Semantik Kata Al-Ahzab Dalam Al-Qur'an
Semantik Kata Al-Ahzab Dalam Al-Qur'an
PENDEKATAN SEMANTIK
Mata Kuliah: Semantik Al-Qur’an
Dosen Pengampu: Achmad Aziz Abidin, S.Th.I., M.Ag.
Oleh:
Wildan Fahdika Ahmad (1704026106)
1
Pendahuluan
Rumusan Masalah
2
Pembahasan
3
1. Dalam bentuk حزب:
a. Q.S. Al-Maidah: 56
b. Q.S. Al-Mu’minun: 53
c. Q.S. Ar-Rum: 32
d. Q.S. Al-Mujadalah: 19 (2 kali)
e. Q.S. Al-Mujadalah: 22 (2 kali)
2. Dalam bentuk حزبه:
a. Q.S. Fatir: 6
3. Dalam bentuk الحزبين:
a. Q.S. Al-Kahfi: 12
4. Dalam bentuk األحزاب:
a. Q.S. Hud: 17
b. Q.S. Ar-Ra’d: 36
c. Q.S. Maryam: 37
d. Q.S. Al-Ahzab: 20 (2 kali)
e. Q.S. Al-Ahzab: 22
f. Q.S. Shad: 11
g. Q.S. Shad: 13
h. Q.S. Ghafir (al-Mu’min): 5
i. Q.S. Ghafir: 30
j. Q.S. Al-Zukhruf: 65
Dalam pembahasan sebelumnya, lafal yang berasal dari kata ح ز بdalam al-
Qur’an muncul di 17 tempat, yang berupa الحزبين, حزبه,حزب, dan األحزاب. Untuk
membatasi pembahasan, serta untuk memfokuskan kajian pada satu kata yang
konseptual, kajian semantik ini difokuskan hanya pada kata األحزاب.
Kata األحزابyang secara leksikal berarti kelompok, golongan, partai dalam
bentuk jamak, terdapat di 10 tempat dalam al-Qur’an. Menurut Toshihiko Izutsu,
4
terjemahan suatu kata – dalam hal ini adalah kata األحزابke dalam bahasa lain
hanya langkah pertama untuk menarik makna semantik. Yang harus dilakukan
selanjutnya adalah melihat konteks ayat dari kata tersebut, apa jenis orangnya,
bagaimana tipe karakternya, apa jenis tindakan yang secara aktual ditandakan
dengan kata tersebut dalam al-Qur’an.4 Untuk mendapatkan makna yang
konseptual, perlu kiranya untuk melihat konteks kalimat (linguistik) maupun luar
kalimat (non-linguistik) – dalam hal ini, materi pendukung diambil dari kitab
tafsir dalam membantu menemukan makna konseptual yang dalam bahasa Izutsu
digunakan kata weltanschauung (pandangan dunia).
1. Surat Hud Ayat 17
ۚ ً ةAا َو َرحْ َمAA ٰى إِ َما ًمAوسَ ابُ ُمAAَ ِه ِكتAِهُ َو ِم ْن قَ ْبلAا ِه ٌد ِم ْنAأَفَ َم ْن َكانَ َعلَ ٰى بَيِّنَ ٍة ِم ْن َربِّ ِه َويَ ْتلُوهُ َش
ُّ Aهُ ۚ إِنَّهُ ْال َحA ٍة ِم ْنA َك فِي ِمرْ ي
ق ِ أُو ٰلَئِكَ ي ُْؤ ِمنُونَ بِ ِه ۚ َو َم ْن يَ ْكفُرْ بِ ِه ِمنَ اأْل َحْ زَ ا
ُ A َب فَالنَّا ُر َموْ ِع ُدهُ ۚ فَاَل ت
ٰ
َاس اَل ي ُْؤ ِمنُون ِ َِّم ْن َربِّكَ َولَ ِك َّن أَ ْكثَ َر الن
Apakah (orang-orang kafir itu sama dengan) orang-orang yang ada
mempunyai bukti yang nyata (Al Quran) dari Tuhannya, dan diikuti pula oleh
seorang saksi (Muhammad) dari Allah dan sebelum Al Quran itu telah ada Kitab
Musa yang menjadi pedoman dan rahmat? Mereka itu beriman kepada Al Quran.
