“TENTANG ERITROPOIESIS”
Disusun Oleh
NIM : 18010017
Penulis
DAFTAR ISI
COVER...............................................................................................................................
KATA PENGANTAR.......................................................................................................
i............................................................................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB I.................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1
1.3 tujuan................................................................................................................. 1
PEMBAHASAN................................................................................................................. 3
2.1 Pengertian Eritropoiesis .................................................................................... 3
2.2 Bahan Yang Diperlukan Dalam Proses Eritropoiesis........................................ 3
2.3 faktor pembentukan eritropoiesis...................................................................... 3
2.4 siklus eritropoiesis............................................................................................. 4
2.5 Struktur Sel Eritrosi........................................................................................... 7
2.6 fungsi eritrosit ................................................................................................... 7
2.7 Umur Eritrosit, proses destruksi dan pembuangan eritrosit.............................. 8
BAB III............................................................................................................................... 10
PENUTUP.......................................................................................................................... 10
3.1 kesimpulan......................................................................................................... 10
3.2 saran................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 11
1.3 Tujuan Makalah
Kegiatan pembuatan makalah ini dilakukan untuk menunjang dan menambah
pengetahuan tentang bagaimana proses pembentukan eritrosit, organ apa saja yang teribat
didalamnya, apa saja bahan yang diperlukan untuk membentuk eritrosit, bagaimana struktur
eritrosit dan bagaimana proses daur hidup eritrosit. Setelah pembuatan dan pembahasan
makalah ini mahasiswa diharapkan dapat mengetahui gambaran dan bagaimana proses
pembentukan eritrosit, Menambah ilmu pengetahuan pada materi Hematologi dan khususnya
tentang Eritropoiesis.
1.4 Manfaat Makalah
1. Memberikan penjabaran bagaimanakah proses pembentukan sel eritrosit.
2. Memberikan penjelasan apa saja bahan yang diperlukan dalam eritropoiesis.
3. Memberikan keterangan apa saja yang mempengaruhi faktor eritropoiesis.
4. Memberikan penjelasan apa saja proses yang dilalui untuk membentuk sel eritrosit.
5. Memberikan penjelasan bagaimana struktur dari sel eritrosit.
6. Memberikan penjelasan tentang fungsi sel eritrosit.
7. Memberikan penjelasan umur sel eritrosit dan bagaimana proses destruksi dan
pembuangan sel eritrosit.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Eritropoiesis
Proses pembentukan eritrosit yang disebut sebagai eritropoiesis merupakan proses
yang diregulasi ketat melalui kendali umpan balik. Pembentukan eritrosit dihambat oleh
kadar hemoglobin diatas normal dan dirangsang oleh keadaan anemia dan hipoksia.
Eritropoiesis pada masa awal janin terjadi dalam yolk sac, pada bulan kedua kehamilan
eritropoiesis berpindah ke liver dan saat bayi lahir eritropoiesis di liver berhenti dan pusat
pembentukan eritrosit berpindah ke sumsum tulang.
Pada masa anak-anak dan remaja semua sumsum tulang terlibat dalam hematopoiesis,
namun pada usia dewasa hanya tulang-tulang tertentu seperti tulang panggul, sternum,
vertebra, costa, ujung proksimal femur dan beberapa tulang lain yang terlibat eritropoiesis.
Bahkan pada tulang-tulang seperti disebut diatas beberapa bagiannya terdiri dari jaringan
adiposit. Pada periode stress hematopoietik tubuh dapat melakukan reaktivasi pada limpa,
hepar dan sumsum berisi lemak untuk memproduksi sel darah, keadaan ini disebut sebagai
hematopoiesis ekstramedular.
2.2 Bahan Yang Diperlukan Dalam Proses Eritropoiesis
1. Asam folat dan vitamin B12, merupakan bahan pokok pembentuk inti sel, Asam folat
dan vitamin B12 bergabung untuk membantu tubuh dalam memecah, menggunakan
dan membentuk protein dan sel darah merah atau eritrosit.
2. Besi, Sangat diperlukan dalam pembentukan hemoglobin dalam tubuh yang kemudian
digunakan untuk mentransportasikan oksigen dan nutrisi makanan ke seluruh jaringan
tubuh.
