Anda di halaman 1dari 13

Proposal Cara Pembuatan Pempek Khas Palembang

Nama kelompok :
1. Aryan Hadi Pranoto Utomo (07)
2. Isman Ardi Saputro (18)
3. Kuncoro Ari Wibawa (21)
4. Muh. Willian Yogi Satrio (25)
5. Titan Maulidtha Romanisti (31)
BAB I
PENDAHULUAN

1.1       Latar Belakang


            Berbicara mengenai kekayaan Indonesia, memang tidak akan pernah ada habisnya.
Beragam budaya, kekayaan alam, sampai aneka macam kuliner tradisional, menjadi potensi
bisnis yang sangat menguntungkan bagi masyarakatnya.Dulu kewirausahaan hanya dapat
dilakukan melalui pengalaman langsung dilapangan dan merupakan bakat yang dibawa sejak
lahir yang dengan demikian kewirausahaan tidak dapat dipelajari dan diajarkan. Di era
globalisasi ini, semakin maraknya bisnis dibidang kuliner karena keuntungan yang cukup
menggiurkan membuat masyarakat sudah mulai banyak yang membuka usaha di bidang
kuliner.Usaha Kuliner juga melihat bahwa manusia tidak akan terlepas dari makanan yang
merupakan kebutuhan dasar manusia.
Salah satu potensi daerah yang sering dimanfaatkan sebagai peluang bisnis adalah
makanan daerah. Seiring dengan permintaan pasar, kini makanan khas daerah sudah banyak
dipasarkan di kota-kota besar, dan tidak hanya terbatas di daerah asalnya saja. Pempek
merupakan salah satu bukti nyata kesuksesan makanan tradisional yang berhasil diangkat
menjadi makanan nasional. Makanan khas dari daerah Sumatera Selatan yang beribukota di
Palembang ini, sekarang bukan hanya menjadi makanan yang populer di daerah Sumatera saja.
Namun kini pempek sudah beredar hampir di semua daerah Indonesia. Bahkan sekarang produk
makanan khas ini memiliki peluang pasar yang sangat luas, menjangkau masyarakat kelas bawah
sampai kalangan menengah keatas. Maka dari itu kami melihat peluang usaha dibidang kuliner
dengan cukup menjanjikan keuntungan yang menggiurkan dengan modal usaha yang tidak
terlalu memberatkan enterpreuer pemula. Usaha “PEMPEK” usaha ini merupakan usaha
rumahan yang bergerak dibidang kuliner.

1.2       Tujuan
   Tujuan usaha ini merupakan sebuah pencapaian tujuan usaha yaitu profit, akan tetapi tidak
hanya sekedar profit saja yang kami coba temukan melainkan penekanan pada pengalaman
sebuah proses wirausaha. Karena melalui penjualan dan pemasaran ini kami dituntut untuk
berinteraksi dengan orang banyak, bagaimana cara menawarkan dengan baik dan sopan,
meyakinkan pembeli untuk membeli produk yang kita tawarkan dan memberikan pelayanan
yang terbaik agar customer merasa puas serta sebagai syarat untuk memenuhi tugas praktek mata
kewirausahaan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1       Pengertian Kewirausahaan


            Istilah kewirausahaan banyak dijumpai dalam uraian yang merupakan kata dasar
wirausaha yang berarti segala sesuatu yang berhubungan dengan kata wirausaha. Kata wirausaha
atau “pengusaha” berasal dari bahasa Perancis “entrepreneur” yang artinya pemimpin musik
atau pertunjukan (Jhingan, 1999:425).
Dalam bahasa Belanda dikenal sebagai ondernemer dan di Jerman dikenal
sebagai unternehmer. Di beberapa negara, kewirausahaan memiliki banyak tanggung jawab,
antara lain tanggung jawab dalam mengambil keputusan yang menyangkut kepemimpinan
teknis, kepemimpinan organisasi dan komersial, pembelian, penjualan, pemasangan iklan dan
sebagainya. 
Djatmiko (2011:7) mengatakan wirausaha atau wiraswasta atau saudagar merupakan
istilah yang melekat pada diri seseorang yang mampu berdiri sendiri karena keunggulan yang
dimiliki dalam bidang usaha. Hal itu sesuai dengan arti kata wiraswasta itu, yaitu: Wira: manusia
unggul, teladan, berbudi luhur, berjiwa besar, berani, pahlawan dan pendekar kemajuan dan
mempunyai keagungan watak, Swa: sendiri, dan Sta: berdiri.  
Meredith,et.al. (1996) mengatakan wirausaha adalah orang-orang yang mempunyai
kemampuan, melihat dan menilai kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber-sumber daya yang
dibutuhkan guna mengambil keuntungan daripadanya serta mengambil tindakan yang tepat, guna
memastikan kesuksesan.
Thomas W.Zimmerer (1996) dalam Suryana dkk. (2011:1) mengatakan kewirausahaan
adalah hasil dari suatu disiplin serta proses sistematis penerapan kreativitas dan inovasi dalam
memenuhi kebutuhan dan peluang di pasar.

