Setiap terapis pijat memiliki pengalaman sedih dalam merawat orang-orang dewasa yang
datang untuk dilakukan perawatan (pijat), namun takut untuk disentuh. Sebagai anak-anak,
orang-orang dewasa yang menakutkan ini mungkin tumbuh dalam keluarga yang tidak
tersentuh kasih sayang atau menderita trauma fisik, perawatan medis yang menyakitkan, atau
bahkan perlakuan yang tidak pantas secara fisik atupun seksual. Dengan adanya pengalaman
ini, anak-anak sering belajar untuk menghindari dan menolak kebutuhan mereka untuk
disentuh dengan kasih sayang. Hasilnya, sebagai orang dewasa, mereka mungkin menjadi
tidak mau disentuh, terisolasi secara sosial, dan memiliki kesulitan membentuk dan
mempertahankan hubungan yang akrab. Karena memperoleh perawatan kesehatan-khususnya
terapi pijat-hampir selalu melibatkan sentuhan, ini mungkin akan menjadi sulit bagi mereka
untuk menerima. Sebaliknya, bagi mereka yang terbiasa peka, perawatan pijat yang didapat
ketika masih anak-anak membuat mereka belajar memiliki sebuah tingkah laku yang sehat
saat dewasa berkaitan dengan sentuhan. Memberi dan menerima pijatan adalah bagian yang
normal dalam hidup mereka-sebuah alat untuk membuat mereka rileks, membantu pemulihan
cedera, dan meningkatkan kesehatan mereka.
Terapi pijat bisa menjadi sama pentingnya sebagai cara untuk mengembangkan kualitas
hidup anak-anak. Bagian ini akan menunjukkan bahwa pijat telah terbukti memiliki manfaat
fisiologis, mengurangi stress, dan memberikan umpan balik persepsi yang sangat penting
utntuk membantu anak-anak membentuk sebuah citra tubuh yang kuat dan positif. Bagian 4
akan menunjukkan bagaimana pijat mampu merawat cedera pediatrik umum, bagian 5 akan
mengeksplorasi banyak cara bahwa pijat dapat meredakan ketidaknyamanan pediatrik yang
umum, dan, di bagian 6, pembaca akan belajar bahwa anak-anak dengan disabilitas dan
masalah muskuloskeletal kronis dapat mendapatkan manfaat yang sangat besar dari pijat
yang teratur. Mulai dari membentu memulihkan trauma kelahiran hingga menenangkan stress
remaja, pijat dapat secara dramatis membantu anak-anak. Banyak orang-orang dewasa
dengan sakit fisik kronis dan disfungsi yang dimulai dengan cedera atau trauma masa kecil
yang parah dapat lolos dari efek jangka panjang jika mereka mendapatkan terapi pijat pada
saat cedera.
Walaupun relatif sedikit penelitan yang dilakukan pada efek pijat untuk anak-anak,
penelitian telah mengonfirmasi bahwa pijat terhadap orang dewasa memiliki efek berikut ini :
Hal diatas merupakan diskusi baru-baru ini dari efek fisiologis pijat terhadap anak-anak,
namun, diharapkan akan semakin banyak penelitian yang melengkapi di masa mendatang.
Dengan sedikit atau tanpa dokumentasi yang spesifik yang tersedia untuk anak-anak,
observasi langsung bisa membantu kita mengerti efek dari pijat.
Sebelum kita memulai, tolong tandai bahwa memisahkan pengalaman sentuhan menjadi
“efek” berbeda adalah sebuah penyederhanaan yang berlebihan dari sebuah proses yang
benar-bnar kompleks. Sebagai bayi, semua mamalia, termasuk, manusia, bergantung pada
kontak fisik dari ibu mereka untuk kehangatan dan makanan, mereka akan mati tanpa kontak
ibunya. Keinginan mamalia untuk mendapatkan sentuhan merupakan kelangsungan hidup
yang murni pada awalnya; reaksi kita untuk menyentuh adalah yang utama, dan efek
sentuhan terhadap kita sangat dalam. Ketika seorang manusia menyentuh manusia lain, kita
merespon dengan sepenuh hati. Pada kenyataannya, efek fisiologis tidak dapat dipisahkan
dari efek emosional / efek psikologis. Efek fisiologis, efek emosional, dan bahkan efek
spiritual semua terjadi dalam satu waktu. Pengetahuan kita tentang efek dari kontak manusia
masih agak primitif dan akan dengan pasti berubah seiring kita belajar lebih banyak. Sebuah
studi dideskripsikan di Point of Interest Box 1-1 menunjukkan bahwa hanya 4 dekade yang
lalu, sains berfikir bahwa efek sentuhan bisa dipisahkan dari efek seseorang terhadap orang
yang lain. Sementara, studi ini mungkin terlihat menggelikan untuk pembaca saat ini,
pemahaman kita mengenai sentuhan dan efeknya saat ini mungkin akan segera tidak berlaku
(ketinggalan zaman).
Point of Interest Box 1-1
Dalam studi klasik saat ini, Temerlin et al mencoba memisahkan efek mengasuh
dari rangsangan taktil. 32 lembaga, melakukan penelitian pada anak laki-laki difabel
menerima pengasuhan khusus 10 menit per hari, 5 hari per minggu, selama 8 minggu.