Dan barangsiapa di antara mereka dan sekutu-sekutunya yang kafir kepada Al
Quran, maka nerakalah tempat yang diancamkan baginya, karena itu janganlah
kamu ragu-ragu terhadap Al Quran itu. Sesungguhnya (Al Quran) itu benar-
benar dari Tuhanmu, tetapi kebanyakan manusia tidak beriman.
Dalam Tafsir al-Mawardi, kata al-ahzab dalam ayat ini memiliki beberapa
arti, di antaranya adalah seluruh penganut agama (ahlu al-adyan), sekelompok
orang (sekutu) yang menentang Rasul, kaum Quraisy, dan umat Yahudi-Nasrani.5
2. Surat Ar-Ra’d Ayat 36
اAAلْ إِنَّ َمAAُْضهُ ۚ ق
َ ب َم ْن يُ ْن ِك ُر بَع ِ ك ۖ َو ِمنَ اأْل َحْ زَ ا َ َاب يَ ْف َرحُونَ بِ َما أُ ْن ِز َل إِلَ ْي
َ َوالَّ ِذينَ آتَ ْينَاهُ ُم ْال ِكت
ِ ت أَ ْن أَ ْعبُ َد هَّللا َ َواَل أُ ْش ِركَ بِ ِه ۚ إِلَ ْي ِه أَ ْدعُو َوإِلَ ْي ِه َمآ
ب ُ ْأُ ِمر
4
Toshihiko Izutsu, Etika Beragama dalam Qur’an (terjemahan Mansuruddin Djoely), 1993,
Jakarta, Pustaka Firdaus, hlm. 38
5
Abu Hasan al-Mawardi, Al-Nukat wa al-‘Uyun Tafsir al-Mawardi, 1992, Beirut, Dar al-Kutub
al-‘Ilmiyah, Jilid 2, hlm. 462
5
Orang-orang yang telah Kami berikan kitab kepada mereka bergembira
dengan kitab yang diturunkan kepadamu, dan di antara golongan-golongan yang
bersekutu, ada yang mengingkari sebahagiannya. Katakanlah "Sesungguhnya
aku hanya diperintah untuk menyembah Allah dan tidak mempersekutukan
sesuatupun dengan Dia. Hanya kepada-Nya aku seru (manusia) dan hanya
kepada-Nya aku kembali".
Kata al-ahzab di sini dimaksudkan kepada kaum Yahudi, Nasrani, dan
Majusi. Menurut pendapat lain berarti kaum kafir Quraisy.6
3. Surat Maryam Ayat 37
ِ اختَلَفَ اأْل َحْ زَ ابُ ِم ْن بَ ْينِ ِه ْم ۖ فَ َو ْي ٌل لِلَّ ِذينَ َكفَرُوا ِم ْن َم ْشهَ ِد يَوْ ٍم ع
َظ ٍيم ْ َف
Maka berselisihlah golongan-golongan (yang ada) di antara mereka. Maka
kecelakaanlah bagi orang-orang kafir pada waktu menyaksikan hari yang besar.
4. Surat Al-Ahzab Ayat 20
ب
ِ راA َ Aا ُدونَ فِي اأْل َ ْعAAَوْ أَنَّهُ ْم بAAَو ُّدوا لA ِ ْأAAَذهَبُوا ۖ َوإِ ْن يAْ Aَاب لَ ْم ي
َ Aَ َزابُ يAْت اأْل َح َ َيَحْ َسبُونَ اأْل َحْ ز
م َما قَاتَلُوا إِاَّل قَلِياًلAْ يَسْأَلُونَ ع َْن أَ ْنبَائِ ُك ْم ۖ َولَوْ َكانُوا فِي ُك
Mereka mengira (bahwa) golongan-golongan yang bersekutu itu belum
pergi; dan jika golongan-golongan yang bersekutu itu datang kembali, niscaya
mereka ingin berada di dusun-dusun bersama-sama orang Arab Badwi, sambil
menanya-nanyakan tentang berita-beritamu. Dan sekiranya mereka berada
bersama kamu, mereka tidak akan berperang, melainkan sebentar saja.
Nampaknya, akata al-ahzab dalam ayat ini dijadikan nama surat. Surat al-
Ahzab bermakna golongan yang bersekutu. Dinamakan al-Ahzab karena dalam
ayat ini terdapat ayat-ayat yang menceritakan tentang Perang Ahzab, yakni dari
ayat 9 sampai 27. Perang tersebut melibatkan kaum Musyrik, Yahudi, dan orang-
orang munafik melawan kaum Muslimin di Madinah yang terkepung.7
Adapun menurut tafsir al-Mawardi, al-ahzab di sini adalah Abu Sufyan dan
sekutunya dari kaum Musyrik.