Suryana lebih lanjut mengatakan inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk
menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (created new and different). Melalui berpikir kreatif
dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang. Kewirausahaan pada dasarnya adalah
semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha dan atau kegiatan
yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi dan produk
baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik atau
memperoleh keuntungan yang besar.
Komaruddin (2006) mengatakan Entrepreneur disebut sebagai pengusaha, usahawan,
wirausaha. Menurut Kamus Besar Indonesia, kewirausahaan berasal dari
kata entrepreneur (bahasa Inggris) adalah orang yang pandai atau berbakat mengenali produk
baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk mengadakan produk baru,
memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya. Jadi seorang entrepreneur tidak bisa
melakukan produksi dan memasarkan tanpa ada suatu pengalaman atau setidaknya
seorang entrepreneurharus punya jiwa rasa ingin tahu tentang produksi dan barang. Hanya
dengan memahami barang yang akan dijual dan memahami pasar serta berkemampuan untuk
melakukan kalkulasi  maka seorang entrepreneur bisa dengan tepat mencapai tujuannya yakni
keuntungan.
Menurut Sudjana (2004:131), kewirausahaan atau entrepreneurship  adalah sikap dan
perilaku wirausaha yang inovatif, antisipatif, inisiatif, pengambil resiko, dan berorientasi laba.
Sedangkan dalam Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 4 Tahun 1995 tanggal 30 Juni 1995 tentang
Gerakan Nasional Memasyarakatkan dan Membudayakan Kewirausahaan, dikemukakan bahwa
kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan seseorang dalam menangani
usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan, menerapkan cara kerja,
teknologi dan produksi baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan
pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar.
Sanusi (1998:291) mengemukakan bahwa kewirausahaan dapat dipandang sebagai
institusi kemasyarakatan yang mengandung nilai-nilai dan dinyatakan dalam perilaku. Nilai dan
perilaku itu merupakan dasar sumber daya, te naga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan
hasil bisnis.
Menurut Suherman  (2008:11) kewirausahaan merupakan sikap dan perilaku seseorang
dalam melakukan suatu kegiatan. Sehingga dapat diketahui bahwa kewirausahaan merupakan
sikap dan perilaku seseorang dalam melakukan suatu kegiatan.
2.2  Manfaat Kewirausahaan
Dari beerapa penelitian mengedintifikasi bahwa pemilik bisnis mikro, kecil, atau percaya
bahwa mereka cenderung bekerja lebih keras, menghasilkan lebih banyak uang, dan lebih
membanggakan daripada bekerja di suatu perusahaan besar. Sebelum mendirikan usaha, setiap
calon wirausaha sebaiknya mempertimbangkan manfaatkepemilikikan bisnis mikro, kecil atau
menengah.
Thomas W Zimmerer et al. (2005) merumuskan manfaat kewirausahaan adalah sebagai
berikut:
1. Memberi peluang dan kebebasan untuk mengendalikan nasib sendiri
2. Memberi peluang melakukan perubahan
3. Memberi peluang untuk mencapai potensi diri sepenuhnya
4. Memiliki peluang untruk meraih keuntungan
5. Memiliki peluang untuk berperan aktif dalam masyarakan dan mendapatkan
pengakuan atas usahanya
6. Memiliki peluang untuk melakukan sesuatu yang disukai dan menumbuhkan rasa
senang dalam mengerjakan

Kewirausahaan memiliki empat manfaat sosial; memperkuat pertumbuhan ekonomi,


meningkatkan produktivitas, menciptakan teknologi, produk dan jasa baru, serta mengubah dan
meremajakan pasar. (Anonim 2014)
Anonim (2013) menyatakan bahwa dalam pembangunan perekonomian bangsa manfaat
kewirausahaan adalah
1.      Menciptakan lapangan kerja
2.      Mengurangi pengangguran
3.      Meningkatkan pendapatan masyarakat
4.      Mengombinasikan faktor–faktor produksi
5.      Meningkatkan produktivitas nasional

