Anda di halaman 1dari 28

LIMBAH CAIR PERHOTELAN

NURMALADEWI, S.KM., M.P.H.


LIMBAH CAIR PERHOTELAN HOTEL
LIMBAH CAIR PERHOTELAN
SUMBER LIMBAH

JENIS LIMBAH YANG DIHASILKAN

PENYEBARAN DAN EFEK TERHADAP


LINGKUNGAN

EFEK TERHADAP KESEHATAN

TEKNIK PENANGGULANGAN
LIMBAH CAIR PERHOTELAN
PENGERTIAN HOTEL

Hotel adalah suatu jenis akomodasi yang


mempergunakan sebagian atau seluruh
bangunan untuk menyediakan jasa
penginapan, makanan dan minuman serta jasa
penunjang lainnya bagi umum yang dikelola
secara komersial ( Surat Keputusan
Menparpostel No. KM 37/PW. 340/MPPT-86,
tentang Peraturan Usaha dan Penggolongan
Hotel)
KLASIFIKASI HOTEL
Menurut SK No. KM 37/PW. 304/MPPT-86, penggolongan hotel ditandai dengan bintang,
yang disusun mulai dari hotel berbintang satu (1) sampai dengan yang tertinggi dengan
bintang lima (5).

Dalam SK tersebut juga mengatur jenis penginapan dengan fasilitas di bawah hotel
berbintang, yang disebut hotel melati. Disamping itu juga terdapat jenis penginapan lainnya
dengan nama wisma, home stay, losmen dan sebagainya.

Klasifikasi hotel berbintang tersebut secara garis besar didasarkan pada :


(1). Besar/kecil atau banyaknya jumlah kamar
(2). Lokasi hotel
(3). Fasilitas-fasilitas yang dimiliki hotel
(4). Kelengkapan peralatan
(5). Spesialisasi dan tingkat pendidikan karyawan
(6). Kualitas bangunan
(7). Tata letak ruangan
KLASIFIKASI HOTEL
Di dalam Lodging Industry dijelaskan, bahwa United State
hotel dibagi dalam tiga kelompok,

Transient Residential Resort


Hotel Hotel hotel

yaitu hotel yang pada dasarnya


yaitu hotel yang merupakan rumah-rumah berbentuk yaitu hotel yang pada
letak/lokasinya di apartemen dengan kamar-kamarnya umumnya berlokasi
tengah kota dengan dan disewakan secara bulanan atau di tempat-tempat wisata
jenis tamu yang tahunan. dan menyediakan
menginap sebagian tempat-tempat rekreasi
Residential hotel juga menyediakan dan juga ruang serta
besar adalah untuk
kemudahan-kemudahan seperti
urusan bisnis dan turis fasilitas konferensi
layaknya hotel, seperti retoran,
pelayanan makanan yang diantar ke untuk tamu-tamunya.
kamar dan pelayanan kebersihan
kamar.
SUMBER LIMBAH HOTEL

LIMBAH DARI
KAMAR MANDI
DAN TOILET
A Option B
LIMBAH DARI
KEGIATAN
PENCUCIAN/
LAUNDRY
LIMBAH DARI Option C Option D
KEGIATAN
DAPUR/RESTORAN
LIMBAH DARI FASILITAS
KOLAM RENANG
SUMBER LIMBAH HOTEL
KARAKTERISTIK LIMBAH

Limbah perhotelan pada umumnya mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:

1. Senyawa fisik :
❖berwarna
❖mengandung padatan

2. Senyawa kimia organik :


• mengandung karbohidrat
• mengandung minyak dan lemak
• mengandung protein
• mengandung unsur surfactan antara lain detergen dan sabun
KARAKTERISTIK LIMBAH

Limbah perhotelan pada umumnya mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:

3. Senyawa kimia anorganik :


❑Mengandung Alkalinity
❑Mengandung Khloride
❑Mengandung Nitrogen
❑Mengandung Phospor
❑Mengandung Sulfur

4. Unsur Biologi :
• Mengandung protista dan virus
KARAKTERISTIK LIMBAH

Rata-rata karakteristik limbah perhotelan adalah sebagai berikut:


• Konsentrasi BOD di dalam air limbah 200 – 300 mg/lt.
• Konsentrasi TSS di dalam air limbah 200 –250 mg/l.

Menurut Morimura dan Soufyan standar pemakaian air untuk hotel adalah 250-300
liter per orang tamu per hari, dan untuk karyawan adalah 120 – 150 liter per
karyawan per hari. Biasanya karyawan yang masuk dibagi dalam tiga (3) shif
kerja, sehingga misalkan jika jumlah seluruh karyawan 120 orang, maka rata-rata
setiap shif kerja ada 40 orang. Dengan demikian jumlah pemakaian air untuk
karyawan dihitung untuk 40 orang x jumlah
pemakaian air setiap hari (120 – 150 liter/hari).
KARAKTERISTIK LIMBAH

Contoh :
Untuk hotel dengan jumlah kamar = 110 kamar, Kapasitas maksimal tamu (60
kamar single bad, 50 kamar double bad) = 160 orang

Jumlah Karyawan 120 orang dibagi menjadi 3 shif, jadi tiap shif 40 orang.
Diasumsikan bahwa seluruh pemakaian air akan menjadi air limbah, maka jumlah
limbah maksimum adalah sebagai berikut :

Jumlah pemakaian air oleh tamu =160 org x 300 liter/orang.hari.


