Anda di halaman 1dari 45

PERAWATAN DAN PERBAIKAN

PADA GATE VALVE

LAPORAN PRAKTEK KERJA

Dibuat untuk memeneuhi Salah Satu Syarat Kurikulum Pada Politeknik


Negeri Sriwijaya Palembang

Oleh :

Ahmad Hasanul Fikri


0610 3020 0099

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA PALEMBANG


TEKNIK MESIN
2012
LEMBAR PENGESAHAN

PERAWATAN DAN PERBAIKAN

PADA GATE VALVE

OLEH :

AHMAD HASANUL FIKRI 0610 3020 0099

Disetujui dan disahkan sebagai laporan Kerja Praktek Mahasiswa Jurusan


Teknik Mesin

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

PALEMBANG

Palembang, Januari 2013


Mengetahui Disetujui Oleh Dosen
Ketua Jurusan Teknik Mesin Pembimbing Laporan
Politeknik Negeri Sriwijaya Praktek Kerja Lapangan

Ir. Syafei M.T. Ahmad Junaidi S.T,M.T.


NIP. 196601211993031002 NIP. 19660711199003100

ii
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan bagi ALLAH S.W.T karena kasih
dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan kerja praktik sekaligus
menyusun laporan di PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG.

Kerja Praktik merupakan mata kuliah wajib dalam kurikulum Jurusan


Teknik Mesin Politeknik Negeri Sriwijaya. Tujuan dari Pelaksanaan kerja praktik
adalah untuk mengenalkan mahasiswa terhadap aplikasi ilmu yang dipelajari di
bangku kuliah pada dunia industri.

Dalam melaksanakan kerja praktik dari persiapan hingga proses


penyusunan laporan, penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak,
berupa bimbingan, petunjuk, informasi maupun pelayanan. Oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada :

1. Kedua orang tua penulis, yang selalu memberikan do’a dan


semangat kepada saya selama melakukan kerja praktik.
2. Bapak Ir. Safei, M.T selaku Kepala Jurusan Tenik Mesin
Politeknik Negeri Sriwijaya.
3. Bapak Ahmad Junaidi, S.T, M.T selaku dosen pembimbing laporan
kerja praktek.
4. Bapak M. Sofian selaku Pembimbing Kerja Praktik di Departemen
Perbengkelan bagian Bengkel Mesin
5. Bapak M. Hatta Ansyori selaku breman valve.
6. Semua pihak yang telah membantu dan membimbing kami dalam
melaksanakan kerja praktik yang tidak dapat kami sebutkan satu
persatu.

iii
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak terdapat kekurangan
dalam penyusunan laporan ini. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat
membangun kami harapkan. Kami juga berharap agar laporan Kerja Praktik ini
dapat berguna dan bermanfaat bagi rekan-rekan pembaca serta rekan-rekan kami
di lingkungan Politeknik khususnya di Jurusan Teknik Mesin.

Palembang, Januari 2013

Penulis

iv
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL…………………………………………………… i

LEMBAR PENGESAHAN……………..……………………………… ii

KATA PENGANTAR………………………………………………….. iii

DAFTAR ISI……………………………………………………………. v

DAFTAR GAMBAR…………………………………………………… viii

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang………………………………………………………. 1

1.2 Tujuan dan Manfaat dari Kerja Praktek……………………………... 2

1.2.1 Tujuan…………………………………………………….... 2

1.2.2 Manfaat……………………………………………………. 2

1.3 Rumusan Masalah………………………………………………….... 2

1.4 Metode Pengumpulan Data…………………………………………. 3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Valve…………………………………………………..... 4

2.2 Bagian-Bagian Utama padaValve.......……………………………... 5

A. Seat dan Disc…………............…………………………...... 5

B. Stem dan Handwheel...…........……………………………... 6

C. Bonnet dan Packing...…........…………………………… .... 6

v
D Gland dan Gland Nut...…........…………………………....... 6

2.3 Klasifikasi Valve Berdasarkan Kegunaan / Fungsinya .…………... 6

A. Valve Buka / Tutup (Start / Stop Valve) ......................…… 6

1 Slinding Valve......................………………………... 6

a) Gate Valve......................……………………. 7
b) Piston Valve......................………………….. 8

2. Rotating Valve......................……………………….. 9

a) Plug Valve......................…………………..... 9
b) Ball Valve......................…………………….. 10
c) Butterfly Valve......................……….............. 11

B. Valve Pengantur Banyaknya Aliran Fluida (Globe Valve) ... 12

a) Angle Valve......................………………………... 14
b) Needle Valve......................……………………….. 15

C. Valve Pencegah Aliran Balik / Check Valve........................ 15

D. Relieve Valve dan Sefty Valve......................…………....... 17

2.4 Teori Pemeliharaan......................………………………................ 18

A. Pengertian Umum Perawatan......................……………….. 18

B. Jenis-jenis Perawatan......................………………………... 19

BAB III. PEMBAHASAN

3.1 Troubleshooting (Permasalahan pada Valve dan solusinya)............ 22

A. Valve Leak…………………………………………….............. 22
B. Kerusakan Fisik………………………………………............... 22

vi
C. Pemberian Pelumasan………………………………................. 22

3.2 Pemeliharaan Gate Valve.............................................……............ 22

3.3 Perbaikan Pada Gate Valve......................……………………….... 23

A. Identifikasi Valve……………………….………………............ 23

B. Tools dan Alat Consumable…………………………………...... 27

C. Langkah-Langkah Perbaikan Gate Valve Class 150~600........... 27

1) Pembongkaran Gate Valve…………………………………. 27


2) Proses Perbaikan Pada Gate Valve…………………………. 28
3) Assembling (Proses Pemasangan Kembali) ………………. 30

D. Standart Pengujian Valve……………………………………….. 31

E. Jenis Pengujian Valve…………………………………………… 32

F. Prosedur Pengujian Tekanan (Pressure Test) ………………….. 32

G. Peralatan Pengujian Tekanan yang Digunakan……………….... 33

H. Pengecetan……………………………………………………… 34

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan………………………………………………………… 35

4.2 Saran……………………………………………………………….. 35

Daftar Pustaka………………………………………………………… 36

Lampiran…………………………………………………………….... 37

vii
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gbr. 2.1 Bagian-bagian Valve..………………………………………... 5

