Anda di halaman 1dari 11

Nama : Muhammad Abdurrahman

Kelas : Pai Semester 6 B/ Madin


NIM : 20170102119
Mata Kuliah : Tehnik Penulisan Skripsi
Dosen : Muhammad Rohmad Abdan, M.Pd
Hari/Tanggal : Senin, 06 April 2020

1. Buatlah latar belakang dari judul skripsi dibawah ini!


2. Buatlah rumusan masalahnya!
3. Buat tujuan penelitiannya!
4. Ceritakan alur dan hasil sementara sesuai dengan judul skripsi dibawah ini

JUDUL SKRIPSI :

“Analisis Pendidikan Aqidah dalam Negeri Lima Menara Karya


Ahmad Fuadi”.

1
1. Latar Belakang Masalah

Bangsa Indonesia beberapa tahun terakhir ini banyak menghadapi

masalah kekerasan, baik yang bersifat masal maupun yang dilakukan secara

individual. Kondisi seperti ini membuat perempuan dan anak-anak menjadi

lebih rentan untuk menjadi korban kekerasan. Bentuk kekerasan yang

dilakukan bukan hanya kekerasan secara fisik, akan tetapi juga kekerasan

terhadap perasaan, kekerasan ekonomi, kekerasan seksual dan yang lainnya.

Pelaku kekerasan tidak hanya berasal dari kalangan dewasa, akan tetapi

banyak melibatkan kaum remaja dan anak di bawah umur.

Dewasa ini tindak pidana perkosaan merupakan kejahatan yang cukup

mendapat perhatian di kalangan masyarakat. Banyak ditemui di koran atau

majalah maupun saluran televisi berita tentang tindak pidana perkosaan.

Kasus perkosaan yang marak terjadi di Indonesia menunjukkan bahwa pelaku

tidak hanya menyangkut pelanggaran hukum, namun terkait pula dengan

akibat yang akan dialami oleh korban dan timbulnya rasa takut dalam

masyarakat.

Tindak kejahatan perkosaan akhir-akhir ini disertai dengan

pembunuhan. Seperti kasus yang sedang hangat diperbincangkan yaitu pada

bulan Maret 2016 siswi SMP di Bengkulu bernama Yuyun meninggal setelah

diperkosa oleh belasan remaja yang sedang mabuk minuman keras. Dalam

perjalanannya pulang sekolah, dia dihadang oleh belasan remaja tersebut.

Setelah diperkosa ramai-ramai, Yuyun kemudian dibunuh dan mayatnya

dibuang ke jurang. Pelakunya kebanyakan masih remaja dan masih berstatus

pelajar.

2
Menurut Catatan Tahunan (CATAHU) 2016 Komnas Perempuan,

dari kasus kekerasan terhadap perempuan, kekerasan seksual berada di

peringkat kedua, dengan jumlah mencapai 2.399 kasus dengan persentase

72 %, pencabulan mencapai 601 kasus dengan persentase 18 %, dan

pelecehan seksual mencapai 166 kasus dengan persentase 5 %

(http://www.komnasperempuan.go.id/wp-content/uploads/2016/03/Lembar-

Fakta-Catatan-Tahunan-_CATAHU_-Komnas-Perempuan-2016.pdf).

Dari data tersebut dapat diketahui bahwa angka kriminal bangsa

Indonesia masih sangat tinggi. Hal tersebut perlu mendapatkan perhatian

serius dari pemerintah dan masyarakat pada umumnya. Krisis moral yang

dialami bangsa Indonesia harus dibenahi supaya kasus Yuyun tidak terulang

di kemudian hari.

Permasalahan tersebut tidak hanya menjadi tanggung jawab

pemerintah saja, akan tetapi membutuhkan peran serta aktif orang tua dalam

mengawasi dan membimbing anak-anaknya. Para orang tua harus

memberikan pendidikan yang layak untuk pemenuhan hak bagi anak. Selain

daripada itu pendidikan juga dimaksudkan untuk pembentukan akhlak,

moral, dan perilaku yang sesuai dengan norma-norma yang


berlaku dalam masyarakat serta sesuai dengan nilai-nilai Islami. Untuk

mewujudkan hal yang demikian, maka selain pendidikan formal yang

diberikan di sekolah-sekolah, seorang anak juga membutuhkan pendidikan

akidah yang dapat diajarkan dimana saja, baik dilingkungan sekolah maupun

dilingkungan keluarga.

