Anda di halaman 1dari 9

TUGAS

ANALISIS KASUS K3 dengan


JSA (Job Safety Analysis) dan HIRADC
(Hazard Identification Risk Assesment Determining Control)

DOSEN PEMBIMBING :
An

DISUSUN OLEH :
ELZHA NATALINA SINAGA
061930401354

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


TEKNIK KIMIA
2019/2020
1. Menjelaskan tentang pemisahan yang data dilakukan menggunakan metode pemisahan
Kromatografi Gas!
Jawaban :
Cara pemisahan sampel atau data yang akan dipisahkan diinjeksikan kedalam
injektor, aliran gas pembawa yang inert akan membawa uap cuplikan kedalam kolom. Kolom
akan memisahkan komponen-komponen cuplikan tersebut. Komponen-komponen yang telah
terpisah tadi dapat dideteksi oleh detektor sehingga memberikan sinyal yang kemudian
dicatat pada rekorder dan berupa puncak-puncak (kromatogram). Dalam analisis KG,
sejumlah volume gas atau cairan analit yang diketahui diinjeksikan ke dalam lubang masuk
kolom, biasanya menggunakan microsyringe (atau serat mikroekstraksi fasa padat, atau
sistem pengalih sumber gas). Saat gas pembawa membawa molekul analit melalui kolom,
pergerakan ini dihambat oleh adsorpsi molekul analit pada dinding kolom atau bahan yang
terikat dalam kolom. Laju progres molekul sepanjang kolom bergantung pada kekuatan
adsorpsi, yang pada gilirannya bergantung pada jenis molekul dan bahan fasa diam. Oleh
karena masing-masing jenis molekul mempunyai laju progresi yang berbeda, berbagai
komponen campuran analit terpisah sesuai progres sepanjang kolom dan mencapai ujung
kolom pada waktu yang berbeda (waktu retensi). Sebuah detektor digunakan untuk memantau
aliran outlet dari kolom; sehingga, waktu komponen mencapai outlet, jumlah komponen
dapat ditentukan. Umumnya, bahan diidentifikasi (secara kualitatif) berdasarkan urutan
waktu elusi dari kolom dan waktu retensi analit di dalam kolom.

Sistem peralatan dari kromatografi gas terdiri dari 7 bagian utama diantaranya :
1. Tabung gas pembawa
2. Pengontrolan aliran dan regulator tekanan
3. Injection port (tempat injeksi cuplikan)
4. Kolom
5. Detektor
6. Rekorder (pencatat)
1. Gas Pembawa
Gas pembawa ditempatkan dalam tabung bertekanan tinggi. Biasanya tekanan dari silinder
sebesar 150 atm. Adapun persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi oleh gas pembawa
adalah :
1. Inert, agar tidak terjadi interaksi dengan pelarut.
2. Murni, mudah didapat dan murah harganya.
3. Dapat mengurangi difusi dari gas
4. Cocok untuk detektor yang digunakan. Gas-gas yang sering dipakai adalah : helium, argon,
nitrogen, karbon dioksida dan hidrogen.

2. Tempat Injeksi
Dalam pemisahan dengan GLC cuplikan harus dalam bentuk fase uap. Gas dan uap dapat
dimasukkan secara langsung. Tetapi kebanyakan senyawa organik berbentuk cairan dan
padatan. Hingga dengan demikian senyawa yang berbentuk cairan dan padatan pertama-tama
harus diuapkan.
3. Kolom
Kolom merupakan jantung dari kromatografi gas. Bentuk dari kolom dapat lurus, bengkok,
misal berbentuk V atau W, dan kumparan/spiral. Biasanya bentuk dari kolom adalah
kumparan. Kolom ini dapat terbuat dari :
a. Tembaga (murah dan mudah diperoleh)
b. Plastik (teflon), dipakai pada suhu yang tidak terlalu tinggi.

