SISTEM KOLOID
Tujuan Pembelajaran
Setelah mengamati beberapa larutan ke dalam suspensi larutan sejati dan koloid,
diharapkan siswa mampu:
1. Mengelompokkan campuran dalam lingkungan ke dalam larutan, koloid, atau
suspensi.
2. Menjelaskan macam-macam sistem koloid.
3. Menjelaskan penggunaan sistem koloid di industri.
4. Menjelaskan sifat-sifat koloid.
5. Memperagakan proses penjernihan air.
6. Menjelaskan perbedaan koloid liofil dan liofob.
7. Memperagakan pembuatan koloid dengan cara kondensasi dan dispersi.
A. Macam-macam Dispersi
10–7 cm 10–5 cm
Percobaan
Sistem Koloid
Tujuan: mengetahui perbedaan ketiga bentuk campuran
(larutan, koloid, dan suspensi).
Alat dan Bahan
- Gelas kimia 100 mL 12 buah
- Pengaduk 1 buah
- Corong 1 buah
- Kertas saring 6 helai
- Gula tebu 1 gram
- Terigu 1 gram
- Susu instan/susu kental manis 1 gram/ 1 mL
- Urea 1 gram
Percobaan
Efek Tyndall
Tujuan: mempelajari koloid terhadap cahaya.
Alat dan Bahan
- Tabung reaksi besar 6 buah
- Lampu senter kecil 1 buah
- Larutan gula 10 mL
- Warna larutan/campuran
bening atau keruh?
- Menghamburkan/mene-
ruskan cahaya?
Pertanyaan
1. Bagaimanakah sifat koloid terhadap cahaya?
2. Apa yang dimaksud efek Tyndall?
3. Apakah sistem koloid selalu keruh? Jelaskan!
B. Macam-macam Koloid
Fase Medium
Nama koloid Contoh
terdispersi pendispersi
gas gas – –
gas cair busa, buih krim, busa sabun
gas padat busa padat batu apung, karet busa
cair gas aerosol cair kabut, awan
cair cair emulsi susu, scot emulsion
cair padat emulsi padat keju, mentega
padat gas aerosol padat asap, debu
padat cair sol cat, kanji, tinta
padat padat sol padat intan, kaca berwarna
paduan logam (alloy)
D. Sifat-sifat Koloid
1. Efek Tyndall
Efek TyndalI merupakan gejala penghamburan
cahaya yang dijatuhkan oleh seberkas cahaya yang dija-
tuhkan pada sistem koloid.
(a) (b)
Sumber: Brady, General Chemistry
Gambar 9.7 Efek Tyndall (a) larutan sejati meneruskan cahaya, berkas cahaya tidak kelihatan;
(b) sistem koloid menghamburkan cahaya, berkas cahaya kelihatan
2. Gerak Brown
Partikel koloid terlalu kecil dan tidak terlihat jika
diamati dengan mikroskop biasa, tetapi dapat diamati
dengan menggunakan mikroskop ultra.
Mikroskop ultra merupakan mikroskop yang dileng-
kapi sistem penyinaran khusus dan memiliki daya pisah
yang besar.
Dengan menggunakan mikroskop ultra partikel-
Gambar 9.4 Gerak Brown partikel koloid tampak senantiasa bergerak lurus dan
arahnya tidak menentu. Gerakan partikel koloid ini disebut
gerak Brown, karena yang pertama kali mengamati
gerakan ini adalah Robert Brown (tahun 1827).
4. Adsorpsi
Daya adsorpsi partikel koloid Iebih besar dibanding
daya adsorpsi partikel larutan sejati. Hal ini disebabkan
permukaan partikel koloid lebih luas dibanding partikel Fe(OH)3
larutan sejati.
Apabila partikel koloid menyerap ion, partikel itu
bermuatan listrik, misalnya: koloid besi(III)hidroksida dalam a. sol Fe(OH)3
air menyerap ion positif dan koloid arsen(Ill)sulfida me-
nyerap ion negatif.
Atas dasar sifat adsorpsi ini, partikel koloid sangat
penting dalam praktik. Partikel koloid banyak digunakan As2S3
dalam berbagai bidang, terutama bidang industri, misalnya:
a. Industri gula, untuk pemutihan gula.
b. lndustri tekstil, untuk proses pewarnaan. b. sol As2S3
c. Perusahaan air minum, untuk menjernihkan air. Sumber: Brady, General
Chemistry
Percobaan
Koagulasi Koloid
Tujuan: mempelajari koagulasi koloid pada elektroforesis
dan pada penambahan elektrolit.
Mengamati sifat-sifat koloid
1. Elektroforesis
Alat dan bahan:
- pipa U
- elektrode
- kabel
- baterai
- sol Fe(OH)3
- sol As2S3
Cara kerja:
a. Masukkan sol Fe(OH)3 dalam pipa U, masukkan
pula sol As2S3 ke dalam pipa U yang lain.
b. Masukkan elektrode pada kedua ujung pipa U.
c. Hubungkan masing-masing pasang elektrode
dengan sumber arus listrik searah 6 volt.
Pertanyaan:
a. Ke manakah gerak partikel-partikel koloid dalam
kedua pipa U tersebut?
b. Apakah muatan listrik dari dua sol tersebut?
