(RPP)
A. Kompetensi Inti
KI-1 dan KI-2 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong,
kerja sama, toleran, damai), bertanggungjawab, responsif, dan pro-aktif dalam
berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga,
sekolah, masyarakat, dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan,regional,
dan kawasan internasional.
KI-3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI-4 : Mengoah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang di pelajarinya di sekolah secara mandiri,bertindak
secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah
keilmuaan
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran dalam kelas, siswa diharapkan mampu untuk
memahami mengenai koloid, diantaranya adalah jenis-jenis koloid, sifat-sifat koloid,
penggunaan dari koloid dan bagaimana cara membuat koloid.
D. Materi Pembelajaran
SISTEM KOLOID
Sistem koloid dipelajari karena berkaitan erat dengan kehidupan sehari-hari. Cairan
tubuh, susu, dan berbagai produk kosmetik adalah contoh koloid.
a. Pengertian Koloid
Istilah koloid berasal dari bahasa Yunani yaitu “kolla” yang berarti lem dan “oid”
yang berarti seperti. Dalam hal in yang berkaitan dengan lem adalah sifat difusinya,
karena koloid mempunyai nilai difusi yang rendah seperti lem.
Sistem koloid merupakan suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara
larutan dan suspensi. Sistem koloid mempunyai sifat-sifat khas yang berbeda dari sifat
larutan maupun suspensi. Secara makroskopi, koloid tampak homogen, namun secara
mikroskopi koloid bersifat heterogen. Perbedaan larutan, koloid dan suspensi dapat
dilihat ada tabel berikut :
b. Jenis-Jenis Koloid
Penggolongan suatu sistem koloid terdiri dari dua fase yaitu, fase terdispersi dan fase
pendispersi. Baik fase terdispersi maupun fase pendispersi dapat berupa gas, cair, dan
padat. Zat yang didispersikan disebut fase terdispersi sedangkan medium yang digunakan
untuk mendispersikan disebut medium pendispersi. Berdasarkan fase terdispersinya,
koloid dapat dikelompokkan menjadi 8 macam diantaranya yaitu :
No Fase Fase
Nama Contoh
. Terdispersi Pendispersi
1. Padat Gas Aerosol Padat Asap dan debu di udara.
Cat, tinta, dan tepung
2. Padat Cair Sol
dalam air.
Gelas berwarna dan intan
3. Padat Padat Sol Padat
hitam.
Hairspray dan obat
4. Cair Gas Aerosol Cair
nyamuk.
5. Cair Cair Emulsi Susu, mayones, dan santan.
6. Cair Padat Emulsi Padat Jelly, keju dan mentega.
Putih telur yang dikocok
7. Gas Cair Buih
dan busa sabun.
Styrofoam, karet busa, dan
8. Gas Padat Buih Padat
batu apung.
c. Penggunaan Koloid
Dalam lingkungan sekitar kita, banyak ditemukan sistem koloid, baik yang berasal
dari alam maupun yang dibuat oleh manusia. Koloid-koloid tersebut ada yang merugikan
manusia, tetapi banyak juga yang menguntungkan manusia. Beberapa manfaat dari
koloid bagi kehidupan manusia anatara lain:
1. Untuk menghilangkan kotoran yaitu dengan menggunakan detergen dan sabun
2. Untuk mengurangi kadar pencemaran di udara
3. Untuk bahan kosmetik
4. Untuk bahan makanan dan obat-obatan
5. Untuk menghilangkan bau badan
d. Sifat-Sifat Koloid
Koloid mempunyai sifat-sifat khusus yang tidak dimiliki oleh larutan dan suspensi.
Sifat-sifat tersebut tampak dalam keunikan kenampakan koloid dalam kehidupan sehari-
hari. Sifat-sifat koloid antara lain yaitu:
1. Efek Tyndall
Efek tyndall yaitu efek yang terjadi jika suatu larutan terkena sinar. Pada saat
larutan sejati disinari dengan cahaya, maka larutan tersebut tidak akan
menghamburkan cahaya, sedangkan pada sistem koloid, cahaya akan
dihamburkan. Hal ini terjadi karena partikel-partikel koloid mempunyai partikel-
partikel yang relatif besar untuk menghamburkan sinar tersebut. Sebaliknya pada
larutan sejati, partikel-partikelnya relatif kecil sehingga hamburan yang terjadi
hanya sedikit.
2. Gerak Brown
Jika kita amati sistem koloid dibawah mikroskop ultra, maka kita akan melihat
bahwa partikel-partikel tersebut akan bergerak membentuk zig-zag. Pergerakan
zig-zag dikarenakan suatu partikel-partikel suatu zat senantiasa bergerak.
Gerakan tersebut dapat bersifat acak seperti pada zat cair dan gas, atau hanya
bervibrasi di tempat seperti pada zat padat.
Untuk sistem koloid dengan medium pendispersi zat cair atau gas, pergerakan
partikel-partikel akan menghasilkan tumbukan dengan partikel-partikel koloid itu
sendiri. Tumbukan tersebut berlangsung dari segala arah. Oleh karena ukuran
partikel sangat kecil, maka tumbukan yang terjadi cenderung tidak seimbang.
