Anda di halaman 1dari 12

BAB 6

Rencana Penatalaksanaan Holistik dan Komprehensif

1.1. Axis 1 (Aspek Personal)


Keluhan utama:
- Timbulnya bercak-bercak putih
Keluhan tambahan:

- Bercak putih terasa kebas


- Kulit kering di bagian lesi
Rencana Intervensi:

Farmakologi:

- Multivitamin tablet 1x1 yang didapatkan dari puskesmas (Vitamin A, B1, B2, B6,
B12, Nicotinamine, Tembaga, Vitamin D, Magnesium, Zinc)
Non Farmakologi:

- Memberikan penjelasan kepada An.F tentang multivitamin berfungsi untuk


meningkatkan daya tahan tubuh.
1.2. Axis II (Aspek Klinis)
Diagnosis Kerja: Kusta tipe Multibasilar
Rencana Intervensi:
Obat yang diberikan puskesmas:
Obat MDT-MB dari puskesmas: (selama 1 bulan kedepan)
- Hari ke 1 (1 bulan sekali): 2 kapsul Rifampisin 300 mg, 1 tablet Dapson 100 mg, dan
3 kapsul Klofazimin 100 mg
- Hari ke 2-28: 1 kapsul Klofazimin 50 mg dan 1 tablet Dapson 100 mg setiap hari
- Saat ini An.F sudah menjalankan pengobatan bulan ke 11

60
Non Farmakologi:

- Memberikan edukasi kepada An.F agar minum obat dengan rutin setiap hari dan
kontrol kepuskes bila obat akan habis untuk menghindari putus obat berulang dan
timbulnya reaksi kusta.
- Memberi tahu An.F mengenai efek samping obat kusta seperti Rifampisin yang
menyebabkan air seni bewarna merah, Klofazimin menyebabkan kulit berubah
warna menjadi gelap atau hitam, dan Dapson menyebabkan kurang darah.
- Memberikan edukasi kepada ibu An.F mengenai pengawas menelan obat (PMO)
- Memberikan edukasi terhadap ibu dan An.F mengenai jadwal kontrol ke puskesmas
dan mengambil obat.
1.3. Axis III (Aspek Internal)
An.F tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang penyakit yang ia derita.
Rencana Intervensi:
- Memberikan edukasi kepada An.F mengenai penyakit kusta seperti definsi,
penyebab, faktor risiko, cara penularan, tanda dan gejala, pengobatan, efek sampin
obat, pencegahan penularan, dan komplikasi.
An. F tidak memiliki pengetahuan mengenai pentingnya kepatuhan minum obat dan
resiko akibat putus obat kusta
Rencana Intervensi:
- Memberikan edukasi kepada An. F mengenai pentingnya kepatuhan minum obat
kusta dan resiko yang terjadi akibat putus obat kusta. Resiko yang dapat terjadi
diantaranya terjadi resistensi obat sehingga dapat mengulang pengobatan dari awal
dan dapat timbul komplikasi yaitu terjadinya reaksi kusta dan kecacatan
An. F tidur bersama keluarga
Rencana Intervensi
- Memberikan edukasi kepada An. F tentang penularan melalui udara dan kontak
langsung dengan kulit penderita kusta

61
1.4. Aksis IV (Aspek Eksternal)
Keluarga An.F tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang penyakit kusta yang
dimiliki An.F
Rencana Intervensi:
- Memberikan edukasi kepada keluarga An.F mengenai penyakit kusta seperti definsi,
penyebab, faktor risiko, cara penularan, tanda dan gejala, pengobatan, efek sampin
obat, pencegahan penularan, dan komplikasi.
Keluarga An. F tidak memiliki pengetahuan mengenai pentingnya kepatuhan minum obat
dan resiko akibat putus obat kusta
Rencana Intervensi:
- Memberikan edukasi kepada keluarga An. F mengenai pentingnya kepatuhan minum
obat kusta dan resiko yang terjadi akibat putus obat kusta. Resiko yang dapat terjadi
diantaranya terjadi resistensi obat sehingga dapat mengulang pengobatan dari awal
dan dapat timbul komplikasi yaitu terjadinya reaksi kusta dan kecacatan. Serta
edukasi mengenai pentingnya peran Pengawas Menelan Obat (PMO), yang dalam
hal ini adalah ibu An.F
Keluarga An.F jarang membuka gorden dan jendela rumah pada ruang tamu.

Rencana Intervensi:

- Memberi edukasi tentang cahaya sinar matahari yang masuk ke dalam rumah yang
dapat membunuh kuman
- Memberi edukasi tentang sirkulasi udara sehingga dapat terjadi pertukaran udara di
dalam rumah
1.5. Aksis V (Aspek Fungsional)
Pasien mampu melakukan tugas sehari-hari tanpa hambatan (Skala fungsional: nilai 5)
Rencana Intervensi: -

62
BAB 7
Intervensi, Hasil Intervensi, dan Prognosis

7.1. Intervensi dan Hasil Intervensi


Kegiatan kunjungan keluarga ke rumah An.F dilakukan beberapa kali yaitu pada tanggal :
1. Kunjungan Ke-1 : 29 Februari 2020
2. Kunjungan Ke-2 : 4 Maret 2020
3. Kunjungan Ke-3 : 13 Maret 2020
4. Kunjungan Ke-4 :
Setiap kali kunjungan dilakukan autoanamnesis dan pemeriksaan fisik pada An. F dan
alloanamnesis kepada ibu An,F
7.1.1. Aksis I (Aspek Personal)
Keluhan :
1. Timbul bercak putih
2. Bercak putih terasa kebas
3. Kulit kering pada daerah lesi
Rencana Intervensi :
Farmakologi :
- Multivitamin (Vitamin A, B1, B2, B6, B12, Nocotinamine, Tembaga, Vitamin
D, Magnesium, Zinc) tabket 1x1 yang didapatkan dari Puskesmas
Non Farmakologi :
- Memberikan penjelasan kepada An. F dan kedua orangtuanya bahwa pemberian
Multivitamin guna meningkatkan daya tahan tubuh An. F
Hasil Intervensi :
An. F dan kedua orangtuanya mengerti bahwa Multivitamin yang diberikan berguna
untuk meningkatkan daya tahan tubuh
7.1.2. Aksis II (Aspek Klinis)
1. Diagnosis utama: Kusta tipe Multi Basiler
Rencana Intervensi:
Sesuai obat yang diberikan oleh Puskesmas:
Obat MDT-MB dari Puskesmas : (selama 1 bulan kedepan)

63
- Hari ke 1 (1 bulan sekali) : 2 kapsul Rifampisin 300 mg, 1 tablet Dapson 100 mg,
dan 3 kasul Klofazimin 100 mg
- Hari ke 2 – 28 : 1 kapsul Klofazimin 50 mg dan 1 tablet Dapson 100 mg setiap
hari
- Saat ini An. F sedang menjalani pengobatan bulan ke 11
Non Farmakologis:
- Memberikan edukasi kepada An. F dan keluarga untuk rutin minum obat setiap
hari dan kontrol ke Puskesmas apabila obat akan habis untuk menghidari
terulangnya kejadia putus obat dan timbulnya reaksi kusta
- Menjelaskan kepada An. F dan keluarga secara lisan mengenai efek samping
obat seperti Rifampisin menyebabkan air seni berwarna merah, Klofazimin
menyebabkan kulit berubah warna menjadi gelap atau hitam, dan Dapson
menyebabkan kurang darah
- Memberikan edukasi kepada ibu An.F mengenai Pengawas Menelan Obat
(PMO)
- Memberikan edukasi terhadap ibu dan An.F mengenai jadwal kontrol ke
puskesmas dan mengambil obat.
Hasil Intevensi:
- Tidak timbul bercak putih yang baru
- An. F dan keluarga mengerti mengenai pentingnya kepatuhan minum obat secara
rutin dan pentingnya kontrol ke Puskesmas bila obat akan habis untuk
menghidari terulangnya kejadian putus obat dan timbulnya reaksi kusta
- An. F dan keluarga mengerti mengenai efek samping dari obat yang dikonsumsi
oleh An. F
- Ibu An. F mengerti dan melakukan PMO pada An. F
- Ibu dan An. F memahami dan mengetahui jadwal kontrol ke Puskesmas dan
mengambil obat
2. Diagnosis tambahan: -

