Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM FARMASI FISIK

KELOMPOK 4
SHIFT A1
SENIN 07.00 - 10.00

Disusun Oleh :

Rain Kihara 260110150021


Nurlaela Hasanah 260110150033
Rini Meliawati 260110150034
Noer Erin Meilina 260110150035
Nadira Ulfa 260110150036
Hanifa Olga Riska 260110150037
Yunita 260110150038
Latifa Nadya Pratama 260110150039
Rahma Alya Nafisah 260110150040
Hani Lathifa Hilmi 260110150041

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PADJADJARAN 2015
MIKROMERITIKA

Kihara,R., Hasanah,N., Meliawati,R., Meilina, N.E., Ulfa, N., Rizka, H.O.,


Yunita.,Pratama, L.N.,Nafisah, R.A., Hilmi, H.L.

Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran

Jl.Raya Bandung Sumedang Km.21 Jatinangor 45363

Telp.(022) 7996200 Fax.(022) 7796200

ABSTRAK

Mikromeritika merupakan ilmu yang mempelajari mengenai partikel dari


mulai bentuk dan ukurannya. Untuk dapat melakukan melakukan pengukuran
terhadap bentuk dan ukuran partikel dapat digunakan beberapa metode yaitu
metode pengayakan dan metode sedimentasi. Pada praktikum kali ini, dilakukan
uji mikromeritika terhadap serbuk amprotab dengan menghitung beberapa
parameter yang terkait yaitu kerapatan sejati partikel, kerapatan curah, kerapatan
mampat serta kecepatan alir dan sudut sedimentasi terhadap serbuk obat
amprotab. Diperoleh kerapatan partikel dengan metode piknometer sebesar 4,925
g/ml, kecepatan alir serbuk dan sudut istirahat dalam rentang 7-14º, dapat
menentukan kerapatan curah sebesar 0,473 g/ml dan kerapatan mampat sebesar
0,605 g/ml serta dapat menentukan sifat aliran serbuk yang berada pada rentang
18-25 dalam indeks carr adalah cukup baik dengan rasio haussner pada rentang
1,25 – 1,5.

Kata kunci : Mikromeritika, kecepatan alir serbuk, kerapatan mampat, kerapatan


curah, kerapatan sejati

ABSTRACT

Mikromeritics is a study of the particles ranging in size and shape and to


be able to take measurements of the shape and size of particles, can be used
several methods such as sieving method and sedimentation method. At this time
in the lab, the micromeritics test against amprotab powder by calculating several
parameters related. There are true particle density, bulk density, tapped density
and speed compressible flow and also angle of sedimentation of amprotab drug
power. Particle density is obtained by pycnometer method is 4.925 g / ml, powder
flow rate and angle a break in the range 7-14º, can determine the bulk density is
0.473 g / ml the tapped density is 0.605 g / ml and can determine the flow
properties of powders that are on carr 18-25 range in the carr index is quite good
with haussner ratio in the range of 1.25 to 1.5.

