berjumlah sedang sampai sedikit serta biasanya
basofilik. Terdapat pleomofisme nukleus dan
dapat ditemui anaplastic giant cell. 2,36
Secara keseluruhan, sekitar 30% HCC
dapat disubklasifikasikan menjadi beberapa
subtipe morfologis, seperti steatohepatitic, clear
cell, macrotrabecular massive, scirrhous,
chromophobe, fibrolamelar carcinoma,
neutrophil-rich, dan lymphocyte-rich.2,35

Gambar 13. Pola pertumbuhan dari HCC. A. Pola solid.


B. Pola trabekular. C. Pola pseudoglandular. D. Pola
makrotrabekular.35

Grading tumor pada HCC berfungsi


untuk mengidentifikasi derajat diferensiasi sel
dibandingkan dengan morfologi sel hepatositnya.
Grading histologis terbagi menjadi well
differentiated, moderately differentiated, dan
poorly differentiated. Beberapa kasus, HCC
dapat memiliki lebih dari satu grade. Jika memiliki
lebih dari satu grade, maka yang dilaporkan
adalah grade yang lebih dominan atau dengan
kombinasi grade yang paling buruk. Hal ini
dikarenakan grade paling buruk dapat Gambar 14. Grading histologis menurut WHO. A. well
menentukan prognosis pasien.2,36 differentiated. B. moderately differentiated. C. poorly
Grade well differentiated memiliki sel differentiated.36
tumor yang mirip dengan hepatosit matur dengan

107 Vol. 8 No. 2 Mei 2023


Peran Pd-1 dan Pd-L1 pada Hepatocellular Carcinoma Pratista Patologi
Arianto Salim, Supri Irianti Handayani, Marini Stephanie

Tabel 1. Subtipe HCC.2


Prognosis
Frekuensi Karakteristik
Subtipe Korelasi klinis (dibandingkan HCC Karakteristik histologi
relatif molekular
konvensional)
Aktivasi IL-
Steatohepatitis dapat 6/JAK/STAT,
didasari dari sindrom Menunjukkan histologi Frekuensi lebih
Steatohepatitis 5-20% Mirip
metabolik atau steatohepatitis rendah dari
alcohol abuse mutasi CTNNB1,
TERT dan TP53
>80% tumor menunjukkan
Clear cell 3-7% Tidak ada Lebih baik Tidak ada
morfologi clear cell
Pola pertumbuhan
Mutasi TP53 dan
Semm AFP tinggi, macrotrabecular
Macrotrabecular massive 5% Lebih buruk amplifikasi
prognosis buruk pada>50% tumor, umum
FGF19
ditemui invasi vaskular
Mirip Bervariasi >50% tumor menunjukkan Mutasi TSC1/2,
Sciwhous 4% cholangiocarcinoma (tidak ada konsensus dari fibrosis intratumoral yang aktivasi signaling
pada imaging literatur) padat TGF-β
Sitoplasma yang terang,
hampir jernih
Pemanjangan
(chromophobe), nuklei
Chromophobe 3% Tidak ada Mirip altematif dari
tumor yang terlihat jinak,
telomerase
dengan area fokal nuclear
atipia
Umur median muda Aktivasi PKA
Sel tumor eosinofilik besar
(25 tahun), tidak ada melalui fusi gen
Fibrolamelar carcmoma 1% Mirip HCC non sirosis dengan nukleoli prominen,
penyakit hepar yang DNAJB1-
fibrosis intratumoral padat
mendasari PRKACA
Peningkatan jumlah Netrofil yang banyak dan Tumor
Neutrophil-rich <1% leukosit, C-reactive Lebih buruk difus di dalam tumor, dapat memproduksi G-
protein, dan IL-6 terlihat area sarkomatoid CSF
Pada pewamaan H&E
limfosit terlihat lebih
Lymphocyte-rich <1% Tidak ada Lebih baik banyak dari sel tumor Tidak ada
pada sebagian besar
lapang pandang