5. Surat Al-Ahzab Ayat 22
6
Abu Hasan al-Mawardi, Ibid., Jilid 3, hlm. 116
7
Muhibbin Noor, Tafsir Ijmali: Ringkas, Aktual, dan Kontemporer, 2016, Semarang, Fatawa
Publishing, hlm. 162
6
اAق هَّللا ُ َو َرسُولُهُ ۚ َو َم َ اب قَالُوا ٰهَ َذا َما َو َع َدنَا هَّللا ُ َو َرسُولُهُ َو
Aَ ص َد َ ََولَ َّما َرأَى ْال ُم ْؤ ِمنُونَ اأْل َحْ ز
زَا َدهُ ْم إِاَّل إِي َمانًا َوتَ ْسلِي ًما
Dan tatkala orang-orang mukmin melihat golongan-golongan yang
bersekutu itu, mereka berkata: "Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya
kepada kita". Dan benarlah Allah dan Rasul-Nya. Dan yang demikian itu tidaklah
menambah kepada mereka kecuali iman dan ketundukan.
6. Surat Sad Ayat 11
ِ ُج ْن ٌد َما هُنَالِكَ َم ْه ُزو ٌم ِمنَ اأْل َحْ زَ ا
ب
Suatu tentara yang besar yang berada disana dari golongan-golongan yang
berserikat, pasti akan dikalahkan.
Al-ahzab di sini menunjuk pada kaum Musyrik Quraisy yang menjadi
sekutu iblis karena mereka bersatu mengingkari Allah dan Rasul-Nya.8
7. Surat Sad Ayat 13
َ َِوثَ ُمو ُد َوقَوْ ُم لُو ٍط َوأَصْ َحابُ اأْل َ ْي َك ِة ۚ أُو ٰلَئ
ُك اأْل َحْ زَ اب
Dan Tsamud, kaum Luth dan penduduk Aikah. Mereka itulah golongan-
golongan yang bersekutu (menentang rasul-rasul).
Dalam ayat ini, al-ahzab dijelaskan secara eksplisit, yaitu kaum Tsamud,
kaum Luth, dan penduduk Aikah. Namun, dalam menafsirkan al-ahzab di sini ada
dua pendapat, yaitu sebagai segolongan manusia yang bersatu memusuhi para
Nabi, dan segolongan manusia yang bersatu mengikuti setan.9
8. Surat Al-Mu’min Ayat 5
Aا َدلُواAA ُذوهُ ۖ َو َجAم لِيَأْ ُخAْ ت ُكلُّ أُ َّم ٍة بِ َرسُولِ ِه
ْ وح َواأْل َحْ زَ ابُ ِم ْن بَ ْع ِد ِه ْم ۖ َوهَ َّم ْ ََك َّذب
ٍ ُت قَ ْبلَهُ ْم قَوْ ُم ن
ْ َ ق فَأ
ِ م ۖ فَ َك ْيفَ َكانَ ِعقَاAُْخَذتُه
ب َّ بِ ِه ْال َحAاط ِل لِيُ ْد ِحضُوا ِ َبِ ْالب
Sebelum mereka, kaum Nuh dan golongan-golongan yang bersekutu
sesudah mereka telah mendustakan (rasul) dan tiap-tiap umat telah
merencanakan makar terhadap rasul mereka untuk menawannya dan mereka
membantah dengan (alasan) yang batil untuk melenyapkan kebenaran dengan
yang batil itu; karena itu Aku azab mereka. Maka betapa (pedihnya) azab-Ku?
8
Abu Hasan al-Mawardi, Ibid., jilid 5, hlm. 80
9
Abu Hasan al-Mawardi, Ibid., jilid 5, hlm. 81
7
9. Surat Al-Mu’min Ayat 30
ِ ال الَّ ِذي آ َمنَ يَا قَوْ ِم إِنِّي أَخَافُ َعلَ ْي ُك ْم ِم ْث َل يَوْ ِم اأْل َحْ زَ ا
ب َ ََوق
Dan orang yang beriman itu berkata: "Hai kaumku, sesungguhnya aku
khawatir kamu akan ditimpa (bencana) seperti peristiwa kehancuran golongan
yang bersekutu.