Keywords : Micromeritics, bulk density, tapped density, speed compressible flow,


true density
PENDAHULUAN Formulasi yang berhasil dari
suspensi, emulsi dan tablet, dari segi
Ilmu pengetahuan dan
kestabilan fisik dan respon
teknologi tentang partikel-partikel
farmakologis, juga bergantung pada
kecil oleh Dalla Valle dinamakan
ukuran partikel yang dicapai dalam
”Mikromeritik”. Dispersi koloid
produk tersebut. Dalam bidang
mempunyai sifat karakteristik yaitu
pembuatan tablet dan kapsul,
partikel-partikelnya tidak dapat
pengendalian ukuran partikel penting
dilihat di bawah mikroskop biasa,
sekali dalam mencapai sifat aliran
sedangkan partikel-partikelnya dari
yang diperlukan dan pencampuran
emulsi dan suspensi farmasi serta
yang benar dari granul dan serbuk.
serbuk halus ukurannya berada
Hal ini membuat seorang farmasis
dalam jarak penglihatan mikroskop.
kini harus mengetahuhi pengetahuan
Partikel-partikel yang ukurannya
mengenai mikromimetik yang baik
sebesar serbuk kasar, granulat tablet
(Ansel, 1989).
atau granulat garam, ukurannya
berada dalam jarak pengayakan Mikromeritika sangat penting untuk
(Martin et al, 1993). diketahui, diantaranya yaitu untuk
(Parrot, 1970):
Pengetahuan dan
pengendalian ukuran, serta kisaran 1. Menghitung luas permukaan
ukuran partikel sangat penting dalam 2. Sifat kimia dan fisika dalam
farmasi. Jadi ukuran, dan karenanya formulasi obat
juga luas permukaan, dari suatu 3. Secara teknis mempelajari
partikel dapat dihubungkan secara pelepasan obat yang
berarti pada sifat fisika, kimia dan diberikan secara per oral,
farmakologi dari suatu obat. Secara suntikan dan topical
klinik ukuran partikel suatu obat 4. Pembuatan obat bentuk
dapat mempengaruhi emulsi, suspensi dan duspensi
penglepasannya dari bentuk-bentuk 5. Stabilitas obat (tergantung
sediaan yang diberikan secara oral, dari ukuran partikel).
parenteral, rektal dan topikal.
Dalam mikromeritika terdapa Untuk memulai setiap
kerapatan partikel zat. Kerapatan analisis ukuran partikel harus
partikel zat dapat dibedakan menjadi diambil dari umunya jumlah bahan
tiga macam, yaitu : dasar ( ditandai dengan jumlah besar
) suatu contoh yang representative.
1. Kerapatan sebenarnya dari
Karenanya suatu pemisahan bahan
bahan itu sendiri,
awal dihindari oleh suatu pemisahan,
tidaktermasuk rongga-rongga
contohnya yang diambil berupa
dan pori-pori di dalam
bahna halus atau bahan kasar. Untuk
partikel yang lebih besar dari
pembagian contoh pada jumlah awal
dimensi molecular atau
dari 10-100gr digunakan apa yang
dimensi atomis dalam kisi-
disebut pembagi, contohnya piring
kisi kristal.
berputar. Pada jumlah dasar yang
2. Kerapatan granul, seperti
amat besarr harus ditarik beberapa
ditentukan oleh perpindahan
contoh dimana tempat pengambilan
tempat dari air raksa yang
contoh sebaiknya dipilih menurut
tidak mempenetrasi pada
program acak ( Voight, 1994 ).
tekanan biasa ke dalam pori-
pori yang lebih kecil (10 Mikromeritik adalah ilmu atau
mikrometer). teknologi untuk mengukur
3. Kerapatan bulk, ditentukan keseragaman ukuran partikel.
dari volume bulk dan berat Banyak metode tersedia untuk
serbuk kering dalam gelas menentukan ukuran partikel.
ukur. Kerapatan ini Diantaranya ada 3 metode utama
bergantung pada distribusi yang sering digunakan dalam bidang
ukuran partikel, bentuk farmasi serta metode yang
partikel dan kecenderungan merupakan ciri dari suatu prinsip
parikel untuk melekat satu khusus, metode-metode tersebut
dengan lainnya yaitu :
(Martin et al, 1993). 1. Mikroskopis optik.
Mikroskopis optik adalah diameter yang sama. Untuk
metodeyang digunakan untuk memperoleh data yang statistik
mengukur partikel yang ukurannya minimal harus diukur 200 partikel
berkisar dari 0,2 µm sampai kira-kira pada serbuk pharsetik.Pengukuran