Gbr. 2.2 Gate Valve……….…….……………………………………… 8

Gbr. 2.3 Piston Valve………………………………………………....... 8

Gbr. 2.4 Plug Valve......................……….……….………………..…... 10

Gbr. 2.5 Ball Valve...............................…………………………………. 11

Gbr. 2.6 Butterfly Valve............................………………………………. 12

Gbr. 2.7 Globe Valve............................………………………….…..…. 13

Gbr. 2.8 Perbedaan Gate dan Globe Valve............…..…………………. 14

Gbr. 2.9 Angle Valve.............................…………………………………. 14

Gbr. 2.10 Needle Valve........................…………………………………. 15

Gbr. 2.11 Swing Check Valve............................…….…………………. 16

Gbr. 2.12 Lift Check Valve..............................…………………………. 16

Gbr. 2.13 Ball Check Valve.........................……………………………. 17

Gbr. 2.14 Relieve Safety Valve............................………………………. 18

Gbr. 3.1 Proses Pembongkaran Gate Valve................…………………. 28

viii
Gbr. 3.2 Proses Lepping pada gate Valve.................…………….…….. 29

Gbr. 3.3 Mesin Lepping Otomatis dan Manual......…………….………. 30

Gbr. 3.4 Proses Assembling...................................…………….………. 31

Gbr. 3.5 Mesin Uji Tekan Dengan Media Fluida Cair………….………. 33

Gbr. 3.6 Pengujian Tekanan dengan Fluida Cair Pada Gate Valve ……. 34

ix
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perawatan mencakup semua kegiatan yang merawat fasilitas dan peralatan


untuk bekerja baik hingga sistem dapat melakukan kerjanya sebagaimana
yang diinginkan. Perawatan juga dapat disebut sebagai sistem manajemen aset
yang menjaga kondisi peralatan atau mesin dalam kondisi kerja optimal.

Definisi dari perawatan adalah mencoba menghilangkan penyebab-


penyebab suatu kerusakan yang ada pada peralatan. Sedangkan definisi dari
perbaikan adalah memperbaiki penyebab suatu kerusakan yang ada peralatan.

Mengapa ada kebutuhan untuk suatu bagian perawatan dan perbaikan?


Perawatan dan perbaikan diperlukan dikarenakan dalam suatu proses produksi
perlunya kesinambungan kerja, dimana bila suatu perusahaan bergerak
dibidang jasa produksi maka perusahaan itu harus menjaga produknya. Untuk
menjaga mutu produk ini nantinya terkait dengan kemampuan dari peralatan
pendukung di perusahaan, dari hal ini maka dibutuhkan bagian perawatan dan
perbaikan.

Mengapa di butuhkan perawatan dan perbaikan pada valve? Pada seuatu


perusahaan besar yang bergerak di bidang industri tak jarang banyak terlihat
berbagai macam valve pada setiap instalasi perpipaannya. Karena valve paling
banyak diandalkan untuk mengatur besar kecilnya flow, rendah tingginya
level, maupun rendah tingginya suhu dan tekanan. Oleh karena itu, perawatan
dan perbaikan pada valve itu sendiri sangat dibutuhkan. sehingga aliran fluida
pada instalasi tersebut dapat mengalir dengan lancar agar tidak mempengaruhi
terhadap hasil produksi perusahaan itu sendiri.

1
2

1.2 Tujuan dan Manfaat dari Perawatann dan Perbaikan

1.2.1 Tujuan

Dengan mengikuti dan melaksanakan kerja praktik, maka mahasiswa


dapat membandingkan disiplin ilmu yang diperoleh dibangku kuliah dengan
kenyataan di lapangan serta meningkatkan keahlian dibidang masing-masing.

Adapun tujuan dari perawatan dan perbaikan adalah:

a. Memperpanjang masa pakai peralatan


b. Menjamin kesiapan peralatan kerja
c. Menjamin keselamatan kerja
d. Menjamin kesiapan alat bila sewaktu-waktu diperlukan
e. Kemampuan produksi
f. Menjaga kualitas
g. Biaya diperendah untuk memperoleh keuntungan

1.2.2 Manfaat

Manfaat yang apat diambil dari perawatan dan perbaikan adalah:

a. Mencegah terjadinya kerusakan yang lebih besar dan berat,


b. Mempertahankan agar peralatan/mesin selalu dalam keadaan baik
setiap saat dan dalam kondisi apapun,
c. Untuk memperkecil kerusakan yang akan terjadi dan meringankan
beban kerja dari suatu pekerjaan,
d. Mengelola biaya anggaran perawatan yang tersedia (dipergunakan
sesuai kebutuhan yang direncanakan).

1.3 Rumusan Masalah

Pada saat melakukan kerja praktek di PT. PUSRI penulis diberi


kesempatan pada bagian departemen perbengkelan. Dimana penulis banyak
menemukan / menemui beberapa jenis valve yang banyak mengalami kerusakan
sehingga di perlukanlah proses perawatan dan perbaikan. Untuk itu, penulis
3

membahas bagaimana Perawatan dan Perbaikan Gate Valve. Dimana kasus yang
sering terjadi kerusakan di lapangan adalah sering terjadinya kerusakan pada gate
valve tersebut. Itu sebabnya perlu di lakukan perawatan dan perbaikan. Seperti,
Built Up, Machining, Lapping atau Mengganti dengan yang baru bila di perlukan.

1.4 Metode Pengumpulan Data

Adapun metode yang digunakan untuk pengumpulan data ini yaitu :

1. Metode Library Research

Dalam metode ini penulis mendapatkan data dari literatur dan buku.

2. Metode Konsultasi

Dalam metode ini penulis mendapatkan bimbingan dari bapak


pembimbing, penerapan dari teori yang diberikan dosen di bangku kuliah
dan juga konsultasi antar teman mahasiswa.

3. Metode Studi Lapangan

Dalam metode ini penulis mendapatkan data dengan terjun langsung ke


lapangan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Valve

VALVE atau juga disebut katup adalah sebuah alat untuk mengatur aliran
suatu fluida dengan menutup, membuka atau menghambat sebagian dari jalannya
aliran. Contoh yang mudah adalah keran air.

Valve atau biasa juga disebut dengan kerangan, sangat berperan penting
dalam sistem pipa di suatu pabrik, cargo pump dan lain-lain guna menjaga
kestabilan proses operasional, valve bertugas mengatur aliran (fluida) dalam suatu
proses pembongkaran dan pemuatan cargo. Secara tidak langsung, maka valve
dapat diandalkan untuk mengatur besar kecil nya flow, rendah tingginya level,
rendah tingginya temperatur ataupun tekanan

Ketika valve telah dipasang dalam suatu rangkaian pipa. Pada saat valve di
buka, fluida mulai mengalir, dan ketika valve ditutup maka fluida pun berhenti
mengalir. Valve seperti ini bertugas untuk menutup penuh (fully closed) ataupun
membuka penuh (fully opened) suatu aliran. Karena tugasnya hanya untuk
membuka atau menutup maka valve sejenis ini dinamakan dengan ON/OFF
valves atau Isolation valve.

Selain untuk membuka dan menutup atau fully opened dan fully closed,
ada juga valve yang berfungsi untuk mengatur (regulate) aliran (fluida). Valve
sejenis ini sering disebut sebagai Throttling valve.

Ada juga valve yang tugas nya mengatur agar aliran berjalan ke satu arah
saja ataupun agar tidak terjadi reversed flow atau backflow. valve seperti ini
disebut check valve atau one way valve.