4. Hepatocellular carcinoma staging. Tabel 3. Klasifikasi Child-Pugh. 37


Skor Skor Skor
Penilaian stadium HCC yang saat ini Faktor Satuan
1 2 3
digunakan adalah sistem Barcelona Clinic Liver Bilirubin
mg/dL <2 2-3 >3
Cancer (BCLC). Sistem ini menilai ekstensi serum
Albumin
tumor, performance status (PS) dan derajat serum
g/dL >3,5 3-3,5 <3
fungsi hati. Sistem stadium BCLC digunakan Pemanjangan
detik
dalam praktik sehari-hari untuk memprediksi Masa
dibandingkan 0-4 4-6 >6
Protrombin
prognosis pasien HCC. Performance status dengan nilai
dapat dinilai dengan menggunakan skala control
INR <1,7 1,7-2,3 >2,3
performance status berdasarkan klasifikasi The Tidak Mudah Sulit
Asites
Eastern Cooperative Oncology Group (ECOG), ada dikendalikan dikendalikan
Ensefalopati Tidak
sedangkan untuk menilai derajat fungsi hati dapat hebpatik ada
Minimal Berat
menggunakan sistem klasifikasi Child-Pugh.37

Tabel 2. Skala performance status berdasarkan


klasifikasi ECOG.37
Nilai Deskripsi
0 Aktivitas normal
1 Terdapat gejala, namun hampir sepenuhnya
mandiri dalam melakukan aktifitas sehari-hari.
2 <50% waktu dalam satu hari dihabiskan di
tempat tidur.
3 Perlu berada di tempat tidur selama >50%
waktu dalam satu hari. Gambar 15. Sistem stadium BCLC.37
4 Tidak dapat beranjak dari tempat tidur.
5 Meninggal.

108 Vol. 8 No. 2 Mei 2023


Peran Pd-1 dan Pd-L1 pada Hepatocellular Carcinoma Pratista Patologi
Arianto Salim, Supri Irianti Handayani, Marini Stephanie