100 µm. sediaan yang diukur biasanya dengan menggunakan
partikelnya menggunakan metode ini mikroskopik mempunyai data pisah
yaitu suspensi dan emulsi. Menurut yang bagus.Alat optik mikroskopik
metode mikroskopis, suatu emulsi harus mempunyai jarum penunjuk
atau suspensi, diencerkan dan yang digerakkan dengan kalibrasi
dinaikan pada suatu slide.Di bawah mikrometer sekrup (Robert, 2013).
mikroskop tersebut, pada tempat 2. Metode Ayakan
dimana partikel terlihat, diletakkan Meode ini menggunakan
mikrometer untuk memperlihatkan suatu seri ayakan standar yang
ukuran partikel tersebut.Hasil yang dikalibrasi oleh The National Bureau
terlihat dalam mikroskop dapat of Standards.Ayakan umunya
diproyeksikan ke sebuah layar di digunakan untuk memilih partikel-
mana partikel-partikel tersebut lebih partikel yang lebih kasar, tetapi jika
mudah diukur, atau pemotretan bisa digunakan dengan sangat hati-hati.
dilakukan dari slide yang sudah Ayakan-ayakan tersebut bisa
disiapkan dan diproyeksikan ke layar digunakan untuk mengayak bahan
untuk diukur (Moechtar. 1990). sampai sehalus 44 mikrometer
Dalam metode mikroskopis (ayakan nomor 235). Menurut
pengkuran diameter rata-rata dari metode U.S.P. untuk menguji
sistem diperoleh dengan pengukuran kehalusan serbuk suatu massa atau
partakel secara acak sepanjang garis sampel tertentu ditaruh diatas suatu
yang ditentukan. Partikel yang ayakan yang cocok dan digoyangkan
tersusun secara acak diatur secara mekanis. Serbuk tersebut
diameternya dengan frekuensi yang digoyang-goyangkan selama waktu
sama dalam berbagai arah, sehingga tertentu, dan bahan yang melalui satu
partikel tersebut dianggap sebagai ayakan ditahan oleh ayakan
partikel yang berbentuk bola dengan berikutnya yang lebih halus serta
dikumpulkan, kemudian ditimbang. Alat pemampat serbuk, alat pengukur
Cara lain adalah dengan menetapkan kecepatan alir serbuk, gelas ukur,
partikel-partikel pada ukuran rata- neraca analitik, piknometer 25 ml.
rata aritmatik (hitung) atau geometris
Bahan
dari kedua ayakan tersebut (Sinko,
2006).). Amprotab, parafin cair.
Metode ayakan merupakan
Prosedur
metode yang paling sederhana untuk
mengukur ukuran rata-rata Untuk menentukan kerapatan
partikel.Ayakan dapat dibuat dari partikel digunakan piknometer 25
kawat dengan ukuran lubang ml. Pertama piknometer 25 ml
tertentu, dimana lubang dinyatakan kosong ditimbang lalu piknometer
dalam ukuran inci untuk diisi dengan pelarut yang tidak
mendapatkan analisis yang lebih melarutkan zat dan kemudian
rinci. (Sinko, 2006). ditimbang kembali. Lalu 2-3 ml
3. Metode Sedimentasi/Pengendapan larutan dituangkan ke tabung reaksi.
Pada metode ini ditentukan Setelah itu, ditimbang 1-1,5 g sampel
kecepatan tenggelammnya partikel dan dimasukan ke dalam piknometer
dalam ketergantungannya dai yang berisi pelarut dan
ukuran, bobot jenis dan bentuknya menambahkan pelarut hingga
dalam bidang gaya berat (analisis volume piknometer. Kemudian
pipet, timbangan sedimentasi, ditimbang. Setelah itu dilakulakn
fotosedimentimeter) atau dalam perhitungan untuk menentukan
bidang gaya sentrifugal. Dasar dari kerapatan partikel.
aturan ini adalah hukum stokes
Untuk menentukan kerapatan
(Sinko, 2006).
alir dan sudut istirahat dilakukan
pengayakan amprotab terlebih
METODE dahulu menggunakan mesh 40.
Setelah itu amprotab hasil
Alat
pengayakan ditimbang sebanyak 10
g dan dimasukan ke dalam corong
yang tertutup pada alat pengukur ketukan. Dihitung rasiohausner dan
kecepatan alir serbuk. Kemudian index carr serbuk.
tutup corong dibuka. Lalu diamati
HASIL DAN PEMBAHASANAN
dan dicatat waktu saat seluruh
sampel mengalir. Timbunan sampel 1. Menentukan kerapatan dengan
digunakan untuk menghitung sudut piknometer
istirahat. W2 x W3/V (W2-W4+W3)