Grup 1 menerima perlakuan seperti berpelukan dan diayun, sambil pengasuh menggosok
kulit anak tersebut secara berkelanjutan. Grup 2 menerima perlakuan yang sama tetapi
pengasuh nya memakai mantel plastik berlengan panjang dan memakai sarung tangan.
Grup 3 menerima perlakuan pengasuhan yang pasif; pengasuh hanya duduk tetapi tangan
pengasuh tetap di sisi anak, melihat lurus ke depan, dan tidak berkata apapun. Grup 4 juga
menerima perlakuan pengasuhan pasif, namun pengasuh tidak hanya duduk diam, mereka
juga mengenakan mantel dan sarung tangan.
Anak laki-laki yang menerima asuhan aktif dengan kontak langsung secara fisik
menunjukan kenaikan berat badan signifikan dibandingkan grup lain selama periode
penelitian. 2 anak laki-laki yang awalnya diam mulai berkata “ma-ma” pada pengasuh
mereka. Penemuan yang paling mencolok pada studi ini adalah anak-anak melakukan
merespon secara fisiologis dan psikologis (emosional) terhadap apa yang hanya
merupakan fraksi kecil dari interaksi penuh kasih sayang yang normal antara ibu
(pengasuh) dan anak. Saat ini, kita tahu bahwa tidak mungkin untuk memisahkan efek
sentuhan dari interaksi antara orang yang menyentuh dan orang yang disentuh., dan studi
ini tampak konyol dalam upayanya untuk melakukan hal tersebut. Karena pemahaman
kita pada sentuhan dan efeknya masih proses berkembang, bagaimanapun, pengetahuan
kita di masa sekarang mungkin terlihat primitif di masa mendatang. Studi ini juga jelas
tidak etis, membuat anak laki-laki mengalami kemungkinan trauma emosional, dan tidak
akan pernah diizinkan berlangsung saat ini.5
Catatan : untuk informasi lebih lanjut mengenai pemendekan fascia dan tegangan fascia pada
anak-anak, lihat pada bagian 2, halaman 39.
Teknik pembebasan miofascia telah berhasil dalam mengatasi restriksi fascia dan
merubah postur pada anak-anak (lihat gambaran 1-2). Restriksi fascia mungkin terjadi di
dalam kandungan dan terlihat pada kelahiran. Contohnya, hasil otopsi bayi yang meninggal
saat lahir terungkap mengalami pemendekan fascia di sekitar area fungsional yang luas,
seperti punggung bawah atau paha luar, dan perlekatan otot pada pembungkus fascia.
Restriksi fascia ini mungkin disebabkan oleh posisi anak di dalam kandungan 6. Walaupun
anak-anak mungkin tumbuh dengan beberapa deformitas selagi pergerakan mereka
meningkat, pemendekan fascia akan menetap selama hidup dan memiliki efek besar pada
gerakan dan postur. Contohnya, pemendekan serabut otot sternokleidomastoideus,
dikarenakan oleh leher yang melintir dalam kandungan, kemungkinan tidak hanya menetap
(gangguannya), tetapi juga menyebabkan ketidaknyamanan dan nyeri dan memengaruhi
postur kepala anak, pergerakan tulang belakang leher, dan bahkan pertumbuhan tulang
kranial (lihat Torticollis, halaman 147).
Myofacial trigger points (tegangan pada fascia sehingga nyeri bila ditekan) umum ada
pada anak-anak (lihat gambar 1-3). Mereka sudah berhasil dirawat dengan kompresi iskemik
dan gesekan dalam.4,7-10 Penegangan pada fascia dapat disebabkan oleh posisi bayi ketika ada
dalam kandungan; proses kelahiran secara normal; dan oleh trauma kelahiran, seperti tekanan
ekstrim di daerah kepala, tarikan di kepala, atau kelahiran yang dibantu dengan forcep.
Tegangan fascia pada anak-anak mungkin juga dimulai oleh infeksi saluran nafas atas
dan infeksi lain serta trauma.7 Jika tidak ditangani, penegangan pada fascia ini mungkin dapat
menyebabkan masalah-masalah selama masa kanak-kanak dan hingga dewasa; contohnya
tegangan fascia di daerah temporal, oksipital, dan servikal posterior, semua yang mungkin
disebabkan oleh trauma kelahiran, diketahui menyebabkan migrain pada orang dewasa.
Relaksasi Otot
Beberapa jenis pijat tertentu secara manual meregangkan jaringan ikat dan jaringan
lunak, seperti kulit, otot, fascia, dan jaringan parut. Setelah sesi pijat, terapis dapat
mengonfirmasi hal tersebut lewat palpasi: Serat otot yang memendek atau serat jaringan ikat
yang memendek akan terasa lebih panjang dan lebih fleksibel setelah dipijat.