4
5

Beberapa valve ada juga yang dirancang untuk melepaskan (release)


kelebihan pressure untuk menjaga keamanan alat ataupun operator. Valve yang
berfungsi untuk melepaskan kelebihan pressure ini sering disebut
sebagai pressure relieve valve ataupun pressure safety valve (kedua jenis valve ini
mempunyai fungsi yang sama tetapi prinsip kerjanya berbeda).

2.2 Bagian-bagian Utama Pada Valve

Pada dasarnya, valve mempunyai bagian-bagian dasar yang sama. Seperti


terlihat pada gambar dibawah ini. Bagian-bagian utama valve adalah: body, seat,
disc, bonnet, gland, packing, stem dan handwheel.

Gambar 2.1 Bagian-bagian Valve

(Sumber: http://www.noltime.com/jenis-jenis-valve-atau-kerangan-diatas-
kapaltanker.html)

A. Seat dan Disc

Seat adalah bagian pada valve yang mantap/diam. Disc adalah


bagian yang bergerak, bertugas sebagai pengontrol aliran. Disc akan
bergerak keatas sehingga memberikan ruang lebih banyak agar fluida dapat
6

mengalir, bergerak kebawah jika akan menutup dan menekan seat dengan
rapat. Banyak valve yang berbeda namanya karena perbedaan disc dan seat
ini. Seperti Ball Valve, Plug Valve, Needle Valve.

B. Stem dan Handwheel

Jika kita telusuri bagian valve dari bawah keatas setelah seat, disc
lalu stem dan handwheel yang semuanya tergabung jadi satu. Stem
berbentuk batang yang sebagian berulir sebagian tidak. Handwheel
digunakan oleh operator untuk memutar stem, sehingga dapat menggerakkan
disc keatas dan kebawah. Khusus saat pengoperasian Handwheel, jika
diputar searah jarum jam maka valve akan menutup, sebaliknya jika diputar
berlawanan jarum jam maka valve akan membuka. Namun, ketika hendak
menutup valve, hendaknya jangan memaksa putaran handwell terlalu keras
dan kencang, karena akan menyebabkan kerusakan pada disc dan seat
hingga masa pakai valve menjadi lebih cepat.

C. Bonnet dan Packing

Bonnet memberikan ruangan bagi disc untuk bergerak keatas saat


valve dalam posisi membuka. Sedangkan packing, berfungsi sebagai
material isolasi agar tak ada kebocoran fluida melalui stem.

D. Gland dan Gland Nut

Berfungsi untuk mengencangkan posisi packing terhadap stem. Jika


ada kebocoran fluida melalui bagian ini maka dapat diantisipasi dengan
mengencangkan Gland Nut. Jika tidak bisa juga, maka valve kemungkinan
besar harus diganti.

2.3 Klasifikasi Valve Berdasarkan Kegunaan / Fungsinya

A. Valve Buka / Tutup (Start / Stop Valve)

Valve buka tutup juga dapat dibedakan berdasarkan pergerakan


dan jenis katupnya, valve ini dapat di kelompokkan menjadi:

1. Slinding valve (valve yang mempunyai katup yang berbentuk datar


dan memotong aliran). Slinding valve digunakan untuk membuka
7

dan menutup aliran dan pengatur debit dengan akurasi yang


rendah. Contoh valve jenis ini adalah:

a) Gate Valve

Gate valve mudah dikenali karena mempunyai body dan


stem yang panjang. Kegunaan utama dari gate valve adalah
hanya untuk menutup dan membuka aliran (fully closed & fully
opened position), on/off control dan isolation equipment.

Gate valve tidak bisa digunakan untuk mengatur besar


kecilnya aliran (regulate atau trotthling). Karena akan merusak
posisi disc nya dan mengakibatkan valve bisa passing pada
saat valve ditutup (passing = aliran tetap akan lewat,
walaupun valve sudah menutup), disc tidak menekan seat
dengan baik yang diakibatkan karena posisi disc sudah berubah
(tidak rata lagi).

Pada saat Gate valve terbuka sebagian (misal 50%


opening), maka aliran fluida akan sebagian lewat dibawah disc
yang menyebabkan turbulensi (aliran fluida yang bergejolak)
pada aliran tersebut, turbulensi ini akan menyebabkan 2 hal:

i. Disc mengayun (swing) terhadap posisi seat, sehingga


lama kelamaan posisi disc akan berubah terhadap seat
sehingga apabila valve menutup maka disc tidak akan
berada pada posisi yang tepat, sehingga bisa
menyebabkan passing.
ii. Akan terjadi pengikisan (erosion) pada badan disc.
8

Gambar 2.2 Gate Valve

(Sumber: http://www.noltime.com/jenis-jenis-valve-atau-kerangan-diatas-
kapaltanker.html)

b) Piston Valve

Piston Valve adalah valve yang bekerja dengan cara begeser


(translasi) menggunakan tekanan fluida untuk membuka dan
menutup katupnya. Adapun proses kerjanya adalah:

i. Mula-mula air suplai tertutup


ii. Kemudian air suplai dibuka dan fluida menekan piston
hingga piston bergeser hingga membentur valve seat,
dilantutkan dengan mengalirkan fluida dari celah piston
menuju accumulator tank.
iii. Langkah berikutnya adalah langkah balik yaitu: fluida
dari accumulator tank menekan piston kembali dan
membuang fluida melewati barrel. Dan fluida di
belakang piston di buang melewati celah.

Gambar 2.3 Piston Valve

(Sumber: http://www.noltime.com/jenis-jenis-valve-atau-kerangan-diatas-
kapaltanker.html)
9

2. Rotating Valve adalah valve yang membutuhkan ¼ putaran untuk


membuka dan menutup penuh dab arah sisi muka katub sejajar
dengan arah aliran. Karena konstruksi katup valve ini sangat kuat,
maka valve jenis ini biassa digunakan untuk fluida yang
mengandung partikel padat. Contoh dari valve jenis ini adalah:

a) Plug Valve

Seperti ball valve, tetapi bagian dalamnya bukan


berbentuk bola, melainkan silinder. Karena tidak ada ruangan
kosong di dalam badan valve, maka cocok untuk fluida yang
berat atau mengandung unsur padat seperti lumpur. Secara
umum, kegunaan dari plug valve adalah untuk fully open dan
fully close (isolation dan on/off control).

Bagian - bagian utama plug valve sama saja dengan gate


valve ataupun globe valve. Yaitu body, stem, packing bolt,
seal, plug. Seal sama fungsinya dengan packing, packing bolt
sama fungsinya dengan gland nut atau gland, sedangkan plug
sama fungsinya dengan disc tapi bentuknya berbeda.