Pendidikan akidah adalah pendidikan yang sangat vital dalam dunia

pendidikan Islam, karena pendidikan akidah sangat berarti bagi seluruh umat.

Pendidikan adalah faktor yang menyiapkan suatu bangsa dalam menghadapi

masa mendatang. Maka pendidikan yang berkembang dalam suatu

masyarakat mencerminkan bagi masa mendatangnya. Apabila pendidikan

dalam suatu bangsa baik, maka baiklah bekasannya. Sebaliknya apabila

pendidikan itu tidak berkeadaan baik, maka binasalah umat itu dan

kehancuranlah yang akan dihadapinya (Ash Shiddieqy, 2001: 42). Pendidikan

yang baik tersebut dapat dicapai salah satunya melalui pendidikan akidah.

Arti penting pendidikan akidah yaitu memberi didikan yang baik

dalam menempuh jalan kehidupan, menyucikan jiwa lalu mengarahkannya

kejurusan yang tertentu untuk mencapai puncak dari sifat-sifat yang tinggi

dan luhur agar sampai tingkatan ma‟rifat yang tertinggi (Sabiq, 1991: 19).

Akidah adalah masalah fundamental dalam Islam, ia menjadi titik tolak

permulaan muslim. Sebaliknya, tegaknya aktivitas keislaman dalam hidup dan

kehidupan seseorang itulah yang dapat menerangkan bahwa orang itu memiliki

akidah atau menunjukkan kwalitas iman yang ia miliki (Razak, 1993: 120).
Manusia hidup atas dasar kepercayaannya. Tinggi rendahnya nilai

kepercayaan memberikan corak kepada kehidupan. Atau dengan kata lain,

tinggi rendahnya nilai kehidupan manusia tergantung kepada kepercayaan

yang dimilikinya. Sebab itulah kehidupan pertama dalam Islam dimulai

dengan iman (Razak, 1993: 120).

Tuhan telah menetapkan seluruh perkara dan menuntut manusia untuk

beriman kepada-Nya. Sedangkan iman adalah akidah yang pasti dan sesuai

dengan kenyataan berdasarkan keterangan-keterangan. Akidah tidak akan

bisa dicapai oleh setiap keterangan. Ia hanya bisa dicapai oleh keterangan

pasti yang tidak dicampuri keraguan pada-Nya (Syaltut, 1986: 83).

Islam telah menjadikan tanda bukti akidah pada manusia dengan

pengakuan, bahwa Allah itu Esa dan bahwa Muhammad adalah Rasul-Nya

(Syaltut, 1986: 17).

Allah SWT berfirman:

‫ِين آ َم ُنوا ِباهَّلل ِ َو َرسُولِ ِه ُث َّم َل ْم َيرْ َتابُوا َو َجا َه ُدوا‬


َ ‫ون الَّذ‬ َ ‫إِ َّن َما ْالم ُْؤ ِم ُن‬
َ ُ‫ِك ُه ُم الصَّا ِدق‬
‫ون‬ َ ‫يل هَّللا ِ ۚ أُو ٰ َلئ‬
ِ ‫ِبأَمْ َوال ِِه ْم َوأَ ْنفُسِ ِه ْم فِي َس ِب‬

Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang

percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak

ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka

pada jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang bena‫(ق‬QS. Al-Hujurat: 15).
Ayat di atas dan yang senada jumlahnya banyak, menunjukkan bahwa

iman yang diterima dan yang benar adalah keyakinan yang tidak dicampuri

dengan keraguan dan amalan yang diantaranya berupa jihad dengan harta dan

jiwa di jalan Allah SWT.

Firman Allah SWT:

َ ‫ك لَئِ ْن أَ ْش َر ْك‬
َ ُ‫ت لَيَحْ بَطَ َّن َع َمل‬
‫ك‬ َ ‫ْك َوإِلَى الَّ ِذ‬
َ ِ‫ين ِم ْن قَ ْبل‬ ِ ُ‫َولَقَ ْد أ‬
َ ‫وح َي إِلَي‬
‫ين‬ ِ ‫َولَتَ ُكونَ َّن ِم َن ْال َخ‬
َ ‫اس ِر‬
Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang

sebelummu. "Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah

amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi. (QS. Az-

Zumar: 65).