Pijat menstimulasi sirkulasi darah lokal. Pembuluh darah di area yang dipijat
berdilatasi dan suplai darah di area yang dipijat meningkat, sebanyak tiga kali lipat setelah 5
menit dipijat. Ahli bedah kardiovaskuler Mehmet Oz membuktikan efek ini dengan cara
memijat kaki seorang anak laki-laki berumur 16 tahun yang mempunya gagal jantung akut
dan kardiomegali yang berbahaya. Dr. Oz memasang sebuah pompa jantung mekanik pada
anak tersebut sebagai indikator sementara sampai transplantasi jantung tersedia. Setelah
memasang pompa mekanik, tanda-tanda vital anak tersebut mulai menunjukkan kondisi yang
memburuk karena laju pemompa aliran darah terlalu rendah (sensor di pompa menunjukkan
dengan pasti seberapa banyak darah yang dipompa keluar dari jaringannya). Dalam
keputusasaan, dr. Oz mulai memijat kaki anak tersebut, digosok dan dipijatnya kaki ank
tersebut, laju aliran darah anak tersebut mulai meningkat. Ketika pijatan dihentikan, laju nya
kembali turun; ketika dilanjutkan laju nya naik. Setelah 45 menit, laju aliran darah ank
tersebut akhirnya bertahan pada level yang baik, dan dr. Oz bisa menghentikan pijatannya.12
Pada orang dewasa, pijat juga meningkatkan sirkulasi cairan limfatik. Walaupun
belum ada penelitian yang dilakukan pada efek aliran limfatik pada anak-anak, observasi
langsung membenarkan bahwa pijatan menggerakkan cairan limfatik. Contohnya, anak-anak
yang kaki nya membengkak telah menurun edema nya untuk 1 jam atau lebih setelah 15
menit dipijat dengan Swedish Massage. Hal ini dapat dipastikan melalui inspeksi visual atau
melalui pengukuran ekstremitas dengan pita ukur.
Terdapat sebuah bukti yang menunjukkan bahwa terapi kraniosakral secara langsung
dapat memengaruhi sirkulasi cairan serebrospinal; saat ini, bagaimanapun, tidak ada
penelitian spesifik yang membuktikan perubahan ini. Terapi kraniosakral dipercaya
memengaruhi aliran cairan serebrospinal dengan membebaskan restriksi pada jaringan ikat di
tengkorak, tulang belakang, dan tulang ekor, yang kemudian mengubah naik turunnya cairan
serebrospinal di dalam meningeal kompartemen otak.13 Semoga di masa mendatang akan ada
penelitian tentang mekanisme yang tepat.
Sepertinya sentuhan dapat memengaruhi fungsi imun melalui penrubahan pada sistem
saraf simpatik. Tertekan oleh karena terpisah dengan seorang ibu menyebabkan gangguan
fungsi imun pada beberapa jenis primata yang masih kecil/muda, baik dalam waktu dekat
maupun ketika mereka dewasa. Mamalia muda yang diasuh punya fungsi imun yang lebih
baik saat dewasa ketimbang mamalia yang tidak mendapat pengasuhan. 14 Walaupun beberapa
studi dengan bayi prematur maupun bayi cukup bulan menunjukkan bahwa pijat
meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan, tidak ada studi jangka panjang yang
menentukan jika fungsi imun berkembang dengan baik. Dua studi skala kecil di Touch
Research Institute menunjukkan fungsi imun meningkat ketika anak-anak menerima pijatan.
Anak-anak dengan leukimia (umur rata-rata, 7 tahun) mengalami peningkatan pada semua
ukuran jumlah darah, termasuk jumlah total sel darah putih (WBC Count), setelah 20 menit
dipijat di setiap malam selama 30 malam.15 fakta di lapangan menemukan bahwa para remaja
yang HIV nya positif meningkat fungsi imunnya setelah menerima 20 menit pijatan 2 kali
seminggu selama 12 minggu.16
Kadar Hormon Optimal
Pijat memengaruhi kadar hormon. Studi skala kecil di Touch Research Institute
menemukan bahwa bayi-bayi prematur yang dipijat berat badannya bertambah lebih cepat,
bahkan ketika mereka mengonsumsi jumlah formula yang sama dengan bayi yang tidak
dipijat, hal ini dimungkinkan karena pijat menstimulasi produksi hormon penyerapan
makanan, seperti gastrin dan insulin.17 Bayi-bayi cukup bulan dan sehat yang menerima
pijatan teknik effleurage (usapan lembut, panjang dan tidak putus-putus) di waktu tidur
selama 2 minggu mengalami peningkatan sekresi melatonin di malam hari, mengakibatkan
penyesuaian pada bayi untuk tidur sepanjang malam dan aktif di siang hari lebih cepat
daripada bayi yang tidak menerima pijatan.18
Pijatan effleurage dikaitkan dengan penurunan kadar kortisol baik pada bayi normal,
bayi cukup bulan dan anak-anak dengan asma, luka bakar serius, bulimia, juvenile
rheumatoid arthritis, sindrom stress pasca trauma, dan masalah kejiwaan. Khususnya, kadar
kortisol saliva menurun segera setelah sesi terapi; umumnya penurunan baik kortisol dan
norepineprin terjadi di seluruh periode pengobatan. Studi lain menunjukkan bahwa kadar gula
darah pada anak-anak yang diabetes jatuh pada kadar yang normal setelah 1 bulan menerima
pijatan effleurage dari ibu mereka di waktu tidur.19
Meredakan Nyeri
Pijat merupakan perawatan yang efektif untuk bermacam-macam jenis nyeri. Studi
oleh Touch Research Institute mengonfirmasi bahwa pijatan effleurage dapat meredakan
nyeri pada anak-anak dengan juvenile rheumatoid arthritis dan anak-anak dengan luka bakar
berat.20,21 Kubsch et al menunjukkan sebuah pengalaman dengan pasien pediatrik dan pasien
dewasa di sebuah departemen gawat darurat rumah sakit. Pijatan fingertip (dengan ujung jari)
selama 5 menit tepat atau di dekat sumber nyeri psien secara signifikan menurunkan skala
nyeri yang mereka rasakan. Tekanan darah dan denyut jantung mereka juga menjadi lebih
rendah.22
Pada studi lain, pemijatan dan mobilisasi jaringan ikat efektif dalam mengatasi nyeri
yang menetap, nyeri yang menyebar pada distrofi refleks simpatis pada 4 dari 5 perempuan.