Untuk menentukan kerapatan


curah den kerapatan mampat
ditimbang amprotab sebanyak 10 g. W1 = pikno kosong
Kemudian dimasukan ke dalam gelas = 4,925 g/ml
ukur 100 ml yang terpasang pada alat
W2 = pikno+solven
pemampat serbuk. Kemudian di catat
volumenya. Setelah itu serbuk W3 = bobot sampel
dimampatkan menggunakan alat
W4 = (W5-W1)
dengan jumlah ketukan 50, 100, 125,
200, 250, dan 300. Dicatat volume W5 = pikno+solven+sampel
serbuk setelah diberi masing-masing

2. Menentukan kerapatan air dan sudut istirahat

Pengulangan Waktu Diameter Tinggi tan (2t/d)


1 34” 14 cm 1,2 cm 2,4/14 = 0,17 9,65
2 23” 13 cm 1,4 cm 2,8/13 = 0,26 14,57
3 13” 14 cm 1,0 cm 2/14 = 0,14 7,96

3. Menentukan kerapatan curah dan kerapatan mampat


Jumlah Volume Kerapatan Rasion Index
ketukan (ml) hausner carr
0 44 0,473 - -
50 60 0,583 1,233 18,9
100 59 0,593 1,254 20,2
125 58 0,603 1,275 21,6
200 58 0,603 1,275 21,6
250 57 0,614 1,298 23
300 55 0,636 1,345 25,6

PERHITUNGAN - Ketukan 300


1. Perhitungan tan (tinggi/jari- = 1,345
jari)
3. Perhitungan kerapatan curah
- tan = = 0,17 dan mampat
= 9,65 a. Kerapatan curah ( curah)
- tan = = 0,26 curah = =

= 14,57 = 0,473
- tan = = 0,14 b. Kerapatan mampat (
= 7,96 mampat)
2. Rasio Hausner ( ) - Ketukan 50

- Ketukan 50 = 0,583 g/ml

= 1,233 - Ketukan 100


= 0,593 g/ml
- Ketukan 100
- Ketukan 125
= 1,254
= 0,603 g/ml
- Ketukan 125
- Ketukan 200
= 1,275
= 0,603 g/ml
- Ketukan 200
- Ketukan 250
= 1,275
= 0,614 g/ml
- Ketukan 250
= 1,298

- Ketukan 300 = 0,636 g/ml


4. Indeks Carr = mampat, serta menentukan sifat alir
serbuk dengan parameter kecepatan
alir serbuk, sudut istirahat serbuk,
- Ketukan 50
dan nilai Indeks Carr. Pada
=
praktikum kali ini sampel yang
18,9% digunakan adalah serbuk amprotab.
- Ketukan 100 Namun mengukur ukuran partikel
= serbuk amprotab tidak dilakukan.

20,2% Amprotab memiliki rumus empiris

- Ketukan 125 (C6H10O5)n dengan n = 300-1000.


