0 0,097 0,0679
1 0,083 0,0678
3 0,092 0,0679
6 0,088 0,0678
12 0,081 0,0678
6. Dari kadar yang telah didapatkan lalu membuat kurva kadar terhadap waktu
7. Mencari Tmax atau waktu dimana kadar maksimum dicapai dengan cara menurunkan
persamaan kuadrat pada grafik sampel y = -0,2088x2 + 2,8126x - 3,4264 menjadi y ' =0.
Misal persamaannya adalah y = -0,2088x2 + 2,8126x - 3,4264 (oral)
Untuk menghitung waktu tercapai kadar maksimum
y = -0,2088x2 + 2,8126x - 3,4264
y ' = 2(-0,2088)x + 2,8126
0= 0,4176x + 2,8126
0,4176x =2,8126
2,8126
x= =6,73
0,4176
jadi waktu puncaknya adalah 6,73 jam artinya obat mencapay kadar max pada 6,73 jam
setelah mengkonsumsi obat.
16x10-7x =7x10-6
7 x 10−6
x= =4,375
16 x 10−7
artinya obat mencapay kadar max pada 4,375 jam setelah mengkonsumsi obat.
y = 6,0436 (oral)
jadi kadar maximal sebesar 6,0436 mcg/ml, artinya kosentrasi max obat yang di
konsumsi adalah 6,0436 mcg/ml pada 6,73jam setelah konsumsi obat
y = 0,067 (iv)
jadi kadar maximal sebesar 0,067 mcg/ml, artinya kosentrasi max obat yang di konsumsi
adalah 0,067 mcg/ml pada 4,375 jam setelah konsumsi obat
6
f(x) = − 0.96 x + 11.72
5 Kadar Paracetamol (Oral)
Polynomial (Kadar
4 Paracetamol (Oral))
Linear (Kadar Paracetamol
3 (Oral))
0
5 6 7 8 9 10 11 12 13
Bentuk persamaan garis yang di hasilkan y= -ax+c, dimana nilai a merupakan konstanta
eliminasi (ke) pada rumus waktu paruh t½=0,693/ke. Dari grafik di dapatkan persamaan
garis linier pada fase eliminasi
y = -0,9559x + 11,721
nilai a atau ke = 0,9559
t½=0,0693/ke
0,693
¿
0,95591
t½= 0,725 jam
jadi, waktu paruh obat adalah 0,724 jam (43,5 menit) , artinya 43,5 menit setelah
konsumsi obat kadar obat dalam darah berkurang ½ dari jumlah awal.
Pertanyaan
1. Buatlah grafik hubungan antara waktu vs konsentrasi paracetamol
¿∫
0
[
−0,2088 3 2,8126 2
3
x +
2
x −3,4264 x +c
6
] 0
−0,2088 3 2,8126 2 −0,2088 3 2,8126 2
¿ [ 3
x +
2
x −3,4264 x +c − ] [
3
x+
2
x −3,4264 x+ c ]
−0,2088 3 2,8126 2 −0,2088 3 2,8126 2
¿ [ 3
(6) +
2
(6) −3,4264(6)+c −
❑
3
(0) +][
2
(0) −3,4264 (0)+c ]
¿ [ −15,0336+50,6268−20,5584+c ] −c
❑
¿ [ −15,0336+50,6268−20,5584 ]
¿ 15,0348
0,4176x =2,8126
2,8126
x= =6,73
0,4176
jadi waktu puncaknya adalah 6,73 jam artinya obat mencapay kadar max pada 6,73 jam
setelah mengkonsumsi obat.
Bentuk persamaan garis yang di hasilkan y= -ax+c, dimana nilai a merupakan konstanta
eliminasi (ke) pada rumus waktu paruh t½=0,693/ke. Dari grafik di dapatkan persamaan
garis linier pada fase eliminasi
y = -0,9559x + 11,721
t½=0,0693/ke
0,693
¿
0,95591
jadi, waktu paruh obat adalah 0,724 jam (43,5 menit) , artinya 43,5 menit setelah konsumsi
obat kadar obat dalam darah berkurang ½ dari jumlah awal
Dalam petunjuk praktikum ini, kadar terapi paracetamol dalam darah adalah
10-25mcg/mL. Akan tetapi pada serum pasien hanya dicapai kadar obat sebesar 6,73
mcg/mL sehingga seharusnya masih adapt dilakukan penyesuaian dosis. Kadar
puncak diperoleh dengan memasukkan waktu puncak pada persamaan kurva kadar
obat terhadap waktu. Bila nilai bioavailabilitas obat menurun, maka perlu dilakukan
penggantian obat karena paracetamol tidak berefek pada suhu tubuh. Selain itu perlu
diperhatikan riwayat intoleransi seseorang terhadap suatu obat.
8. Apakah perlu dilakukan penyesuaian bentuk sediaan dan rute pemberian obat?
Berikan penjelasan!
Penyesuaian bentuk sediaan dan rute pemberian obat perlu dilakukan sesuai
dengan indikasi penyakit. Kemampuan individu dalam mengabsorbsi,
memetabolisme, dan mengeksresi obat juga menentukan bentuk sediaan dan rute
pemberian yang harus dilakukan. Selain itu juga banyak faktor lain yang
mempengaruhi, misalnya usia. Bentuk sediaan yang biasa digunakan untuk anak-
anak adalah puyer dan sirup, sedangkan untuk dewasa adalah bentuk sediaan tablet.
Eksresi suatu obat dan metabolitnya juga menentukan kadar dan efek obat pada
tubuh, bila pasien tidak dapat mengeksresikan obat dan metabolitnya, maka dapat
menumpuk lalu bersifat toksik pada tubuh. Beberapa individu memiliki kecepatan
metabolisme berbeda yang dapat dipengaruhi oleh genetik, fungsi hepar, usia, dan
penggunaan obat lain. Bila metabolisme terjadi dengan lambat, maka obat dapat
berefek toksik pada tubuh, sedangkan bila metabolisme terjadi terlalu cepat, maka
obat tidak akan sampai pada dosis terapi sehingga tidak memiliki efek pada tubuh.
Rute pemberian obat terutama ditentukan oleh sifat dan tujuan dari
penggunaan obat sehingga dapat memberikan efek terapi yang tepat. Terdapat 2 rute
pemberian obat yang utama, yaitu enteral dan parenteral. Penggunaan parenteral
digunakan untuk obat yang absorbsinya buruk melalui saluran cerna, dan untuk obat
yang tidak stabil dalam saluran cerna. Pengobatan untuk pasien yang tidak sadar dan
dalam keadaan yang memerlukan kerja obat yang cepat adalah dengan
menggunakan rute pemberian obat parenteral.
9. Apakah tujuan dan manfaat dilakukan therapeutic drug monitoring?
Tujuan dan manfaat dari therapeutic drug monitoring (TDM) adalah untuk :
a. Mendiagnosis pengobatan kurang optimal
b. Memantau kepatuhan
c. Terapi individualisasi selama terapi awal selama perubahan dosis
d. Menghindari toksisitas
e. Memantau dan mendeteksi interaksi obat
f. Memutuskan dihentikannya terapi