Bibir sumbing adalah kondisi kelainan bawaan yang ditandai dengan adanya celah atau
belahan pada bibir bagian atas.
Asimetris : tidak simetris
Factor penyebab :
Genetik. Bayi yang lahir dari orang tua dengan kondisi bibir sumbing dan langit-
langit sumbing atau memiliki saudara dengan keadaan tersebut lebih berisiko
mengalami kondisi yang sama.
Gender. Bayi laki-laki dua kali lebih berisiko mengalami cacat lahir ini dibanding
bayi perempuan. Pada bayi laki-laki, kondisi bibir sumbing bisa terjadi dengan
atau tanpa disertai langit-langit sumbing. Sedangkan langit-langit sumbing tanpa
disertai bibir sumbing lebih umum terjadi pada bayi perempuan.
Diabetes. Ada sejumlah bukti yang menunjukkan bahwa wanita yang didiagnosa
menderita diabetes sebelum masa kehamilan berisiko tinggi melahirkan bayi
dengan bibir sumbing.
Obesitas selama masa kehamilan. Bayi dari ibu penderita obesitas berisiko
terlahir dengan bibir sumbing atau langit-langit sumbing.
Paparan zat tertentu selama masa kehamilan. Ibu yang merokok dan
mengonsumsi alkohol selama masa kehamilan berisiko melahirkan bayi dengan
kondisi bibir sumbing dan langit-langit sumbing. Selain itu, konsumsi
tablet kortikosteroid dan obat-obatan antikejang pada masa awal kehamilan juga
dihubungkan dengan beberapa kasus bibir sumbing.
Kekurangan asam folat di masa kehamilan.
Masalah ini melibatkan anak dan orang tua, bersifat kompleks, bervariasi, dan membutuhkan
penanganan yang lama. Penanganan anak kelainan celah bibir dengan atau tanpa celah palatum dan
kelainan celah palatum memerlukan kerjasama tim (Gambar 4), seperti bagian anak, THT, bedah, gigi,
ortopedi, ahli rehabilitasi suara dan pendengaran, dan beberapa bidang lain seperti bedah saraf, mata,
prostodontik, perawat, dan psikolog. Prioritas medis utama adalah memberikan makanan dan nutrisi
yang cukup. Bayi dengan bibir sumbing biasanya tidak mengalami masalah dalam pemberian air susu ibu
ataupun minum dari botol, akan tetapi bayi dengan bibir sumbing dan palatum atau celah palatum akan
bermasalah. Jika sumbing lebar bayi akan sulit menyusu, lelah dan menelan banyak udara; dibutuhkan
preemie nipple. Posisi tegak saat minum susu juga mengurangi risiko regurgitasi. Pada bayi dengan
sumbing lebar, penggunaan protesis palatum membantu pemberian makanan dan minuman. Selain
tatalaksana tersebut, operasi rekonstruksi wajah dapat dilakukan untuk memperbaiki fungsi organ
hidung, gigi, dan mulut, perkembangan berbicara, serta memperbaiki estetika wajah. Operasi meliputi
perlekatan bibir, rekonstruksi bibir sumbing, dan rekonstruksi celah palatum.