Laporan Praktikum Mikrobiologi Pangan
Laporan Praktikum Mikrobiologi Pangan
Penanggung Jawab :
40 ml media NB
Ditambahkan masing-masing ke dalam erlenmeyer
5 ml larutan NaCl
1,3,5%
Dimasukkan ke tiap dua erlenmeyer
5 ml mikroba
1 ml mikroba
Medium NA
4.1 Hasil
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, diperoleh data
dalam bentuk tabel sebagai berikut :
Kadar NaCl
Bakteri Pengenceran Koloni
(%)
10‾² 7,56x104
10‾³ 5,2x105
10‾³ 4,56x105
3 10‾² TBUD
10‾³ 1,68x10³
5 10‾² TBUD
10‾² TBUD
10‾³ TBUD
10‾³ TBUD
10‾² 3,84x104
10‾³ TBUD
10‾³ 8,52x104
3 10‾² 7,36x104
10‾³ 5,32x105
5 10‾² 7,2x104
10‾² 6x104
10‾³ 2,44x105
10‾³ 2,72x105
4.2 Pembahasan
Tabel di atas menunjukkan pada konsentrasi NaCl 1% jumlah koloni
yang dapat dihitung lebih sedikit daripada konsentrasi 3% dan 5%, baik pada
E.coli maupun B.cereus. Hasil ini menunjukkan bahwa pengenceran
berfungsi untuk mengurangi jumlah koloni dalam suatu media, karena jumlah
koloni pada pengenceran 10‾² lebih banyak dibanding pengenceran 10‾³, hal
ini didukung oleh pernyataan (Fardiaz, 1992), yang menyatakan bahwa
perhitungan jumlah koloni akan lebih mudah dan cepat jika pengenceran
dilakukan secara decimal. Semakin tinggi jumlah mikroba yang terdapat di
dalam sample, semakin tinggi pengenceran yang harus dilakukan. Begitupun
seharusnya pada pengenceran 10‾³ jumlah koloni bakteri akan berkurang dari
jumlah bakteri pada pengenceran 10‾². Namun adanya kesalahan dalam
praktikum seperti kurangnya ketelitian dalam membuat media dan
kemungkinan suspensi mikroba terkontaminasi oleh udara, lingkungan
sekitar, dan praktikan yang kurang menjaga kebersihan mengakibatkan data
yang diperoleh tidak tepat. Pada pengamatan juga terdapat sampel yang tidak
bisa untuk dihitung (TBUD), hal ini dapat terjadi karena tidak aseptis dalam
pengerjaan dan teknik pengambilan sampel yang yang kurang tepat.
Menurut Pelczar (1986), untuk mendapatkan koloni mikroba dapat
dilakukan dengan berbagai metode, salah satunya dengan menggunakan
metode cawan tuang maupun cawan sebar. Metode ini dianggap lebih baik,
dan akurat bila dibandingkan dengan menghitung jumlah bakteri secara
langsung menggunakan mikroskop karena metode hitungan cawan hanya
menghitung jumlah bakteri yang hidup dan yang membentuk koloni saja,
sedangkan yang mati tidak ikut terhitung. Selain itu, metode ini lebih mudah
dan praktis. Kelemahannya yakni membutuhkan banyak bahan.
Metode yang digunakan dalam praktikum kali ini hanya dengan
metode cawan tuang (pour plate). Metode ini mudah dilakukan karena tidak
membutuhkan keterampilan khusus dengan hasil biakan yang cukup baik.