Amprotab tidak berbau dan berasa,
=
serbuk berwarna putih berupa
21,6%
granul-granul kecil berbentuk sferik
- Ketukan 200
atau oval dengan ukuran dan bentuk
=
yang berbeda untuk setiap varietas
21,6% tanaman. Amprotab mempunyai
- Ketukan 250 khasiat sebagai bahan tambahan
= 23% untuk sediaan oral padat dengan
kegunaannya sebagai pengikat,
- Ketukan 300
pengisi, dan penghancur.
=
Kerapatan partikel ialah
25,6%
pernyataan dari bobot massa suatu
partikel padat per satuan volumenya.
Percobaan kali ini bertujuan Kerapatan suatu partikel ini dapat
untuk menentukan ukuran partikel diukur dengan menggunakan metode
secara mikroskopis, menentukan piknometer seperti yang telah
kerapatan partikel dengan dilakukan praktikan. dalam metode
piknometer, menetukan kerapatan piknometer ini, alat yang
alir serbuk dan sudut istirahat serbuk, digunakannya pun bernama
menentukan kerapatan curah (ruah, piknometer. Biasanya, piknometer
longgar, bulk) dan kerapatan digunakan untuk menghitung
kerapatan atau massa jenis dari suatu praktikan gunakan dalam praktikum
fluida, namun ternyata dapat pula ini, zat padatnya ialah serbuk
digunakan untuk menghitung massa amprotab. Kemudian ditimbang
jenis atau kerapatan partikel padatan. kembali dengan neraca analitik dan
Pertama-tama, dilakukan dicatat beratnya sebagai W1’. Setelah
penimbangan piknometer kosong itu, dihitung bobot solvennya saja
kemudian dicatat beratnya sebagai dari selisih W1’ dengan W1. Lalu,
W1. Yang perlu diperhatikan dalam solven yang berada di dalam
prosedur ini ialah adanya cairan yang piknometer dikeluarkan sebanyak 3
tersisa dari pencucian piknometer. ml ke dalam gelas ukur. Ini bertujuan
Sebisa mungkin, piknometer kosong untuk menyediakan tempat untuk
yang ditimbang di dalamnya sudah serbuk amprotab di dalam
kering atau tidak ada kontaminan piknometer, agar tidak terjadi
lain. Lalu, untuk pemegangan peluapan yang malah mengurangi
piknometer, tidak boleh keakuratan hasil. Selanjutnya, serbuk
menggunakan tangan kosong amprotab ditimbang seberat 1 gram
melainkan tangan praktikan harus dan dilambangkan sebagai W3.
dilapisi dengan alat tertentu misalnya Kemudian amprotab dimasukkan
tisu. Hal ini bertujuan untuk tidak perlahan-lahan ke dalam piknometer
menambah bobot lebih dari hingga habis kemudian tempat yang
piknometer tersebut karena suatu zat masih kosong di dalam piknometer
dari tangan kita yang berbekas di sesudah penambahan amprotab,
piknometer tersebut. selain itu, dipenuhkan dengan parafin cair yang
karena piknometer ini sensitif sebab sudah dipisahkan terlebih dahulu
memiliki ukuran yang kecil sehingga tadi. Setelah itu ditimbang dan
beratnya sangat berpengaruh jika ada dicatat. Selanjutnya dihitung selisih
kontaminan. Lalu piknometer diisi bobot penimbangan dengan bobot
dengan solven. Solven yang piknometer kosong dan dicatat
praktikan pakai ialah parafin cair. beratnya sebagai W4. Kemudian
Parafin cair dipilih sebab tidak kerapatan partikel atau massa jenis
melarutkan zat padat yang akan dari amprotab dapat dihitung dengan
rumus sebagai berikut : diameter yang dihasilkan pada saat

