Anda di halaman 1dari 14

Kata Pengantar

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini berisi
mengenai “Aplikasi Turunan Parsial dan Multivariabel dalam Elastisitas ”.

Adapun makalah kalkulus tentang “Aplikasi Turunan Parsial dan Multivariabel dalam
Elastisitas” ini telah penulis usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan
berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak
lupa menyampaikan bayak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami
dalam pembuatan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya dan penyusun
khususnya sebagai bahan referensi dalam pembelajaran mata kuliah Kalkulus dan untuk lebih
memahami tentang “Aplikasi Turunan Parsial dan Multivariabel dalam Elastisitas ”. Namun
penulis sangat menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, penulis
mengharap kritik dan saran yang membangun agar kedepan penulis dapat menyusun makalah
dengan lebih baik lagi.

Medan, Desember 2013

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Turunan adalah salah satu cabang ilmu matematika yang digunakan untuk
menyatakan hubungan kompleks antara satu variabel tak bebas dengan satu atau
beberapa variabel bebas lainnya. Konsep turunan sebagai bagian utama dari kalkulus
dipikirkan pada saat yang bersamaan oleh Newton dan Leibniz dari tahun 1665
sampai dengan tahun 1675 sebagai suatu alat untuk menyelesaikan berbagai masalah
dalam geometri dan mekanika. Sir Isaac Newton (1642 – 1727), ahli matematika dan
fisika bangsa Inggris dan Gottfried Wilhelm Leibniz (1646 – 1716), ahli matematika
bangsa Jerman dikenal sebagai ilmuwan yang menemukan kembali kalkulus.
Kalkulus memberikan bantuan tak ternilai pada perkembangan beberapa
cabang ilmu pengetahuan lain. Dewasa ini kalkulus digunakan sebagai suatu alat
bantu yang utama dalam menyelesaikan berbagai permasalahan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Dengan demikian, mempelajari aplikasi / penerapan konsep turunan adalah
hal yang sangat penting bagi para pencari ilmu

1. 2 Permasalahan
Penerapan turunan dalam bidang ekonomi meliputi elastisitas, yakni elastisitas
permintaan dan elastisitas penawaran.

1. 3 Tujuan
1. Mengetahui aplikasi turunan dalam bidang ekonomi terutama dalam elastisitas permintaan dan
elastisitas penawaran.
2. Mengetahui materi dalam bidang ekonomi yang menggunakan konsep turunan.
3. Mengetahui jenis-jenis turunan yang dipakai dalam ekonomi.

4. 4 Kajian Teori Singkat


Proses penurunan sebuah fungsi yang merupakan penentuan limit suatu
kuosien diferensi dalam pertambahan variable bebasnya sangat kecil atau mendekati
nol disebut dengan Diferensiasi. Adapun hasil (turunan) yang diperoleh dari proses
diferensiasi itulah yang disebut dengan derivatif (∆y/∆x atau dy/dx).
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Kaidah Diferensiasi


Terdapat beberapa kaidah yang paling sering digunakan dalam pendiferensiasian, di antaranya :
1. Diferensiasi konstanta (k = konstanta)
Jika : y=k Maka : y′ = 0
contoh : y =4
turunan : y′ = 0

2. Diferensiasi pangkat
Pangkat
Jika : y = xn maka : y′ = nxn-1
contoh : y = x5
Turunan : y′ = n. X n-1
y′ = 5 . x 5-1
y′ = 5x4

3. Diferensiasi perkalian
Jika : y = kv di mana: v = h(x) , k = konstanta
maka : y′ = k . v′
contoh : y = 2x5
k=2 v = x5 maka : v′ = 5x5-1 = 5x4
turunan : y′ = k . v′ → y′ = 2 (5x4)
y′ = 10x4

