Laporan Pembuatan Pil
Laporan Pembuatan Pil
PENDAHULUAN
I. Tujuan
Pada akhir praktikum mahasiswa diharapkan paham dan
terampil melakukan pembuatan pil temulawak. Mahasiwa juga
diharapkan mampu membuat formulasi obat tradisional dan kontrol
kualitasnya.
BAB II
METODE KERJA
I. Alat dan bahan
1. Alat
a. Mortir dan stamper
b. Neraca analitik
c. Blender
d. Pisau
e. Alat pemotong massa pil
f. Alat pembulat massa pil
g. Neraca digital
h. Pipet tetes
i. Beaker glass
j. Kertas perkamen
k. Sudip
2. Bahan
a. Rimpang temulawak (ekstrak) 3 gram
b. Rimpang temulawak segar 3 gram
c. Gom arab 1,5 gram
d. Gliserin q.s
e. Licopodium q.s
BAB III
HASIL PERCOBAAN
I. Penimbangan bahan
Uji organoleptis
Warna Coklat
Khas
Bau
temulawak
Bentuk Bulat
Rasa Pahit
Untuk mengitung kesalahan atau simpangan baku pada data percobaan maka dapat
digunakan rumus standar deviasi (SD), yaitu:
Penulisan ralat :
Tabel ralat
No. X X2
1 134,1 17982,81
2 126,4 15976,96
3 129 16641
4 140,7 19796,49
5 135,4 18333,16
6 126,4 15976,96
7 150,6 22680,36
8 113,7 12927,69
9 103,1 10629,61
10 142,4 20277,76
11 100 10000
12 135,5 18360,25
13 136,9 18741,61
14 139 19321
15 136,6 18659,56
16 118,2 13971,24
17 136,8 18714,24
18 130 16900
19 128 16384
20 114,8 13179,04
Jumlah 2577,6 335453,7
( Σ x)
Σ x 2577,6
X rata-rata ( x́) = = =128,88
N 20
Kesalahan mutlak X
N ( Σ x 2 )−(Σ x )2
Δ x=
1
N √ N −1
2
1 20 ( 335453,7 )−( 2577,6 )
Δ x=
20 √ 20−1
1 6709074−6644021,76
Δ x=
20 √ 19
1 65052,24
Δ x=
20 √19
1
Δ x= √3423,8
20
1
Δ x= 58,513
20
Δ x=2,93
Kesalahan relatif X
∆x
Kr x = 100 %
x́
2,93
= 100 %
128,88
= 2,273 %
Pada perhitungan bobot rata-rata 20 pil yaitu : 128,88 mg dengan prosentase kesalahan
yaitu 2,273 % dan standar deviasi 13,084 %. Dengan adanya standar deviasi serta prosentase
kesalahan dapat diketahui bahwa nilai data tidak mutlak. Untuk penyimpangan terbesar
terhadap bobot rata-rata yang diperbolehkan (FI III) dengan bobot rata-rata 100 mg sampai
250 mg (bobot rata-rata pil 128,88 mg pada percobaan ini) adalah 10 % untuk 18 pil dan 20
% untuk 2 pil, pada percobaan ini penyimpangannya adalah sebesar 2,273 % untuk 20 pil,
kurang dari batas maksimal yang ditetapkan di FI III.
BAB IV
PEMBAHASAN
Pil merupakan bentuk sediaan padat bundar dan kecil mengandung bahan obat
dan dimaksudkan untuk pemakaian oral. Saat ini sudah jarang ditemukan karena
tergusur tablet dan kapsul, biasanya hanya ditemukan pada seduhan jamu atau
sediaan pada obat-obatan tradisional.
Pada prinsipnya pembuatan pil adalah mencampurkan bahan-
bahan, baik bahan obat atau zat utama dan zat-zat tambahan
sampai homogen. Setelah homogen,campuran ini ditetesi dengan
zat pembasah sampai menjadi massa lembak pil yang baik, lalu
dibuat bentuk batang (silinder) dengan cara menekan sampai
sepanjang alat pil yang dikehendaki, kemudian dipotong dengan
alat pemotong pil sesuai jumlah pil yang diminta. Bahan penabur
ditaburkan pada alat penggulung, dan alat pemotong pil, agar
massa pil tidak melekat pada alat pembuat pil tersebut.
Pada percobaan ini pembuatan pil dengan komponen-
komponen sebagai berikut:
1. Zat utama/zat aktif : Rimpang temulawak
Zat aktif bahan obat harus memenuhi persyaratan farmakope.
2. Zat tambahan yang terdiri dari:
a) Zat pengikat: gom arab
Zat pengikat berfungsi untuk memperbesar daya kohesi
maupun daya adhesi massa pil agar massa pil dapat saling
melekat menjadi massa ynag kompak.
b) Zat pembasah : Gliserin
Zat pembasah berfungsi untuk memperkecil sudut kontak
(90oC) antar molekul sehingga massa pil menjadi basah dan
lembek serta mudah dibentuk.
c) Zat penabur : licopodium
Zat penabur fungsinya untuk memperkecil gaya gesekan
antara molekul yang sejenis maupun yang tidak sejenis,
sehingga massa pil menjadi tidak lengket satu sama lain,
lengket pada alat pembuat pil, atau lengket satu sama lain.
BAB V
PENUTUP
I. Kesimpulan
1. Pil adalah suatu sediaan berupa massa bulat, mengandung satu
atau lebih bahan obat.
2. Pil merupakan bentuk sediaan padat bundar dan kecil mengandung bahan obat dan
dimaksudkan untuk pemakaian oral. Saat ini sudah jarang ditemukan karena
tergusur tablet dan kapsul, biasanya hanya ditemukan pada seduhan jamu atau
sediaan pada obat-obatan tradisional.
3. Cara pembuatan pil pada prinsipnya, mencampur bahan-bahan obat padat sampai
homogen, kemudian ditambah zat-zat tambahan, setelah homogen ditetesi bahan
pembasah. Kemudian dengan cara menekan sampai diperoleh masa pil yang
sesuai, lalu dibuat bentuk silinder dan dipotong dengan alat pemotong pil sesuai
dengan jumlah pil yang diminta.
II. Saran
Pada saat praktikum pembuatan pil, para praktikan harus benar-benar teliti
dalam penimbangan bahan, serta pada penambahan gliserin. Karena hal ini akan
berhubungan dengan bentuk dari massa pil. Jika salah atau keliru dalam menimbang
bahan maka akan mempengaruhi formula pil tersebut. Jika terlalu banyak
menambahkan gliserin massa pil akan basah, namun jika penambahan gliserin terlalu
sedikit maka pil akan rapuh, begitu juga dengan penambahan licopodium, jika terlalu
banyak maka akan membuat pil semakin rapuh, mudah pecah dan sulit dibentuk.
DAFTAR PUSTAKA