Anda di halaman 1dari 5

Nama : Muhammad Aqshal Lubis

NPM : 1804110010039
MK : Hukum dan Administrasi Perencanaan Wilayah
Dosen : Safrina S.H., M.H., M.EPM

PENGEMBANGAN KAWASAN STRATEGIS PARIWISATA NASIONAL


BOROBUDUR

Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki keanekaragaman


budaya serta kekayaan alam yang berlimpah. Tempat – tempat yang mempunyai
daya tarik pun dikebembangkan menjadi suatu atraksi wisata, Indonesia sendiri
memiliki banyak destinasi wisata. Dalam Undang – Undang No. 10 Tahun 2009
Tentang Kepariwisataan, Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh
seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk
tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik
wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara. Salah satun wisata yang
memiliki nilai budaya adalah wisata sejarah yang menceriminkan kejadian –
kejadian di masa lalu seperti zaman kerajaan Hindu-Budha yang memiliki
beberapa peninggalan.

Salah satu kawasan wisata yang memiliki nilai sejarah budaya adalah
Candi Borobudur yang merupakan peninggalan dari Dinasti Syailendra yang
dibangun sekitar tahun 800 M yang terletak di Magelang dan dinobatkan sebagai
warisan budaya dunia oleh UNESCO pada tanggal 13 Desember 1991. Borobudur
adalah salah satu candi/kuil terbesar di dunia, yang menarik dari candi ini adalah
pembangunannya dilakukan tanpa komponen semen. Tanggal 2 Desember 2011,
Candi Borobudur ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional
(KSPN) oleh Pemerintah Indonesia melalui Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun
2011 Tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun
2010-2025. Di dalam Undang – Undang No. 10 Tahun 2009 pasal 1 ayat 10,
Kawasan Strategis Pariwisata adalah kawasan yang memiliki fungsi utama
pariwisata atau memiliki potensi untuk pengembangan pariwisata yang
mempunyai pengaruh penting dalam satu atau lebih aspek, seperti pertumbuhan
ekonomi, sosial dan budaya, pemberdayaan sumber daya alam, daya dukung
lingkungan hidup, serta pertahanan dan keamanan. Kawasan candi sesuai dengan
Rencana Induk Pembangunan Taman Purbakala Nasional dibagi dalam 3 (tiga)
zona, luas zona 1 untuk Candi Borobudur adalah kurang lebih 44,8 Ha, luas zona
2 untuk Candi Borobudur adalah kurang lebih 42,3 Ha, Luas zona 3 untuk Candi
Borobudur adalah kurang lebih 932 Ha (Keputusan Presiden No.1 Tahun 1992).

Dalam pelaksanaan kegiatan untuk wisata candi borobudur, pada tanggal 3


Maret ditetapkan Perusahaan Perseroan (Persero) PT Taman Wisata Candi
Borobudur dan Prambanan, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun
1980. Kemudian dengan dikeluarkan Keputusan Presiden No. 1 Tahun 1992
Tentang Pengelolaan Taman Wisata Candi Borobudur dan Taman Wisata Candi
Prambanan Serta Pengendalian Kawasan Lingkungannya bahwa kewenangan
penuh diberikan kepada PT. Taman Wisata Candi Borobudur dan Prambanan.
Pengelolaan zona 2 sepenuhnya diselenggarakan oleh Perusahaan Perseroan
(PERSERO) PT. Taman Wisata Candi Borobudur dan Prambanan, sedangkan
penataan ruang,peruntukan, dan pengembangan zona 3 dilakukan oleh Pemerintah
Daerah. Perusahaan Perseroan (PERSERO) PT. Taman Wisata Candi Borobudur
dan Prambanan juga melakukan pemanfaatan dan pemeliharaan ketertiban serta
kebersihan zona 1 beserta candinya sebagai obyek dan daya tarik wisata
berdasarkan petunjuk teknis Direktorat Jenderal Kebudayaan Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan selaku instansi yang menguasai, mengelola dan
bertanggung jawab atas candi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Perusahaan Perseroan (PERSERO) PT. Taman Wisata Candi Borobudur
dan Prambanan memiliki wewenang antara lain :

1. melakukan pengaturan yang diperlukan dalam rangka penyelenggaraan


kepariwisataan di zona tersebut;
2. menyediakan dan mengoperasikan segala fasilitas untuk menunjang
kegiatan usaha;
3. memberikan dan mencabut izin penempatan, menetapkan persyaratan-
persyaratan, dan menetapkan serta melakukan pungutan segala usaha
komersial di dalam taman wisata.
4. menetapkan dan memungut biaya masuk taman wisata termasuk candi,
dan pungutan lainnya atas pemanfaatan fasilitas yang tersedia di dalam
taman wisata dan hasil seluruhnya merupakan pendapatan Perusahaan
Perseroan (PERSERO) PT. Taman Wisata Candi Borobudur dan
Prambanan.