4.      Diferensiasi penjumlahan & pengurangan


   Penjumlahan fungsi
Jika : y=u+v di mana : u = g(x) , v = h(x)
maka : y′ = u′ + v′
contoh : y = 2x5 + x2
u = 2 x5 maka : u′ = 2.5x5-1 = 10x4
v = x2 maka : v′ = 2x2-1 = 2x
turunan : y′ = u′ + v′ → y′ = 10x4 + 2x
 Pengurangan fungsi
Jika : y=u-v di mana : u = g(x) , v = h(x)
-
maka : y′ = u′ v′
contoh :y = 2x5 - x2
u = 2 x5 maka : u′ = 2.5x5-1 = 10x4
v = x2 maka : v′ = 2x2-1 = 2x
turunan : y′ = u′ - v′ → y′ = 10x4 - 2x

B.     Turunan dari turunan


Contoh : y = f(x) = 4x3 - 6x2 + 3x – 8
y′ = f′(x) = 12x2 - 6x + 3
y′′ = f′′(x) = 24x – 6
y′′′ = f′′′(x) = 24
yIV = fIV(x) = 0

C.    Hubungan Antara Fungsi dan Turunannya


1.   Titik Ekstrim Fungsi Parabolik
Yang digunakan adalah turunan pertama (y′ = f′(x)) dan turunan kedua (y′′ = f′′(x)). Turunan
pertama digunakan untuk menentukan letak titik ekstrim. Jika f′(x) = 0 maka y = f(x) berada pada titik
ekstrimnya. Turunan kedua digunakan untuk menentukan jenis titik ekstrimnya. Jika f′′(x) < 0 maka
titik ekstrimnya maksimum dan kurvanya berbentuk parabola terbuka ke bawah. Jika f′′(x) > 0 maka
titik ekstrimnya minimum dan kurvanya berbentuk parabola terbuka ke atas.
Contoh :
Tentukan titik ekstrim dan koordinatnya dari fungsi y = 6x2 - 8x + 1!
Penyelesaian :
y = 6x2 - 8x + 1 → f′(x) = 12x – 8
f′′(x) = 12 > 0 (minimum-terbuka ke atas)
koordinat : y′ = 0 → 12x – 8 = 0 → x = 8/12 = 0,67
x = 0,67 → y = 6(0,67)2 - 8(0,67) + 1 = -1,66
Jadi, titik minimum kurva tersebut terdapat pada koordinat (0,67; -1,66)

2.  Titik Ekstrim dan Titik Belok Fungsi Kubik


Yang digunakan adalah turunan pertama (y′ = f′(x)) dan turunan kedua (y′′ = f′′(x)). Turunan
pertama digunakan untuk menentukan letak titik ekstrim. Jika f′(x) = 0 maka y = f(x) berada pada titik
ekstrimnya. Turunan kedua digunakan untuk menentukan jenis titik ekstrim dan letak titik beloknya.
Jika f′′(x) < 0 pada y′ = 0, maka titik ekstrimnya maksimum. Jika f′′(x) > 0 pada y′ = 0, maka titik
ekstrimnya minimum. Jika y′′ = 0 maka y = f(x) berada pada titik beloknya.
Contoh :
Tentukan titik ekstrim dan titik belok dari fungsi y = x3 - 5x2 + 3x - 5!
Penyelesaian :
y = x3 - 5x2 + 3x – 5 → f′(x) = 3x2 – 10x + 3
f′′(x) = 6x – 10
syarat titik ekstrim : y′ = 0 → 0 = 3x2 – 10x + 3
x1 = 3 x2 = 0,3

untuk x = x1 = 3 → y = x3 - 5x2 + 3x – 5
y = (3)3 – 5(3)2 + 3(3) – 5 = -14
y′′ = 6x – 10
y′′ = 6(3) – 10 =8 (8>0...minimum)