4. Detektor
Detektor berfungsi sebagai pendeteksi komponen-komponen yang telah dipisahkan dari
kolom secara terus-menerus, cepat, akurat, dan dapat melakukan pada suhu yang lebih tinggi.
Fungsi umumnya mengubah sifat-sifat molekul dari senyawa organik menjadi arus listrik
kemudian arus listrik tersebut diteruskan ke rekorder untuk menghasilkan kromatogram.
5. Recorder (pencatat)
Recorder berfungsi sebagai pengubah sinyal dari detektor yang diperkuat melalui
elektrometer menjadi bentuk kromatogram. Dari kromatogram yang diperoleh dapat
dilakukan analisis kualitatif dan kuantitatif. Rekorder biasanya dihubungkan dengan sebuah
elektrometer yang dihubungkan dengan sirkuit pengintregrasi yang bekerja dengan
menghitung jumlah muatan atau jumlah energi listrik yang dihasilkan oleh detektor.

 Aplikasi Metode Analisis Secara Kromatografi Gas


Kromatografi gas merupakan teknik yang secara luas digunakan untuk analisis
kualitatif dan kuantitatif. Kromatografi gas dapat digunakan untuk memisahkan dan
mengukur senyawa-senyawa organik yang mudah menguap dan stabil pada temperatur
pengujian, yaitu antara 50oC-300oC. Senyawa yang sukar menguap atau tidak stabil juga
dapat diukur tetapi harus melalui proses derivatisasi terlebih dahulu. Senyawa-senyawa yang
memiliki gugus fungsi atom hidrogen aktif, seperti –COOH, -OH, -NH, dan –SH dapat
mengalami ikatan hidrogen sehingga senyawanya sukar menguap. Derivatisasi dapat
dilakukan melalui reaksi sililasi, alkilasi atau asilasi. Pada reaksi sililasi terjadi penggantian
atom hidrogen aktif oleh gugus trimetilsilil. Dalam reaksi alkilasi, atom hidrogen aktif pada
gugus karboksilat dan alkohol digantikan oleh gugus alifatik/non alifatik menjadi ester.
Sedangkan asilasi adalah reaksi yang mengubah senyawa yang memiliki atom H aktif
menjadi ester, tioester dan amida. Senyawa hasil derivatisasi akan lebih volatil dibandingkan
senyawa sebelumnya sehingga dapat dipisahkan menggunakan teknik kromatografi gas.
Sebagai contoh, lemak tidak bisa dianalisis secara langsung dengan instrumen kromatografi
gas. Oleh karena itu, lemak harus dihidrolisis menjadi asam lemak lalu asam lemak
diesterifikasi dengan pelarut etanol/metanol dan katalis BF3 sehingga membentuk ester yang
mudah menguap
 Analisis Kualitatif
Tujuan utama kromatografi adalah memisahkan komponen- komponen yang terdapat dalam
suatu sampel. Untuk mengidentifikasi tiap puncak dalam kromatogram dapat dilakukan
dengan berbagai macam cara, antara lain:
a. Membandingkan waktu retensi analit dengan waktu retensi standar.
b. Melakukan kromatografi
c. Menghubungkan kromatografi gas dengan detektor spektrometer massa atau IR.
d. Menghubungkan kromatografi gas dengan detektorNMR.

 Analisis Kuantitatif
Analisis Kuantitatif dengan kromatografi gas dapat didasarkan pada salah satu
pendekatan, tinggi puncak atau luas puncak analit dan standar. Tinggi dan luas puncak
berbanding lurus dengan konsentrasi analit yang diinjeksikan. Ada tiga metode analisis
kuantitatif kromatografi gas yaitu, metode standar kalibrasi, metode standar internal, dan
metode normalisasi area.
a. Metode standarkalibrasi.
b. Metode standarinternal.
c. Metode normalisasiarea.