3. Mineral (Cobalt, magnesium, Cu, Zn), ini dibutuhkan untuk proses pembentukan dan
pertumbuhan protein di dalam tubuh sehingga mempercepat proses pembentukan sel.
4. Asam amino, asam amino merupakan bahan yang paling dasar dalam pembentukan
protein dalam tubuh manusia, asam amino akan bergabung menjadi rantai asam amino
yang disebut polipeptida yang disebut juga sebagai protein.
5. Vitamin lain : vitamin C. vitamin B kompleks dan lain-lain.
Dalam pembentukan eritropoesis terdapat beberapa urutan atau lebih dikenal dengan
maturasi sel eritrosit, maturasi sel ini berlangsung kira-kira selama 23 hari untuk merubah sel
puncak menjadi eritrosit melalui retikulosit, dalam urutan tersebut karakteristik yang paling
menonjol saat pematangan eritrosit adalah ukuran sel yang menurun, volume sitoplasma yang
meningkat dan berkurang sampai hilangnya inti saat sel telah matang dengan pelarutan materi
kromatin.
Setiap orang memproduksi sekitar 1012 atau 10.000.000.000.000 eritrosit baru tiap hari
melalui proses eritropoiesis yang kompleks dan teratur dengan baik. Eritropoiesis berjalan
dari sel induk menjadi prekursor eritrosit yang dapat dikenali pertama kali di sumsum tulang,
yaitu pronormoblas.
1. Pronormoblas adalah sel besar dengan sitoplasma biru tua, dengan inti ditengah dan
nucleoli, serta kromatin yang sedikit menggumpal. Pronormoblas menyebabkan
terbentuknya suatu rangkaian normoblas yang makin kecil melalui sejumlah
pembelahan sel. Normoblas ini juga mengandung sejunlah hemoglobin yang makin
banyak (yang berwarna merah muda) dalam sitoplasma, warna sitoplasma makin biru
pucat sejalan dengan hilangnya RNA dan apparatus yang mensintesis protein,
sedangkan kromatin inti menjadi makin padat. Inti akhirnya dikeluarkan dari
normoblas lanjut didalam sumsum tulang dan menghasilkan stadium retikulosit yang
masih mengandung sedikit RNA ribosom dan masih mampu mensintesis hemoglobin.
Sel ini sedikit lebih besar daripada eritrosit matur, berada selama 1-2 hari dalam
sumsum tulang dan juga beredar di darah tepi selama 1-2 hari sebelum menjadi matur,
terutama berada di limpa, saat RNA hilang seluruhnya. Eritrosit matur berwarna
merah muda seluruhnya, adalah cakram bikonkaf tak berinti. Satu pronormoblas
biasanya menghasilkan 16 eritrosit matur. Sel darah merah berinti (normoblas)
tampak dalam darah apabila eritropoiesis terjadi diluar sumsum tulang (eritropoiesis
ekstramedular) dan juga terdapat pada beberapa penyakit sumsum tulang. Normoblas
tidak ditemukan dalam darah tepi manusia yang normal.
Bentuknya Ireguler
Ukurannya 2-3 x eritrosit (12 - 21 u)
Sel termuda dalam sel eritrosit
Berinti bulat atau oval, menempati 85 – 90 %
bagian sel.
Warnanya tidak teratur, tampak agregasi kromatin,
dikelilingi oleh “halo” yang tipis yang
kadang sulit
dilihat.
Anak inti dan kromatin yang halus. sitoplasma
biru tua, dengan inti di tengah dan nukleoli, serta
kromatin yang sedikit menggumpal.
2. Prorubrisit disebut juga normoblast basofilikatau eritroblast basofilik. Pada
pewarnaankromatin inti tampak kasar dan anak intimenghilang atau tidak tampak,
sitoplasmasedikit mengandung hemoglobin sehinggawarna biru dari sitoplasma akan
tampak menjadisedikit kemerah-merahan. Ukuran lebih kecildari rubriblast.
Jumlahnya dalam keadaannormal 1-4 % dari seluruh sel berinti.
Memiliki ciri-ciri sel sebagai berikut :
Bentuknya Irreguler
Ukurannya sedikit lebih kecil dari rubliblast ( 12 – 18 u)
Berinti besar dengan benang kromatin tampak jelas
warna gelap, sering tersusun seperti terali sepeda.