64
7.1.3. Aksis III (Aspek Internal)
An.F tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang penyakit yang ia derita.
Rencana Intervensi:
- Memberikan edukasi kepada An.F mengenai penyakit kusta seperti definsi,
penyebab, faktor risiko, cara penularan, tanda dan gejala, pengobatan, efek
samping obat, pencegahan penularan, dan komplikasi.
Hasil Intervensi
- An. F mengerti serta dapat memahami tentang penyakit kusta seperti definisi,
penyebab, faktor resiko, cara penularan, tanda dan gejala, pengobatan, efek
samping obat, pencegahan penularan, dan komplikasi kusta
An. F tidak memiliki pengetahuan mengenai pentingnya kepatuhan minum obat dan
resiko akibat putus obat kusta
Rencana Intervensi:
- Memberikan edukasi kepada An. F mengenai pentingnya kepatuhan minum obat
kusta dan resiko yang terjadi akibat putus obat kusta. Resiko yang dapat terjadi
diantaranya terjadi resistensi obat sehingga dapat mengulang pengobatan dari
awal dan dapat timbul komplikasi yaitu terjadinya reaksi kusta dan kecacatan
Hasil Intervensi:
- An. F mengerti serta dapat memahami tentang pentingnya kepatuhan minum obat
kusta dan resiko yang dapat terjadi akibat terulangnya kejadia putus obat.
Sekarang An. F selalu minum obat setiap hari dan tidak lagi mengeluh karena
bosan
An. F tidur bersama keluarga
Rencana Intervensi
- Memberikan edukasi kepada An. F tentang penularan melalui udara dan kontak
langsung dengan kulit penderita kusta
Hasil Intervensi
- Memahami tentang penularan melalui udara dan kontak langsung dengan kulit
penderita kusta

65
7.1.4. Aksis IV (Aspek Eksternal)
Keluarga An.F tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang penyakit kusta yang
dimiliki An.F
Rencana Intervensi:
- Memberikan edukasi kepada keluarga An.F mengenai penyakit kusta seperti
definsi, penyebab, faktor risiko, cara penularan, tanda dan gejala, pengobatan,
efek sampin obat, pencegahan penularan, dan komplikasi.
Hasil Intervensi
- Keluarga An. F mengerti serta dapat memahami mengenai penyakit kusta seperti
definsi, penyebab, faktor risiko, cara penularan, tanda dan gejala, pengobatan,
efek samping obat, pencegahan penularan, dan komplikasi.
Keluarga An. F tidak memiliki pengetahuan mengenai pentingnya kepatuhan minum
obat dan resiko akibat putus obat kusta
Rencana intervensi:
- Memberikan edukasi kepada keluarga An. F mengenai pentingnya kepatuhan
minum obat kusta dan resiko yang terjadi akibat putus obat kusta. Resiko yang
dapat terjadi diantaranya terjadi resistensi obat sehingga dapat mengulang
pengobatan dari awal dan dapat timbul komplikasi yaitu terjadinya reaksi kusta
dan kecacatan. Serta edukasi mengenai pentingnya peran Pengawas Menelan Obat
(PMO), yang dalam hal ini adalah ibu An.F
Hasil intervensi:
- Keluarga An. F mengerti serta dapat memahami tentang pentingnya kepatuhan
minum obat kusta dan adanya PMO, serta resiko yang dapat terjadi akibat
terulangnya kejadian putus obat.
Keluarga An.F jarang membuka gorden dan jendela rumah pada ruang tamu.