untuk x = x1 = 0,3 → y = x3 - 5x2 + 3x – 5


y = (0,3)3 – 5(0,3)2 + 3(0,3) – 5 = -4,5
y′′ = 6x – 10
y′′ = 6(0,3) – 10 = -8,2

syarat titik belok : y′′ = 0 → 0 = 6x – 10


x = 1,67
y = x - 5x2 + 3x – 5
3

y = (1,67)3 – 5(1,67)2 + 3(1,67) – 5 = -9,27


y′ = 3x2 – 10x + 3
y′ = 3(1,67)2 – 10(1,67) + 3 = -5,33

Jadi, fungsi kubik tersebut berada pada titik minimum di koordinat ( 3,-14) dan titik maksimum pada
koordinat (0,3;-4,5) serta titik belok pada koordinat (1,67;-9,27).

D.    Turunan Fungsi Multivariabel


Prinsip dan kaidah turunannya sama dengan fungsi bervariabel bebas tunggal, hanya saja pada
turunan fungsi multivariable ini akan ditemui turunan parsial (turunan bagian demi bagian) dan
turunan total. Pada fungsi multivariable, karena variable bebasnya lebih dari satu macam maka
turunan yang akan dihasilkan juga lebih dari satu macam. Bentuk umumnya:
Jika y = f ( x,y ) maka turunannya :
1.      Turunan y terhadap x → ∂y/∂x
2.      Turunan y terhadap z → ∂y/∂z
Sehingga:
1.      y = f(x,z)
a.    fx (x,z) =y′x = x′
b.    fz (x,z) = y′z = z′
y′ = x′ + z′

2.      p = f(q, r, s)
a.    fq (q, r, s) = p′q = q′
b.    fr (q, r, s) = p′r = r′
c.    fs (q, r, s) = p′s = s′
p′ = q′ + r′ + s′

3.      y = f(x,z)
fx (x,z) =y′x = x′
fz (x,z) = y′z = z′
y = f(x) =y′ = x′
z′ = y′x + y′z (x′)

Notes:
 y′x, y′z, p′q, p′r, dan p′s disebut turunan parsial.
 y′ disebut turunan fungsi variabel tunggal
 z′ disebut turunan total

Contoh :

1. Carilah turunan parsial dan turunan total dari fungsi Z = f(X,Y) = 2X 5 – 4Y + 10 dan Y = 2X +
3

Diketahui : Z = f(X,Y) = 2X5 – 4Y + 10


Y = 2X + 3
Ditanya : a. ZX….? b. ZY….? c. z′ ….?
Penyelesaian :
  Turunan Parsial   Turunan Total
ZX = Z′x = 10X4 z′ = Z′x + Z′y (y′)
ZY = Z′y = -4 = 10X4 + -4(2)
y′ = 2 = 10X4 - 8
E.     Penerapan Konsep Turunan Parsial (1 Variabel) Dalam ekonomi

ELASTISITAS
            Dalam ilmu ekonomi, elastisitas adalah perbandingan perubahan proporsional dari sebuah
variabel dengan perubahan variable lainnya. Dengan kata lain, elastisitas mengukur seberapa besar
besar kepekaan atau reaksi konsumen terhadap perubahan harga.
            Penggunaan paling umum dari konsep elastisitas ini adalah untuk meramalkan apa yang akan
barang/jasa dinaikkan. Pengetahuan mengenai seberapa dampak perubahan harga terhadap permintaan
sangatlah penting. Bagi produsen, pengetahuan ini digunakan sebagai pedoman seberapa besar ia
harus mengubah harga produknya. Hal ini sangat berkaitan dengan seberapa besar penerimaan
penjualan yang akan ia peroleh. Sebagai contoh, anggaplah biaya produksi sebuah barang meningkat
sehingga seorang produsen terpaksa menaikkan harga jual produknya.
Menurut hukum permintaan, tindakan menaikkan harga ini jelas akan menurunkan
permintaan. Jika permintaan hanya menurun dalam jumlah yang kecil, kenaikan harga akan menutupi
biaya produksi sehingga produsen masih mendapatkan keuntungan. Namun, jika peningkatan harga
ini ternyata menurunkan permintaan demikian besar, maka bukan keuntungan yang ia peroleh. Hasil
penjualannya mungkin saja tidak dapat menutupi biaya produksinya, sehingga ia menderita kerugian.
Jelas di sini bahwa produsen harus mempertimbangkan tingkat elastisitas barang produksinya
sebelum membuat suatu keputusan. Ia harus memperkirakan seberapa besar kepekaan konsumen atau
seberapa besar konsumen akan bereaksi jika ia mengubah harga sebesar sepuluh persen, dua puluh
persen, dan seterusnya.
Bentuk umum :
η = Ey = lim = y′ . x
Ex ∆x→0 y