Sitoplasmanya menempati 60–70 % bagian sel, lebih
banyak tetapi lebih kurang basophilik daripada
rubriblast.
Bentuknya Irreguler.
Ukurannya mencapai 2x eritrosit ( 7 – 14 u ).
Berinti besar dengan benang kromatin padat
berwarna gelap dan
sering tersusun seperti terali
sepeda, kadang ada nucleoli.
Sitoplasma menempati 60 – 70 % bagian sel, lebih banyak dari sitoplasma
pronormoblast namun lebih kurang basofilik.
Tidak bergranula.
a. Bentuknya regular.
b. Ukurannya sedikit lebih besar dari eritrosit (7 – 10 u).
c. Intinya pknotik, kadang terletak eksentrik.
d. Sitoplasma menempati 50 – 80 % bagian sel.
Sel eritrosit itu sendiri memiliki 3 komponen penting yang menyusunnya yaitu :
1. Membran Eritrosit
Eritrosit memiliki membrane yang tipis, kuat dan fleksibel sehingga eritrosit dapat
bergerak dengan mudah melewati pembuluh darah yang kecil sekalipun. Membran ini
terdiri atas lipid dua lapis (lipid bilayer), protein membran integral, dan suatu rangka
membran.
2. Sistem Enzim
System enzim yang terpenting di dalam sel eritrosit dalam Embden Meyerhoff pathway
adalah pyrufat kinase dan enzim G6PD (glucose 6-phospate dehydrogenase) yang
berguna dalam seluruh proses glikolisis.
3. Hemoglobin
Hemoglobin berperan dalam memelihara fungsi transpor oksigen dari paru-paru ke
jaringan-jaringan. Sel darah merah dalam darah arteri sistemik mengangkut oksigen dari
paru-paru ke jaringan dan kembali dalam darah vena dengan karbon dioksida (CO2) ke
paru-paru.
2.6 fungsi eritrosit
1. Sel darah merah berfungsi mengedarkan O2 ke seluruh tubuh. Sel darah merah akan
mengikat oksigen dari paru–paru untuk diedarkan ke seluruh jaringan tubuh dan
mengikat karbon dioksida dari jaringan tubuh untukdikeluarkan melalui paru –paru.
Pengikatan oksigen dan karbon dioksida ini dikerjakan oleh hemoglobin yang
telahbersenyawa dengan oksigen yang disebut oksihemoglobin (Hb + oksigen 4 Hb-
oksigen) jadi oksigen diangkut dariseluruh tubuh sebagai oksihemoglobin yang
nantinya setelah tiba di jaringan akan dilepaskan: Hb-oksigen Hb +oksigen, dan
seterusnya. Hb tadi akan bersenyawa dengan karbon dioksida dan disebut karbon
dioksidahemoglobin (Hb + karbon dioksida Hb-karbon dioksida) yang mana karbon
dioksida tersebut akan dikeluarkan diparu-paru.
2. Berfungsi dalam penentuan golongan darah.
3. Eritrosit juga berperan dalam sistem kekebalan tubuh. Ketika sel darah merah
mengalami proses lisis olehpatogen atau bakteri, maka hemoglobin di dalam sel darah
merah akan melepaskan radikal bebas yang akanmenghancurkan dinding dan
membran sel patogen, serta membunuhnya.
4. Eritrosit juga melepaskan senyawa S-nitrosothiol saat hemoglobin terdeoksigenasi,
yang juga berfungsi untukmelebarkan pembuluh darah dan melancarkan arus darah
supaya darah menuju ke daerah tubuh yang kekuranganoksigen.
Sel darah merah atau eritrosit manusia pada umumnya memiliki umur rata-rata 120
hari, apabila sel-sel tersebut telah rusak maka sel-sel tersebut akan dihancurkan dalam system
retikulum endothelium terutama dalam limfa dan hati. Umur sel eritrosit juga dapat
dipengaruhi oleh faktor tertentu antara lain :
1. Faktor intrinsik (intrakorpuskular)
Hemolisis yang terjadi akibat faktor yang ada pada eritrosit itu sendiri, misal
kekurangan bahan baku pembuat eritrosit, herediter (kelainan eritrosit yang bersifat
kongenital seperti pada thalasemia dan sferosis kongenital), gangguan pembentukan
hemoglobin dan abnormalitas enzim dalam eritrosit.