10. Surat Az-Zukhruf Ayat 65
ب يَوْ ٍم أَلِ ٍيم
ِ اختَلَفَ اأْل َحْ َزابُ ِم ْن بَ ْينِ ِه ْم ۖ فَ َو ْي ٌل لِلَّ ِذينَ ظَلَ ُموا ِم ْن َع َذا
ْ َف
Maka berselisihlah golongan-golongan (yang terdapat) di antara mereka,
lalu kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang zalim yakni siksaan hari
yang pedih (kiamat).
Kata al-ahzab di sini menjadi bagian dari ‘mereka’ yang menjadi satu
golongan besar. Adapun makna al-ahzab di sini terdapat dua pendapat. Ada yang
mengatakan bahwa mereka adalah kaum Yahudi dan Nasrani yang berada dalam
satu julukan, ‘ahlu al-kitab’. Pendapat lain mengatakan bahwa mereka adalah
kaum Nasrani yang terpecah-belah karena perbedaan pendapat mengenai Isa ibn
Maryam.10
Jika dianalisis menggunakan metode semantik linguistik11 atau analisis
makna berdasarkan konteks linguistik12, kata al-ahzab di semua ayat tersebut
secara leksikal menggunakan bentuk isim ma’rifat, yaitu ( األحزابbentuk plural
dari )الحزب. Adapun secara gramatikal, kata tersebut terkadang berfungsi sebagai
subjek ()فاعل, terkadang sebagai objek ()مفعول, dan terkadang juga sebagai kata
keterangan (برAA)خ. Secara singkat, makna yang dapat diambil di sini adalah
menunjuk pada suatu golongan tertentu secara kebahasaan umum (linguistik).
Meskipun kata al-ahzab di atas telah diketahui maknanya secara leksikal,
namun masih menyisakan ambiguitas atau ketaksaan makna, di mana kata al-
ahzab masih mengandung lebih dari satu makna 13, yaitu tentang kelompok mana
yang dimaksudkan. Kiranya perlu diketahui makna referensialnya melalui bantuan
10
Abu Hasan al-Mawardi, Ibid., jilid 5, hlm. 237
11
Moh. Kholison, Semantik Bahasa Arab: Tinjauan Historis, Teoritik & Aplikatif, 2019, Malang, CV
Lisan Arabi, hlm. 19
12
Moh. Kholison, Ibid., hlm. 304
13
Moh. Kholison, Ibid., hlm. 262
8
dari kitab tafsir misalnya, agar diketahui siapa yang dimaksud (referen) dari kata
al-ahzab tersebut. Jika yang terjadi demikian, maka perlu dilakukan pendekatan
referensial untuk mengetahui makna al-ahzab secara jelas. Pendekatan referensial
menempatkan bahasa sebagai wakil realitas yang menyertai proses berpikir
manusia secara individual.14 Keberadaan makna di sini sangat ditentukan oleh
nilai, motivasi, sikap, pandangan, dan minat secara individual.15
Dari penjelasan kitab tafsir, kata al-ahzab pada ayat-ayat yang disebutkan di
atas menunjuk pada sekelompok kaum yang berposisi sebagai musuh agama Allah
atau sebagai musuh para utusan Allah (Nabi dan Rasul Allah), baik kaum Kafir
dan kaum Musyrik Quraisy, kaum Nasrani, kaum Yahudi, kaum Majusi, kaum
Munafik, hingga kaum-kaum terdahulu seperti yaitu kaum Tsamud, kaum Luth,
dan penduduk Aikah.
Terakhir, kata al-ahzab dalam pembahasan semantik ini, dapat ditarik
kesimpulan sebagai kata yang mengalami pembatasan makna atau penyempitan
makna. Mengalami pembatasan makna karena kata tersebut pada awalnya
memiliki makna yang luas, kemudian terbatas menjadi satu makna saja. 16 Dalam
konteks al-Qur’an ini, kata al-ahzab dibatasi pada makna pasukan besar
(persekutuan) yang memusuhi agama Allah dan atau memusuhi para utusan-Nya.
14
Aminuddin, Semantik: Pengantar Studi tentang Makna, 2001, Bandung, Sinar Baru Algesindo,
hlm. 55
15
Aminuddin, Ibid., hlm. 56
16
Moh. Kholison, Ibid., hlm. 220
9
Kesimpulan
Penutup
10
Daftar Pustaka
11