“Perilaku Menyimpang yang Dilakukan oleh Remaja Sekarang ini Banyak Disebabkan
Faktor Lingkungan Sosial dan Perkembangan Teknologi”
A. Kutipan artikel “Kenakalan Remaja? Apakah Dari Faktor Lingkungan Sosial Saja?” dari
kompasiana.com, 19 Oktober 2016
Menurut Jensen, seorang tokoh Psikologi ternyata tidak! Dalam kenyataan, banyak
sekali faktor yang menyebabkan kenakalan remaja maupun kelainan perilaku remaja
pada umumnya. Berbagai teori yang mencoba menjelaskan penyebab kenakalan
remaja, dapat digolongkan sebagai berikut :
1. Rational choice : Teori ini mengutamakan faktor individu dari pada faktor
lingkungan. Kenakalan yang dilakukannya adalah atas pilihan, interes,
motivasi atau kemauannya sendiri. Di Indonesia banyak yang percaya pada
teori ini, misalnya kenakalan remaja dianggap sebagai kurang iman sehingga
anak dikirim kepsesantren kilat atau dimasukkan ke sekolah agama. Yang lain
menganggap remaja yang nakal kurang disiplin sehingga diberi latihan
kemiliteran.
3. Strain : Teori ini dikemukakan oleh Meron, intinya adalah bahwa tekanan
yang besar di dalam masyarakat, misalnya kemiskinan, menyebabkan
sebagian dari anggota masyarakat yang memilih jalan rebellion melakukan
kejahatan atau kenakalan remaja.
5. Labelling : Ada pendapat yang menyatakan bahwa anak nakal selalu dianggap
atau dicap (diberi label) nakal. Di Indonesia, banyak orang tua (khususnya ibu-
ibu) yang ingin berbasa-basi dengan tamunya, sehingga ketika anaknya
muncul di ruang tamu, ia mengatakan pada tamunya, “Ini lho, mbakyu, anak
sulung saya. Badannya saja tinggi, tetapi nakalnya bukan main”. Kalau terlalu
sering anak diberi label seperti itu, maka ia akan jadi betul-betul nakal.
6. Male phenomenon : Teori ini percaya bahwa anak laki-laki lebih nakal
daripada perempuan. Alasannya karena kenakalan memang adalah sifat laki-
laki atau karena budaya maskulinitas menyatakan bahwa wajar kalau laki-laki
nakal.
“...Kenakalan remaja itu terjadi karena beberapa faktor , bisa disebabkan dari dari
remaja itu sendiri (internal) maupun faktor dari luar (eksternal).
A. FAKTOR INTERNAL
1. Krisis identitas
Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan
terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan
konsistensi dalam kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran .
Kenakalan remaja terjadi karena remaja gagal mencapai masa integrasi
kedua.
2. Kontrol diri yang lemah
Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang
dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada
perilaku "nakal". Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan
dua tingkah laku tersebut namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri
untuk bertungkah laku sesuai dengan pengetahuannya....”