dan didapatkan massa serbuk tersebut selesai mengalir


melalui alat penentu kecepatan aliran
jenisnya yaitu sebesar 4, 925 g/ml.
serbuk. Selain itu juga dipengaruhi
Selanjutnya dilakukan
ukuran partikel. Dalam percobaan
percobaan untuk menentukan
kali ini, serbuk Amprotab disaring
kecepatan alir dan sudut istirahat
menggunakan mesh no. 100 terlebih
serbuk Amprotab menggunakan alat
dahulu agar partikel amprotab yang
pengukur kecepatan alir serbuk. Alat
diuji memiliki ukuran yang seragam
ini dilengkapi dengan corong dan
dan agar memperoleh serbuk dengan
tuas yang dapat digeser ke kanan dan
ukuran yang kecil atau halus agar
ke kiri untuk menutup atau membuka
saat pengaliran serbuk Amprotab
lubang bagian bawah corong yang
tidak mampat. Dalam melakukan
terdapat diatas lempeng besi yang
prosedur ini, Amprotab yang telah
terhubung pada tuas tersebut. Posisi
berada dalam corong tidak mengalir,
corong dan lempeng tersebut dapat
walaupun telah dibuka penutup dari
diatur posisinya dengan cara
corong tersebut. Hal ini dapat diatasi
menaikkan atau menurunkannya
dengan cara menyalakan penggetar
sesuai dengan kebutuhan. Selain itu,
pada alat penentu kecepatan aliran
alat ini dilengkapi dengan penggetar,
serbuk. Namun karena penggetar
untuk membandingkan data
tidak dinyalakan, maka aliran serbuk
pengamatan yang menggunakkan
Amprotab dibantu dengan
getaran dengan pengamatan tanpa
digoyanggoyangkan dengan ritme
getaran. Pengamatan dilakukan triplo
stabil di dekat bagian corong agar
agar mendapatkan perbandingan
Amprotab yang berada pada corong
yang lebih akurat, supaya dapat
dapat mengalir. Jika pada saat
diketahui rata-rata dari setiap
praktikum suatu samel serbuk tidak
pengamatan yang dilakukan.
mengalir, hal ini dapat terjadi karena
Parameter yang berperan penting
serbuk tersebut masih kasar atau
dalam penentuan kecepatan alir
ukuran serbuk masih terlalu besar
serbuk adalah tinggi serbuk dan
untuk dapat melewati corong,
sehingga perlu dilakukan Selanjutnya adalah dengan
penggerusan atau penyaringan melakukan prosedur penentuan
sehingga gaya kohesif diantara kerapatan curah dan kerapatan
partikel besarnya sama dengan gaya mampat dari Amprotab dengan
gravitasi. Bisa juga dikarenakan menggunakan alat pemampat
suatu sampel serbuk yang lembab, serbuk/tapping density yang dibagian
sehingga antar partikel yang satu dan atasnya terdiri dari gelas ukur 100 ml
yang lainnya menempel atau yang berfungsi untuk meletakkan
menempel dengan corong. Hasilnya sampel yang akan digunakan untuk
diperoleh sudut istirahatnya adalah menentukan kerapatan curah dan
9,65o; 14,57o; dan 7,96o. Sudut kerapatan mampatnya. Alat
istirahat yang diperoleh ini bervariasi pemampat serbuk ini, dapat
dikarenakan ritme saat dilakukan digunakan untuk mengatur jumlah
penggoyangan alat tidak stabil. ketukannya sehingga dapat
menentukan jumlah ketukan dari
Pengamatan terakhir yaitu
sampel. Sampel dimasukkan dalam
menentukan kerapatan curah dan
gelas ukur tersebut dan alat
kerapatan mampat serbuk asetosal
dinyalakan. Sebelum dinyalakan,
menggunakan alat pengukur
kecepatan ketukan alat diatur rendah
kerapatan curah dan kerapatan
atau tidak terlalu cepat, sehingga
mampat serbuk. Pemampatan
jumlah ketukan dapat dihitung secara
dilakukan dengan variasi-variasi
manual. Selanjutnya sampel tersebut
ketukan yang dilakukan dengan
dihitung ketukannya dan volumenya.
mengatur waktu. Hal ini betujuan
Volume yang pertama ini yang
untuk mengetahui hubungan antara
digunakan untuk menentukan
jumlah ketukan dengan nilai Indeks
kecepatan curah. Jumlah ketukan
Carr yang dihasilkan. Nilai Indeks
yang digunakan adalah
Carr dapat dijadikan parameter
0,50,100,125,200,250,300.
untuk mengetahui sifat alir sebuk.
Hasilnya volume terus
Dibawah ini literatur hubungan
menurun karena serbuk amprotab
Indeks Carr dengan sifat aliran
semakin memadat dan kerapatannya
serbuk.
semakin meningkat. Lalu dilakukan fluiditas serbuk adalah
penentuan aliran serbuk dari a. Ukuran partikel dan distribusi
Amprotab. Parameter penentuan sifat ukuran partikel (particle size
alir serbuk yaitu Indek Konsolidasi and size distribution)
Carr, Rasio Hausner, dan sudut
b. Bentuk partikel (particle shape)
istirahat . Sifat alir serbuk itu sendiri
dan tekstur (texture)
dipengaruhi oleh ukuran partikel,
c. Kerapatan jenis (bulk density)
bentuk, kerapatan, porositas, dan
susunan permukaan partikel. , Indeks d. Porositas (porosity)
Carr sering digunakan dalam indikasi
e. Kandungan lembab (MC)
sifat aliran Indeks Carr yang semakin