5. Tatalaksana HCC. overall survival untuk lenvatinib (13.6 bulan)


Pasien dengan HCC tahap awal dibandingkan dengan sorafenib (12.3 bulan).
biasanya dilakukan reseksi, transplantasi, dan Terapi dengan lenvatinib juga meningkatkan
ablasi lokal. Pada pasien dengan HCC tahap progression free survival (7.4 bulan versus 3.7
menengah merupakan kandidat untuk dilakukan bulan; HR 0.66, 95% CI 0.57-0.77; p<0,001).
transarterial chemoembolization (TACE), dan Kombinasi antara atezolizumab (anti-PDL1
pasien dengan tahap lanjut mendapatkan terapi antibody) dan bevacizumab (anti-VEGF antibody)
sistemik. Intervensi bedah (reseksi dan merupakan regimen pertama untuk mening-
transplantasi hepar) merupakan terapi kuratif katkan overall survival dibandingkan dengan
utama terhadap HCC tanpa sirosis, dengan 5- sorafenib. The Imbrave150 trial merupakan studi
year survival mencapai 70% sampai 80%.38 yang merandomisasi pasien dengan sorafenib
Pada pasien dengan sirosis, western atau dengan kombinasi atezolizumab dan
guidelines tidak merekomendasikan reseksi pada bevacizumab sebagai terapi lini pertama HCC
pasien dengan tumor tunggal (berapapun stadium lanjut. Hasil studi tersebut menunjukkan
ukurannya), dengan fungsi hepar yang masih peningkatan overall survival dengan terapi
baik (Child-Pugh dengan bilirubin total <1 mg/dl), kombinasi.38 Terapi kombinasi tersebut menu-
tidak ada tanda klinis dari hipertensi portal. runkan risiko kematian sebesar 56% dan risiko
Dengan kriteria ini, 5-year survival dapat pemburukan penyakit atau progression free
mencapai 70% dan kematian postoperatif kurang survival (PFS) sebanyak 40% dibandingkan
dari 3%. Transplantasi hepar dilakukan pada dengan sorafenib.9
pasien dengan sirosis dan limited tumour burden Selain atezolizumab, yang termasuk
(the Milan Criteria-tumor tungal <5 cm atau 2-3 dalam PD-L1 inhibitor adalah durvalumab yang
tumor berukuran <3 cm tanpa invasi vaskular). merupakan humanized IgG1 monoclonal anti-
Tindakan ini memiliki hasil 5-year survival body terhadap PD-L1. Obat ini dievaluasi sebagai
mencapai 70% dan 10-year survival mencapai monoterapi pada HCC yang tidak direseksi pada
50% dan rerata rekurensi dalam 5 tahun Phase I/II clinical trial. Himalaya phase III study
mencapai 10% sampai 15%.38 melakukan evaluasi terhadap efek tatalaksana
Tindakan image-guided ablation memiliki durvalumab dengan tremelimumab (D+T), mono-
dua indikasi sebagai tatalaksana lini pertama, terapi durvalumab, atau monoterapi sorafenib.
yaitu tumor tunggal ukuran <2 cm atau sebagai Hasilnya menunjukkan bahwa terapi kombinasi
alternatif dari tindakan surgikal pada tahap awal durvalumab dengan tremelimumab maupun
tumor berukuran sampai dengan 4 cm, atau 2 monoterapi durvalumab menunjukkan pening-
sampai 3 tumor ukuran <3 cm. Berdasarkan sua katan survival pasien HCC. Pada tahun 2022,
RCT dan meta analisis mengenai pasien HCC durvalumab telah direkomendasikan sebagai
dengan stadium intermediet, terapi dengan TACE terapi lini pertama untuk HCC tahap lanjut.9
menunjukkan survival yang lebih baik diban- Terapi lini kedua yang saat ini digunakan
dingkan dengan terapi suboptimal.38 berdasarkan positive phase III data adalah
Terapi lini pertama pasien dengan HCC regorafenib, cabozantinib dan ramucirumab.
stadium advance, SHARP trial telah menun- Regorafenib merupakan multi-kinase inhibitor
jukkan superioritas sorafenib terhadap placebo. yang mentargetkan VEGFR1-3 dan kinase
Meta analisis menunjukkan bahwa sorafenib lainnya. Median survival dengan regorafenib
lebih efektif pada pasien HCC yang berhubungan mencapai 10.6 bulan dibandingkan dengan
dengan HCV.38 Sorafenib adalah inhibitor dari plasebo mencapai 7.8 bulan (HR 0.63%, 95% CI
tyrosine kinase receptors dari vascular endo- 0.50-0.79, p<0,0001). Median PFS mencapai 3.1
thelial growth factors (VEGF) dan platelet derived bulan dibandingkan dengan plasebo yang
growth factor receptor beta (PDGFR-B). Pada mencapai 1.5 bulan (HR 0.46, 95% CI 0.37-0.56,
pasien yang intoleransi terhadap sorafenib, dapat p<0,0001). Carbozantinib merupakan multi-
menggunakan Lenvatinib yang juga merupakan kinase inhibitor dengan aktivitas yang melawan
VEGF dan PDGFR-B inhibitor. Levantinib meru- VEGFR2, AXL dan MET. The CELESTIAL trial
pakan obat pertama yang disetujui untuk HCC mengatakan overall survival cabozantinib (10.2
stadium lanjut sebagai lini pertama dalam 10 bulan) dibandingkan dengan plasebo (8 bulan;
tahun terakhir.38 HR 0,76, 95% CI 0,63-0,92, p=0,0049). Median
A global open label randomized phase III PFS dengan cabozantinib meningkat diban-
study (REFLECT) mendemonstrasikan efikasi dingkan dengan plasebo (5.2 bulan dengan
untuk lenvatinib. Berdasarkan studi ini, median cabozantinib dan 1.9 bulan dengan plasebo; HR
109 Vol. 8 No. 2 Mei 2023
Peran Pd-1 dan Pd-L1 pada Hepatocellular Carcinoma Pratista Patologi
Arianto Salim, Supri Irianti Handayani, Marini Stephanie

0.44, 95% CI 0.36-0.52, p<0.001). Ramucirumab aman diantara pasien dengan kanker hepar
merupakan terapi HCC dengan biomarker stadium lanjut, baik yang telah diterapi dengan
guided. Terapi ini digunakan untuk pasien dengan sorafenib maupun yang belum mendapat
baseline α-fetoprotein >400 ng/dl. Overall sorafenib. Pembrolizumab merupakan contoh
survival dengan terapi ini meningkat diban- inhibitor PD-1 yang lain. Terapi ini efektif dan
dingkan dengan grup plasebo (8.5 bulan diban- dapat ditoleransi oleh pasien dengan HCC
dingkan 7.3 bulan dengan plasebo; HR 0.710, stadium lanjut yang telah diterapi dengan
95% CI 0.531-0.949; p=0.0199).38 sorafenib pada cohort 1 of the Keynote-224
Berdasarkan data fase Ib/II, nivolumab clinical trial. Berdasarkan penelitian Keynote-240,
dan pembrolizumab yang merupakan anti-PD1 fase 3 randomized, double blind clinical trial untuk
inhibitor disetujui sebagai terapi single agent. evaluasi efikasi dan keamanan pembrolizumab
Nivolumab adalah human IgG4 monoclonal pada pasien dengan HCC stadium lanjut yang
antibody yang menghalangi interaksi PD-1 gagal terapi dengan sorafenib, menunjukkan
dengan PD-L1 dan PD-L2. Pada CheckMate 040, overall survival (OS) dan PFS yang secara
sebuah multicenter global phase III clinical trial, statistik tidak signifikan, walaupun memper-
novolumab menunjukkan efikasi yang baik dan lihatkan keuntungan klinis.38

Gambar 15. Tatalaksana HCC. 38

6. Immune Checkpoint Inhibitor. meningkatkan aktivitas antitumor.40 Nivolumab


Sejak tahun 2008, pengobatan pasien dan pembrolizumab merupakan contoh dari anti-
dengan HCC stadium lanjut dapat menggunakan PD1, sedangkan durvalumab, avelumab, dan
sorafenib yang merupakan multitarget tyrosine atezolizumab merupakan contoh dari anti-
kinase inhibitor (TKI). Pengobatan dengan TKI ini PDL1.41
meningkatkan overall survival pada pasien
dengan HCC yang burhubungan dengan HCV 7. Faktor prognosis HCC.
dibanding dengan HCC karena etiologi lain. 12,39 Pasien dengan HCC biasanya memiliki
Namun, TKI memiliki profile efek samping yang prognosis yang buruk, terutama pasien HCC
buruk. Immune checkpoint inhibitor seperti dengan stadium lanjut.2 Berdasarkan data
nivolumab merupakan alternatif untuk pasien Surveillance, Epidemiology, and End Results
gagal diterapi dengan sorafenib. 12 Program (SEER) tahun 2013-2019, 5-year
Pada November 2018, pembrolizumab survival rate pasien dengan kanker hepar hanya
dinyatakan sebagai terapi lini kedua untuk HCC mencapai 21.6%. Berdasarkan staging nya, jika
stadium lanjut. Sel tumor HCC dapat me- kanker bersifat lokal 5-year survival mencapai
upregulasi PD-1 yang berikatan dengan PD-L1 37,3%, untuk regional mencapai 14,3% dan
sehingga menyebabkan deplesi sel T perifer. untuk metastasis ke tempat yang jauh mencapai
Anti-PD1 dan anti PDL1 antibodi mencegah 3,5%.43
interaksi antara PD-1 dan PD-L1 sehingga Prognosis dari HCC dipengaruhi oleh
menghilangkan inhibisi dari sel T CD8+ dan beberapa faktor. Tampilan morfologis yang dapat

110 Vol. 8 No. 2 Mei 2023


Peran Pd-1 dan Pd-L1 pada Hepatocellular Carcinoma Pratista Patologi
Arianto Salim, Supri Irianti Handayani, Marini Stephanie