= 48.000 liter per hari
= 48 m3/hari.
KARAKTERISTIK LIMBAH

Contoh :
Jumlah pemakaian air oleh karyawan
= 40 x 150 liter/orang.
= 6.000 liter/ hari
= 6 m3 / hari.

Total pemakaian air maksimum


= ( 48 + 6 ) m3/hari = 54 m3 /hari.
dibulatkan menjadi = 60 m3 per hari.

Jadi jumlah limbah cair maksimum yang dihasilkan oleh hotel tersebut (pada
tingkat hunian kamar penuh) adalah 60 m3 per hari.
BAKU MUTU
LIMBAH CAIR HOTEL
Baku mutu limbah cair hotel adalah batas maksimum limbah cair yang diperbolehkan
dibuang ke lingkungan. Baku mutu limbah cair perhotelan telah ditetapkan dengan Kep.
Men. LH No. KEP-52/MENLH/10/1995 Tentang “Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan
Hotel

*Methylene Blue Active Substances


PENGELOLAAN LIMBAH

Dengan melakukan manajemen Hal yang tidak kalah penting dalam


limbah, sesuai dengan karakteristik melakukan pengelolaan limbah cair
limbahnya, maka akan banyak perhotelan adalah pemilihan teknologi
memberikan berbagai keuntungan, pengolahan limbah yang tepat.
antara lain: Pemilihan teknologi ini banyak
❖Kapasitas IPAL yang dibangun dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara
relatif kecil, sehingga investasinya lain:
juga kecil,
• laju aliran limbah,
❖Biaya operasional IPAL rendah,
• kualitas air buangan dan sifatnya
❖Hasil pengolahan dapat memenuhi
(karakteristik limbah),
baku mutu,
• ketersediaan lahan,
❖Mudah dalam melakukan kontrol, • standar air olahan yang diinginkan,
❖Cadangan air tanah meningkat. • kemampuan pembiayaan.
PENGELOLAAN LIMBAH
Melakukan pemisahan antara air hujan dengan air limbah,
❖ Air hujan diresapkan ke dalam tanah untuk meningkatkan
❖ cadangan air tanah,
❖ Sebelum melakukan pembersihan/ pencucian alat, limbah padat/
sampah dipisahkan terlebih dahulu.
Beberapa hal yang perlu
❖ Minyak/ oli/ grase, dipisahkan dan dikumpulkan dalam wadah
dilakukan dalam sistem khusus serta tidak boleh dibuang/ dicampur dengan air limbah.
ini antara lain: ❖ Penggunaan bahan pembersih dan disinfektan harus sesuai
dengan prosedur, tidak boleh berlebihan. Perhatikan betul petunjuk
pemakaiannya.
❖ Penggunaan jenis bahan pembersih dan disinfektan yang ramah
lingkungan (mudah terdegradasi),
❖ Penggunaan air yang seeffisien mungkin, • Untuk membersihkan
saluran air kotor, sekali seminggu digelontor dengan air mendidih
atau campuran segenggam baking soda dan setengah cangkir
cuka.
IPAL
IPAL
TEKNOLOGI PENGOLAHAN LIMBAH CAIR HOTEL
Diagram Proses Pengolahan Air Limbah Perhotelan Dengan Proses Biofilter
Anaerob-Aerob
Seluruh air limbah dialirkan masuk ke bak
pengendap awal, untuk mengendapkan partikel
lumpur, pasir dan kotoran organik tersuspesi.
Selain sebagai bak pengendapan, juga
berfungasi sebagai bak pengontrol aliran, serta
bak pengurai senyawa organik yang berbentuk
padatan, sludge digestion (pengurai lumpur)
dan penampung lumpur.
Air limpasan dari bak pengendap awal selanjutnya
dialirkan ke bak kontaktor anaerob dengan arah aliran
dari bawah ke atas.

Di dalam bak kontaktor anaerob tersebut diisi dengan


media dari bahan plastik tipe sarang tawon. Jumlah
bak kontaktor anaerob terdiri dari tiga buah ruangan.

Penguraian zat-zat organik yang ada dalam air limbah


dilakukan oleh bakteri anaerobik atau fakultatif aerobik.
Setelah beberapa hari operasi, pada permukaan media
filter akan tumbuh lapisan film mikroorganisme. Mikro-
organisme inilah yang akan menguraikan zat organik
yang belum sempat terurai pada bak pengendap
secara ananerob atau tanpa udara.
Air limpasan dari bak kontaktor anaerob dialirkan ke bak kontaktor
aerob. Bak kontaktor atau biofilter aerob ini terdiri dari tangki aerasi
dan biofilter aerob. Di dalam ruang biofilter aerob ini juga ini diisi
dengan media dari bahan pasltik tipe sarang tawon.