Plug ini digunakan untuk mengontrol (membuka dan


menutup) aliran pada plug valve, plug mempunyai celah atau
lubang tempat aliran lewat. Saat handle diputar menuju open
position maka plug akan berputar secara rotasi terhadap seat
dan bagian yang bercelah akan melewatkan aliran. Namun
pada saat handle diputar pada close position maka plug akan
berputar secara rotasi terhadap seat dan bagian yang tak
bercelah akan menahan aliran, sehingga aliran pun akan
berhenti.
10

Gambar 2.4 Plug Valve


(Sumber: http://www.noltime.com/jenis-jenis-valve-atau-kerangan-diatas-
kapaltanker.html)

Plug harus rapat dengan body, agar tidak terjadi


kebocoran ( leaking) atau passing. Antara plug dan body akan
terjadi gesekan (friction), maka untuk menimalkan efek
gesekan tersebut, pada daerah sentuhan plug dan body
diberikan pelumas.

Karena itu ada tipe plug valve yang mempunyai tempat


pengisian pelumas diatas stem, ada juga yang sudah diberikan
pelumas dari pabrik pembuatnya, ada juga yang yang tidak
membutuhkan pelumas namun pada daerah sentuhan sudah
dilapisi material teflon, jenis ini dinamakan self lubricating.

b) Ball valve

Secara sederhana, Ball valve sama saja dengan plug


valve, tetapi bentuk disc nya berbeda. Dinamakan Ball valve
karena bentuk disc nya ini bulat seperti bola, dan bentuk body
nya silinder.
11

Gambar 2.5 Ball Valve

(Sumber: http://www.noltime.com/jenis-jenis-valve-atau-kerangan-diatas-
kapaltanker.html)

Ball valve digunakan juga sebagai on/off valve, fully


opened atau fully closed valve, dan handal untuk aliran fluida
yang mengandung partikel-partkel solid (slurry).

Sama seperti plug valve, ball valve juga membuka dan


menutup dengan cara rotasi pada disc sehingga dapat
membuka dan menutup lebih cepat. Ball valve juga
mempunyai handle yang sama dengan plug valve, dimana pada
posisi valve fully open maka handle akan searah dengan aliran
atau pipa, namun jika posisi valve fully close maka posisi
handle tidak searah dengan aliran atau pipa, melainkan akan
membentuk sudut 90 derajat dengan aliran atau pipa.

c) Butterfly Valve

Butterfly valve digunakan untuk mengontrol


(trhottling/regulatevalve) aliran fluida yang bertekanan rendah.

Bagian-bagian utama pada valve ini sama saja dengan


valve-valve yang diatas, yaitu body, disc, seat, dan handle.
Disc nya berbentuk piringan yang tipis. Seat nya, melingkar
mengikuti bentuk disc. Handle nya berbeda dengan tipe plug
valve dan ball valve, karena mempunyai lever yang harus kita
tekan apabila ingin membuka dan menutup valve dan kita
12

lepaskan apabila telah sampai ke posisi yang kita inginkan.


Lever inilah yang akan membantu disc untuk mengunci rapat.

Gambar 2.6 Butterfly Valve

(Sumber: http://www.noltime.com/jenis-jenis-valve-atau-kerangan-diatas-
kapaltanker.html)

Dibagian bawah handle dan lever terdapat skala (scale)


yang digunakan untuk pembacaan posisi valve opening atau
valve closing.

Butterfly valve juga membuka dan menutup dengan cara


rotasi pada disc sehingga dapat membuka dan menutup lebih
cepat. Dan mempunyai handle yang sama dengan plug valve,
dimana pada posisi valve fully open maka handle akan searah
dengan aliran atau pipa, namun jika posisi valve fully close
maka posisi handle tidak searah dengan aliran atau pipa,
melainkan akan membentuk sudut 90 derajat dengan aliran
atau pipa.

B. Valve Pengatur Banyaknya Aliran Fluida (Globe Valve)

Globe valve merupakan salah satu jenis valve yang dirancang


untuk mengatur besar kecilnya aliran fluida (regulate atau trotthling).
Pada dasarnya bagian utama dari Globe valve ini sama saja dengan Gate
valve. Yaitu terdiri dari body, seat, disc, bonnet, stem, packing dan gland.
13

Globe valve dengan gate valve bentuknya hampir sama, tetapi ada
ciri-ciri tertentu yang dapat di jadikan acuan untuk membedakan antara
keduanya, yaitu:

1. Pada bagian dalam valve, disc dan seat nya berbeda. Perbedaan
disc dan seat ini menyebabkan terjadi profil (pola) aliran yang
berbeda. Bentuk dari disc dan seat inilah yang menyebabkan globe
valve dapat diandalkan sebagai throttling valve. Aliran fluida saat
melewati globe valve akan mengalami sedikit hambatan sehingga
akan terjadi pressure drop yang lebih besar dari gate valve,
pertama aliran akan mengenai seat lalu membelok keatas melewati
dan mengenai seluruh bagian disc, lalu aliran akan dibelokkan lagi
ke arah yang sama. Seperti yang terlihat dibawah ini:

Gambar 2.7 Globe Valve

(Sumber: http://www.noltime.com/jenis-jenis-valve-atau-kerangan-diatas-
kapaltanker.html)

2. Pada bagian luar, body dari globe valve terlihat lebih


menggelembung. Seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini:
14

Gambar 2.8 Perbedaan Gate dan Globe Valve

(Sumber: http://www.noltime.com/jenis-jenis-valve-atau-kerangan-diatas-
kapaltanker.html)

Khusus untuk globe valve yang menangani fluida steam, maka


biasanya valve akan dilengkapi dengan back seat yang terletak berhadapan
dengan seat. Back seat ini berperan sebagai pelapis pelindung bagian atas
globe valve mencegah steam untuk menerobos masuk.

Beberapa contoh valve tetapi masih termasuk dalam jenis Globe


valve:

a) Angle valve

Termasuk jenis globe valve, digunakan untuk mengubah


aliran sebesar 90 derajat. Valve ini bisa digunakan juga sebagai
pengganti elbow. Contoh gambar Angle valve:

Gambar 2.9 Angle Valve

(Sumber: http://www.noltime.com/jenis-jenis-valve-atau-kerangan-diatas-
kapaltanker.html)
15

b) Needle valve

Termasuk jenis globe valve, digunakan untuk mengatur


secara lebih akurat aliran yang pressure rendah. Bentuk disc
nya panjang dan kecil seperti paku. Contoh gambar Needle
valve:

Gambar 2.10 Needle Valve

(Sumber: http://www.noltime.com/jenis-jenis-valve-atau-kerangan-diatas-
kapaltanker.html)

C. Valve Pencegah Aliran Balik / Chack Valve

Check valve digunakan untuk membuat aliran fluida hanya


mengalir kesatu arah saja atau agar tidak terjadi reversed flow/back flow.

Bentuk check valve sama saja dengan gate valve tapi valve ini
tidak mempunyai handwell/handle maupun stem. Secara umum ada 3
macam check valve yang cara kerjanya sama saja namun aplikasi nya
terhadap material fluida yang berbeda. yaitu: Swing check valve, Lift check
valve, dan Ball check valve.