 Aplikasi Kromatografi Gas dalam Biokimia Klinis


Penggunaan kromatografi gas dalam analisis biokimia klinis sangat banyak,
diantaranya analisis alkana dalam sistem pernafasan manusia; metabolit volatile dalam
plasma; asam organik dalam feses atau urin; serta asam amino, amina, gula, kolesterol, dan
asam empedu dalam cairan tubuh. Kromatografi gas juga dapat digunakan untuk
menentukan kandungan kolesterol dalam cairan tubuh mengidentifikasi kandungan asam
empedu dalam cairan tubuh.
 Aplikasi Kromatografi Gas dalam Analisis Toksikologi.
Salah satu contoh analisis toksikologi yang banyak dilakukan adalah screening obat.
Penggunaan kromatografi gas dalam analisis screening obat sangat banyak, diantaranya
analisis amphetamine, anticholinergic, anticonvulsant, antihistamine, barbiturate,
benzodiazepine, cannabinoid, monoamine oxidase inhibitors (MAOIs), narcotic analgesic,
paracetamol, antidepressant, dan pesticides (organochlorine, organophosphate, dan
carbamate). Dalam screening obat, fasa diam dengan berbagai tingkat polaritas dapat
digunakan.
 Aplikasi Kromatografi Gas dalam Analisis Lingkungan.
Sampel lingkungan yang biasa dianalisis meliputi: air (air sungai, air laut, air minum),
limbah (limbah industri, limbah rumah tangga), sedimen (air tawar, air laut), jaringan biologis
(berbagai organisme seperti ikan invertebrata, burung), gas (emisi industry, emisi rumah
tangga, emisi lingkungan) dan minyak (tumpahan). Selain itu juga pestisida, pelarut,
hidrokarbon poliaromatik (PAHs), dan polychlorinated biphenyls (PCBs). Pestisida dapat
berupa insektisida atau herbisida (organoklor, organofosfor atau organonitrogen).
2. Membuat satu contoh soal tentang pemisahan analit dalam suatu sampel menggunakan
Kromatografi Gas!
Jawaban :

Anda mengetahui suatu campuran yang mengandung metil propional dan metil n-butirat
dianalisis dengan GC dengan data sebagai berikut :
 Dari 5 μL larutan standar metil propional dan metil n-butirat masing-masing
menunjukkan puncak pada 3.4 dan 8.2 menit.
 Sebanyak 5 μL dari campuran standar berikut dianalisis :
 Dari hasil
Metil propional Metil butirat Tinggi Puncak
injeksi 0,1 mL 1,9 mL 3.75 mm 5 μL
sampel 0,2 mL 1,8 mL 7.5 mm yang tidak
0,3 mL 1,7 mL 11.25 mm
diketahui
0,4 mL 1,6 mL 15 mm
0,5 mL 1,5 mL 18.75 mm teramati
adanya puncak
pada 3.4 menit dengan tinggi senilai 12.5 mm
 Pada salah satu campuran standar metil propionat dan metil butirat yang digunakan
menunjukkan data sebagai berikut: lebar dasar puncak pada metil propionat dan metil
butirat adalah berturut-turut 1.45 menit dan 3.65 menit.

Tentukan :
 Kandungan senyawa metil propionat dalam sampel tersebut
 Resolusi kolom (Rs) [tanpa satuan]
 Jumlah piringan rata-rata (N rata-rata)
 Tinggi piringan (H) (dalam meter)
 Panjang kolom bila resolusi kolom diharapkan menjadi 1.5
 Waktu elusi senyawa metil propionat pada kolom yang telah diperpanjang
tersebut

1. Kandungan senyawa metil propionate dalam sampel

Terdapat suatu persamaan yang menghubungkan antara konsentrasi suatu analit dalam suatu
campuran tertentu dengan tinggi atau luas area puncak analit yang dihasilkan pada
kromatogram, yaitu menyerupai suatu persamaan garis lurus:
y=mx+c

Dimana: konsentrasi bertindak sebagai x, sedangkan tinggi puncak analit (H) atau luas area
pita bertindak sebagai y. Dalam kasus ini yang bertindak sebagai analit adalah senyawa
etanol. Konsentrasi dinyatkan dalam persen volume (%V) dan tinggi puncak digunakan untuk
menyatakan y.

Dibuat kurva kalibrasi antara %volume metil-propional dengan data tinggi puncak

%V (x) H (y)
5% 3.75
10% 7.5
15% 11.25
20% 15
25% 18.75

KURVA KALIBRASI
20
18 f(x) = 75 x − 0
R² = 1
16
14
Tinggi puncak

12
10
8
6
4
2
0
0.00% 5.00% 10.00% 15.00% 20.00% 25.00% 30.00%
Konsentrasi metil propional

y = 75x + 7E-15

Dari data yang lain diketahui pula bahwa dari 5 μL sampel yang tidak diketahui teramati
adanya puncak pada 3,4 menit dengan tinggi senilai 12,5 mm.

y = 75x + 7E-15
12,5 = 75x + 7E-15
x = 0,1667
x = 16,67 %
Jadi, komposisi metil propionat dalam sampel adalah 16,67% volume. Karena volume
sampel adalah 5 μL, maka terdapat 16,67%.5 μL = 0,833 5 μL metil propionat.