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan dapat


memberikan manfaat bagi masyarakat yang ingin bekerja keras dalam berinovasi dan kreatif
dalam mengurangi pengangguran sehingga dapat mensejahterakan dirinya maupun orang lain.
BAB III
BAHAN DAN METODE

3.1       Alat dan Bahan


Alat:
1. Kompor
2. Sutil
3. Kuali
4. Baskom
5. Pisau
6. Serbet
7. Lampu
8. Gerobak
9. Kantong Plastik

Bahan :
1. Tepung Sagu
2.  Gula Merah

3.  Telur

4. Mentimun
5. Garam dan Penyedap Rasa
6. Air
7.  Cabe Rawit

8. Bawang Putih
3.2       Metode
Dalam usaha yang kami lakukan ini kami menggunakan modal yang relative kecil dari
anggota kelompok yang dikumpulkan yakni Rp.20.000,- per orang dengan jumlah anggota
kelompok 6 orang. Sedangkan dalam hal pemasaran usaha ini produk langsung disampaikan
kepada konsumen yakni para anak kost maupun masyarakat yang ada disekitar lingkungan
Universitas Riau yang berada di Jl. Bina Krida. Usaha ini juga di promosikan melalui Jejaring
Sosial seperti Face Book Untuk menarik konsumen dan usaha ini juga menerima pesanan melalu
telfon ataupun Sms dan antar ke tujuan.
3.3      Cara Kerja
3.4.1   Cara membuat pempek
1.        Pertama campurkan  garam serta bumbu penyedap, aduk telur hingga adonan benar-benar
tercampur.
2.        Pertama campurkan tepung sagu dengan bumbu penyedap, garam, dan air secukupnya. pada
adonan tersebut,aduk merata dan uleni sampai tidak lengket .
3.        Untuk membentuk adonan lumuri tangan dengan sedikit tepung agar tidak lengket.
4.        Bentuk adonan tepung sagu dengan bentuk bulat (atau sesuai selera) Buat lubang di
tengahnya,dan beri telur di dalamnya.
5.        Rebus adonan Mpek-mpek hingga adonan Mpek-mpek benar-benar mengapung, lalu angkat dan
tiriskan

3.4.2 Cara membuat kuah pempek


1.      Pertama masukkan gula merah ke dalam air, kemudian masak hingga mendidih.
2.      Campurkan bawang putih, garam, dan cabai rawit kedalam larutan gula aren tadi, lalu rebus dan
didihkan kembali. Setelah matang, angkat dan tiriskan.
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1       Hasil

Tabel Hasil Praktikum Kewirausahaan Usaha pempek

Jumlah
Harga Total
No Produk Modal Barang Keuntungan
Jual/Barang Penjualan
Terjual
1 Pempek Rp. 70.000 48 Buah Rp. 5.000 Rp. 80.000 Rp. 10.000

2 Pempek Rp. 70.000 48 Buah Rp. 5.000 Rp. 75.000 Rp. 5.000
3 Pempek Rp. 50.000 40 Buah Rp. 5.000 Rp. 66.000 Rp. 16.000
4 Pempek Rp. 65.000 53 Buah Rp. 5.000 Rp. 88.000 Rp. 23.000
5 Pempek Rp. 65.000 35 Buah Rp. 5.000 Rp. 55.000 Rp. 10.000
6 Pempek Rp. 50.000 43 Buah Rp. 5.000 Rp. 71.000 Rp. 21.000
7 Pempek Rp. 60.000 36 Buah Rp. 5.000 Rp. 57.000 Rp. 3.000
8 Pempek Rp. 60.000 42 Buah Rp. 5.000 Rp. 70.000 Rp. 10.000

4.2       Pembahasan
A. Jenis Usaha
Dalam usaha mpek-mpek ini menjual pempek telur dan mpek-mpek kosong (tanpa telur).
Harga mpek-mpek satu porsinya  Rp. 5.000,00
Dibawah ini merupakan gambaran dari usaha kuliner pempek:

B. Modal Usaha
Modal usaha yang diperlukan dalam mendirikan Usaha pempek  yaitu :
a. Modal untuk pembelian bahan baku sebesar    = Rp. 50.000,00
b. Modal untuk pembelian peralatan                    = Rp. 20.000,00
c. Sewa Tempat                                                    = Rp. 50.000  
                                  
    

Peralatan yang mengeluarkan biaya modal terdiri  dari :


1.             Plastik mika
2.             Kantong plastik
3.             Serbet
Peralatan yang tidak mengeluarkan biaya modal terdiri dari:
1.             Kompor