f. Kondisi percobaan (handling
besar menandakan sifat aliran yang
and processing conditions)
semakin buruk . Nilai Indeks Carr
dapat ditentukan dengan rumus: g. Ukuran partikel dan distribusi
ukuran partikel (particle size
Rasio Hausner merupakan
and size distribution)
perbandingan antara kerapatan
mampat dengan kerapatan curah
Pada industry farmasi,
.Rasio Hausner dapat ditentukan
mikromeritika diperlukan dalam
dengan menggunakan rumus :
pembuatan tablet, pembuatan
granul, pengisian cangkang kapsul
RH = Kerapatan mampat
gelatin, dan penanganan serbuk
Kerapatan curah
secara umum. Evaluasi menganai
mikromeritika ini dilakukan untuk
Berdasarkan sumber
mendapatkan sediaan farmasi yang
amprotab atau yang memiliki nama
baik. Fenomena yang terjadi pada
lain amilum memiliki sifat alir yang
proses kompaksi yaitu serbuk
buruk. Kesalahan pada praktikum kali
ditempatkan atau dimasukkan ke
ini disebabkan kandungan yang
dalam die atau cetakan lalu
lembab atau serbuk yang kurang halus
diberikan tekanan pada serbuk,
Faktor-faktor yang mempengaruhi
akibat dari tekanan menyebabkan
serbuk tersebut akan tersusun secara Pengayakan dilakukan untuk
teratur dan akan mengalami mencegah kekeliruan dalam
deformasi dan akan terjadi cold pnyimpulan nilai kerapatan curah
welding antara partikel- partikel maupun kerapatan mampat
serbuk. Penentuan kompresibilitas disebabkan partikel partikel sampel
digunakan untuk menghasilkan yang telah membentuk gumpalan
tablet yang baik. Kompresibilitas cenderung untuk tidak dapat
dapat dilihat dari harga Indeks Carr menempati ruang antar partikel pada
yang sangat bergantung pada partikel menyendiri yang lain
kerapatan nyata maupun kerapatan sehingga nilai dari kerapatan bulk
mampat dari granul yaitu dengan dapat menjadi keliru.
cara kerapatan mampat dikurangi
Selanjutnya sampel amprotab
kerapatan nyata, lalu dibagi dengan
yang telah halus dengan pennayakan
kerapatan mampat.
dimasukkan ke dalam gelas ukur
Pada praktikum kali ini, juga kemudian ditempatkan diatas alat
dilihat bagaimana nilai dari bulk tapping density. Nilai volume yang
debsity dan juga tapped density dari ditunjukkan pada gelas ukur
kedua sampel yaitu paracetamol dan selanjutnya dicatat sebagai
amprotab. Perlakuan yang pembanding terhadap nilai volume
dilakukan adalah pengayakan sampel yang telah dimampatkan.
terlebih dahulu terhdap kedua Setelah dilakukan pemampatan
sampel dengan menggunakan kemudian volume dari sampel
ayanakan nomor 40 mesh dan 60 kembali dicatat. Penurunan nilai
mesh. Digunakannya dua nomor volume ditunjukkan oleh sampel
ayakan disebabkan pada ayakan no amprotab. Perbandingan kerapatan
40 mesh kedua sampel dapat bulk dan kerapatan mampat lekat
dengan mudah lolos sedangkan hubungannya dengan fenomena
pada ayakan nomor 60, terdapat porositas dari partikel, dimana
beberapa bulkiness dari sampel terdapat ruang antar partikel yang
yang tertinggal atau tidak terayak. kosong pada saat sebelum
dimampatkan. Adanya ruang ini terbentuk dari ketiga partikel lainnya.
yang tidak dapat terisi oleh partikel Hal ini menunjukkan fenomena dari
akan menyebabkan nilai dari volume distribusi ukuran partikel
bulk akan sangat tinggi dan akan memengaruhi dari nilai kerapatan
berbeda jauh setelah dilakukan bulk maupun kerapatan ammapat
pemampatan. partikel. Umumnya partikel yang
mempunyai nilai porositas dibawah
Hal yang serupa juga terjadi
26% terdiri dari sebagian kecil
pada sampel paracetamol, dimana
partikel berukuran kecil yang
terjadi penurunan volume dari
terdistribusi diantara modus partikel
paracetamol setalah dilakukan
berukuran besar. Partikel kecil
pemampatan dengan alat tapping
tersebut dapat menenmpati ruang
density. Namun terdapat perbedaan
kosong diantara partikel besar
pada nilai volume kedua sampel,
sehingga nilai porositas menjadi
baik volume bulk ataupun volume
sangat kecil. Adanya hal ini
stelah pemampatan walaupun bobot
menunjukkan bahwa partikel yang
kedua sampel yang ditimbang yaitu
memiliki nilai porositas lebi kecil
sama 25 gram. Hal ini disebabkan
dari 26% terdiri dari partikel yang
perbedaan susunan pengepakan pada
berukuran beragam dimana terdapat
kedua sampel. Susunan pengepakan
partikel kecil yang mungkin berada
yang ideal sendiri terbagi menjadi
diantara partikel besar yang lain.
dua yaitu rhombohedral dan loosest,
dimana berdasarkan hasil yang Berbeda dengan sampel paracetamol
diperoleh nilai porositas yang dan amprotab dimana partikel
didapat dengan persamaan partikel akan membentuk agregat