Mereka ditempatkan pada program yang menyertakan self-massage (memijat diri sendiri),
setidaknya 3x per hari, dan weight bearing (jenis olahraga untuk menguatkan tulang dan otot)
dan latian ROM. Imobilisasi, adalah perawatan yang paling umum untuk kondisi,
memberikan manfaat yang kecil untuk mengatasi nyeri.23
Pijat mendorong pernapasan yang penuh dan mudah. Dua puluh menit pijatan
effleurage yang diberikan oleh ibu untuk anak-anak mereka yang menderita asma setiap
malam ketika waktu tidur selama 1 bulan periode menghasilkan lebih sedikit serangan asma
dan meningkatkan puncak aliran pernapasan dan laju aliran ekspiratori.25 Sebuah studi
percontohan oleh Dinas Pendidikan di Santa Cruz, California, menemukan perkembangan
signifikan gejala asma pada anak-anak disabilitas yang menerima 8 sesi mingguan Jin Shin
Do (terapi akupresur menggunakan tekanan jari yang lembut).26 Anak-anak dengan fibrosis
kistik mengalami peningkatan interpretasi laju pernapasan setelah 1 bulan dipijat dengan
teknik effleurage.27 Setelah sebuah sesi pijat, terapis dapat merasakan maupun melihat sebuah
perkembangan pada pernapasannya: kuantitas ekspansi tulang rusuk dapat dirasakan dengan
tangan sebelum dan sesudah pemijatan dan kuantitas ekspansi dapat dilihat sebelum dan
sesudah pemijatan.
Relaksasi
Sentuhan lembut adalah pondasi setiap jenis teknik pijatan dan bodywork (teknik
penyembuhan yang menerapkan tekanan pada tubuh). Jika dirasakan aman, hal itu
mendorong respon relaksasi lewat efeknya terhadap sistem saraf otonom. Pada studi klasik di
sebuah unit syok-trauma rumah sakit, Lynch et al menemukan bahwa sentuhan sederhada
memiliki efek dramatis pada denyut dan ritme jantung baik pada orang dewasa dan anak-
anak. Sentuhan ini bereaksi pada denyut nadi pasien selama 3 menit tanpa adanya
percakapan. Efek tersebut terlihat pada pasien-pasien coma atau terminal. 28 Studi lain
menemukan bahwa anak-anak pra sekolah tertidur lebih cepat dan tidur lebih lama saat tidur
siang setelah menerima pijatan effleurage, agaknya karena mereka lebih rileks.29
Data lapangan menemukan penurunan yang signifikan pada kecemasan pada anak-
anak dengan asma, bulimia, luka bakar yang parah, diabetes, juvenile rheumatoid arthritis,
gangguan stress pasca trauma, dan masalah kejiwaan. Studi ini menunjukkan bahwa pijatan
effleurage-seperti stroking (membelai)-sesingkat 15 menit setiap hari selama 1 bulan-
meningkatkan pola tidur pada anak-anak yang mengalamai kekerasan seksual dan fisik dan
pada anak-anak serta remaja dengan gangguan kejiwaan.17
Kantor Studi Pendidikan Santa Cruz menemukan tanda-tanda relaksasi baru yang
signifikan pada 25 anak-anak disabilitas yang menerima sesi Jin Shin Do, termasuk insomnia
menurun, temper tantrum yang lebih jarang, mengurangi ketegangan tubuh dalam aktivitas
motorik kasar, tidak begitu bingung dalam verbalisasi, dan ekspresi wajah yang lebih rileks. 26
Di Eugene, Oregon, hasil yang sama ditemukan pada model proyek akupresur setelah studi
percontohan Jin Shi Do oleh Santa Cruz. Anak-anak dengan retardasi dan gangguan
emosional mendapat perlakuan 30-45 menit sesi akupresur, 2x seminggu selama 6 minggu.