Ayat di atas menunjukkan bahwa segala amal tidak diterima jika tidak

bersih dari syirik. Karena itulah perhatian Nabi Muhammad SAW yang

pertama kali adalah pelurusan akidah. Hal pertama yang didakwahkan para

rasul kepada umatnya adalah menyembah Allah SWT semata dan

meninggalkan segala yang dituhankan selain Dia.

Akidah yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW dapat dilakukan

dengan cara pendidikan dan pengajaran yang sistematik agar dapat mencapai

akidah yang kokoh, kuat dan tidak mungkin terobohkan dan dengan akidah

yang benar kita dapat menjadi pemimpin dan penuntun umat manusia sedunia

dan mendapatkan kebahagiaan di akhirat (Sabiq, 1991: 29).


Ada banyak cara untuk menyampaikan pendidikan Akidah, salah satu

cara yang digunakan oleh Ahmad Fuadi lewat karya sastranya yang berupa

novel yang berjudul Negri 5 Menara.

Novel Negri 5 Menara karya Ahmad Fuadi ini adalah sebuah novel

tentang perjuangan seorang pemuda Indonesia bernama Alif Dikisahkan

sebuah cerita dari tanah Minangkabau, yaitu Alif. Sejak kecil Alif memiliki

cita-cita untuk menjadi seseorang seperti B.J. Habibie, tetapi ibunya

menginginkan Alif menjadi seseorang seperti Buya Hamka. Hal itulah yang

menjadi penghalang bagi tercapainya cita-cita Alif. Ssat itu Alif diberikan dua

pilihan untuk melanjutkan sekolahnya, yaitu sekolah di bidang keagamaan atau

mondok di pesantren. Pilihan itu membuat Alif sangat marah, karena dia tidak

bisa menggapai cita-citanya. Akhirnya, Alif memilih untuk mondok di sebuah

pesantren di Jawa Timur, yaitu pondok Madani. Mendengar keputusan Alif,

ibunya merasa berat hati karena Alif tidak memilih sekolah ataupun pondok

yang berada di Minang. Kekhawatiran ibunya disebabkan oleh Alif yang tidak

pernah keluar dari tanah Minang.

Di pondok Madani, Alif merasa berat hati,karena dalam hati kecilnya

dia ingin melanjutkan kuliah di ITB. Namun, ada satu hal yang membuat Alif

berubah pandangan, bahwa mondok dipesantren sama halnya dengan sekilah

umum, sebuah kalimat yang diucapkan oleh pimpinan pondok, yakni Kiai Rais

yang mengucapkan “Man Jadda Wa Jadda” barangsiapa bersungguh-sungguh

pasti akan berhasil. Hal yang paling berat ketika di Pondok Madani adalah Alif

dan kelima temannya harus belajar selama 24 jam dan hanya tidur beberapa
menit saja, hal itu dilakukan untuk mempersiapkan mental mereka menghadapi

ujian lisan dan tertulis. Disela sibuknya belajar Alif dan kelima temannya

menyempatkan diri berkumpul di bawah menara masjid untuk membicarakan

seputar cita-cita mereka sambil melihat awan untuk berimajinasi. Tahun

berikutnya, Alif dan kelima temannya sudah mulai terbiasa dengan kondisi

pondok dan bisa menyesuaikan diri. Namun, teman Alif yang paling cerdas dan

rajin yang bernama Baso memutuskan untuk keluar dari pondok Madani

dengan alasan ekonomi dan permasalahan keluarga. Alif dan teman-temannya

merasa sangat sedih karena harus berpisah dengan Baso. Hal itu membuat Alif,

Dulmajid, Atang, Raja, dan Said lebih bersemangat untuk segera lulus dari

pendidikannya dan kelak bisa menjadi orang yang sukses serta mampu

mewujudkan cita-citanya menjelajah bebua Eropa dan benua Amerika. Atas

usaha dan perjuangan mereka, kini cita-cita yang sebelumnya hanyalah sebuah

mimpi  menjadi kenyataan. Alif berada di Amerika, Baso di Asia, Atang di

Afrika, Raja di Eropa, Said dan Dulmajid berada di Indonesia. Alif dan kelima

temannya berada di bawah menara yang berbeda.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti

kandungan akidah yang terdapat dalam novel tersebut, dengan judul “Analisis

Pendidikan Akidah dalam Novel Negri 5 Menara karya Ahmad Fuadi.”