6. Koloid pelindung
Ada koloid yang bersifat melindungi koloid lain
supaya tidak mengalami koagulasi. Koloid semacam ini
disebut koloid pelindung. Koloid pelindung ini membentuk
lapisan di sekeliling partikel koloid yang lain sehingga
melindungi muatan koloid tersebut. Tinta dan cat perlu
diberi koloid pelindung. Cat yang tidak ditambah koloid
pelindung akan mengalami koagulasi.
7. Dialisis
Untuk stabilitas koloid diperlukan sejumlah muatan
ion suatu elektrolit. Akan tetapi, jika penambahan elektrolit
ke dalam sistem koloid terlalu banyak, kelebihan ini dapat
mengendapkan fase terdispersi dari koloid itu. Hal ini akan
mengganggu stabilitas sistem koloid tersebut. Untuk
mencegah kelebihan elektrolit, penambahan elektrolit
dilakukan dengan cara dialisis.
kaporit
Percobaan
air jernih
1. Sol liofob
Sol liofob ialah sol yang fase terdispersinya mem-
punyai afinitas yang kecil atau menolak medium pendis-
persinya. Liofob artinya takut cairan (bahasa Yunani, lio
2. Sol liofil
Sol liofil adalah sol yang fase terdispersinya
mempunyai afinitas yang besar atau mudah menarik
medium pendispersinya. Liofil artinya suka cairan
(bahasa Yunani, Philia = cinta). Partikel dari dispersi liofil
ini sebenarnya adalah molekul tunggal yang besar
sehingga terdapat dalam daerah ukuran koloid. Sifat dari
dispersi jenis ini bergantung pada konsentrasi dan bentuk
molekulnya. Misalnya, protein, kanji, gom, dan karet alam.
Perbedaan sol liofob dan sol liofil dapat dilihat pada
tabel 9.3 berikut.
C17H5 – C
¿
°
¾
°
½
“ekor”
(bagian yang mudah O – Na
¿
¾
½
bercampur dengan “kepala”
minyak/lemak) (bagian yang mudah bercampur
dengan air/hidrofilik)
- Detergen sintetik
Contoh: Natrium Alkil Benzana Sulfonat (ABS)
H H
| |
C C
“ekor”
(bagian yang mudah C C
bercampur dengan | |
minyak/lemak)
H H
¿
°
°
°
°
¾
°
°
°
°
½
“kepala”
(bagian yang mudah bercampur
dengan air/hidrofilik)
Cara kerja:
Molekul sabun atau detergen terdiri dari dua bagian, yaitu:
- Bagian “ekor” adalah rantai hidrokarbon (seperti
minyak bumi). Sebagai bagian molekul yang tidak suka
dengan air disebut hidrofobik mempunyai sifat mudah
bercampur dengan lemak atau minyak.
E. Pembuatan Koloid
1. Cara dispersi
Pada cara ini partikel kasar dipecah menjadi partikel
koloid dengan cara mekanik, listrik, atau peptisasi.
Partikel kasar dipecah sampai halus, kemudian
didispersikan ke dalam suatu medium pendispersi. Cara
pemecahan partikel semacam ini disebut cara mekanik.
Cara lain pemecahan partikel kasar yang juga cara
2. Cara kondensasi
Pada cara kondensasi partikel-partikel larutan yang
berupa atom, ion, atau molekul diubah menjadi partikel
yang lebih besar seperti partikel koloid. Biasanya cara
kondensasi dilakukan melalui reaksi kimia, misalnya reaksi
oksidasi reduksi, hidrolisis, dan substitusi.
a. Reaksi oksidasi reduksi
Gas H2S dialirkan ke dalam larutan SO2, terbentuk sol
belerang.
2 H2S(g) + SO2(g) o 2 H2O(l) + 3 S(s)
Percobaan
Pembuatan Koloid
Tujuan: mempelajari pembuatan koloid.
1. Cara kondensasi
a. Alat dan bahan
- Gelas kimia 250 mL 2 buah
- Gelas kimia 100 mL 2 buah
- Gelas erlenmeyer 200 mL 1 buah
- Silinder ukur 100 mL 1 buah
sol Fe(OH)3
1. Sistem koloid terdiri atas fase terdispersi dengan ukuran tertentu, dalam
medium pendispersi. Zat yang didispersikan disebut fase terdispersi
sedangkan medium yang digunakan untuk mendispersikan disebut medium
pendispersi.
2. Ada 3 macam campuran yang dapat dibedakan yaitu: suspensi kasar, sistem
koloid, dan larutan sejati.
3. Tiga macam campuran dapat dibedakan ukuran partikelnya.
Suspensi, diameter partikelnya lebih besar dari 10–5 cm.
Koloid, diameter partikel terdispersinya 10–7 cm–10–5 cm.
Larutan, diameter zat terlarutnya lebih kecil dari 10–7 cm.
4. Berdasarkan tingkat wujud dari fase terdispersi maupun medium pen-
dispersinya diperoleh 8 macam jenis koloid. Misalnya aerosol, emulsi, sol,
busa, busa padat, aerosol padat, sol padat, dan emulsi padat.
5. Sistem koloid banyak diproduksi oleh industri bahan makanan, obat-obatan,
untuk bahan bangunan, dan kosmetika.
6. Sistem koloid mempunyai sifat-sifat yang khas antara lain efek Tyndall, gerak
Brown dari partikel koloid yang dapat diamati dengan mikroskop ultra.
7. Partikel-partikel koloid bermuatan listrik, karena dipengaruhi oleh medan
listrik dalam percobaan elektroforesis.
8. Partikel-partikel koloid dapat mengalami koagulasi bila diberikan zat elektrolit
yang berlebihan.