Mereka menunjukkan peningkatan relaksasi selama sesi perlakuan dan peningkatan tingkat
ketegangan, kewaspadaan, dan responsif.30
Stimulasi Sensori
Pijat dapat menstimulasi sistem saraf; hal itu sangat penting bagi anak-anak yang
lumpuh atau yang taktil normal nya kurang. Pijatan dengan menggosok dan gerakan pasif
membantu menginformasikan pada otak anak tentang banyak kualitas berbeda dari kulit
mereka, seperti suhu, fleksibilitas, dan ketebalan. Selama pemijatan, anak juga menerima
informasi tentang posisi tubuhnya terhadap gravitasi bumi, tegangan ototnya, gerakannya,
dan hubungannya dengan orang lain dan benda-benda di sekitar nya. Point of interest box 1-2
mengilustrasikan stimulasi taktil dapat menjadi krusial untuk pekembangan yang normal.31
Pengalaman sensori secara dini bisa memiliki pengaruh penting pada perkembangan
otak; kemungkinan ada peningkatan yang dapat diukur pada perkembangan otak anak-anak
yang menerima cukup stimulasi sensori lebih dari yang tidak. Eksperimen dengan hewan
yang dipelihara sebagai hewan peliharaan, dibandingkan dengan hewan yang dipelihara di
isolasi, menunjukkan bahwa otak hewan peliharaan lebih berat, tebal, dan mengandung
sebanyak 25% lebih banyak sinapsis per neuron.32 Pengalaman taktil harus terjadi untuk
mengembangkan neuron secara normal, yang sensitif terhadap stimulasi taktil. Stimulasi
taktil saat masa dewasa tidak menyebabkan perubahan dalam perkembangan otak sebab
periode paling kritis dari perkembangan otak selesai saat usia 7 tahun (Land P, PhD,
Universitas Pittsburgh, Komunikasi Personal, January 2003).33
Sentuhan yang penuh perhatian mempunyai kekuatan yang luar biasa untuk
menenangkan, meyakinkan, dan meredakan ansietas/kecemasan. Triplett dan Arneson
mempelajari para perawat berusaha menenangkan anak-anak yang dirawat di rumah sakit
(bayi baru lahir hingga umur 4 tahun). Ketika anak-anak sedang distres dan menangis,
mereka biasanya menenangkan dengan kombinasi kenyamanan verbal (mengobrol atau
bernyanyi) dan kenyamanan taktil (menepuk-nepuk atau mengayun). Anak-anak yang
menerima kenyamanan verbal namun tidak disentuh, jarang tenang dengan cepat. Anak-anak
yang menerima kenyamanan verbal dan taktil, 88% berhenti menangis setalah 5 menit,
dibandingkan hanya 12% anak-anak yang menerima kenyamanan verbal saja.34
Kebutuhan akan kenyamanan taktil sangat kuat dalam keadaan tertekan dimana anak-
anak mungkin secara naluriah mencoba untuk menenangkan dirinya sendiri dengan sentuhan
jika tidak ada seorang pun yang memberikannya pada mereka. Terapis keluarga Helen Colton
merawat seorang klien dewasa yang ditelantarkan oleh ibunya di sebuah panti asuhan ketika
dia masih kecil. Untuk menenangkannya sebagai seorang anak, dan kemudian sebagai orang
dewasa, dia akan memeluk dirinya sendiri dan mengulang-ulang “saya adalah semua yang
saya punya.”35 Field et al menemukan bahwa setelah 30 menit menggosok punggung dengan
teknik effleurage selama 5 hari, para remaja di bangsal psikiatrik rumah sakit kecemasannya
berkurang, tidur lebih baik, dan kadar kortisol dan noreprineprinnya lebih rendah.36 Studi
kecil lain oleh Touch Research Institute menemukan bahwa pijatan effleurage menurunkan
kecemasan dan depresi situasional pada anak-anak dengan gangguan stress pasca trauma
setelah badai Andrew.37
Seorang gadis 2,5 tahun dirujuk ke psikiatrik Philpe Seitz karena ia sering menarik
rambutnya selama satu tahun dan kepalanya benar-benar botak pada salah satu sisi nya. Anak
tersebut disusui ibunya pada 2 minggu pertama kehidupannya, kemudian ibunya tiba-tiba
menghentikannya. Ia lalu disusui dengan botol dan, kemudian, makanan padat. Saat umur 18
bulan, program hukuman toilet training dimulai, termasuk pukulan dan omelan. Di titik ini, ia
mulai menolak semua makanan padat, bersikeras ingin susu dari dot bayi. Ketika diberi
makan, ia menarik rambutnya dan menggulungnya menutupi bibir dan hidung bagian atas
saat botol ada di mulutnya. Ia menghentikannya ketika botol dilepas dari mulutnya. Saat
pemeriksaan, puting ibu anak tersebut ditemukan adanya cincin rambut yang panjang dan
kasar di sekitarnya. Ketika ia diberi puting karet untuk botol bayi yang terikat dengan cincin
rambut kasar manusia, ia benar-benar menghentikan kebiasaan menarik rambut ketika diberi
makan. Dibawah tekanan, anak kecil ini telah berusaha untuk menenangkan dirinya sendiri
dengan meniru, sebaik yang ia bisa, jenis kenyamanan taktil yang tepat yang ia terima hanya
ketika 2 minggu kehidupan pertamanya. Menyusui jelas memiliki pengaruh mendalam pada
anak tersebut.40 Di Biggar, setelah observasi detail pada 94 bayi berumur 3 bulan dengan
ibunya, menemukan bahwa, ketika ibu secara konsisten tidak menyukai kontak fisik dengan
bayinya, anak-anak nya menjadi sangat marah dan agresif saat umur 1 tahun.41
Psikiater pediatrik Shevrin dan Toussieng, yang bekerja untuk anak-anak dengan
gangguan emosional parah yang mengalami deprivasi stimulasi taktil selama bayi,
menyimpulkan bahwa ketika ada gangguan pada stimulasi taktil selama masa bayi, anak-anak
bisa jadi menolak kebutuhannya akan sentuhan kasih sayang dan mulai menghindari kontak
fisik apapun, menjaga jarak dari orang lain atau menciptakan fantasi hidup yang rumit.