mempengaruhi prognosis adalah grade tumor, Pasien yang diketahui memiliki dysplasia
invasi vaskular dan metastasis intrahepatik, nodule memiliki risiko sebesar 9% sampai 34%
stadium tumor, subtipe tumor dan riwayat sirosis. untuk berkembang menjadi HCC. Perubahan ini
Berdasarkan tampilan klinisnya, serum alfa- dapat terjadi dalam waktu 24 sampai 36 bulan,
fetoprotein (AFP), ukuran dan jumlah tumor, terutama pada dysplasia nodule derajat tinggi.
invasi ke pembuluh darah mayor pada imaging, Tetapi 20% sampai 50% kasus dysplasia nodule
komorbid dan kondisi kesehatan juga berperan tidak berkembang menjadi HCC dan menghilang
dalam prognosis HCC.2 saat follow-up selanjutnya. 2
Level AFP berkorelasi dengan ukuran Dalam penelitian oleh Lee Y et at, pola
dan keparahan tumor. Level serum AFP makroskopis infiltrative memiliki prognosis yang
cenderung meningkat saat diameter tumor paling buruk, sedangkan vaguely nodular dan
mencapai lebih dari 3 cm. Pada tumor yang expanding nodular memiliki prognosis yang lebih
memiliki ukuran lebih dari 5 cm, kadar serum AFP baik. Pola makroskopis multinodular confluent,
juga akan meningkat secara progresif mencapai nodular with perinodular extension, dan infiltrative
1.000 sampai dengan 10.000 µg/mL. Pasien menunjukkan gambaran poorly differentiated,
dengan serum AFP lebih dari 10.000 µg/mL pada invasi pembuluh darah portal dan microvascular
saat diagnosis memiliki prognosis yang lebih yang lebih sering, stroma fibrosa intratumoral dan
buruk dibandingkan dengan pasien dengan stadium pT yang lebih tinggi dibandingkan
serum AFP <200 µg/mL.44 dengan pola makroskopis vaguely nodular dan
expanding nodular (p<0.05). 32

RINGKASAN
Hepatocellular carcinoma (HCC) meru-
pakan keganasan primer pada hepar yang terdiri
dari sel-sel epitelial yang menunjukkan adanya
differensiasi sel hepar. Terdapat beberapa fator
risiko yang dapat meningkatkan terbentuknya
HCC, yaitu sirosis, infeksi hepatitis B dan C yang
kronis, penyakit hepar yang disebabkan oleh
alkohol, diabetes, obesitas, sindrom metabolik,
dan lainnya. Faktor risiko tersebut dapat menye-
babkan infeksi kronis pada hepar yang dapat
Gambar 16. Terapi Immune checkpoint inhibitor pada
HCC.42
berujung pada sirosis.
Terdapat beberapa pathway yang terlibat
dalam karsinogenesis HCC, seperti mutasi
promoter TERT, aktivasi WNT/β-catenin pathway,
Inaktivasi p53, kompleks kromatin remodelling
dan epigenetik regulator, aktivasi RAS-RAF-
MAPK dan PI3K- AKT-mTOR pathway, dan
oxydative stress pathway yang teraktivasi secara
terus menerus. HCC dapat menghindari sistem
imun dengan mengekspresikan PD-L1, sehingga
jika menempel dengan PD-1, terminal ITSM
merekrut SHP-2 sehingga menyebabkan gang-
guan fosforilasi ZAP70. Hal ini mengakibatkan
penururnan RAS-MEK-ERK/PI3K-AKT-MTOR
pathway sehingga dapat menyebabkan penu-
runan pembelahan sel T, penurunan pertum-
buhan dari sel T, serta penurunan kemampuan
proliferasi, diferensiasi, dan survival dari sel T.
Tatalaksana yang dapat diberikan
terhadap HCC tergantung dari stadium klinis
yang dapat dinilai dengan BCLC, Skala
performance status berdasarkan klasifikasi
Gambar 17. Mekanisme blokade aksis PD-1/PD-L1.40 ECOG, dan klasifikasi Child-Pugh. Pada stadium