2.             Sutil

3.             Kuali

4.             Baskom

5.             Pisau

6.             Lampu

7.             Gerobak

8.             Korek

Bahan-bahan yang dibutuhkan usaha mpek-mpek


Adapun bahan baku yang digunakan diantaranya :
1.             Tepung Sagu

2.             Gula Merah

3.             Telur

4.             Mentimun

5.             Garam dan Penyedap Rasa

6.             Air

7.             Cabe Rawit

8.             Bawang Putih

C. Profit yang Dihasilkan


         Keuntungan yang diperoleh dari usah mpek-mpek cukup memadai, karena usaha ini
menggunakan sistem pemesanan dan juga membuka tempat penjualan yang strategis.
Dibawah ini merupakan simulasi keuntungan usaha mpek-mpek:

Pendapatan Laba Kotor Rp. 5.000 sampai Rp. 21.000

Pengeluaran yang terdiri dari:


Bahan baku Keseluruhan                         Rp.490.000,00

Keuntungan Bersih Total sebesar = Omset total – modal keseluruhan


                                                     =  Rp. 562.000 – Rp. 490.000
                                                     =  Rp. 72.000,00
Jadi keuntungan bersih yang diperoleh dari usaha mpek-mpek selam 8 kali penjualan adalah
sebesar Rp. 72.000,00

D. Pemasaran Usaha pempek


     Adapun pemasaran yang dilakukan oleh mpek-mpek ini yaitu:
1)   Dengan cara menerima pesanan
2)   Dengan cara mempromosikannya melalui jejaring sosial
3) Promosi langsung ke teman-teman dan masyarakat di lingkungan sekitar

E. Peluang Usaha
Kalau menurut kelompok kami peluang usaha ini akan lebih berkembang dan
lebih maju karena pempek yang mempunyai ciri khas tersendiri serta rasanya enak dan
bisa bersaing dengan kuliner yang terkenal lainnya. Dalam melakukan pemesanan dapat
dilakukan dengan cara menelpon langsung sehinnga tidak perlu datang ke tempat usaha
atau tempat produksi

H. STRENGHT (Kekuatan)
1.      Modal terjangkau
2.      Ada rekan yang ada di kos sebagai pasar penjualan
3.      Harga bersahabat
4.      Mempunyai semangat yang tinggi untuk melakukan usaha demi mendapatkan larisnya
dagangan.
5.      Mudah diterima oleh konsumen dan Tidak kadaluarsa
6.      Memudahkan konsumen dengan mendatangi mereka

WEAKNESS (Kelemahan)
1.      Terkadang kita kurang koordinasi antar anggota sehingga kurang kompak saat berjualan.
2.      Minimnya dana
3.      Waktu yang terbatas

I. OPPORTUNITY (Peluang)
1.      Banyaknya masyarakat lingkungan sekitar yang berminat untuk membeli mpek-mpek
2.      Masih Sedikitnya orang yang jualan mpek-mpek di lingkungan sekitar

THREAT (Hambatan)
1.      Terkadang konsumen tidak cocok dengan Mpek-mpek yang kami jual

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
            Dalam usaha pempek yang letak usahanya yang strategis banyak memberikan dampak
terhadap usaha ini yaitu banyaknya pengunjung yang melihat , datang dan membeli maupun
memesan pempek, hanya saja karena baru pertama membuka usaha ini jadi masyarakat belum
mengenal dan tahu tentang leta lokasi usaha ini namun seiring berjalannya waktu usaha ini pada
akhirnya dikenal juga oleh masyarakat sekitar
5.2 Saran
Saran yang ingin kami sampaikan yaitu semoga dalam perkuliahan Praktikum
kewirausahaan selanjutnya kegiatan Praktek Lapangan ini tetap bisa dilaksanakan dan
ditingkatkan lebih lagi. Karena sangat bermanfaat bagi para siswa yang ingin menjadi seorang
wirausaha yang handal. Kegiatan ini dapat menjadi proses awal bagi siswa sebelum terjun
langsung di dunia bisnis. Dan peluang bisnis yang mungkin sangat potensial di lingkungan
masyarakat sekarang adalah bisnis Kuliner, sehingga perlu dilanjutkan secara continue. Usaha ini
dijalankan secara berkelompok jadi agar usaha ini berjalan dengan baik perlu adanya kerja tim
(team work) yang baik antara sesama anggota kelompok serta dibutuhkannya kesabaran dalam
melayani konsumen ataupun pelanggan.

Anda mungkin juga menyukai