Ketika disentuh seseorang yang mengasihi mereka, mereka mengalami konflik emosional
yang hebat karna sentuhan itu, baik mendambakannya maupun merasa takut karenanya.
Seorang pasien gadis 15 tahun yang dirawat di rumah sakit saat ia mengancam untuk
membunuh ibunya dan dirinya sendiri. Ia telah dibesarkan dalam jadwal yang kaku, jika ia
tidak terjadwal untuk dijemput, ia dibiarkan menangis untuk waktu yang lama. Saat umur 1
tahun, dia mulai diayun dalam box bayi (cara umum untuk kompensasi kurangnya stimulasi
taktil). Dalam rekomendasi dokter anaknya, kedua kakinya dibelat dalam box bayinya untuk
1 minggu.selama psikoterapi, ia mengekspresikan konflik terhadap sentuhan dan mundur dari
memori saat ia tidak sengaja tersentuh oleh terapisnya. Pada suatu waktu ketika ia merasakan
perasaan hangat untuk terapisnya, ia meraih dan menyentuhnya tapi kemudian mundur
ketakutan, mengatakan bahwa ia akan membunuhnya. Kemudian ia mencoba untuk mencekik
terapisnya. Ia juga mengatakan pada terapis, “Anda harus menjaga jarak dengan saya karena
saya adalah gelas dan akan pecah jika anda menyentuh saya.”
Seorang anak laki-laki 9 tahun yang mengalami asma parah, ketakuatan, ingin bunuh
diri akan tetap dekat terapisnya, merindukan kontak fisik tetapi siap untuk lari jika disentuh.
Ibunya tidak pernah menerima banyak perhatian dari orang tuanya dan ingat pernah diusir
karena duduk dipangkuan ibunya. Lingkungan sekitar anak laki-laki tersebut telah dibuat
sesteril mungkin, dan ia disentuh hanya ketika tidak bisa dihindari. Ibunya takut untuk
menyentuh anaknya dan menhindari untuk menciumnya. Ia saat itu berumur 7 bulan sebelum
disentuh oleh ayahnya. Setelah bekerja dengan anak-anak dengan gangguan yang parah,
Shevrin dan Toussieng menyimpulkan bahwa konflik yang parah terhadap kurangnya
stimulasi taktil dapat dipecahkan hanya melalui sebuah proses terapeutik yang panjang dan
sulit. 44
TERAPI PIJAT SEBAGAI PENDEKATAN PADA ANAK-ANAK YANG STRES
TERKAIT MASALAH KESEHATAN
Hampir semua kondisi dimana anak-anak menderita bisa diperburuk jika ia dalam kondisi
banyak stres. Contohnya, stress bisa benar-benar menjadi dasar kerasnya kontraksi otot anak-
anak saat sakit kepala atau sakit perut; pada kasus ini pijat biasa dapat membantu melepaskan
tekanan dan mengembalikan keadaan semula. Namun, asma dan epilepsi, tidak disebabkan
oleh stress, tetapi bisa memburuk karenannya; anak-anak dengan asma dan epilepsi mungkin
mendapat beberapa serangan kejang ketika tingkat tekanan mereka menurun. Pijat tidak
berurusan dengan penyebab stress; namun, pijat bisa sangat membantu dengan meningkatkan
proses fundamental psikologis internal anak, membantu mengurangi tekanan, dan membantu
anak merasa diperhatikan. Sentuhan memiliki kapabilitas untuk mempengaruhi tingkat
emosional dan psikologis anak.
Tambahan untuk manfaat psikologis dan emosional, pijat memberi anak-anak umpan balik
perseptual, yang mana penting untuk perkembangan citra tubuh yang sehat.
Anak-anak membutuhkan sebuah citra tubuh yang jelas dan relatif stabil untuk
mempresepsikan mereka sendiri dan orang lain secara akurat dan untuk berinteraksi dengan
baik dengan lingkungan. Sebuah citra tubuh yang jelas dibutuhkan untuk keseimbangan yang
baik, orientasi spasial, dan gerakan yang presisi. Seorang anak dengan citra tubuh yang
kabur/samar mungkin menjadi kaku karena ia tidak mampu mengorientasikan dirinya sendiri
dalam ruang atau dalam hubungan dengan objek sekitar. Seorang anak dengan citra tubuh
yang lemah mungkin bisa terancam oleh upaya normal untuk berinteraksi dengan nya secara
fisik dan sosial. Atau ia bisa mempunyai kecenderungan untuk menampar, menonjok,
mendorong, atau jika tidak mengganggu orang lain untuk mendapat menunjukkan kasih
sayang. Namun jika ia memiliki rasa pembatasan tubuh yang kuat, ia akan merasa aman
membiarkan perasaan nya keluar tetapi ia mungkin juga merasa kesepian dan jenuh. Lemah
atau menyimpangnya citra tubuh dapat disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk :
Banyak aspek yang dapat menjadikan citra tubuh seorang anak menyimpang, termasuk
ukuran tubuh, berat badan, bentuk tubuh, bagian-bagian tubuh, perbedaan batasan tubuh, dan
jarak terhadap orang lain dan suatu objek.