111 Vol. 8 No. 2 Mei 2023


Peran Pd-1 dan Pd-L1 pada Hepatocellular Carcinoma Pratista Patologi
Arianto Salim, Supri Irianti Handayani, Marini Stephanie

sangat awal (BCLC 0, ECOG 0, Child-pugh A) 5. World Health Organization. Global cancer
dapat dilakukan ablasi atau reseksi. Pada observatory [Internet]. 2020 [cited 2023 Mar
stadium awal, (BCLC A, ECOG 0, Child-pugh A- 15]. Available from: https://gco.iarc.fr/today/
B) dapat dilakukan reselsi, transplantasi, ablasi, online-analysis-map?v=2020&mode=popu
maupun kemoembolisasi yang disesuaikan lation&mode_population=continents&popul
kembali dengan keadaan klinisnya. Pada stadium ation=900&populations=900&key=asr&sex=
menengah (BCLC B, ECOG 0, Child-pugh A-B) 0&cancer=39&type=1&statistic=5&prevalen
dapat dilakukan chemoembolisme atau sistemuk ce=0&population_group=0&ages_group%5
terapi. Pada stadium lanjut (BCLC C, ECOG 1-2, B%5D=0&ages_group%5B%5D=17&nb_ite
Child-pugh A-B) dapat diberikan terapi sistemik. ms=10&group_cancer=1&include_nmsc=0
Pada stadium terminal (BCLC D, ECOG >2, &include_nmsc_other=0&projection=natural
Child-pugh C) pasien diberikan perawatan -earth&color_palette=default&map_scale=
suportif yang terbaik. quantile&map_nb_colors=5&continent=0&s
Terapi sistemik lini pertama yang dapat how_ranking=0&rotate=%255B10%252C0
diberikan seperti sorafenib yang merupakan %255D
inhibitor dari tyrosine kinase receptors, atau 6. Odze RD, Goldblum JR. Odze and goldblum
lenvatinib yang juga merupakan VEGF dan surgical pathology of the GI tract, liver, biliary
PDGFR-B inhibitor. Terapi lini kedua yang masih tract and pancreas. 4th ed. Philadelphia:
dalam penelitian fase Ib/II adalah immune Elsevier; 2023.
checkpoint inhibitor, yaitu nivolumab dan 7. Janevska D, Chaloska-Ivanova V, Janevski
pembrolizumab yang merupakan anti-PD1 V. Hepatocellular carcinoma: Risk factors,
inhibitor. diagnosis and treatment. Open Access
Maced J Med Sci. 2015 Oct 29;3(4):732-6.
UCAPAN TERIMA KASIH 8. Charach L, Zusmanovitch L, Charach G.
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa Hepatocellular carcinoma: clinical
atas selesainya tinjauan pustaka ini. Terima kasih presentation and diagnosis. EMJ Hepatol.
kepada kedua pembimbing saya, yaitu dr. Marini 2017;5(1):81-8.
Stephanie, SpPA(K) dan Dra. Supri Irianti 9. Li Q, Han J, Yang Y, Chen Y. PD-1/PD-L1
Handayani, M.Biomed yang telah membimbing checkpoint inhibitors in advanced
saya dalam penyelesaian tinjauan pustaka ini, hepatocellular carcinoma immunotherapy.
serta teman sejawat Program Pendidikan Dokter Front Immunol. 2022 Dec 19;13.
Spesialis (PPDS) Patologi Anatomik FKUI atas 10. Shannon AH, Ruff SM, Pawlik TM. Expert
doa dan dukungannya. Semoga tinjauan pustaka insights on current treatments for
ini dapat bermanfaat bagi kita semua. hepatocellular carcinoma: clinical and
molecular approaches and bottlenecks to
Daftar Pustaka progress. J Hepatocell Carcinoma. 2022
1. Asafo-Agyei KO, Samant H. Hepatocellular Dec;9:1247-61.
Carcinoma [Internet]. Treasure Island: 11. Giraud J, Chalopin D, Blanc JF, Saleh M.
StatPearls Publishing; 2023 [cited 2023 Apr Hepatocellular carcinoma immune
1]. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih. landscape and the potential of
gov /books/NBK559177/ immunotherapies. Front Immunol. 2021 Mar
2. World Health Organization. WHO 18;12.
classification of tumours digestive system 12. Onuma AE, Zhang H, Huang H, Williams
tumours. 5th ed. Switzerland: World Health TM, Noonan A, Tsung A. Immune checkpoint
Organization; 2019. 229-239 p. inhibitors in hepatocellular cancer: current
3. World Health Organization. Liver fact sheet - understanding on mechanisms of resistance
Globocan. [cited 2023 Apr 5]; Available from: and biomarkers of response to treatment.
https://gco.iarc.fr/today/data/factsheets/can Gene Expr. 2020;20(1):53-65.
cers/11-Liver-fact-sheet.pdf 13. Zhu X, Lang J. Soluble PD-1 and PD-L1:
4. McGlynn KA, Petrick JL, El-Serag HB. predictive and prognostic significance in
Epidemiology of hepatocellular carcinoma cancer [Internet]. Vol. 8, Oncotarget. 2017.
[Internet]. Vol. 73, Hepatology. John Wiley Available from: www.impactjournals.com/
and Sons Inc; 2021 [cited 2023 Apr 1]. p.4- oncotarget/
13. Available from: https://www.ncbi.nlm. 14. Niu M, Liu Y, Yi M, Jiao D, Wu K. Biological
nih.gov/pmc/articles/PMC7577946/ characteristics and clinical significance of