Swing check valve, penggunaan untuk fluida gas ataupun liquid


yang tidak mengandung partikel padat (solid)
16

Gambar 2. 11 Swing Check Valve


(Sumber: http://www.noltime.com/jenis-jenis-valve-atau-kerangan-diatas-
kapaltanker.html)

Lift check valve, penggunaan untuk fluida steam, gas, maupun


liquid yang mempunyai flow yang tinggi

Gambar 2.12 Lift Check Valve

(Sumber: http://www.noltime.com/jenis-jenis-valve-atau-kerangan-diatas-
kapaltanker.html)

Ball check valve, penggunaan untuk fluida liquid yang


mengandung partikel padatan.
17

Gambar 2.13 Ball Check Valve

(Sumber: http://www.noltime.com/jenis-jenis-valve-atau-kerangan-diatas-
kapaltanker.html)

D. Relieve Valve dan Safety Valve (Valve Pengaman)

Kedua valve ini digunakan untuk melepaskan (release) tekanan


(pressure) pada suatu sistem agar tidak membahayakan alat (equipment),
personnel yang sedang bekerja, dan untuk kepentingan proses itu sendiri.

Antara kedua valve ini terdapat penggunaan istilah yang seringkali


tertukar satu sama lain. Kadang Relieve valve dianggap Safety valve dan
kadang juga Safety valve dianggap Relieve valve. Namun, sebenarnya
perbedaan mendasarnya adalah cara kerjanya itu sendiri, Relieve valve
akan membuka perlahan-lahan apabila terjadi kelebihan (excess) pressure
dan akan menutup kembali apabila pressure telah kembali normal. Relieve
valve lebih cocok diaplikasikan ke fluida liquid. Sedang Safety valve, akan
membuka secara sangat cepat langsung 60% opening apabila terjadi excess
pressure. Dan akan menutup kembali hanya apabila pressure telah berada
dibawah pressure normal (set point). Safety valve sangat cocok
diaplikasikan ke fluida gas.
18

Gambar 2.14 Relieve dan Sefty Valve

(Sumber: http://www.noltime.com/jenis-jenis-valve-atau-kerangan-diatas-
kapaltanker.html)

2.4 Teori Pemeliharaan

A. Pengertian Umum Perawatan

Perawatan adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk


mempertahankan kondisi peralatan agar tetap dalam kondisi baik, dengan
demikian diharapkan menghasilkan suatu output sesuai dengan standart
yang ditetapkan. Menurut Dhillon (1985), Perawatan adalah suatu
kombinasi dari berbagai tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu
barang, atau memperbaiki suatu kondisi yang bisa diterima. Sedangkan
menurut British Standard Institute (BS 3811,1974). Perawatan adalah
kombinasi dari beberapa tindakan yang ditujukan untuk mempertahankan
kinerja fasilitas atau mesin.

Dari definisi diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa perawatan


mempunyai kaitan yang erat dengan tindakan pencegahan dan
pembaharuan. Dalam perawatan, tindakan-tindakan yang dapat dilakukan
antara lain :

1) Pemeriksaan, yaitu tindakan yang ditujukan terhadap sistem untuk


mengetahui apakah sistem masih berada dalam keadaan yang
memenuhi persyaratan yang diinginkan.

2) Penggantian Komponen, yaitu tindakan penggantian komponen


sistem yang sudah tidak berfungsi dimana tindakan penggantian
19

komponen sistem dilakukan dapat bersifat terencana dan tidak


terencana.

3) Repair dan overhaul, yaitu melakukan pemeriksaan secara cermat


serta melakukan perbaikan dimana dilakukan set-up ulang.

4) Penggantian sistem, yaitu tindakan yang diambil apabila tindakan-


tindakan yang lain sudah tidak memungkinkan lagi.

B. Jenis-jenis Perawatan

Aktivitas pemeliharaan suatu fasilitas atau mesin produksi yang


dilakukan dapat dibedakan menjadi dua yaitu :

1) Perawatan Tidak Terencana (Unplanned Maintenance)

Merupakan perawatan yang tidak direncanakan terlebih dahulu,


disebabkan peralatan dan fasilitas produksi tidak memiliki rencana
serta jadwal perawatan. Kegiatan perawatan ini disebut juga
perawatan darurat (breakdown maintenance atau emergency
maintenance) yang didefinisikan sebagai perawatan yang perlu
dilaksanakan tindakan untuk mencegah akibat yang fatal seperti :
kerusakan besar pada peralatan, hilangnya produksi dan keselamatan
kerja.

2) Perawatan Terencana (Planned Maintenance)

Merupakan kegiatan perawatan yang mengacu pada rencana yang


telah disusun dan dilaksanakan serta didokumentasikan. Perawatan
ini terbagi 2 yaitu :

a) Perawatan Pencegahan (Preventive)

Kegiatan pemeliharaan dan perawatan untuk mencegah


timbulnya kerusakan-kerusakan tidak terduga dan menemukan
kondisi atau keadaan yang menyebabkan fasilitas produksi
20

mengalami kerusakan pada waktu proses produksi dan


mencegah menurunnya fungsi peralatan dan fasilitas.

Perawatan ini dibagi 2 yaitu :

 Perawatan rutin, yaitu kegiatan pemeliharaan dan perawatan


yang dilakukan secara rutin setiap hari yaitu dengan
pembersihan peralatan, pelumasan, pengecekan oli,
pengecekan bahan bakar.

 Perawatan periodik, yaitu kegiatan pemeliharaan yang


dilakukan secara periodik atau jangka waktu tertentu seperti
memeriksa komponen-komponen peralatan.

3) Perawatan Perbaikan (Corrective Maintenance)

Kegiatan perawatan yang sudah direncanakan berupa penggantian


komponen yang sudah tidak berfungsi. Perawatan perbaikan dapat
berupa perbaikan yang tidak ditemukan pada saat pemeriksaan
seperti penggantian komponen secara serentak juga overhaul
(perbaikan menyeluruh) terencana.

4) Prosedur dalam pelaksanaan perawatan

Dalam setiap kegiatan tidak dapat terlepas dari prosedur atau


langkah-langkah untuk melakukan kegiatan tersebut. Langkah-
langkah yang harus dilakukan dalam kegiatan perawatan antara lain :

a) Inspeksi, kegiatan ini meliputi kegiatan pemeriksaan secara


berkala untuk semua peralatan yang dimiliki sesuai dengan
rencana beserta kegiatan pengecekkan terhadap peralatan yang
mengalami kerusakan dan membuat laporan dari hasil
pengecekkan tersebut. Adapun maksud dari kegiatan ini adalah
untuk mengetahui kondisi peralatan yang dimiliki perusahaan,
karena peralatan dalam kondisi baik akan memperlancar proses
produksi. Laporan-laporan inspeksi berguna bagi bagian
perawatan untuk mengadakan perbaikan yang tepat pada
21

sasaran, selain itu berguna bagi pengambil keputusan untuk


memutuskan antara mengganti atau memperbaiki mesin atau
peralatan yang rusak.

b) Kegiatan Teknik, kegiatan ini meliputi kegiatan percobaan


peralatan baru, dan pengembangan peralatan atau komponen
peralatan yang baru diganti, serta melakukan penelitian terhadap
kemungkinan pengembangannya. Dalam kegiatan ini diperlukan
kemampuan untuk melakukan perubahan maupun perbaikan
bagi kemajuan peralatan pabrik tersebut.

c) Kegiatan Produksi, merupakan kegiatan perawatan yang


sebenarnya, yaitu memperbaiki mesin dan peralatan.
Melaksanakan kegiatan yang disarankan dalam kegiatan
inspeksi dan teknik. Adapun maksud dari kegiatan ini adalah
agar kegiatan proses produksi dapat berjalan dengan lancar
kembali, diperlukan suatu usaha perbaikan segera jika terdapat
kerusakan pada peralatan.

d) Pekerjaan Administrasi, merupakan kegiatan yang meliputi


pencatatan biaya pengeluaran untuk kegiatan perawatan,
kebutuhan komponen, laporan kegiatan yang telah dikerjakan,
waktu inspeksi dan perbaikan, lamanya perbaikan dilakukan dan
jumlah komponen yang tersedia dibagian perawatan. Jadi dalam
kegiatan pencatatan ini termasuk penyusunan perencanaan dan
jadwal yaitu rencana waktu suatu mesin harus diperiksa, diservis
dan direparasi.

e) Perawatan Bangunan, merupakan kegiatan untuk menjaga agar


bangunan tetap terpelihara.
BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Troubleshooting (Permasalahan pada Gate Valve dan solusinya)


Adapun hal-hal yang sering jadi masalah pada gate valve adalah
sebagai berikut:

A. Valve leak (Bocor/Kendor)

Jika valve tidak bekerja dengan baik maka kemungkinan besar terjadi
leak. Bagian yang paling sering terjadi leak adalah pada packing gland. Hal
ini bisa diatasi dengan mengencangkan Gland nut. Setelah itu maka periksa
kembali putaran handwell, karena setelah mengencangkan gland nut maka
akan terjadi gesekan antara packing dengan stem yang menyebabkan
handwell susah di gerakkan.

Kebocoran juga biasa terjadi didaerah sambungan body dan bonnet,


daerah body, dan disekitar flange.

B. Kerusakan Fisik

Valve yang tidak bekerja dengan baik kemungkinan juga disebabkan


karena adanya kerusakan fisik pada valve itu sendiri, oleh karena itu
pemeriksaan fisik sangat penting untuk dilakukan lebih dahulu sebelum
adanya perlakuan yang lebih jauh.

C. Pemberian Pelumas

Pemberian pelumas pada valve terutama pada stem, sangat penting untuk
menjaga ketahanan valve.

3.2. Pemeliharaan Gate Valve


Untuk menjaga agar valve dapat dipakai dalam jangka waktu yang
lama maka perlu dilakukan pemeliharan/perawatan terhadap alat tersebut.
Untuk bahan material:

22
23

1. Kuningan : Valve dengan jenis bahan ini tidak boleh digunakan untuk
temperatur diatas 450 ºF, apabila digunakan pada temperatur yang
melebihi dari yang tersebut diatas maka valve tersebut akan mengalami
kerusakan;

2. Besi : Valve dengan jenis bahan ini juga tidak boleh digunakan untuk
temperatur yang lebih besar dari 450 ºF;

3. Stainless Stell (besi putih) : Valve dengan jenis bahan ini digunakan untuk
temperatur rendah dan aliran korosif valve ini tidak boleh digunakan
dalam temperatur yang tinggi

4. Stell baja : Valve jenis ini digunakan untuk temperatur yang tinggi dan
tekanan yang tinggi (mempunyai kelebihan dibandingkan dengan jenis
bahan yang lain dalam hal penggunaan temperatur).

Jadi untuk bahan material tersebut diatas, agar valve dapat berfungsi
dengan baik maka harus disesuaikan dengan temperatur. Pemeliharaan yang
lain yang dapat dilakukan terhadap valve adalah dengan menggunakan
minyak pelumas. Minyak pelumas sangat dibutuhkan dalam perawatan valve
yaitu pada bagian screw. Dalam jangka waktu yang telah ditentukan minyak
pelumas ini perlu diberikan pada bagianbagian screw. Hal ini ditujukan untuk
memperlancar proses pemutaran pada valve.

3.3. Perbaikan Pada Gate Valve

Dalam suatu perbaikan valve, terdapat langkah-langkah tersendiri dalam


setiap jenis valve tersebut. Berikut ini adalah cara perbaikan gate valve class 150
~ 600:

A. Identifikasi Valve

Setiap kita akan memulai melakukan perbaikan/pekerjaan, kita perlu


menidentifikasi untuk mengetahui indikasi /permasalahan dan identitas valve
tersebut dan untuk menentukan langkah perbaikan.
24

No Kerusakan Analisa Perbaikan


1 Leak pada stem dan 1. Baut kendor akibat Kencankan baut
baut packing getaran yang terjadi Packing.
pada saat
pengoprasian.
2. Terjadi keretakan Ganti dengan baut
pada baut akibat packing yang baru.
terjadinya korosi.
2 Valve tidak menutup Terjadinya goresan pada Lapping disc dengan
dengan benar disc akibat gesakan dan campuran minyak dan
tekanan pada aliran lapping compound.
fluida.
3 Packing Packing adalah Ganti dengan packing
komponen pada valve yang baru.
yang paling jarang terjadi
kerusakan, apabila
terjadi kerusakan faktor
utamanya karena telah
melewati batas usia
pakai.
4 Seat Sering terjadinya Untuk mengeluarkan
kesulitan untuk seat, tergantung
mengeluarkan seat dari kontruksi bodynya.
body ketika melakukan  Kebanyakan gate
perawatan dan valve
perbaikan. menyediakan
space untuk
akses top-entry.
Seat yang
terpasang ke
body dengan ulir
dapat dilepaskan
dengan tool
biasa.
 Untuk gate valve
yang tidak
memiliki akses
top-entry. Perlu
alat khusus dari
manufacturer.
5 Poros Terdapat goresan,  Permukaan
galling atau scooring poros
akibat kesalahan dalam katupsupaya
25

memutar handwheel dan diperiksa dari


karena faktor tekanan kerusakan seperti
aliran fluida pada goresan, galling
packing. atau scooring,
karena kerusakan
tersebut dapat
mempengaruhi
kemampuan
packing dalam
menyekat aliran.
Kerusakan rinfan
dapat diperbaiki
dengan
pemolesan
menggunakan
bahan absrasive
yang halus. Poros
yang mempunyai
kerusakan /
goresan yang
dalam perlu
diganti dengan
yang baru.
Setelah semua
komponen
dibersihkan,
periksa sisi
komponen yang
menerima beban
tekanan tinggi.
Jika terjadi
oksidasi ringan,
periksa apakah
oksidasi sampai
merusak batas
ketebalan
minimum dari
komponen. Jika
melampaui
batas, ganti
komponen
tersebut. Bagian
yang sering
26

terkena fluida
atau bersentuhan
dengan udara
luar harus dicat
ulang.
 Pembongkaran
harus
dilaksanakan
dengan hati-hati
agar ulir pada
poros katup tidak
merusak sisi
dalam dari
packing.
6 Ada kerusakan yang Valve dalam kondisi Bongkar Valve dan
tidak diketahui baik, akan tetapi dalam ganti pada bagian
penyebabnya. pengoprasiannya selalu valve yang mengalami
menhasilkan hasil yang kerusakan.
tidak maksimal.

