Tanda-Tanda Vital (Ghina Warozan)
Tanda-Tanda Vital (Ghina Warozan)
Tentang
Tanda-tanda Vital
Disusun Oleh :
Ghina Warozan
19010656
S1 Keperawatan
Semester 2
Bumi Persada
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan
rahmat dan karunia-Nya saya masih diberi kesempatan untuk bekerja bersama
untuk menyelesaikan makalah ini. Dimana makalah ini merupakan salah satu
dari tugas mata kuliah keperawatan dasar.
Tidak lupa saya ucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing yang
telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
kekurangan, oleh sebab itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun. Dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan teman-teman. Amin..
COVER.................................................................................................1
KATA PENGANTAR..........................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................3
BAB I....................................................................................................5
PENDAHULUAN.................................................................................5
A. LATAR BELAKANG...............................................................5
B. RUMUSAN MASALAH...........................................................5
C. TUJUAN.....................................................................................5
BAB II...................................................................................................6
PEMBAHASAN...................................................................................6
A. Tanda – Tanda Vital..................................................................6
1. TEKANAN DARAH...............................................................6
2. NADI......................................................................................11
3. PERNAFASAN.....................................................................13
4. SUHU.....................................................................................18
BAB III................................................................................................33
PENUTUP...........................................................................................33
A. KESIMPULAN........................................................................33
B. SARAN......................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA........................................................................34
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam melakukan suatu asuhan keperawatan, pemeriksaan tanda – tanda
vital sangat dibutuhkan, karena dengan pemeriksaan tersebut kita dapat
membuat beberapa diagnose tentang apa yang dialami pasien/klien. Ada
beberapa pemeriksaan fisik diantaranya adalah pemeriksaan pernafasan,
nadi, tekanan darah dan suhu.
Pemeriksaan tanda – tanda vital merupakan cara yang cepat dan efisien
dalam memantau kondisi klien atau mengidentifikasi masalah dan
mengevaluasi respons terhadap intervensi yang diberikan. Data ini juga
memberikan sebagian keterangan pokok yang memungkinkan diussunnya
rencana keperawatan. Selanjutnya pengambilan tanda – tanda vital ini
dilakukan dengan jarak waktu pengambilan tergantung pada keadaan umum
klien.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja prosedur pelaksanaan dan tanda – tanda vital
2. Apa saja masalah yang harus dikaji dan tanda – tanda vital
3. Berapakah batasan normal setiap tanda – tanda vital
C. TUJUAN
1. Untuk mengatahui prosedur pelaksanaan dari tanda – tanda vital
2. Untuk mengatahui masalah yang harus dikaji dan tanda – tanda vital
3. Untuk mengetahui batasan normal setiap tanda – tanda vital
BAB II
PEMBAHASAN
Umu Tekanan
r sistolik/diatolik
(mmHg)
1 86/54
bulan
6 90/60
bulan
1 96/65
tahun
2 99/65
tahun
4 99/65
tahun
6 100/60
tahun
8 105/60
tahun
10 110/60
tahun
12 115/60
tahun
14 118/60
tahun
16 120/65
tahun
2. NADI
Nadi adalah gerakan atau aliran darah pada pembuluh darah arteri
yang dihasilkan oleh kontraksi dari ventrikel kiri jantung. Denyut nadi
adalah rangsangan kontraksi jantung yang dimulai dari NODES
SINOURI atau NODUS SINOS ATRIAL yang merupakan bagian atas
serambi kanan jantung. Salah satu indikator kesehatan jantung adalah
terjadinya peningkatan denyut nadi pada saat beristirahat. Pemeriksaan
nadi sangat penting dilakukan agar petugas kesehatan yang melakukan
pemeriksaan nadi dapat mengetahui keadaan nadi (frekuensi irama dan
kuat lemah nadi ). Mengukur denyut nadi yang terasa pada pembuluh
darah arteri yang disebabkan oleh gelombang darah yang mengalir di
dalamnya sewaktu jantung memompa darah ke dalam aorta atau arteri.