112 Vol. 8 No. 2 Mei 2023


Peran Pd-1 dan Pd-L1 pada Hepatocellular Carcinoma Pratista Patologi
Arianto Salim, Supri Irianti Handayani, Marini Stephanie

soluble pd-1/pd-l1 and exosomal pd-l1 in gastroenterology. 2015 Oct 1;149(5):1226-


cancer. Front Immunol. 2022 Mar 21;13. 1239.
15. Khan M, Zhao Z, Arooj S, Fu Y, Liao G. 27. Llovet JM, Zucman-Rossi J, Pikarsky E,
Soluble PD-1: predictive, prognostic, and Sangro B, Schwartz M, Sherman M, et al.
therapeutic value for cancer immunotherapy. Hepatocellular carcinoma. Nat Rev Dis
Front Immunol. 2020 Nov 19;11. Primers. 2016 Apr 14;2.
16. Dong Y, Sun Q, Zhang X. PD-1 and its 28. Ma ZX, Yang CM, Li MG, Tu H. Telomerase
ligands are important immune checkpoints in reverse transcriptase promoter mutations in
cancer [Internet]. Vol. 8, Oncotarget. 2017. hepatocellular carcinogenesis. Hepatoma
Available from: www.impactjournals.com/ Res. 2019 Mar 18;2019.
oncotarget/ 29. Khalaf AM, Fuentes D, Morshid AI, Burke
17. Jubel JM, Barbati ZR, Burger C, Wirtz DC, MR, Kaseb AO, Hassan M, et al. Role of
Schildberg FA. The role of PD-1 in acute and Wnt/beta-catenin signaling in hepatocellular
chronic infection. Front Immunol. 2020 Mar carcinoma, pathogenesis, and clinical
24;11. significance. J Hepatocell Carcinoma. 2018
18. Akhtar M, Rashid S, Al-Bozom IA. PD−L1 Jun;5:61-73.
immunostaining: what pathologists need to 30. Ringelhan M, Pfister D, O’Connor T,
know. Diagn Pathol. 2021 Dec 25;16(1). Pikarsky E, Heikenwalder M. The
19. Li CW, Lim SO, Xia W, Lee HH, Chan LC, immunology of hepatocellular carcinoma.
Kuo CW, et al. Glycosylation and Nat Immunol. 2018 Mar 1;19(3):222-32.
stabilization of programmed death ligand-1 31. Ettorre GM. Hepatocellular Carcinoma
suppresses T-cell activity. Nat Commun. [Internet]. Available from: https://link.
2016 Aug 30;7. springer.com/ bookseries/8147
20. Tan KW, Chacko AM, Chew V. PD-1 32. Lee Y, Park H, Lee H, Cho JY, Yoon YS, Choi
expression and its significance in tumour YR, et al. The clinicopathological and
microenvironment of hepatocellular carci- prognostic significance of the gross
noma. Vol. 4, Translational Gastroenterology classification of hepatocellular carcinoma. J
and Hepatology. AME Publishing Company; Pathol Transl Med. 2018 Mar 1;52(2):85-92.
2019. 33. Rhee H, Chung T, Yoo JE, Nahm JH, Woo
21. Ji JH, Ha SY, Lee D, Sankar K, Koltsova EK, HY, Choi GH, et al. Gross type of
Abou-Alfa GK, et al. Predictive Biomarkers hepatocellular carcinoma reflects the tumor
for Immune-Checkpoint Inhibitor Treatment hypoxia, fibrosis, and stemness-related
Response in Patients with Hepatocellular marker expression. Hepatol Int. 2020 Mar
Carcinoma. Vol. 24, International Journal of 1;14(2):239-48.
Molecular Sciences. MDPI; 2023. 34. Rastogi A. Changing role of histopathology
22. Du M, Cai Y, Pang Y, Ji Y. A retrospective in the diagnosis and management of
study of PD-L1 immunohistochemistry for hepatocellular carcinoma. World J
hepatocellular carcinoma. iLIVER. 2022 Gastroenterol. 2018 Sep 21;24(35):4000-13.
Sep;1(3):187-93. 35. Torbenson MS. Hepatocellular carcinoma:
23. Suresh D, Srinivas AN, Kumar DP. Etiology making sense of morphological hetero-
of hepatocellular carcinoma: special focus geneity, growth patterns, and subtypes. Hum
on fatty liver disease. Front Oncol. 2020 Nov Pathol. 2021 Jun 1;112:86-101.
30;10. 36. Gisder DM, Tannapfel A, Tischoff I.
24. Chidambaranathan-Reghupaty S, Fisher Histopathology of hepatocellular carcinoma -
PB, Sarkar D. Hepatocellular carcinoma when and what. Hepatoma Res. 2022;
(HCC): Epidemiology, etiology and 37. Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
molecular classification. Adv Cancer Res. Pedoman nasional pelayanan kedokteran
2021; 149: 1-61. tata laksana karsinoma sel hati pada
25. Farazi PA, DePinho RA. Hepatocellular dewasa. 2022.
carcinoma pathogenesis: From genes to 38. Llovet JM, Kelley RK, Villanueva A, Singal
environment. Nat Rev Cancer. 2006: p. 674- AG, Pikarsky E, Roayaie S, et al.
87. Hepatocellular carcinoma. Nat Rev Dis
26. Zucman-Rossi J, Villanueva A, Nault JC, Primers. 2021 Dec 1;7(1).
Llovet JM. Genetic landscape and 39. Mohr R, Jost-Brinkmann F, Özdirik B,
biomarkers of hepatocellular carcinoma. Lambrecht J, Hammerich L, Loosen SH, et