Pada Tanggal 12 April 2017, untuk mempercepat pengembangan dan


pembangunan Kawasan Pariwisata Borobudur agar mendukung Rencana Induk
Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010 – 2025 maka dibentuk
stakeholder yaitu Badan Otorita Pengelolaan Kawasan Pariwisata Borobudur
melalui Peraturan Presiden No. 46 Tahun 2017 Tentang Badan Otorita Pengelola
Kawasan Pariwisata Borobudur yang diberada di bawah Kementrian Pariwisata.
Dalam Badan Otorita Borobudur terdiri dari dewan pengarah dan badan
pelaksana. Badan Pelaksana inilah yang memiliki wewenang untuk melakukan
koordinasi, sinkronisasi, dan fasilitasi perencanaan, pengembangan,
pembangunan, dan pengendalian di Kawasan Pariwisata Borobudur. Saat ini,
Badan Otorita Borobudur mengembangkan kawasan Borobudur menjadi wisata
terpadu serta meningkatkan kesejahteraan warga sesuai Peraturan Presiden No. 46
Tahun 2017 yang menyebutkan Badan Otorita Borobudur mengembangkan
kawasan Borobudur menjadi lebih terkoordinasi, sistematis, terarah, dan terpadu.
Badan Otorita Borobudur memiliki dua tugas yakni otoritatif dan koordinatif.
Penugasan otoritatif mencakup pengelolaan lahan seluas 309 hektare di perbukitan
Menoreh, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Khusus untuk tugas koordinatif,
wilayahnya lebih luas yakni meliputi tiga kawasan Destinasi Pariwisata Nasional
(DPN) antara lain Borobudur-Jogja dan sekitarnya, Solo-Sangiran dan sekitarnya,
Semarang-Karimun, Jawa Tengah dan sekitarnya. Keberadaan Badan Otorita
Borobudur menjadikan pembangunan pariwisata di kawasan tersebut tidak saling
tumpang tindih dan memberikan kontribusi bagi kesejahteraan warga sekitar.

Pada tanggal 6 – 7 2020, Badan Otorita Borobudur menyelanggarakan


Rapat Koordinasi Destinasi Super Prioritas Borobudur dalam rangka membahas
program pengembangan pariwisata di Kawasan Pariwisata Borobudur dan juga
melakukan sinkronisasi program antara Pemerintah Pusat Dengan Pemerintah
Provinsi/Kabupaten dan Kota yang masuk dalam cakupan Kawasan Pariwisata
Borobudur serta mendapatkan input dari stakeholder non pemerintahan dalam
meningkatkan kondisi pengembangan Kepariwissataan yang ada pada empat pilar
pembangunan pariwisata. Peran stakeholder ini sangat berpengaruh pada
penyusunan Rencana Detail Pengembangan dan Pembangunan di Kawasan
Pariwisata Borobudur, sebagaimana dinyatakan bahwa Badan Pelaksana dapat
bekerja sama dengan badan usaha dan lembaga/pihak terkait sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan (Peraturan Presiden No. 46 Tahun
2017).

Peran dari berbagai lembaga terbagi pada 3 zona (Keppres No. 1 Tahun
1992), yaitu :

1. Zona 1 : Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktoral


Jendral Kebudayaan, Balai Konservasi Borobudur.
2. Zona 2 : Kementrian BUMN, Deputi Bidang Usaha, energy,
Logistik, Kawasan, dan Pariwisata, PT. Taman Wisata Candi
Borobudur dan Candi Prambanan.
3. Zona 3 : Pemerintah Daerah Kabupaten Magelang dan
Pemerintah Kecamatan Borobudur.

REFERENSI

Undang – Undang Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan

Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1992 Tentang


Pengelolaan Taman Wisata Candi Borobudur Dan Taman Wisata Candi
Prambanan Serta Pengendalian Lingkungan Kawasannya.
Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1980 Tentang Penyertaan Modal
Negara Republik Indonesia Untuk Pendirian Perusahaan Perseroan (Persero)
Taman Wisata Candi Borobudur Dan Prambanan.

Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 17 Tahun 2002 Tentang


Pengelolaan, Keamanan Dan Ketertiban Lokasi Obyek Wisata.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2011 Tentang


Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010 – 2025.

Peraturan Menteri Pariwisata Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2017


Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Badan Pelaksana Otorita Borobudur.

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2017 Tentang Badan


Otorita Pengelola Kawasan Pariwisata Borobudur

FIRDAUSY, S. (2016). STRATEGI PENGEMBANGAN DESA BOROBUDUR


SEBAGAI DESTINASI PARIWISATA (Miniatur Studi Kasus Pengembangan
Kawasan Strategis Pariwisata Nasional Candi Borobudur, Kabupaten
Magelang, Jawa Tengah) (Doctoral dissertation, Universitas Gadjah Mada).

https://id.wikipedia.org/wiki/Taman_Wisata_Candi_Borobudur,_Prambanan,
_dan_Ratu_Boko

https://issuu.com/adityapurnomoa/docs/final_project_presentation_-
_aditya diunduh pada tanggal 23 November 2017

http://bob.kemenpar.go.id/tupoksi/

http://bob.kemenpar.go.id/1581-badan-otorita-borobudur-kembangkan-
wisata-terpadu/

http://bob.kemenpar.go.id/2283-rapat-koordinasi-destinasi-super-prioritas-
borobudur/

http://corporate.borobudurpark.com/profil-perusahaan/

Anda mungkin juga menyukai