Pada dasarnya setiap komponen pada gate valve yang mengalami


perawatan atau perbaikan harus memenuhi standart valve itu sendiri. Dalam
hal ini standart yang digunakan untuk standart perbaikan atau pergantian
komponen pada valve itu adalah standart American Petroleum Institute (API).
Yang diantaranya adalah:

 API Std.600
 API Std.602
 API Std.603

Ketiga standart di atas adalah standart yang menentukan jenis


komponen, jenis ulir dan bahan yang diperlukan dalam pembuatan gate valve.

Adapun tahap proses rekondisi yang penulis lakukan adalah:

1. Pemeriksaan / pengukuran,
2. Tentukan indikasi awal kerusakan dari valve,
27

3. Liat manual book / gambar cross section dari gate valve yang
akan di perbaiki.
4. Bongkar / lepaskan bagian-bagian dari gate valve dengan
melihat panduan gambar cross section / manual book dari valve
tersebut. Atau minta bimbingan dari para pakar yang telah
paham betul tentang valve ini.
5. Lakuan pemeriksaan secara visualuntuk pemeriksaan bagian-
bagian gate valve yang akan di perbaiki.
6. Bila ada indikasi kerusakan pada bagian-bagian / internal part
valve, minta pemeriksaan oleh bagian inspeksi untuk
memastikan langkah perbaikan.
7. Lakukan pengukuran dan pengecekan terhadap bagian / internal
part yang rusak sebagai data untuk proses perbaikan.

B. Tools dan Alat Consumable

Sebelum melakukan pekerjaan / perbaikan kita terlebih dahulu


menyiapkan tools dan alat consumable yang diperlukan untuk pekerjaan
tersebut, antara lain: Kunci pas ring, kunsi pipa, inpact/snapper, palu, obeng,
tang, minyak karat, sikat kawat, sand paper, amril/coumpond dan alat
pendukung lainnya.

C. Langkah-langkah perbaikan pada Gate valve


1) Pembongkaran Gate Valve
Adapun proses pembongkarannya sebagai berikut:
a) Lepaskan Stud Bold pengikat dengan Bonnet / Yoke
b) Pisahkan body dengan Bonnet / Yoke
c) Lepaskan nut pengikat gland packing
d) Lepaskan stem dari bonnet, dorong dengan cara memutar Hand
Wheel sampai lepas dari Stem nut sampai keluar
e) Lepaskan Gland, Gland ring dan Packing dari Bonnet
f) Pisahkan stem dengan Disc / Wedge
28

g) Bersihkan Part – part yang sudah di lepas.

Gambar 3.1 Proses Pembongkaran Gate Valve

(Sumber: Data Pribadi Penulis saat kerja praktek di lokasi)

2) Proses Perbaikan pada Gate Valve

Proses perbaikan ini dilakukan pada disc/wedge dan set ring.


Setelah dibersihkan periksa kerusakan. Seperti, goresan, galling, atau
scooring karena kerusakan tersebut dapat mempengaruhi kemampuan
untuk packing dalam menyekat aliran.

Kerusakan ringan seperti goresan dapat diperbaiki dengan


pemolesan menggunakan bahan abrasive yang halus (Lapping).
Apabila kerusakan tidak bisa diperbaiki dengan proses lapping maka
dapat dilakukan built up atau dengan penambahan material yang sama
pada disc dan seat melalui pengelasan. Untuk menagatasi kerusakan
pada gasaket, packing, bushing steam pada valve, maka dilakukan
penggantian material yang baru.

a) Proses Lapping
Lapping adalah proses penambahan abrasive pada permukaan
seat dan katup, kemudian seat dan katup diputar-putar sampai
keduanya bersentuhan penuh. Setiap seat dan disc dari relief valve
maupun block valve, pada umumnya harus dilakukan proses lapping.
29

Cara melepping: disc dan seat pada gate valve yang telah di check
terdapat goresan atau permukaan nya tidak rata maka diperlukan alat /
mesin lapping untuk menghilangkan goresan tersebut. Selanjutnya
siapkan palte dari cast iron sesuai dengan besar kecilnnya disc dan
seat pada gate valve tersebut. Kemudian siapkan compound grid F
(100) untuk tahap pertama dan lanjutkan kembali dengan compound
dengan grid berikutnya hingga goresan pada disc dan seat hilang atau
halus dan rata, sehingga dapat di simpulkan proses lapping tersebut
telah selesai, sehingga ketika di lakukan test maka hasilnya baik (tidak
mengalami kebocoran).

Gambar 3.2 Proses lapping pada gate valve

(Sumber: Data Pribadi Penulis saat kerja praktek di lokasi)

Proses lappingini terbagi menjadi dua, yaitu:


 Proses Lapping manual (menggunakan tangan)
 Proses Lapping automatis (menggunakan mesin)
30

Gambar 3.3 Mesin Lapping Otomatis (kiri) dan Lapping Manual (kanan)

(Sumber: Data Pribadi Penulis saat kerja praktek di lokasi)

b) Proses Built Up (Proses Penambahan Daging)


Proses bulid up atau disebut juga proses penambahan
daging adalah proses yang dilakukan dengan cara menambahkan
material pada seat dan disc yang merupakan bagian utama dari
komponen gate valve. Proses ini dapat dilakukan dengan dua
cara, yaitu dengan proses pengelasan dan dengan proses spraygun
(alat penembak material). Proses ini juga melalui proses lapping,
karena setelah melakukan proses built up tahap selanjutnya adalah
dengan meratakan kembali material dengan proses lapping agar
seat dan disc dapat mencapai ukuran semula.

