Anda di halaman 1dari 2

RUTE PEMBERIAN TERAPI MEDIKASI

KELOMPOK 6

Rute pemberian obat terutama ditentukan oleh sifat dan tujuan dari penggunaan obat sehingga
dapat memberikan efek terapi yang tepat. Terdapat 2 rute pemberian obat yang utama, yaitu:
enteral dan parenteral.

A. Enteral

1.Oral

Pemberian obat melalui mulut (per oral) adalah cara yang paling lazim, karena sangat praktis,
mudah dan aman. Namun tidak semua obat dapat diberikan peroral, misalnya obat yang
bersifat merangsang (emetin, aminofilin) atau yang diuraikan oleh getah lambung, seperti
benzilpenisilin, insulin, oksitosin dan hormone steroida.

2. Sublingual

Obat setelah dikunyah halus (bila perlu) diletakkan di bawah lidah (sublingual), tempat
berlangsungnya rebsorpsi oleh selaput lender setmpat ke dalam vena lidah yang banyak di
lokasi ini.

3. Injeksi

Pemberian obat secara parenteral (berarti “di luar usus”) biasanya dipilih bila diinginkan efek
yang cepat, kuat dan lengkap atau untuk obat yang merangsang atau dirusak oleh getah
lambung (hormon), atau tidak diresorpsi usus (streptomisin).

B. Parenteral

  Intravena (IV)

 suntikan intravena adalah cara pemberian obat parenteral yan sering dilakukan. Untuk obat
yang tidak diabsorbsi secara oral, sering tidak ada pilihan. Dengan pemberian IV, obat me

Intramuskular (IM)

obat-obat yang diberikan secara intramuskular dapat berupa larutan dalam air atau preparat
depo khusus sering berpa suspensi obat dalam vehikulum non aqua seperti etilenglikol.
nghindari saluran cerna dan oleh karena itu menghindari metabolisme first pass oleh hati.

Subkutan

suntikan subkutan mengurangi resiko yang berhubungan dengan suntikan intravaskular.


Contohnya pada sejumlah kecil epinefrin kadang-kadang dikombinasikan dengan suatu obat
untuk membatasi area kerjanya.
C. lain lain

Inhalasi

inhalasi memberikan pengiriman obat yang cepat melewati permukaan luas dari saluran nafas
dan epitel paru-paru, yang menghasilkan efek hampir sama dengan efek yang dihasilkan oleh
pemberian obat secara intravena. Rute ini efektif dan menyenangkan penderita-penderita
dengan keluhan pernafasan seperti asma atau penyakit paru obstruktif kronis karena obat
diberikan langsung ke tempat kerja dan efek samping sistemis minimal.

2. Intranasal

Desmopressin diberikan secara intranasal pada pengobatan diabetes insipidus; kalsitonin


insipidus; kalsitonin salmon, suatu hormon peptida yang digunakan dalam pengobtana
osteoporosis, tersedia dalam bentuk semprot hidung obat narkotik kokain, biasanya
digunakan dengan cara mengisap.

3. Intratekal/intraventrikular

Kadang-kadang perlu untuk memberikan obat-obat secara langsung ke dalam cairan


serebrospinal, seperti metotreksat pada leukemia limfostik akut.

4. Topikal

Pemberian secara topikal digunakan bila suatu efek lokal obat diinginkan untuk pengobatan.
Misalnya, klortrimazol diberikan dalam bentuk krem secara langsung pada kulit dalam
pengobatan dermatofitosis dan atropin atropin diteteskan langsung ke dalam mata untuk
mendilatasi pupil dan memudahkan pengukuran kelainan refraksi.

5. Transdermal

Rute pemberian ini mencapai efek sistemik dengan pemakaian obat pada kulit, biasanya
melalui suatu “transdermal patch”. Kecepatan absorbsi sangat bervariasi tergantun pada sifat-
sifat fisik kulit pada tempat pemberian. Cara pemberian obat ini paling sering digunakan
untuk pengiriman obat secara lambat, seperti obat antiangina, nitrogliserin.

Anda mungkin juga menyukai