Metode ini dilakukan dengan mengencerkan sumber isolat yang telah
diketahui beratnya ke dalam 5 ml garam fisiologis (NaCl 0.85%). Larutan ini
berperan sebagai penyangga pH agar sel bakteri tidak rusak akibat
menurunnya pH lingkungan. Pengenceran dapat dilakukan beberapa kali agar
biakan yang didapatkan tidak terlalu padat atau memenuhi cawan (biakan
terlalu padat akan mengganggu pengamatan). Sekitar 1 ml suspensi dituang
ke dalam cawan petri steril, dilanjutkan dengan menuangkan media penyubur
(nutrien agar) steril hangat (40-50oC) kemudian ditutup rapat dan diletakkan
dalam inkubator (37oC) selama 24 jam. Penuangan dilakukan secara aseptik
atau dalam kondisi steril agar tidak terjadi kontaminasi atau tumbuh atau
masuknya organisme yang tidak diinginkan. Media yang dituang hendaknya
tidak terlalu panas, karena selain mengganggu proses penuangan, media
panas masih mengeluarkan uap yang akan menempel pada cawan penutup,
sehingga mengganggu proses pengamatan. Pada metode ini koloni akan
tumbuh di dalam media agar. Kultur diletakkan terbalik, dibungkus dengan
kertas koran dan diikat kuat kemudian diletakkan dalam inkubator.
Menurut Lunggana (2002), larutan fisiologis merupakan garam NaCl
yang mempunyai keseimbangan kepekatan larutan dengan kepekatan cairan
tubuh (isotonik). Sedangkan mekanisme pengawetan NaCl adalah dengan
memecahkan (plasmolisis) membran sel mikroba, karena NaCl mempunyai
tekanan osmotik yang tinggi. Di samping itu, NaCl bersifat hidroskopis
sehingga dapat menyerap air dari bahan yang mengakibatkan a w dari bahan
tersebut menjadi rendah. Selain itu, NaCl dapat mengurangi kelarutan
oksigen, sehingga mikroba aerob dapat dicegah pertumbuhannya.
Fungsi NaCl 0,9% sebagai sumber mineral mikroba karena salah satu
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba yaitu sumber mineral dan
ini dapat diperoleh dari NaCl 0,9% yang dimana juga menjaga sel mikroba
dalam keadaan yang isotonis. Karena jika mikroba dalam keadaan hipotonis
atau hipertonis maka sel mikroba akan pecah. Selain itu, larutan NaCl
merupakan larutan yang steril dimana tidak ditumbuhi atau tidak adanya
mikroba sehingga cocok untuk media.
BAB V
5.1 Kesimpulan
1. Mikroba gram-positif hanya tersusun satu lapis dinding sel yaitu
peptidoglikan yang tebal, sedangkan mikroba gram-negatif tersusun dua
lapis dinding sel yaitu lipopolisakarida dan lipoprotein serta peptidoglikan
yang lebih tipis dari mikroba gram-positif.
2. Semakin tinggi konsentrasi NaCl yang ditambahkan, maka semakin kecil
jumlah mikrobia yang dapat tumbuh. Namun jumlah bakteri yang tumbuh
semakin besar karena dikalikan dengan faktor pengencernya.
3. Fungsi larutan NaCl antara lain sebagai sumber mineral, mengurangi
kelarutan oksigen sehingga mikroba aerob dapat dicegah pertumbuhannya,
sebagai mikroba larutan yang steril dimana tidak ditumbuhi atau tidak
adanya mikroba sehingga cocok untuk media.
5.2 Saran
1. Praktikum selanjutnya supaya dapat diajarkan dengan menggunakan bahan
yang berbeda, sehingga dapat diketahui perbedaan jumlah koloni yang
didapat dari media satu dan media yang lainnya.
2. Penghitungan bakteri dengan metode hitungan cawan dilakukan
menggunakan isolat bakteri yang beragam, sehingga dapat dengan mudah
mengetahui jumlah berbagai macam koloni bakteri.
DAFTAR PUSTAKA
Brady, J. 1999. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Jakarta : Binarupa Aksara.
Granum, PE., dan TC Baird-Parker. 2000. Bacillus species. Di dalam : Lund BM,
Baird-Parker TC, Gould GW editor. The Microbial Safety and Quality of
Food Vol II. Maryland : Aspen.
Pelczar MJJr, Chan ECS. 1986. Dasar-dasar Mikrobiologi Vol 1. Jakarta : UI-
Press.