Tujuan pemeriksaan nadi adalah :
Untuk mengetahui kerja jantung
Untuk menegetahui jumlah denyut jantung yang terasa pada
pembuluh darah.
Untuk menentukan denyut nadi normal atau tidak.
Kecepatan denyut jantung bereaksi terdapat rangsangan yang
ditimbulkan oleh system saraf simpatis dan saraf parasimpatis, beberapa
hal yang mempengaruhi jumlah denyut: emosi, nyeri, aktivitas, dan obat-
obatan. Kecepatan denyut nadi bertambah bila tekanan darah turun
karena jantung berusaha meningkatkan keluarnya darah.
a. Pemeriksaan nadi
1) Alat yang digunakan
a) Alat penghitung denyut nadi
b) Jam tangan / arloji
c) Buku catatan
2) Pelaksanaan
a) Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan
b) Mempersiapkan alat yang dibutuhkan
c) Membawa alat kedekat pasien
d) Mengatur posisi pasien
e) Meraba / menghitung denyut nadi pada tempat-tempat denyut
nadi( temporalis, karotis, apikal, brakialis, radialis, femoralis,
poplitea, tibialis posterior, dorsalis pedis), sesuai keadaan
umum pasien .
f) Menghitung dengan ujung jari kedua, ketiga, empat dan tekan
dengan lembut
g) Mengetahui atau melaksanakan hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam menghitung denyut jantung
h) Jika denyut teratur hitung selama 30 detik dan kalikan hasilnya
dengan 2. Apabila denyut tidak teratur dan pada paien yang
baru dilakukan pemeriksaan hitung selama 1 menit penuh.
i) Mencuci tangan
j) Mencatat hasil.
b. Masalah Yang Harus Dikaji Pada Pemeriksaan Nadi
Kecepatan Nadi (Pulse Rate)
Pulse Rate (jumlah denyutan perifer yang dirasakan selama 1
menit) à dihitung dengan menekan arteri perifer dengan menggunakan
ujung jari
1) Tachycardia: nadi >100 -150 x/mntà jantung overwork à
oksigenasi sel tidak adequat
2) Palpitasi : perasaan berdebar-debar, sering menyertai tachycardi
3) Bradycardia : denyut nadi < 60 x/mnt àkejadian lebih sedikit
dibandingkan tachycardia
Denyut Nadi sangat fluktuatif dan meningkat dengan :
1) exercise,
2) illness,
3) Injury
4) emotions.
3. PERNAFASAN
Pernafasan atau respirasi adalah peristiwa menghirup udara dari
luar yang mengandung O2 (oksigen) ke dalam tubuh, serta
menghembuskan udara yang banyak mengandung CO2 (karbon
dioksida) sebagai sisa dari oksidasi keluar tubuh. Penghisapan ini disebut
inspirasi dan menghembuskan disebut ekspirasi. Secara normal orang
dewasa bernafas kira – kira 16 – 20 x/menit, sementara bayi dan anak
kecil lebih cepat daripada orang dewasa. Naiknya kecepatan bernafas
disebut polypnea. Jika suhu badan naik kecepatan bernafas bertambah,
karena tubuh berusaha melepaskan diri dari kelebihan panas.
Pemeriksaan pernafasan merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk
menilai proses pengambilan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida.
Pemeriksaan ini bertujuan untuk menilai frekuensi, irama, kedalaman
dan tipe atau pola pernafasan.
Faktor – faktor yang mempengaruhi pola pernafasan:
1) Faktor fisiologis
a) Menurunnya kemampuan meningkatkan O2 seperti pada
anemia
b) Menurunnya konsentrasi O2 yang diinspirasi seperti obstruksi
saluran pernafasan bagian atas.
c) Hivopolemia sehingga tekanan darah menurun yang
mengakibatkan terganggunya O2
d) Kondisi yang mempengaruhi pergerakan dinding dada seperti
pada kehamilan, obeisitas, penyakit kronis, seperti TBC paru.