113 Vol. 8 No. 2 Mei 2023


Peran Pd-1 dan Pd-L1 pada Hepatocellular Carcinoma Pratista Patologi
Arianto Salim, Supri Irianti Handayani, Marini Stephanie

al. Lessons from immune checkpoint for hepatocellular carcinoma: Where are we
inhibitor trials in hepatocellular carcinoma. now? Vaccines (Basel). 2020 Dec 1;8(4):1-
Front Immunol. 2021 Mar 30;12. 21.
40. Lei Q, Wang D, Sun K, Wang L, Zhang Y. 43. National Cancer Institute. Cancer Stat Facts:
Resistance mechanisms of anti-pd1/pdl1 Liver and Intrahepatic Bile Duct Cancer
therapy in solid tumors. Front Cell Dev Biol. [Internet]. 2020 [cited 2023 Apr 23]. Available
2020 Jul 21;8. from: https://seer.cancer.gov/statfacts/html/
41. Ghavimi S, Apfel T, Azimi H, Persaud A, livibd.html
Pyrsopoulos NT. Management and 44. Curley SA, Barnett CC, Abdalla EK. Staging
treatment of hepatocellular carcinoma with and prognostic factors in hepatocellular
immunotherapy: A review of current and carcinoma [Internet]. 2022 [cited 2023 Apr
future options. J Clin Transl Hepatol. 24]. Available from:
2020;8(2):168-76. https://www.uptodate.com/contents/staging-
42. Tovoli F, De Lorenzo S, Trevisani F. and-prognostic-factors-in-hepatocellular-
Immunotherapy with checkpoint inhibitors carcinoma

114 Vol. 8 No. 2 Mei 2023

Anda mungkin juga menyukai