Setelah air limbah di aerasi atau dihembus dengan udara dialirkan ke


tangki atau bak biofilter aerob sehingga mikro organisme yang ada
akan menguraikan zat organik yang ada dalam air limbah serta
tumbuh dan menempel pada permukaan media.

Dengan demikian air limbah akan kontak dengan mikroorgainisme


yang tersuspensi dalam air maupun yang menempel pada permukaan
media yang mana hal tersebut dapat meningkatkan efisiensi
penguraian zat organik, deterjen serta mempercepat proses nitrifikasi,
sehingga efisiensi penghilangan ammonia menjadi lebih besar.
Selanjutnya, air dialirkan ke bak pengendap akhir. Di dalam
bak ini lumpur aktif yang mengandung massa mikro-
organisme diendapkan dan dipompa kembali ke bagian inlet
bak aerasi dengan pompa sirkulasi lumpur.

Sedangkan air limpasan (over flow) dialirkan ke bak


khlorinasi. Di dalam bak kontaktor khlor ini air limbah
dikontakkan dengan senyawa khlor untuk membunuh micro-
organisme patogen.

Air olahan, yakni air yang keluar setelah proses khlorinasi


dapat langsung dibuang ke sungai atau saluran umum.
Dengan kombinasi proses anaerob dan aerob tersebut selain
dapat menurunkan zat organik (BOD, COD), ammonia,
deterjen, padatan tersuspensi (SS), phospat dan lainnya.
PROSES DENGAN BIOFILTER “ANAEROB-AEROB” INI
MEMPUNYAI BEBERAPA KEUNTUNGAN ANTARA LAIN :
Adanya air buangan yang melalui media penyangga yang terdapat pada biofilter
mengakibatkan timbulnya lapisan mikroorganisme yang menyelimuti permukaan
media atau yang disebut juga biological film. Air limbah yang masih mengandung zat
organik yang belum teruraikan pada bakpengendap bila melalui lapisan lendir ini akan
mengalami proses penguraian secara biologis. Efisiensi biofilter tergantung dari luas
kontak antara air limbah dengan mikroorganisme yang menempel pada permukaan
media filter tersebut. Makin luas bidang kontaknya maka efisiensi penurunan
konsentrasi zat organiknya (BOD) makin besar.

Selain menghilangkan atau mengurangi konsentrasi BOD dan COD, cara ini dapat
juga mengurangi konsentrasi padatan tersuspensi atau suspended solids (SS) ,
deterjen (MBAS), ammonium dan posphor.
PROSES DENGAN BIOFILTER “ANAEROB-AEROB” INI
MEMPUNYAI BEBERAPA KEUNTUNGAN ANTARA LAIN :
Biofilter juga berfungsi sebagai media penyaring air limbah yang melalui
media ini. Sebagai akibatnya, air limbah yang mengandung suspended solids
dan bakteri e-coli setelah melalui filter ini akan berkurang konsentrasinya.
Efesiensi penyaringan akan sangat besar karena dengan adanya biofilter up
flow yakni penyaringan dengan sistem aliran dari bawah ke atas akan
mengurangi kecepatan partikel yang terdapat pada air buangan dan partikel
yang tidak terbawa

Aliran ke atas akan mengendapkan di dasar bak filter. Sistem biofilter


anaerob-aerob ini sangat sederhana, operasinya mudah dan tanpa memakai
bahan kimia serta kebutuhan energinya sangat kecils. Poses ini cocok
digunakan untuk mengolah air limbah dengan kapasitas yang tidak terlalu
besar
PROSES DENGAN BIOFILTER “ANAEROB-AEROB” INI
MEMPUNYAI BEBERAPA KEUNTUNGAN ANTARA LAIN :
Dengan kombinasi proses “anaerob-aerob”, efisiensi penghilangan senyawa phospor
menjadi lebih besar bila dibandingankan dengan proses anaerob atau proses aerob
saja. Selama berada pada kondisi anaerob, senyawa phospor anorganik yang ada
dalam sel-sel mikrooragnisme akan keluar sebagai akibat hidrolisa senyawa phospor.
Sedangkan energi yang dihasilkan digunakan untuk menyerap BOD (senyawa
organik) yang ada di dalam air limbah.

Selama berada pada kondisi aerob, senyawa phospor terlarut akan diserap oleh
bakteria/mikroorganisme dan akan disintesa menjadi polyphospat dengan
menggunakan energi yang dihasilkan oleh proses oksidasi senyawa organik (BOD).
Dengan kombinasi proses anaerob-aerob ini dapat menghilangkan BOD maupun
phospor dengan baik. Proses ini dapat digunakan untuk pengolahan air limbah
dengan beban organik yang cukup besar.
Natural

Thank You

Anda mungkin juga menyukai