2) Faktor perkembangan
a) Anak usia sekolah dan remaja, resiko infeksi saluran pernafasan
dan merokok
b) Dewasa, muda dan pertengahan, diet yang tidak sehat, kurang
aktivitas, stress yang mengakibatkan penyakit jantung dan paru.
c) Dewasa tua adanya proses penuaan yang mengakibatkan
kemungkinan arteriosklerosis, elastisitas menurun
3) Faktor perilaku
a) Nutrisi
b) Exercise: akan meningkatkan kebutuhan oksigen
c) Merokok: nikotin menyebabkan fase konstruksi pembuluh
darah perifer dan koroner.
d) Kecemasan
4) Faktor lingkungan
a) Tempat kerja
b) Suhu lingkungan
c) Ketinggian dari permukaan air laut
Faktor yang meningkatkan frekuensi pernafasan:
1) Olahraga
2) Stress
3) Peningkatan suhu lingkungan
4) Penurunan konsentrasi oksigen pada darah yang tinggi
Tujuan menghitung pernafasan :
1) Mengetahui keadaan umum pasien
2) Mengikuti perkembangan penyakit
3) Membantu menentukan salah satu penyokong diagnose
a. Menghitung pernafasan
1) Alat yang digunakan
a) Jam tangan/arloji
b) Buku catatan
2) Pelaksanaan
a) menjelaskan tindakan yang akan dilakukan
b) membawa alat kesamping klien
c) mencuci tangan
d) hitunglah naik turunnya dada klien (pernafasan) sambil
memegang arteri radialis dan menekukkan ke dada klien seperti
pura – pura menghitung denyut nadi (mengupayakan agar
pasien tidak merasa di observasi).
e) jika irama respirasi teratur hitung selama 30 detik dan kalikan
hasilnya dengan dua. Jika irama respirasi tidak teratur hitung
selama 1 menit penuh
f) membereskan alat
g) mencuci tangan
h) mencatat hasil
b. Masalah yang harus dikaji pada pernafasan
1) Ritme pernafasan
a) Eupnea : irama normal
b) Kusmaul : cepat dan dalam
c) Hiperventilasi : pernafasan dalam, kecepatan normalzzz Biot’S :
Cepat dan dalam, berhenti tiba2, kedalaman sama (kerusakan
saraf)
d) Cheyne stoke : bertahap dangkal – lebih cepat dan dalam –
lambat –apnea (kerusakan saraf)
e) Retraksi interkosta : kemungkinan retraksi pada obstruksi jalan
nafas
f) Orthopnea : sesak pada waktu posisi berbaring
g) Suara batuk : produktif / tidak
2) Palpasi
a) Nyeri dada tekan :kemungkinan fraktur iga
b) Kesimetrisan ekspansi dada
Caranya : letakkan kedua telapak tangan secara
datar
- Bisa pada anterior, sisi dan posterior
- Anjurkan tarik nafas
Amati : normal bila gerakan tangan simetris
- Taktil fremitus
Caranya :
- letakkan tangan sama dengan cara pemeriksaan ekspansi
dada
- anjurkan pasien menyebut tujuh-tujuh / enem-enam
- rasakan getaran
Kurang bergetar : pleura effusion, pneumothoraks
- lakukan pada seluruh permukaan dada
(atas,bawah,kiri,kanan, depan,belakang)
3) Perkusi
a) Suara perkusi
- Paru normal : sonor/resonan
- Pneumothoraks : hipersonor
- Jaringan padat (jantung, hati) : pekak/datar
- Daerah yang berongga : tympani
- Batas organ
b) Sisi dada kiri : dari atas ke bawah ditemukan sonor/resonan-
tympani : ICS 7/8 (Paru-lambung)
c) Sisi dada kanan : ICS 4/5 (paru-Hati)
d) Dinding posterior :-Supraskapularis (3-4jari di pundak) batas
atas paru
- Setinggi vertebratorakal 10 garis skapula batas bawah paru
4) Auskultasi
a) Suara / bunyi nafas vesikuler
- Terdengar disemua lapang paru normal
- Bersifat halus, nada rendah
- Inspirasi lebih panjang dari ekspirasi
- Bronchovesikuler
b) Ruang interkostal pertama dan kedua area interskapula
c) Nada sedang, lebih kasar dari vesikuler
d) Inspirasi sama dengan ekspirasi
e) Bronchial
f) Terdengar di atas manubarium,
g) Bersifat kasar, nada tinggi
h) Inspirasi lebih pendek dari ekspirasi
i) Suara ucapan
j) Anjurkan penderita mengucapkan tujuh-tujuh berulang2 secara
berisik sesudah inspirasi
k) Lakukan dengan intonasi yang sama kuat sambil mendengarkan
secara sistematik disemua lapang paru dengan menggunakan
stetoskop
l) Bandingkan bagian kiri dan kanan
5) Suara Tambahan
a) Ronchi (ronchi kering)
Suara yang tidak terputus, akibat adanya getaran dalam lumen
saluran pernafasan karena penyempitan : ada sekret
kental/lengket
b) Rales (ronchi basah)
Suara yang terputus, akibat aliran udara melewati cairan dan
terdengar pada saat inspirasi
c) Wheezes – wheezing
Suara terdengar akibat obstruksi jalan napas, terjadi
penyempitan sehingga ekspirasi dan inspirasi terganggu, sangat
jelas terdengar saat ekspirasi.