3) Assembling (Proses Pemasangan Kembali)


Adapun Proses Assembling pada gate valve adalah sebagai berikut:
a) Masukkan poros pada rumah cangkang kemudian tempelkan
katup pada poros dengan mengunci pada poros dengan mengunci
pada ulir yang terdapat pada poros dan katup,
31

b) Masukkanlah katup dengan penutup rumah katup dimana cara


pemasukan disesuaikan dengan alat yang terdapat didalam rumah
katup dan pemasangan penutup sudah terpasang pada penutup
rumah katup,
c) Pada Pemasangannya poros sudah menyangkut sehingga apabila
sewaktu pembukaan poros tetap yang bergerak adalah katup yang
terdapat pada rumah katup,
d) Pasanglah gland flange pada poros untuk menetapkan posisi
poros supaya tetap dengan penguncian sehingga poros tetap
dimana pada gland flens sudah terdapat paking karet,
e) Pasanglah bushing kedua pada poros,
f) Pasanglah roda penggerak dengan menggunakan kunci ring/pas

Gambar 3.4 Proses Assembling

(Sumber: Data Pribadi Penulis saat kerja praktek di lokasi)

D. Standart Pengujian Valve

Pengujian pada valve dapat merefer ke suatu standart teknik


internasional maupun standart dari manufaktur valve. Salah satu standart
teknik yang dapat digunakan sebagai referensi melakukan pengujian valve
adalah API (the American Petroleum Institute) 598 yang merupakan inspeksi,
32

pengujian dan persyaratan test tekanan (pressure test) pada gate valve, globe
valve, plug valve, ball balve, check valve dan butterfly valve dengan seat
resilient (soft),nonmetal (misalnya keramik) dan metal.

E. Jenis Pengujian Valve

Menurut API 598 jenis test / pengujian yang dilakukan pada valve
adalah sebagai berikut:

I. Pengetesan Shell
II. Pengetesan Backseat
III. Pengetesan Closure Tekanan Rendah
IV. Pengetesan Closure Tekanan Tinggi
V. Pengujian Visual Pada Pengecoran
VI. Pengetesan Shell Dengan Pneumatic Tekanan Tinggi*
(*) = Pengujian ini dilakukan bila dispesifikasikan dalam order
pembelian dan dilakukan setelah pengujian hidrostatik shell karena
pertimbangan safety. Tekanan untuk pengujian pneumatic pada
shell adalah 110% dari maksimum tekanan yang diijinkan 1000 F
(380 C) atau sesuai yang dispesifikasikan.

F. Prosedur Pengujian Tekanan (Pressure Test)

Dalam melakukan pengujian tekanan ada beberapa hal umum yang


perlu diperhatikan diantaranya adalah:

 Untuk valve dengan desain yang memungkinkan dalam kondisi


emergency dapat melakukan injeksi sealent ke area seat,
pengujian dilakukan dalam kondisi sistem injeksi kosong dan
tidak sedang digunakan, kecuali untuk jenis lubricated plug valve.
 Bila fluida test menggunakan cairan maka valve harus
dikondisikan dulu agar bebas dari udara yang terperangkap.
 Pada saat pengujian, harus dijamin bahwa untuk menutup valve
tidak dilakukan dengan gaya (force) besar yang berlebihan atau
33

tidak melampaui bocoran dilakukan setelah benar-benar siap dan


dalam kondisi tekanan penuh sesuai yang dispesifikasikan.

Gambar 3.5 Mesin Uji Tekan dengan Media Fluida Cair

(Sumber: Data Pribadi Penulis saat kerja praktek di lokasi)

G. Peralatan Pengujian Tekanan yang Digunakan

Peralatan pengujian tekanan meliputi:

 Pneumatic yang meliputi kompresor, test bench dan peralatan


ukurnya,
 Peralatan pengujian hidrostatik yang meliputi pompa, test bench
dan peralatan ukurnya, dan
 Alat kerja yang meliputi wrench dan tool kit
Tabel Test Valve Class 150 ~ 600

Class 150 Class 300 Class 600


Test Press Test Medium
PSI bar PSI Bar PSI bar

Shell 450 31 1125 78 2225 154

Back Seat 315 22 815 57 1630 113 Test Air

Seat Leak 317 22 815 57 1630 113

Seat Leak 60-100 4-7 60-100 4-7 60-100 4-7 Test Udara
34

Gambar 3.6 Pengujian Tekanan dengan Fluida Cair pada Gate Valve

(Sumber: Data Pribadi Penulis saat kerja praktek di lokasi)

H. Pengecetan

Setelah Gate Valve tesebut dinyatakan baik / bagus, keringkan bekas air
test valve, lakukan pengecetan (gunakan cat dasar / many) untuk mencegah
timbulnya karat pada valve.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

a. Proses Built up pada perawatan dan perbaikan gate valve sangatlah


dibutuhkan pada bagian pada gate valve yang telah mengalami kerusakan,
sehingga kerusakan pada gate valve tidak mengalami kerusakan yang lebih
parah;
b. Proses machining (proses permesinan) dalam perbaikan gate valve sangat
penting karena pada dasarnya tidak dapat melakukan proses perbaikan
tanpa menggunakan proses permesinan;
c. Proses Lapping dilakukan untuk menghilangkan goresan pada seat dan
wadge yang disebabkan gesakan pada keduanya karena adanya tekanan
dari aliran fluida, ketika pengoprasian gate valve terjadi di lapangan;
d. Pengantian komponen-komponen yang telah rusak dan tidak dapat
digunakan kembali adalah jalan pilihan terakhir pada proses perawatan
dan perbaikan gate valve. Hal ini dibutuhkan agar dalam proses
pengoprasian di lapangan dapat berkerja secara maksimal.
e. Pada prinsipnya perbaikan/perawatan gate valve ini tidak begitu sulit,
karena konstrusi yang begitu sederhana yang perlu diperhatikan adalah
prosedur penggunaanya;
B. Saran

a. Diharapkan dalam overhaul (bongkar-pasang) Gate Valve ini lakukan


pembongkaran dan pemasangan sesuai dengan prosedur;
b. Jangan lakukan pembongkaran / pemasangan dengan cara paksa sehingga
dapat merusak perelatan tersebut;
c. Diharapkan kepada pihak lembaga agar menyediakan bahan praktek yang
lebih lengkap.

35
DAFTAR PUSTAKA

1. http://www.engineeringtoolbox.com/api-valve-standards-d_378.html
di unduh pada tanggal 25-11-2012
2. http://fuelpumps.tpub.com/TM-10-3835-219-24P/css/TM-10-3835-219-
24P_45.htm
di unduh pada tanggal 25-11-2012
3. http://ucak-ucakenginer.blogspot.com/2011/12/valve-dan-perbaikannaya.html
di unduh pada tanggal 25-11-2012
4. http://www.scribd.com/doc/112771524/Gate-Valve
di unduh pada tanggal 25-11-2012
5. http://zetra.praktek.blogspot.com/2012/04/praktek.klerja.lapangan.html
di unduh pada tanggal 25-11-2012
6. http://obby1909.blogspot.com/2009/10/macam-macam-valve.html
di unduh pada tanggal 25-11-2012
7. http://syae007.wordpress.com/2010/01/16/apa-itu-standard-code/
di unduh pada tanggal 01-12-2012
8. Arsip PT.PUSRI, “PERBAIKAN GATE VALVE CLASS 150~600” Penerbit
PT.PUSRI: Palembang.
9. Arifin Fatahul, 2012 “MENEJEMEN BANGKEL PERAWATAN DAN
PERBAIKAN” Penerbit Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Sriwijaya.

36

Anda mungkin juga menyukai