Rencana Intervensi:

- Memberi edukasi tentang cahaya sinar matahari yang masuk ke dalam rumah
yang dapat membunuh kuman

66
- Memberi edukasi tentang sirkulasi udara sehingga dapat terjadi pertukaran udara
di dalam rumah
Hasil Intervensi:
- Keluarga An. F membuka jendela rumahnya setiap hari agar cahay sinar matahari
dapat masuk ke dalam rumah yang dapat membunuh kuman
- An. F dan keluarga mengerti tentang pentingnya sirkulasi udara sehingga dapat
terjadi pertukaran udara didalam rumah
7.1.5. Aksis V (Aspek Fungsional)
Pasien mampu melakukan tugas sehari-hari tanpa hambatan (Skala fungsional: nilai 5)
Rencana Intervensi: -

7.2. Prognosis
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam

67
BAB 8

KESIMPULAN DAN SARAN

8.1. Kesimpulan
1. Sumber penularan yang dialami oleh An. F belum diketahui secara pasti, namun
diduga sumber penularan berasal dari lingkungan sekitar tempat tinggal pasien
2. Terputusnya pengobatan kusta pada An. F adalah karena bosan minum obat dan tidak
mau periksa ke Puskesmas karena menurutnya waktu pemeriksaan membutuhkan
waktu yang lama untuk menunggu
3. Faktor internal dan eksternal menurut Mandala of Health yang menyebabkan belum
sembuhnya kusta pada An. F adalah :
Faktor Internal:
- An.F dan kleuarga tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang penyakit yang
ia derita
- An. F tidak memiliki pengetahuan mengenai pentingnya kepatuhan minum obat
dan resiko akibat putus obat kusta
- An. F tidur bersama keluarga
Faktor Eksternal:

- Keluarga An.F tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang penyakit kusta
yang dimiliki An.F
- Keluarga An. F tidak memiliki pengetahuan mengenai pentingnya kepatuhan
minum obat dan resiko akibat putus obat kusta
- Keluarga An.F jarang membuka gorden dan jendela rumah pada ruang tamu
4. Alternative jalan keluar atas permasalahan kesehatan An. F adalah :
Faktor Internal:

68
- Memberikan edukasi kepada An.F mengenai penyakit kusta seperti definsi,
penyebab, faktor risiko, cara penularan, tanda dan gejala, pengobatan, efek
samping obat, pencegahan penularan, dan komplikasi.
- Memberikan edukasi kepada An. F mengenai pentingnya kepatuhan minum obat
kusta dan resiko yang terjadi akibat putus obat kusta. Resiko yang dapat terjadi
diantaranya terjadi resistensi obat sehingga dapat mengulang pengobatan dari
awal dan dapat timbul komplikasi yaitu terjadinya reaksi kusta dan kecacatan
- Memberikan edukasi kepada An. F tentang penularan melalui udara dan kontak
langsung dengan kulit penderita kusta
Faktor Eksternal:

- Memberikan edukasi kepada keluarga An.F mengenai penyakit kusta seperti


definsi, penyebab, faktor risiko, cara penularan, tanda dan gejala, pengobatan,
efek samping obat, pencegahan penularan, dan komplikasi.
- Memberikan edukasi kepada keluarga An. F mengenai pentingnya kepatuhan
minum obat kusta dan resiko yang terjadi akibat putus obat kusta. Resiko yang
dapat terjadi diantaranya terjadi resistensi obat sehingga dapat mengulang
pengobatan dari awal dan dapat timbul komplikasi yaitu terjadinya reaksi kusta
dan kecacatan. Serta edukasi mengenai pentingnya peran Pengawas Menelan Obat
(PMO), yang dalam hal ini adalah ibu An.F
- Memberi edukasi tentang cahaya sinar matahari yang masuk ke dalam rumah
yang dapat membunuh kuman
- Memberi edukasi tentang sirkulasi udara sehingga dapat terjadi pertukaran udara
di dalam rumah
5. Hasil jalan keluar atas permasalahan kesehatan An. F adalah:
Faktor Internal:
- An. F mengerti serta dapat memahami tentang penyakit kusta seperti definisi,
penyebab, faktor resiko, cara penularan, tanda dan gejala, pengobatan, efek
samping obat, pencegahan penularan, dan komplikasi kusta
- An. F mengerti serta dapat memahami tentang pentingnya kepatuhan minum obat
kusta dan resiko yang dapat terjadi akibat terulangnya kejadia putus obat.