2. Faktor Ekstrinsik (ekstrakorpuskular)
Hemolisis akibat faktor-faktor dari luar misal akibat reaksi autoimun, infeksi dan
reaksi/pengaruh obat-obatan.
Proses destruksi sel eritrosit terjadi melalui mekanisme yang terdiri dari :
1. Fragmentasi
Mekanisme fragmentasi terjadi apabila kehilangan beberapa bagian membrane
eritrosit.
2. Lisis Osmotik
Kecenderungan mendorong air dan Na dari daerah konsentrasi tinggi ke konsentrasi
air rendah di plasma. Hal ini dapat mengakibat lisis eritrosit
3. Eritrofagositosis
Melalui fagositosis yang dilakukan oleh monosit, neutrofil, makrofag.
4. Sitolisis
Sitolisis biasanya dilakukan oleh komplemen (C5, C6, C7, C8, C9)
5. Denaturasi Hemoglobin
Hemoglobin yang terdenaturasi akan mengendap menbentuk Heinz bodies.
Pr oses destruksi sel eritrosit yang telah
mengalami penuaan atau rusak di
lakukan di dalam reticuloendothelial.
Protein dan hemoglobin dihancurkan
atau dimakan oleh sel penghancur yang
disebut makrofag, kemudian
komponen asam amino diangkut
melalui plasma dan diangkut ke
sumsum tulang, di mana asam amino
dapat digunakan dalam sintesis hemoglobin baru dan membentuk sel darah merah. Kemudian
zat besi yang ada digunakan untuk memperbaiki apabila ada kerusakan pada sel-sel darah
merah. Cincin porfirin hemoglobin yang berguna mengikat zat besi mengalami perubahan
struktur secara kimiawi yang mengubahnya menjadi bilirubin.
Bilirubin yang dihasilkan dari sisa proses destruksi sel eritrosit kemudian di
transportasikan ke hati melalui plasma yang kemudian akan diubah dan dipersiapkan untuk di
sekresi ke empedu, sehingga jumlah bilirubin yang dihasilkan dan dikeluarkan ke empedu
ditentukan oleh jumlah hemoglobin yang dihancurkan.
Setelah bilirubin masuk ke empedu bilirubin akan dikeluarkan melalui urine sebagai
urobilinogen atau melalui feses sebagai sterkobilinogen.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Eritropoiesis merupakan proses pembentukan sel eritrosit yang diregulasi ketat
melalui kendali umpan balik. Dalam pembentukannya diperlukan bahan antara lain asam
folat dan vitamin b12, besi, mineral, asam amino dan vitamin yang lain, kemudian faktor
yang mempengaruhi pembentukan dari sel eritrosit adalah eritropoietin, kemampuan respon
sumsum tulang dan intergritas proses pematangan eritrosit. Proses yang dilalui untuk
membentuk sel eritrosit selama 23 hari untuk merubah sel puncak menjadi eritrosit melalui
retikulosit.
Struktur sel eritrosit memiliki 3 struktur utama yang terbagi atas membran eritrosit,
sistem enzim dan hemoglobin. Di karenakan sel eritrosit mengandung hemoglobin maka
fungsi utama dari sel ini ialah sebagai sistem transportasi untuk mengedarkan oksigen dan
nutrisi ke seluruh jaringan tubuh dan mengangkut sisa metabolismeuntuk di buang melalui
proses ekskresi. Umur dari sel eritrosit ini rata-rata hanya sekitar 120 hari, sehingga apabila
sel telah mencapai umurnya (menua) atau rusak maka sel eritrosit ini akan di destruksi atau
dihancurkan melalui makrofag dan di lakukan di dalam reticuloendothelial yang kemudian
sisa dari penghancuran sel eritrosit ini dibuang melalui urine maupun feses.
3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini kami berharap kepada mahasiwa agar dapat lebih memahami
tentang eritropoiesis. Lebih memahami bentuk eritrosit yang normal serta mengetahui proses
pembentukan eritrosit yang dijelaskan pada makala ini.
DAFTAR PUSTAKA