c. Batasan Normal Pernafasan
Usia Frekuensi (x/menit)
Balita 30 – 60
Anak 30 – 50
Pra sekolah 25 – 32
Sekolah 20 – 30
Remaja 16 – 19
Dewasa 12 – 20
4. SUHU
Pemeriksaan suhu merupakan salah satu pemeriksaan yang
digunakan untuk menilai kondisi metabolisme dalam tubuh , dimana
tubuh menghasilkan panas secara kimiawi melalui metabolisme darah.
Suhu tubuh perlu dijaga keseimbangannya, yaitu antara jumlah panas
yang hilang dengan jumlah panas yang diproduksi. Proses pengaturan
suhu terletak pada hypothalamus dalam sistem saraf pusat. Bagian depan
hypothalamus dapat mengatur pembuangan panas dan bagian
hypothalamus belakang mengatur upaya penyimpanan panas.
Perubahan suhu tubuh diluar kisaran normal akan mempengaruhi
titik pengaturan hypothalamus. Perubahan ini berhubungan dengan
produksi panas berlebihan, kehilangan panas minimal, atau kombinasi
hal di atas. Sifat perubahan akan mempengaruhi jenis masalah klinis
yang dialami klien
Faktor yang mempengaruhi suhu tubuh:
Usia : pengaturan suhu tubuh tidak stabil sampai pubertas, lansia
sangat sensitif terhadap suhu yang ekstrem.
Olahraga: meningkatkan produksi panas.
Kadar hormon: perempuan mengalami frekuensi suhu tubuh yang
lebih besar dari laki – laki.
Lingkungan : suhu tubuh secara normal berubah 0,5˚ selama 24 jam
titik terendah pada pukul 1 – 4 dini hari.
a. Pemeriksaan suhu
Dimulut Atau Oral
1) Alat yang digunakan :
a) Thermometer oral
b) Botol berisi larutan sabun
c) Botol larutan desinfektan
d) Botol berisi air bersih didalamnya, dialasi dengan kain kasa
e) Potongan tertutup pada tempatnya
f) Bengkok
g) Alat tulis
h) Buku catatan
2) Pelaksaan :
a) Mencuci tangan
b) Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan
c) Mengatur posisi pasien (duduk/tidur)
d) Thermometer diperiksa apakah air raksa sudah turun jika
belum ayun – ayun dengan hati – hati sampai air raksa penuh
pada titik angka terendah (dibawah 35˚c).
e) Anjurkan pasien untuk membuka mulut, letakkan reservoin
thermometer dibawah lidah kemudian anjurkan pasien untuk
menutup mulut.
f) Tunggu 10 menit, keluarkan thermometer dan keringkan
dengan silstep 1 kali dengan tekanan yang mantab dari atas ke
reservoin dengan putaran.
g) Baca hasilnya dengan meletakkan thermometer horizontal
setinggi mata putar – putar diantaranya jari sampai batas air
raksa jelas.