69
Sekarang An. F selalu minum obat setiap hari dan tidak lagi mengeluh karena
bosan
- Memahami tentang penularan melalui udara dan kontak langsung dengan kulit
penderita kusta

Faktor Eksternal:
- Keluarga An. F mengerti serta dapat memahami mengenai penyakit kusta seperti
definsi, penyebab, faktor risiko, cara penularan, tanda dan gejala, pengobatan,
efek samping obat, pencegahan penularan, dan komplikasi.
- Keluarga An. F mengerti serta dapat memahami tentang pentingnya kepatuhan
minum obat kusta dan adanya PMO, serta resiko yang dapat terjadi akibat
terulangnya kejadian putus obat.
- Keluarga An. F membuka jendela rumahnya setiap hari agar cahay sinar matahari
dapat masuk ke dalam rumah yang dapat membunuh kuman
- An. F dan keluarga mengerti tentang pentingnya sirkulasi udara sehingga dapat
terjadi pertukaran udara didalam rumah
8.2. Saran
1. Saran untuk pasien dan keluarga
- Memberitahukan kepada An. F dan keluarga agar An. F dapat meminum obat
secara teratur dan rutin control ke Puskesmas hingga sembuh dan pengobatan
telah selesai, jika suatu saat timbul keluhan atau gejala lain segera berobat ke
Puskesmas
- Memberitahukan An, F untuk menjaga kesehatan dengan mengonsumsi makanan
bergizi, terutama mengingat status gizi An. F adalah obesitas dengan cara
mengganti makanan dengan makanan yang kaya akan Kalsium, Vitamin D,
Fosfor, dan Zink dan meningkatkan aktivitas fisik
- Memberitahukan kepada An. F dan keluarga tentang pentingnya pencegahan
penyakit kusta agar tidak menularkan ke orang disekitarnya
- Memberitahukan keluarga An. F untuk dapat memberikan semangat kepada An. F
untuk dapat minum obat hingga tuntas guna mencegah terulangnya kejadian putus
obat yang dialami sebelumnya yaitu akibat bosan minum obat

70
- Memberitahukan kepada keluarga untuk datang ke Puskesmas lebih awal
sehingga tidak membutuhkan waktu yang lama untuk menunggu pemeriksaan dan
pengambilan obat
- Memberitahukan keluarga An. F untuk dapat berkerjasama dalam mengingatkan
An. F untuk minum obat secara teratur dan kepada Ibu An. F selaku PMO agar
dapat mengawasi An. F setiap hari dalam menelan obat kusta
2. Saran untuk tim selanjutnya
- Mementau kembali keluhan bercak pada An. F apakah timbul lagi atau tidak, dan
memonitor apakah timbul komplikasi dan efek samping obat
- Memantau kembali kepatuhan minum obat An, F sehingga dapat minum obat
hingga tuntas dan kejadian putus obat tidak terulang kembali
- Melanjutkan dan mengevaluasi hasil intervensi pada An. F
3. Saran untuk Puskesmas
- Menyarankan Puskesmas untuk memberikan penyuluhan mengenai kusta secara
berkala untuk meningkatkan prmotif serta preventif penyakit kusta
- Menyarankan Puskesmas untuk melakukan kunjungan rumah untuk memantau
perkembangan penyakit serta kepatuhan berobat pasien kusta sehingga tidak
terulang kembali kejadian putus obat pada pasien kusta
- Menyarankan dilakukannya pemeriksaan kerokan kulit di akhir pengobatan

71

Anda mungkin juga menyukai