2. Resolusi kolom (Rs)

Diketahui : (tR) metil propional = 3,4 menit, (tR) metil n-butirat = 8,2 menit
Wmetil propional = 1,45 menit, Wmetil n-butirat = 3,65 menit
Rs = ?
Jawab :
2[(t R )metil n−butirat −(t R )metil propional ]
Rs =
W metil propional +W meetil n−butirat
2[ 8,2menit−3,4 menit ] 9,6menit
= = =1 ,882
1 ,45 menit+3 ,65menit 5,1menit
Didapatkan nilai Resolusi kolom (Rs) yaitu sebesar 1,882.

3. Jumlah Piringan rata-rata

Data: (tr)metil propionat = 3.4 menit


(tr)metil n-butirat = 8.2 menit
Wmetil propionat = 1.45 menit
Wmetil n-butirat = 3.65 menit
Dari data-data di atas, besaran nilai jumlah piringan rata-rata (N) dapat dicari dengan
beberapa tahap berikut ini:
1. Mencari nilai jumlah piringan rata-rata (N) metil propionat
2
( t R )metil propinat
N metil propionat =16
W metil propionat 2

( ¿) N
( 3,4 )2
metil propionat =16 2
( 1,45 )
( ¿) N =87,971 88
metil propionat

2. Mencari nilai jumlah piringan rata-rata (N) metil n-butirat


2
( t R )metil n−butirat
N metil n−butirat =16
W metil n−butirat 2
( 8,2 )2
N metil n−butirat =16 2
( 3,65 )
N metil n−butirat =80,754 81

3. Mencari nilai jumlah piringan rata-rata (N)


N metil propionat + N metil n−butirat
N avg =
2
88+ 81
N avg =
2
N avg =84,5

Didapatkan nilai jumlah piringan rata-rata yaitu sebesar 84,5.

4. Tinggi Piringan (H) (dalam meter)


Data: L = 30 m (asumsi)
N = 84,5
Dari data-data diatas, maka nilai tinggi piringan dapat dicari melalui persamaan berikut:
L
H=
N
30 m
H=
84,5
H=0.355
Jadi, didapatkan nilai tinggi piringan yaitu sebesar 0,355 m.

5. Panjang kolom bila resolusi kolom diharapkan menjadi 1.5


Data: Rs 1 = 1,882 N1 = 84 piringan
Rs 2 = 1,5
L2 = ?
Jawab: Untuk menyelesaikan soal ini dapat digunakan perbandingan dengan
persamaan resolusi kolom

N α −1 k 'B
Rs = √ ( )(
4 α 1+k ' B )
Karena nilai α dan k’B dianggap konstan maka perbandingan menjadi
Rs 1 √ N 1
=
Rs 2 √ N 2
1 ,882 √ 84
=
1,5 √ N2
N 2 =53 ,36≈53 piringan
Untuk mencari panjang kolom digunakan persamaan berikut dengan menganggap tinggi
piringan adalah konstan.
L2=H 2 . N 2
L
¿ 1 . 53=0 ,631 . L1
84

6. Waktu elusi senyawa metil propionat pada kolom yang telah diperpanjang tersebut
Data : (tR)1 metil propional = 3,4 menit
Rs 1 = 1,882
Rs 2 = 1,5
(tR)2 metil propional =?

Jawab :
Untuk menyelesaikan soal ini dapat digunakan perbandingan dengan persamaan
resolusi kolom
16 R 2 H 3
α 2 ( 1+k ' B )
( t R )B=
u
s
( α −1 )( k ' B )2
Karena nilai H, α, dan k’B konstan maka perbandingan menjadi

(t R )1 R2s1
=
(t R )2 R2s 2
3,4 menit 1 ,8822
= 2
(t R )2 1,5
2
f.
(t R ) =2 ,16 menit
Didapatkan nilai waktu elusi metil propionat pada kolom yang diperpanjang adalah
sebesar 2,16 menit

Anda mungkin juga menyukai