Macam-macam elastisitas :
a)  Elastisitas Permintaan
Elastisitas Permintaan adalah suatu koefisien yang menjelaskan tentang besarnya perubahan
jumlah barang yang diminta akibat adanya perubahan harga (rasio antara persentase perubahan jumlah
barang yang diminta terhadap persentase perubahan harga).
Jika Qd = f(P) maka elastisitas permintaannya adalah :

ηd = %∆Qd = EQd = lim = Q′d . P


%∆P EP ∆P→0 Qd

Jika |ηd| > 1 maka elastik, jika |ηd| < 1 maka inelastik dan jika |ηd| = 1 maka elastik-uniter.
Contoh :
Fungsi permintaan ditunjukkan dengan persamaan Q d = 75 – 5P2. tentukan elastisitas permintaan
pada harga p = 20
Penyelesaian :
Qd = 75 – 5P2 → Q′d = - 10P → P = 20
ηd = %∆Qd = EQd = lim = Q′d . P
%∆P EP ∆P→0 Qd
ηd = - 10P . P/ Qd
ηd = - 10(20) . 20/ (75 – 5(20) 2)
ηd = - 200 . 20/ - 1925 = 2 (2 > 1 ...... elastik)

Jadi, dari kedudukan P = 20, harga akan naik (turun) sebesar 1% sehingga jumlah barang yang
diminta akan berkurang (bertambah) sebanyak 2%.

Catatan :
Dalam elastisitas permintaan, untuk menentukan jenis elastisitas yang dibandingkan adalah angka
hasil perhitungan sehingga tanda yang dihasilkan (+/-) dapat diabaikan karena tanda tersebut hanya
mencerminkan hukum permintaan bahwa jumlah yang diminta bergerak berlawanan arah dengan
harga.
Fungsi permintaan juga sering dinotasikan dengan persamaan D = f(P).

b)      Elastisitas Penawaran


Elastisitas Penawaran adalah suatu koefisien yang menjelaskan tentang besarnya perubahan jumlah
barang yang ditawarkan akibat adanya perubahan harga (rasio antara persentase perubahan jumlah
barang yang ditawarkan terhadap persentase perubahan harga).
Jika Qs = f(P) maka elastisitas penawarannya adalah :

ηs = %∆Qs = EQs = lim = Q′s . P


%∆P EP ∆P→0 Qs

Jika |ηs| > 1 maka elastik, jika |ηs| < 1 maka inelastik dan jika |ηs| = 1 maka elastik-uniter.
Contoh :
Fungsi penawaran ditunjukkan dengan persamaan Q s = -75 + 5P2. tentukan elastisitas
penawaran pada harga p = 20

Penyelesaian :
Qs = -75 + 5P2 → Q′s = 10P → P = 20
ηs = %∆Qs = EQs = lim = Q′s . P
%∆P EP ∆P→0 Qs

ηs = 10P . P/ Qs
ηs = 10(20) . 20/ (-75 + 5(20) 2)
ηs = 200 . 20/ 1925 =2 (2 > 1 ...... elastik)

Jadi, dari kedudukan P = 20, harga akan naik sebesar 1% sehingga jumlah barang yang
ditawarkan akan bertambah sebanyak 2%.