Anoreksia nervosa adalah contoh ekstrim dari penyimpangan citra tubuh yang parah.
Seorang gadis yang anoreksia menganggap dirinya gendut padahal orang lain melihatnya
hanya tinggal tulang. Sebuah studi pada 214 perempuan muda penderita anoreksia/bulimia
menemukan bahwa 75% dari mereka tidak mampu mengestimasikan ukuran dari bagian-
bagian tubuhnya secara tepat.
Dapatkah terapi sentuhan memainkan peran yang penting dalam membangun citra tubuh
yang sehat? Sebuah studi kecil pada wanita-wanita muda dengan anoreksia menemukan
bahwa rasa ketidakpuasan terhadap tubuh mereka berkurang setelah dilakukan pemijatan
effleurage yang diberikan 2x seminggu selama 5 minggu.
Pondasi dari sebuah citra tubuh yang sehat berkembang selama masa bayi. Pengalaman masa
kanak-kanak dan remaja melanjutkan untuk membentuk perkembangan tersebut.
Masa Bayi
Konstruksi citra tubuh dimulai pada beberapa hari pertama kehidupan, sebagaimana bayi
berinteraksi dengan orang-orang dan benda-benda sekitar. Mereka mulai memiliki
pengalaman taktil baru yang bervariasi bukan pengalaman saat dalam kandungan, termasuk
perbedan suhu, gerakan-gerakan baru, dan penglihatan. Citra tubuh mereka terbentuk secara
bertahap melalui sensasi-sensasi berbeda ini. Selama periode ini, stimulasi somatosensori
yang adekuat, khususnya, sangat penting untuk mengembangkan citra tubuh yang sehat.
Mengayun, memegang, dan memijat merupakan cara yang bagus untuk memenuhi kebutuhan
ini. Mandi atau berenang juga bagus karena air memberikan tekanan di segalah arah untuk
memberikan satu jenis stimulasi taktil pada kulit dan suhu air menambah jenis yang
lain.ketika bayi kekurangan stimulasi sensori yang adekuat, khususnya sentuhan dan gerakan,
citra tubuh mereka sebagai anak-anak akan lemah dan mungkin menyimpang. Seperti yang
diketahui sebelumnya, mereka akan menjadi cemas dan kesulitan membentuk hubungan
emosional yang normal kepada orang lain yang signifikan dan perkembangan ego mereka
akan terganggu.
Selama masa toodler, citra tubuh terus berkembang dan perilaku orang tua terus membuat
sebuah kesan yang tak dapat dihilangkan dalam konsep anak terhadap dirinya sendiri,
tubuhnya, dan fungsi tubuhnya. Bagaimana anak-anak disentuh ketika sakit, seperti apa jenis
permainan yang orang tua mainkan dengan mereka, bagaimana bereka berpakaian, toilet
training, dan lain-lain, semua berkontribusi dalam pembentukan citra tubuh.
Selama masa pertengahan (6-12 tahun), anak-anak mulai membandingkan tubuhnya dengan
orang-orang di sekitarnya sebagaimana mereka belajar bagaimana berinteraksi dengan orang
lain. Perilaku kultural mulai mempengaruhi citra tubuh anak. Contohnya, dalam sebuah
budaya dimana tubuh berisi dianggap sebuah tanda kesehatan atau kemakmuran, seorang
gadis berpipi chubby secara natural akan diperlakukan berbeda daripada di dalam budaya
dimana kurus dipandang sebagai kecantikan. Jika mereka diejek karena terlihat berbeda,
anak-anak disabilitas mungkin melihat tubuhnya jelek atau tidak berbentuk. Sebuah studi
besar tentang perilaku citra tubuh menemukan bahwa ejekan di masa kanak-kanak tentang
penampilan memicu citra tubuh yang negatif dan kecenderungan mengakibatkan gangguang
makan.129
Masa Remaja
Kerangka referensi pribadi yang telah mereka bentuk harus direkonstruksi untuk
mengakomodasi banyak perubahan yang normal terjadi pada struktur dan fungsi tubuh yang
terjadi dengan begitu cepat. Perubahan fisik yang cepat ini membuat para remaja menjadi
lebih sadar diri dan makin disibukkan dengan citra tubuh mereka dan pertanyaan, “Apakah
saya normal?” Diet, olahraga, dan operasi kosmetik, seperti sedot lemak dan operasi
pembesaran payudara, menjadi semakin umum di kalangan gadis remaja dan mungkin
digunakan agar tubuh sesuai dengan standar yang terbentuk.
Di akhir masa akhil balig, perhatian utama mengenai citra tubuh menjadi lebih
berkurang-pertumbuhan sudah tidak secepat sebelumnya dan para remaja sudah menyatukan
perubahan fisik mereka dengan citra tubuh mereka. Budaya dan perilaku orang tua terhadap
tubuh terus mempengaruhi citra tubuh remaja yang lebih tua. Sebuah polling 33.000 wanita
menemukan bahwa wanita dengan ibu yang lebih kritis terhadap penampilan mereka lebih
mungkin memiliki citra tubuh yang negatif.
Menyentuh diri sendiri (Self touching) merupakan salah satu cara umum orang-orang untuk
memperkuat batasan tubuh mereka; hal itu memberi informasi pada tubuh “ini adalah batas
tubuh saya dan itu utuh.” Dikutip dari seorang pasien sebelumnya adalah contoh bagaimana
anak menggunakan self touching untuk menenangkan dirinya dan memperkuat garis
batasnya. Profesor keperawatan Irene Riddle menyarankan ketika menahan anak-anak di
rumah sakit, posisikan mereka agar mereka bisa melakukan self-touch dan bisa menjadi cara
penting dalam memvalidasi batasan mereka. Pijat dapat memperkuat batasan tubuh anak
dalam banyak cara yang sama seperti berbaring dan menaruh tangan meningkatkan
kesadaran batas tubuh mereka-dimana tubuh berhenti dan mulai.
riddle mengenali kebutuhan akan sentuhan untuk meningkatkan rasa krutuhan tubuh anak.
Beliau merasa bahwa kurungan, penahanan, perban yang luas, traksi, dan gips semua
membatasi mobilitas anak dan bisa secara serius menurunkan persepsi taktil, kinestetik, dan
visual yang mereka butuhkan untuk menetapkan batasan tubuh nya dan kedudukannya
terhadap ruang gravitasi. Riddle menyerukan intervensi keperawatan yang dirancang khusus
untuk memberikan anak-anak umpan balik perseptual yang adekuat. Beliau merasa prinsip
ini bisa digabungkan dalam proses keperawatan lewat manfaat sentuhan, lewat dorongan
gerakan-gerakan pasif lengkap, dan lewat gerakan-gerakan aktif apapun yang anak bisa.
Permainan sederhana seperti “Dimana kaki mu? Ini kaki mu!” ketika dilakukan dengan
kegiatan mandi harian juga dapat membantu anak mempertahankan rasa keutuhan tubuh
bahkan ketika tidak bergerak. Orang-orang yang merawat anak-anak buta atau terganggu
secara visual merekomendasikan banyak stimulasi taktil untuk membantu anak-anak
mengembangkan citra tubuh yang sehat.
Pijat Menunjukkan Penghargaan pada Tubuh Anak
Riddle menunnjukkan bahwa, pada banyak pengaturan perawatan kesehatan, anak-anak tidak
diberikan penghargaan yang sama seperti orang dewasa, dan beliau percaya bahwa anak-anak
tidak akan pernah bisa menghargai tubuh mereka kecuali mereka ditunjukkan penghargaan
lebih dulu. Selama pijat, tunjukkanlah penghargaan untuk tubuh anak dengan meminta izin
padanya untuk dipijat, memberinya privasi, dan melindungi nya dari paparan yang tidak
perlu. Dengan mendengarkan secara hati-hati pada apa yang lebih disukai dalam hal gosokan
dan tekanan dan menghindari area-area yang jelas tidak ingin disentuh, terapis mengajarkan
anak bahwa mereka punya hak untuk memenuhi kebutuhan tubuhnya, bahwa mereka bisa
memiliki kontrol pada tubuhnya, dan bahwa mereka bisa mengatur batasan-batasan yang
diperlkan.
STRESOR DI KEHIDUPAN ANAK MODERN
Paparan yang Lebih Besar Terhadap Masalah Dunia Orang Dewasa di Usia Muda
Rata-rata anak-anak Amerika menonton televisi 5 jam per hari. 47 Kerusakan, seksualitas,
kejahatan, bencana alam, dan realita lain mudah diakses anak-anak lewat menonton televisi.
Menurut psikolog Elkind, paparan televisi menunjukkan tipe stres yang unik pada anak-anak.
Televisi membuat anak-anak tahu lebih banyak daripada apa yang dia bisa pahami.
Perbedaan antara apa anak tahu dengan apa yang anak bisa proses/pahami inilah yang
menjadi stres utama. Menonton televisi juga menghalangi kebebasan aktivitas bermain,
dimana hall tersebut adalah cara terbaik anak-anak untuk rileks.
Tekanan media agar menjadi kurus lebih kuat di zaman ini dibandingkan dua dekade yang
lalu. Tipe tubuh yang ideal sekarang adalah 5% lebih kurus dari berat badan normal. Buku
anak-anak secara progresif telah menggambarkan anak-anak perempuan lebih kurus selama
80 tahun terakhir; namun tidak ada tren serupa untuk anak laki-laki.
Karena tingginya mobilisasi masyarakat Amerika, anggota keluarga besar sering tidak cukup
dekat secara geografis untuk membantu orang tua tunggal yang bekerja dengan
menghabiskan waktu bersama anak-anak mereka. Banyak anak-anak menghabiskan sebagian
besar watunya sendirian atau dengan teman-teman mereka.
Setiap tahun, lembaga kesejahteraan anak di Amerika Serikat menerima lebih dari tiga juta
laporan dugaan kekerasan dan penelantaran anak-anak.
Kemiskinan