Sehingga terdapat resultan tumbukan yang menyebabkan perubahan arah gerak
partikel sehingga terjadi gerak zig-zag atau gerak Brown. Contohnya adalah
lateks (getah) ayng baru keluar dari batang pohon.
3. Elektroforesis
Elektroforesis merupakan proses pemisahan partikel koloid bermuatan dnegan
menggunakan medan listrik. Pemisahan ini dapat dilakukan dengan memberikan
arus searah pada elektrode yang dicelupkan dalam koloid. Sesuai dengan
ketentuan bahwa partikel yang bermuatan listrik positif akan tertarik ke partikel
yang bermuatan negatif begitupun sebaliknya.
4. Adsorpsi
Partikel koloid memiliki kemampuan menyerap ion atau muatan listrik fase
pendispersi pada permukaannya mengakibatkan partikel koloid menjadi
bermuatan listrik. Penyerapan pada permukaan ini disebut adsorpsi sehingga
partikel koloid menjadi bermuatan.
5. Koagulasi
Apabila sistem koloid dibiarkan dalam waktu tertentu, maka koloid tersebut
akan dipengaruhi oleh gaya gravitasi. Akibatnya, zat-zat terdispersi dalam sistem
koloid secara perlahan-lahan akan turun kedasar wadah, sehingga terjad
penggumpalan atau pengendapan (koagulasi)
6. Dialisis
Dalam pembuatan suatu koloid, seringkali terdapat ion-ion yang dapat
mengganggu kestabilan koloid tersebut. Ion-ion pengganggu ini dapat
dihilangkan dengan suatu proses yang disebut Dialisis. Dalam proses ini, sistem
koloid dimasukkan ke dalam suatu kantong koloid yang terbuat dari selaput
semipermiabel, yaitu selaput yang dapat melewatkan partikel-partikel kecil,
seperti ion molekul sederhana, tetapi menahan koloid. Lalu kantong koloid itu
dimasukkan ke dalam bejana yang berisi air mengalir. Dengan demikian, ion-ion
keluar dari kantong dan hanyut bersama air.
7. Koloid Pelindung
Pada beberapa proses, suatu koloid harus dipecahkan, tetapi dilain pihak
koloid perlu dijaga supaya tidak rusak. Suatu koloid dapat distabilkan dengan
menambahkan koloid lain yang disebut koloid pelindung. Koloid pelindung ini
akan membungkus partikel-partikel zat terdispersi sehingga tidak dapat lagi di
kelompokkan.
8. Koloid Liofil dan Liofob
Koloid yang memiliki medium dispersi cair dibedakan atas Koloid Liofil dan
Koloid Liofob. Dikatakan koloid liofil yaitu dimana koloid terdapat gaya tarik
menarik yang cukup besar antara fase terdispersi dengan medium pendispersinya
yang bersifat lebih stabil. Sedangkan koloid liofob yaitu dimana koloid tidak atau
sangat lemah akan gaya tarik menarik antara fase terdispersi dengan medium
pendispersinya yang berisifat kurang stabil. Bila pelarut yang digunakan berupa
air maka akan disebut koloid hidrofil dan koloid hidrofob. Perbedaan sol hidrofil
dan sol hidrofob dapat disimpulkan sebagai berikut:
e. Pembuatan Koloid
Ada dua dasar metode pembuatan koloid sol, yaitu metode kondensasi dan metode
dispersi.
1. Cara Kondensasi
metode dimana partikel-partikel kecil larutan sejati bergabung membentuk
partikel-partikel berukuran koloid. Proses ini melibatkan penggabungan partikel-
partikel larutan (atom, ion). Hal ini dilakukan melalui beberapa reaksi kimia, yaitu
dekomposisi rangkap, hidrolisis, redoks, dan penggantian pelarut.
a. Reaksi Redoks.
b. Reaksi Hidrolisis
c. Dekomposisi Rangkap
d. Penggantian Pelarut
2. Cara Dispersi
a. Cara Mekanik
b. Cara Peptisasi
c. Cara Busur Bredig
E. Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : Discovery Learning
Metode Pembelajaran : Ceramah, Tanya jawab, Demonstrasi, Diskusi, dan Latihan
F. Media Pembelajaran
Media :
Worksheet atau Lembar Kerja Siswa
LCD Proyektor
Alat/Bahan :
Keterangan :
BS : Bekerja Sama
JJ : Jujur
TJ : Tanggung Jawab
DS : Disiplin
Catatan :
Catatan :
c. Keterampilan
- Penilaian Untuk Kerja
Contoh instrumen penilaian untuk kerja dapat dilihat pada instrumen penilaian
ujian keterampilan berbicara sebagai berikut:
Instrumen Penilaian
Keterangan :
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Kurang Baik
25 = Tidak Baik
Instrumen Penilaian
b. Pengayaan
Guru memberikan nasihat agar tetap rendah hati, karena telah mencapai nilai
KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Guru memberikan soal pengayaan sesuai
dengan materi pembelajaran.