. atau flokulat yang menyebabkan


terjadinya lekukan atau jembatan-
Pada sampel dengan sifat jembatan dalam pengepakan
rhombohedral, tiga buah partikel sehingga menyebabkan nilai dari
akan saling melekat dan partikel porositas partikel berada diatas 48%.
keempat selanjutnya akan berada di Nilai porositas partikel yang tinggi
antara ruang partikel kosong yang
akan membuat volume bulk dari aliran yang cukup karena
partikel juga akan tinggi disebabkan rasio hausner antara 1,25-1,5
banyaknya ruang tak terisi yang dan indeks cair 28-25.
berada di antara partikel. Diharapkan
partikel partikel serbuk memiliki dua
DAFTAR PUSTAKA
susunan peralihan dari susunan
pengepakan ideal yaitu Ansel, Howard, C. (1989).
rhombohedral dan loosest, dimana Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi.
kebanyakan serbuk dalam praktiknya Jakarta:UI Press.
mempunyai porositas antara 30-50%.
Martin, A et al. 1993. Farmasi Fisik
KESIMPULAN Edisi Ketiga Jilid II. Jakarta: UI
Press.
1. Dapat menetukan kerapatan
partikel dengan piknometer Moechtar. 1990. Farmasi Fisika.
yaitu 4,925 g/ml Yogyakarta : Universitas Gadjah
2. Dapat menentukan kecepatan Mada Press
alir serbuk dan sudut istirahat
Voight, R. 1994. Buku pelajaran
dalam rentang 7-14o
teknologi farmasi edisi v.
3. Dapat menentukan kerapatan
Yogyakarta : UGM press.
curah dan kerapatan mampat
serbuk yaitu 0,473 g/ml untuk Sinko.J.P. 2006. Farmasi Fisika dan
kecepatan curah Ilmu Farmasetika.EGC : Jakarta
4. Dapat menentukan sifat aliran
serbuk. Aliran serbuk adalah
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai