Anda di halaman 1dari 5

Hal-hal yang akan dibicarakan yaitu sebagai berikut : 

a). Kata Dasar


Kata Dasar di tulis sebagai satu kesatuan. Contoh : pagar, rumah, tanah
b). Kata Turunan
(1) Imbuhan (awalan, akhiran, sisipan) di tulis serangkai dengan kata dasar. Contoh: berduri,
diangkat.
(2) Awalan atau akhiran di tulis serangkai dengan kata yang langsung mengikutinya atau
mendahuluinya bila bentuk dasarnya gabungan kata. Contoh: bertanggung jawab, membabi
buta.
(3) Jika bentuk dasar berupa gabungan kata dan sekaligus mendapat awalan dan akhiran
maka kata-kata itu ditulis serangkai. Contoh: memberitahukan, penyalahgunaan.
(4) Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, maka gabungan itu
ditulis serangkai. Contoh: Pancasila, antarkota.
c. Kata Ulang
Kata ulang ditulis lengkap dengan menggunakan tanda hubung.
Contoh: lari-lari, sayur-mayur.

d. Gabungan Kata
(1) Gabungan kata yang biasa disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, unsur-unsurnya
ditulis terpisah. Contoh: duta besar, orang tua, kambing hitam.
(2) Gabungan kata yang mungkin menimbulkan salah baca, dapat diberi tanda hubungun
untuk menegaskan pertalian di antara unsur yang bersangkutan.
Contoh: alat pandang- dengar, ibu-bapak, anak pegawai-teras, buku sejarah-lama.
(3) Gabungan kata yang sudah di anggap satu kata di tulis serangkai.
Contoh: Alhamdulillah, akhirulkalam, daripada, bumiputra.
e. Kata Ganti ku, kau, mu dan nya
Kata ganti ku dan kau ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya; kau, mu¸dan nya
ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. 
Contoh : Buku ini ku baca.
Jangan sampai kau melupakan hal itu!
Itu bukan milikmu.
f. Kata Depan di, ke dan dari
Kata Depan di, ke dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Contoh :
Kiki pergi ke Jakarta.
Lilis berasal dari Sumatera Utara.
Erva berdiri di depan tugu Monas.
g. Kata Sandang si dan sang
Kata sandang si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Contoh : Anak itu digelari sang pengembara.
Syarifah tidak menyukai si malas itu.

enulisan Kata
A.    Kata Dasar
Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.
Misalnya:              Kantor pos sangat ramai.
Buku itu sudah saya baca.
 (kedua kalimat ini dibangun dengan gabungan kata dasar)

B.     Kata Turunan
1)      Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya.
Misalnya:        berbagaI                       ketetapan                    sentuhan
gemetar                mempertanyakan                terhapus

2)      Jika bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan, atau akhiran ditulis serangkai dengan
kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya.
Misalnya:
diberi tahu, beri tahukan
bertanda tangan, tanda tangani

3)      Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus,
unsur gabungan kata itu ditulis serangkai.
Misalnya:        memberitahukan
ditandatangani
C.     Bentuk Ulang dan Kata Ulang
Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung.
Misalnya:
anak-anak, buku-buku, berjalan-jalan, dibesar-besarkan, gerak-gerik, huru-hara, lauk-
pauk, mondar-mandir, porak-poranda, biri-biri, kupu-kupu, laba-laba.

D.    Gabungan Kata
1)      Gabungan kata yang lazim disebutkan kata majemuk, termasuk istilah khusus, unsur-
unsurnya ditulis terpisah.
Misalnya:
duta besar, kerja sama, kereta api cepat luar biasa, meja tulis, orang tua, rumah sakit, terima
kasih, mata kuliah.

2)      Gabungan kata, termasuk istilah khusus, yang mungkin menimbulkan salah pengertian
dapat ditulis dengan   tanda hubung untuk menegaskan pertalian unsur yang berkaitan.
Misalnya:
alat pandang-dengar (audio-visual), anak-istri saya (keluarga), buku sejarah-baru (sejarahnya
yang baru), ibu-bapak (orang tua),  kaki-tangan penguasa (alat penguasa).

3)      Gabungan kata berikut ditulis serangkai karena hubungannya sudah sangat padu
sehingga tidak dirasakan lagi sebagai dua kata.
Misalnya:
acapkali, apabila, bagaimana, barangkali, beasiswa, belasungkawa, bumiputra, daripada,
darmabakti, halal-bihalal, kacamata, kilometer, manakala, matahari.

4)      Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata itu
ditulis serangkai.
Misalnya:
adibusana, antarkota, biokimia, caturtunggal, dasawarsa, inkonvensional,
kosponsor, mahasiswa, mancanegara, multilateral, narapidana, nonkolesterol.

Jika bentuk terikan diikuti oleh kata yang huruf awalnya kapital, di antara kedua unsur kata
itu ditulisakan tanda hubung (-).
Misalnya:        non-Asia
neo-Nazi

E.     Kata Ganti ku, kau, mu, dan nya


Kata ganti ku dan kau sebagai bentuk singkat kataaku dan engkau, ditulis serangkai dengan
kata yang mengikutinya.
aku bawa, aku ambil menjadi kubawa, kuambil
engkau bawa, engkau ambil menjadi kaubawa, kauambil
Misalnya:
Bolehkan aku ambil jeruk ini satu?
Kalau mau, boleh engkau baca buku itu.
Akan tetapi, perhatikan penulisan berikut ini.
Bolehkah kuambil jeruk ini satu?
Kalau mau, boleh kaubaca buku itu.

F.      Kata Depan di, ke, dan dari


Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali di dalam
gabungan kata yang sudah dianggap kata yang sudah dianggap sebagai satu kata
seperti kepada dan daripada.
Misalnya:
Tinggalah bersama saya di sini.
Di mana orang tuamu?
Saya sudah makan di rumah teman.
Ibuku sedang ke luar kota.
Ia pantas tampil ke depan.
Duduklah dulu, saya mau ke dalam sebentar.
Bram berasal dari  keluarga terpelajar.
Akan tetapi, perhatikan penulisan yang berikut.
Kinerja Lely lebih baik daripada Tuti.
Kami percaya kepada Ada.
Akhir-akhir ini beliau jarang kemari.
G.    Kata Sandang si dan sang
Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Misalnya:
Salah Benar

Sikecil si kecil

Sangdiktator sang diktator

Anda mungkin juga menyukai