c)      Elastisitas Produksi


Elastisitas Produksi adalah suatu koefisien yang menjelaskan tentang besarnya perubahan
jumlah keluaran (output) yang dihasilkan akibat adanya perubahan jumlah masukan (input) yang
digunakan (rasio antara persentase perubahan jumlah keluaran terhadap persentase perubahan jumlah
masukan).
Jika P = jumlah produk yang dihasilkan & X = jumlah faktor produksi yang digunakan, dan fungsi
produksi P = f(X) maka elastisitas produksinya adalah :

ηp = %∆P = EP = lim = P′ . X
%∆X EX ∆X→0 P

Jika |ηs| > 1 maka elastik, jika |ηs| < 1 maka inelastik dan jika |ηs| = 1 maka elastik-uniter.
Contoh :
Hitunglah elastisitas produksi dari fungsi produksi P = 5X 2 – 5X3 pada tingkat faktor produksi
sebanyak 2 unit!

Penyelesaian :
P = 5X2 – 5X3 → P′ = 10X - 15X2 →P=2
ηp = %∆P = EP = lim = P′ . X
%∆X EX ∆X→0 P
ηp = (10X - 15X2) . (X/ (5X2 – 5X3))
ηp = (10(2) – 15(2)2) . (2/ (5(22)– 5(23))
ηp = -40 . -0,1 = 4

Jadi, dari kedudukan X = 2, faktor produksi yang digunakan naik sebesar 1% sehingga
produk yang dihasilkan bertambah sebanyak 4%.

 F.     Aplikasi Fungsi Multivariabel dalam Ekonomi

o Elastisitas Harga-Permintaan, Elastisitas Silang-Permintaan dan Elastisitas Penghasilan dari


Permintaan
Elastisitas harga-permintaan adalah elastisitas yang mengukur kepekaan perubahan permintaan
suatu barang akibat perubahan harga barang itu sendiri. Bentuk umumnya:

εd = Q′d . Pd
Q

Elastisitas silang-permintaan adalah elastisitas yang mengukur kepekaan perubahan


permintaan suatu barang akibat perubahan harga barang lain. Bentuk umumnya:

εC = Q′s . Ps
Q

Elastisitas penghasilan dari permintaan adalah elastisitas yang mengukur kepekaan perubahan
permintaan suatu barang akibat perubahan penghasilan nasional. Bentuk umumnya:

εY = Y′ . Py
Q
Notes: untuk elastistitas silang-permintaan berlaku:
jika ec negative (ec < 1) berarti hubungan antara barang A dan barang B adalah
komplementer (saling melengkapi), di mana penurunan harga salah satu barang akan diikuti
oleh kenaikan permintaan atas keduanya.
jika ec positif (ec > 1) berarti hubungan antara barang A dan barang B adalah
kompetitif/substitutif (saling menggantikan), di mana penurunan harga salah satu barang
akan diikuti oleh kenaikan permintaan atas barang tersebut dan penurunan permintaan atas
barang lainnya.

Contoh :
Fungsi permintaan barang A terhadap barang komplementer ditunjukkan dengan persamaan
QA = 2300 – 10PA + 5Ps + 0,4Y. Carilah elastisitas harga-permintaan, elastisitas silang-
permintaan dan elastisitas penghasilan dari permintaan pada saat P A = 30, Ps = 10 dan Y =
5.000!