2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan dapat

dirumuskan sebagai berikut:

1. Apa saja bentuk Pendidikan Akidah yang terdapat dalam Novel Negri 5

Menara Karya Ahmad Fuadi?

2. Bagaimana karakter tokoh yang ditampilkan dalam Novel Negri 5 Menara

Karya Ahmad Fuadi?

3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalah yang ada, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui bentuk pendidikan akidah yang terkandung dalam

Novel Negri 5 Menara Karya Ahmad Fuadi.

2. Untuk mendeskripsikan karakter tokoh yang ditampilkan dalam Novel

Negri 5 Menara Karya Ahmad Fuadi.


4. Alur dan hasil sementara Analisi Pendidikan Aqidah dalam Novel

Negri 5 Menara Karya Ahmad Fuadi.

Analisi Pendidikan Aqidah dalam Novel Negri 5 Menara Karya Ahmad

Fuadi.

Pada bab empat ini peneliti akan memaparkan Pendidikan Akidah yang

terdapat pada Novel Negri 5 Menara Karya Ahmad Fuadi.

NO DIALOG
Tiba-tiba Said mengangkat tangan dengan gembira, mengumumkan
alhamdulillah dan berteriak yes, sambil tangannya ditarik ke bawah,
1 layaknya striker habis mencetak gol tunggal di injury time. Doanya
dikabulkan Tuhan yang Maha Pemurah. Kali ini Said yang menjadi
orang beruntung mendapatkan wesel.16
Dan sore ini, dalam 3 jam ini, aku bertekad bersungguh- sungguh
2 menjadi jasus. Aku percaya Tuhan dan alam-Nya akan membantuku,
karena imbalan kesungguhan hanyalah kesuksesan. Bismillahh.17

Hanya Amak sendiri yang berani angkat tangan dan berkata,


3 “kita di sini adalah pendidik dan ini tidak mendidik. Ke mana muka
kita disemunyikan dari Allah yang Maha Melihat.18

Setiap bait aku latunkan dengan sepenuh hati, mohon ampun


kepada Tuhan dan mohon ampun kepada Amak. Dadaku terasa luruh
4 dan plong. Rasanya pengaduanku didengar oleh-Nya. Pengaduan
pendosa yang tidak ada tempat lain untuk mengadu selain kepada-
Nya.19
Katanya penuh orang Yahudi dan orang tidak beriman, tapi kok bisa
ada masjid dan muslim di sana. Suatu ketika, kalau Tuhan
5 berkehendak, aku ingin melihatnya langsung. Duh, Tuhan Yang
Maha Mendengar, aku yakin Engkau mendengar
suara hatiku. Bolehkah aku ke sana?.20
Hambamu ini datang meminta kelapangan pikiran dan kemudahan
untuk mendapatkan ilmu dan bisa menghapal dan lulus ujian dengan
6
baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar terhadap doa hamba
yang kesulitan. Amiiinnn.21
Bila diizinkan Allah, kita akan bertemu lagi di suatu masa dan di
suatu tempat yang sudah diaturNya! Teriaknya sambil melambai.
7
Kami melambai kembali. Debu dan asap knalpot menelan tangan
Baso yang sayup-sayuap tampak masih melambai.22
Dengan sepenuh hati aku torehkan tekad ini dengan huruf besar-
8 besar. Ujung penaku sampai tembus ke halaman sebelahnya.
Meninggalkan jejak yang dalam. Man jadda
wajadda. Bismillah, aku yakin Tuhan Maha mendengar.23
Alangkah indah. Senda gurau dan doa kami di bawah menara dulu
9 menjadi kenyataan. Aku tidak putus-putus membatin, “terima kasih
Allah, Sang Pengabul Harapan dan Sang Maha
Pendengar Doa”.24
Kami berenam telah berada di negara yang berbeda. di lima
10 menara impian kami. Jangan pernah meremehkan impian, walau
setinggi apapun. Tuhan sungguh Maha Mendengar.25
1 Sementara aliran pahala terus melingkupi para guru yang
1

Anda mungkin juga menyukai