h) Catat hasil di buku catatan
Diketiak/ aksila
1) Alat yang digunanakan :
a) Thermometer aksila
b) botol berisi larutan sabun
c) botol berisi larutan desinfektan
d) botol berisi air bersih didalamnya, dialasi dengan kain kasa
e) potongan tertutup pada tempatnya
f) menempatkan thermometer ke tengah ketiak, turunkan lengan
dan silangkan lengan di bawah klien.
g) Biarkan thermometer di tempat tersebut
- Termomter air raksa 5 – 10 menit
- Thermometer digital sampai sinyal terdengar
h) Keluarkan thermometer dengan hati – hati
i) Lap thermometer memakai tisu dengan gerakan memutar dari
arah atas ke reservoir, buang tisu di bengkok.
j) Baca air raksa atau digitalnya
k) Membantu klien merapikan bajunya
l) Menurunkan tingkat air raksa atau mengembalikan
thermometer digital ke skala awal
m) Mengembalikan thermometer pada tempatnya
n) Melepas sarung tangan dan mencuci tangan
o) Mencatat hasil
2) Pelaksanaan :
a) Menjelaskan pada klien tentang tindakan yang akan dilakukan
b) Mendekatkan alat ke samping klien
c) Mencuci tangan dan memakai sarung tangan
d) Memasang tirai
e) Membuka pakaian bawah
f) Mengatur posisis klien
g) Dewasa : SIM atau miring dan kaki sebelah atas tekuk ke arah
perut
h) Bayi atau anak : tengkurap atau terlentang
i) Melumasi ujung thermometer dengan Vaseline
j) Membuka anus dengan menaikkan bokong atas dengan tangan
kiri (untuk orang dewasa)
k) Minta klien menarik nafas dalam dan memasukkan
thermometer secara perlahan ke dalam anus sekitar 3,5 cm
pada orang dewasa. Dan pada bayi 1,2 – 2,5 cm
l) Pegang thermometer di tempatnya selama 2 – 3 menit (orang
dewasa) dan 5 menit (untuk orang laki – laki)
m) Keluarkan thermometer dengan hati – hati
n) Lap thermometer memakai tisu dengan gerakan memutar dan
buang tisu ke bengkok
o) Baca air raksa dan digitalnya
p) Merapikan pasien
q) Membersihkan thermometer air raksa
r) Menurunakn tingkat air raksa atau mengembalikan
thermometer digital ke skala awal.
s) Mengembalikan thermometer pada tempatnya.
t) Melepas sarung tangan
u) Mencuci tangan
v) Mencatat hasil
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah memahami tentang tanda-tanda vital. Dan kesimpulannya adalah
kesehatan pada tubuh kita itu sangat penting. Terutama bagi tanda-tanda
vital seperti denyut nadi, tekanan darah, pernapasan, suhu badan, dan berat
badan. Bagaimana prosedur pelaksanaan yang berperan penting kepada
masyarakat atau pun pasien dan bertujuan untuk menambah pengetahuan.
Seperti pada tekanan darah, seiring dengan bertambahnya umur seseorang
maka tekanan darah akan meningkat. Dan emosi ataupun rasa nyeri yang di
alami oleh seseorang itu juga berpengaruh terhadap meningkatnya tekanan
darah.
Dengan demikian Suhu tubuh dapat menunjukkan keadaan metabolisme dalam
tubuh, denyut nadi dapat menunjukkan perubahan pada sistem kardiovaskular,
frekuensi pernapasan dapat menunjukkan fungsi pernapasan, dan tekanan darah dapat
menilai kemampuansistem kardiovaskuler, yang dapat dikaitkan dengan denyut nadi.
B. SARAN
Dari penjelasan di atas kita harus lebih teliti untuk mengkaji suatu tanda –
tanda vital. Karena kalau kita tidak teliti dalam mengkaji tanda – tanda vital
maka kita tidak bisa memberikan evaluasi respon klien terhadap intravena
yang diberikan karena pemeriksaan tanda – tanda vital merupakan bagian
dari proses pemeriksaan pasien.
DAFTAR PUSTAKA