Diketahui: Q = 2300 – 10PA + 5Ps + 0,4Y PA = 30 Ps = 10


Y = 5.000
Ditanya : εd….? εC….? εY….?
Penyelesaian:

Q = 2300 – 10PA + 5Ps + 0,4Y


Q = 2300 – 10(30) + 5(10) + 0,4(5000) = 2300 – 300 + 50 + 2000
= 4.050

Q = 2300 – 10PA + 5Ps + 0,4Y → P′A = -10

εd = Q′d . PA = -10 . 30 / 4.050 = -10 (0,007) = -0,07 (in-elastis)


Q

Q = 2300 – 10PA + 5Ps + 0,4Y → P′s = 5

εC = Q′s . Ps = 5 . 10 / 4050 = 5 (0,002) = 0,01 (in-elastis)


Q

Q = 2300 – 10PA + 5Ps + 0,4Y → P′y = 0,4


εY = Y′ . Py = 0,4 . 5000 / 4050 = 0,4 (1,23) = 0,49 (in-elastis)
Q

analisis : ey = 0,49 < 1 (in-elastis); berarti setiap kenaikan (%) penghasilan nasional, maka
permintaan barang A akan naik kurang proporsional.
Ec = 0,01 < 1 (in-elastis); berarti permintaan barang A akan barang komplementer
mendapat pengaruh negative, sehingga berdampak pada kecenderungan menambah jumlah
permintaan barang A.
Hal sebaliknya akan terjadi jika terdapat permintaan barang A akan barang
substitutive. Ec terhadap barang substitutive dapat memberikan nilai ec > 0 sehingga
membawa pengaruh positif terhadap barang A, di mana jumlah permintaan barang A dapat
berkurang.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
   

 
Dari uraian pembahasan di atas dapat disimpulkan aplikasi turunan:

1. Maksimum dan Minimum

2.      Kemonotonan dan Kecekungan


3.      Maksimum dan Minimum Lokal
4.      Lebih Banyak Masalah Maks-Min
5.      Penerapan Ekonomik
6.      Limit di Ketakhinggaan, Limit Tak Terhingga
7.      Teorema Nilai Rata-Rata
8.      Penggambaran Grafik Canggih
Sedangkan apilkasi nya dalam berbagai bidang
1.      Dalam bidang tehnik
2.      Dalam bidang matematika
3.      Dalam bidang ekonomi
4.      Dalam bidang fisika
Dari uraian pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa turunan memiliki sangat banyak
penerapan. Diantaranya adalah untuk menentukan nilai maksimum dan nilai minimum suatu fungsi,
menentukan nilai maksimum dan nilai minimum lokal, menentukan kemonotonan dan kecekungan
grafik fungsi, menentukan nilai limit tak hingga. Selain itu, konsep turunan juga dapat di aplikasikan
untuk menyelesaikan masalah dalam berbagai bidang. Dalam fisika misalnya, turunan dapat
digunakan untuk menghitung kecepatan. Dalam matematika sendiri turunan biasa digunakan untuk
menentukan luas maksimum suatu benda, menentukan persamaan garis singgung, dll. Sedangkan
dalam ekonomi,  turunan digunakan untuk menentukan biaya marjinal dari produksi suatu barang.

REFERENSI

Purcell, Edwin J. 2003. Kalkulus jilid 1. Jakarta: Erlangga

Setiawan. 2004. PDF Pengantar Kalkulus. http://Depdiknas.yogyakarta.com/ (diakses tanggal 18


Desember 2012)

a/n: berhubung kalo dipost langsung jadinya berantakan, download langsung makalahnya aja ya.
Jangan lupa cantumkan credit alamat blog everlasting.blogspot.com
Link Download : Makalah Kalkulus – Aplikasi Turunan

 
 
 
 
 
 
 
 
Daftar Pustaka
 
Purcell, Edwin J. 2003. Kalkulus jilid 1. Jakarta: Erlangga
 
Sari, Intan. 2009. Penggunaan turunan.
http://nengintanmsari.wordpress.com/2009/03/15/penggunaan-turunan/ (diakses
tanggal 22 April 2012)
 
Setiawan. 2004. PDF Pengantar kalkulus. http://Depdiknas.yogyakarta.com/
(diakses taggal 22 April 2012)
 
Sutrisno,agung. 2009. Matematika dasar.WWW.BELAJAR-MATEMATIKA.COM
(diakses tanggal 22 April 2012)
 

Anda mungkin juga menyukai