Anda di halaman 1dari 15

RUTE

PEMBERIAN
OBAT
Dina Palayukan Singkali, M.Kep
Oral
Rute pemberian obat melalui mulut atau per oral adalah cara
yang paling lazim karena sangat praktis, mudah

• Seringkali, absorpsi obat setelah pemberian secara oral tidak


teratur dan tidak dalam jumlah yang utuh, meskipun formulasi
obat sudah dirancang seoptimal mungkin. Hal ini dikarenakan
obat yang telah diserap di usus akan di bawa menuju organ
hati kemudian di sebarkan ke seluruh tubuh menuju target
pengobatan.
• Beberapa obat penyerapannya dapat terganggu dengan
adanya makanan, oleh sebab itu terdapat obat yang harus
diminum sebelum atau sesudah makan (tidak dikonsumsi
bersamaan).
• Sediaan obat oral yaitu Tablet,kapsul,lozenges
Bentuk sediaan obatnya

Tablet
• Kelebihannya :
• mudah disimpan,
Capsul Lozenges
• memiliki usia pakai lebih panjang
dibanding dengan bentuk lainnya,
• tidak mengandung alcohol
Cara pemberian Sublingual
01 obat
menempatkan obat di bawah
lidah Contoh pemberian obat secara
sublingual adalah pada kasus
serangan angina dan asma yang
Tujuan memerlukan efek yang cepat.
02 agar obat dapat segera diabsorpsi oleh Hanya obat-obat yang bersifat
selaput lendir di sekitar lidah dan masuk lipofil yang dapat diberikan
ke dalam vena atau pembuluh darah. dengan cara ini

Keuntungan
03 obat dapat langsung menuju peredaran
darah besar tanpa melalui organ hati.
Parenteral
Intramuskular (i.m), injeksi di dalam otot dengan tujuan
untuk memperpanjang kerja obat.

Subkutan (s.c), injeksi di bawah kulit dapat dilakukan hanya


dengan obat yang tidak merangsang dan dapat melarut
dengan baik dalam air dan minyak (Insulin)

Intradermal
digunakan untuk tes sensitivitas, seperti tes tuberkulin dan
alergi, dan tes anestesi lokal. Reaksi yang disebabkan oleh
tes ini mudah dilihat karena lokasi suntikan pada kulit.

Intravena (i.v), injeksi langsung ke dalam pembuluh darah


dan menghasilkan efek yang paling cepat di banding rute
yang lain. Tetapi lama kerja obat biasanya singkat.
Parenteral
Intralumbal atau Intratekal, injeksi langsung ke dalam kantung lumbal
(sumsum tulang belakang).

Intraperitonial, injeksi ke dalam rongga perut atau penyuntikan langsung


ke dalam organ abdominal seperti hati, ginjal atau kandung kemih.

Intrapleural, injeksi ke selaput paru-paru atau ke dalam rongga selaput


dada.

Intra-artikular, injeksi ke dalam kantong sinovial atau ke celah-celah


sendi.

Intrakutan, disuntikan ke dalam kulit. Contoh tes alergi antibiotik dan


tes mantoux.
Rektal
Obat suppostoria
Rektal adalah pemberian obat melalui rektum (dubur)
yang umumnya berbentuk suppositoria.
Obat ini digunakan untuk pasien mual muntah atau pasien
yang tidak memungkinkan untuk menelan obat, dan
untuk efek lokal yang cepat misalnya obat pencahar,
anti nyeri..
Intranasal
Intranasal merupakan pemberian obat melalui hidung (biasanya
dalam bentuk sediaan tetes hidung).
Mukosa di hidung dapat menyerap obat dengan baik dan memberi
efek setempat atau lokal. Namun ada juga obat yang diberikan
secara intranasal untuk tujuan efek sistemik, misalnya
kortikosteroid (beklometason, flunisolida).

flunisolida
beklometason
Inhalasi (intrapulmonal)
Sediaan yang umum digunakan adalah aerosol dan juga sebuk halus
yang diberikan dengan disemprotkan ke dalam mulut
menggunakan obat khusus. Obat akan diabsorpsi melalui mukosa
mulut, tenggorokan dan saluran nafas.
Contoh obat yang diberikan secara inhalasi adalah anastesi, dan obat-
obat asma.
Nebulizer
Nebulizer adalah alat untuk mengubah obat dalam bentuk cairan
menjadi uap yang dihirup. Pengobatan yang memanfaatkan
alat ini biasanya diberikan kepada penderita gangguan
pernapasan, seperti asma dan penyakit paru obstruktif kronis
(PPOK), saat mengalami sesak napas.
Intravaginal

Sediaan yang umum digunakan adalah salep dan ovula yang


dimasukan ke dalam vagina. Contohnya pemberian
metronidazol dengan tujuan untuk mengobati vaginitis
(radang vagina) yang disebakan oleh infeksi
parasit trichomonas dan Candida.
Kulit (topikal)
Cara pemberian obat topikal umumnya dioleskan pada bagian kulit
atau jaringan mukosa tertentu. Sediaan yang umum digunakan
berupa salep, krim atau losion. Tidak hanya untuk tujuan
pengobatan, penggunaan sediaan topikal juga diperuntukkan
produk kecantikan (skin care) untuk menutrisi dan merawat
kulit dari kerusakan.
Tugas kelompok
menyusun Standar Prosedur Operasional pemberian obat

1. pengertian
2. tujuan
3.indikasi
4. kontra indikasi
5. persiapan alat
6.prosedur pelaksanaan tindakan
Rute Pemberian Obat
1. Oral 10. Intrakutan
2. Intramuskular (i.m), 11. Sublingual
3. Subkutan (s.c) 12. Rektal
4. Intradermal 13. Intranasal
5. Intravena (i.v), 14. Inhalasi
6. Intralumbal atau Intratekal 15. Nebulizer
7. Intraperitonial, 16. Topikal
8. Intrapleural 17. intravaginal
9. Intra-artikular,
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai