Anda di halaman 1dari 25

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT, karena berkat limpahan rahmat dan
karuni-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “MASTER
BUDGETING”

Dari makalah ini semoga dapat memberi informasi dan menambah ilmu bagi kita
semua dan semoga dengan makalah ini kita dapat lebih mengerti dah memahami
bagaimana penyusunan Angaran Induk itu sendiri

Saya menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan
makalah ini, akhir kata saya ucapkan terimakasih

Semoga Allah SWT. Senantiasa meridhoi segala usaha kita Aamiiin

Koto Baru, Mei 2018

Penulis

Master Budgeting Page 1


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2

BAB I PENDAHULUAN3

I.1 LATAR BELAKANG 3

I.2 TINJAUAN PUSTAKA 4


BAB II PEMBAHASAN 6

II.1 Pengertian Anggaran Induk (Master Budgeting) 6


II.2 Jenis – jenis Anggaran Induk (Master Budgeting) 7
II.3 Tipe-tipe Anggaran Induk 7
I.4 Penyusunan Anggaran Induk (Master Budgeting) 8
BAB III PENUTUP 24

DAFTAR PUSTAKA 25

Master Budgeting Page 2


BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Dunia usaha di era globalisasi saat ini menimbulkan persaingan yang semakin
ketat. Dimana dalam dunia usaha perusahaan-perusahaan yang ada bersaing dalam
menciptakan produk yang berkualitas tinggi demi menarik perhatian konsumen agar
dapat menguasai pasar. Dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat sangatlah
dibutuhkan manajemen yang handal yang mampu mengantisipasi persaingan, agar
mampu bertahan dalam menjalankan kelangsungan usahanya. Yuningsih (dalam jurnal
fandy tendean) (2004 : 5) mengatakan bahwa akuntansi biaya tidak hanya terbatas
dalam perhitungan biaya persediaan dan harga pokok penjualan dalam penyajian rugi
laba, tetapi saat ini akuntansi biaya melengkapi manajemen dengan perangkat
akuntansi untuk kegiatan perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi.
Kuswadi (dalam jurnal fandy tendean) (2005 : 84) anggaran adalah rencana kerja
dalam bentuk uang atau sistematika keuangan. Dengan adanya anggaran maka
manajemen dapat membandingkan dan menganalisa biaya yang sesungguhnya dengan
biaya yang dianggarkan, yang dapat memberikan informasi bagi manajemen untuk
memungkinkan mereka mengidentifikasikan penyimpangan yang terjadi dari rencana
kegiatan.. PT. Bangun Wenang Beverages Company dalam melaksanakan kegiatan
produksinya terlebih dahulu menetapkan anggaran. Berdasarkan anggaran yang telah
ditetapkan tersebut kegiatan proses produksi coca-cola dilakukan. Oleh sebab itu perlu
dilakukan suatu evaluasi terhadap pelaksanaan fungsi anggaran sebagai alat
pengendalian biaya produksi dalam meningkatkan efisiensi pada PT. Bangun Wenang
Beverages Company, agar dapat dilihat peranan, dampak, serta manfaatnya dalam
efisiensi biaya produksi.
Berdasarkan uraian diaatas maka penulis akan menguraikan lebih jelas apa itu
anggaran dan lebih jelasnya tentang anggaran induk.

Master Budgeting Page 3


I.2 TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Anggaran
Definisi dari anggaran telah dinyatakan oleh beberapa ahli ekonomi, diantaranya
adalah Rudianto(dalam jurnal fandy tendean) (2009: 3) menyatakan bahwa anggaran
adalah rencana kerja organisasi di masa mendatang yang diwujudkan dalam bentuk
kuantitatif, formal, dan sistematis. Sedangkan Komarudin (dalam jurnal fandy tendean)
(2005 : 90) menyatakan bahwa anggaran adalah rencana kerja yang terperinci yang
dinyatakan secara formal dalam ukuran kuantitatif, biasanya dalam satuan uang, untuk
menunjukkan perolehan atau penggunaan sumberdaya suatu organisasi dalam jangka
waktu tertentu, biasanya satu tahun.
Fungsi Anggaran
Dalam upayanya untuk mencapai tujuan didirikannya perusahaan, organisasi
perusahaan memiliki berbagai fungsi yang berkaitan dengan pencapaian tujuan
tersebut. Secara umum menurut Rudianto (dalam jurnal fandy tendean) (2009 : 5)
seluruh fungsi di dalam suatu organisasi dapat dikelompokkan ke dalam empat fungsi
pokok, yaitu fungsi :
1. Planning (perencanaan)
2. Organizing (pengorganisasian)
3. Actuating (menggerakkan)
4. Controlling (pengendalian)
Klasifikasi Anggaran
Suatu anggaran yang lengkap dan menyeluruh dibuat dalam suatu anggaran
yang saling berkaitan, meliputi beberapa unsur, masing-masing unsur tersebut
merupakan suatu anggaran yang dapat dibedakan satu dengan lainnya.Suatu anggaran
yang saling berkaitan tersebut sering disebut dengan anggaran induk. Kuswadi(dalam
jurnal fandy tendean) (2005 : 181) mengklasifikasikan anggaran induk ini meliputi :
1. Anggaran Operasional
2. Anggaran keuangan

Master Budgeting Page 4


Proses Penyusunan Anggaran
Proses penyusunan anggaran merupakan tahap akhir proses rencana
menyeluruh perusahaan. Kuswadi(dalam jurnal fandy tendean)(2005 : 182) menyatakan
bahwa dalam
penyusunan anggaran, perusahaan perlu memperhatikan empat aspek pokok, yaitu
1. Organisasi anggaran
2. Tahap Penyusunan Anggaran
3. Jangka waktu anggaran
4. Macam-macam anggaran
Laporan Realisasi Anggaran dan Manfaatnya
Laporan realisasi suatu anggaran merupakan hal yang sangat penting dalam
pengendalian suatu
perusahaan. Usry yang diterjemahkan oleh Krista (2004 : 14) mengatakan bahwa
untuk dapat mengendalikan biaya, akuntan biaya dapat menggunakan jumlah biaya
yang telah ditetapkan sebelumnya yang disebut biaya standar. Laporan yang demikian
lebih dikenal dengan laporan pertanggungjawaban.Laporan realisasi anggaran
merupakan sumber informasi bagi manajer dalam memonitor atau mengevaluasi hasil-
hasil yang telah dicapai oleh perusahaan berdasarkan rencana-rencana yang telah
ditetapkan sebelumnya. Usry yang diterjemahkan oleh Krista
(dalam jurnal fandy tendean) (2004 : 355) mengatakan bahwa sistem anggaran
dapat memberikan beberapa kelebihan untuk suatu organisasi yaitu :
1. Memaksa para manajer untuk melakukan perencanaan.
2. Menyediakan informasi yang dapat digunakan untuk memperbaiki pembuatan
keputusan.
3. Memperbaiki komunikasi dan koordinasi.

Master Budgeting Page 5


BAB II
PEMBAHASAN
I.1 Pengertian Anggaran Induk (Master Budgeting)
Budget adalah ungkapan kuantitatif dari rencana yang ditujukan
oleh manajemen selama periode tertentu dan membantu mengkoordinasikan apa yang
dibutuhkan untuk diselesaikan terhadap rencana pelaksanaan. Budget biasanya
termasuk aspek finansial dan non finansial dari suatu rencana, dan membantu sebagai
blueprint bagi perusahaan untuk melakukan pekerjaan di masa depan. Fainsial budget
mengukur nilai yang diharapkan oleh manajemen mengacu terhadap income, cash flow,
dan posisi finansial perusahaan. Laporan keuangan bukan hanya mempersiapkan
laporan periode yang telah lalu, tapi laporan keuangan juga bisa melakukan persiapan
untuk periode ke depan, sebagai contoh budget untuk laba rugi, budget untuk laporan
arus kas, dan budget untuk neraca keuangan. Berdasarkan Cost Accounting, 12th Edition
by Horngren 2005 (pg 171) yang mendasari atas budget finansial adalah budget non
finansial, seperti jumlah unit yang diproduksi atau terjual, jumlah karyawan, dan angka
dari produk baru yang sedang diluncurkan ke pasar. 
Master budget adalah ringkasan dari proyek finansial dari semua budget
perusahaan, yang membantu manajemen menggambarkan rencana operasi dan
finansial perusahaan untuk periode tertentu dan ini sudah termasuk semua bentuk
laporan keuangan perusahaan. Master budget adalah suatu rencana yang telah ditandai
oleh perusahaan untuk diselesaikan pada periode budget tersebut.
Master budget dikembangkan dari keputusan operasi dan finansial yang dibuat
oleh manajer. Keputusan operasi berhubungan dengan bagaimana menggunakan
sumberdaya dari perusahaan yang terbatas sebaik mungkin, sedangkan keputusan
finansial berhubungan dengan bagaimana mendapatkan sumber pendanaan untuk
memperoleh sumberdaya yang dibutuhkan
I.2 Jenis – jenis Anggaran Induk (Master Budgeting)
1. Anggaran konvensional. adalah sebuah rencana keuangan yang didasarkan pada
anggaran yang mendahuluinya. Hasil akhir dari pelaksanaan anggaran kemudian

Master Budgeting Page 6


dikoreksi dengan menambah atau mengurangi dan dijadikan anggaran baru untuk
dilaksanakan didalam periode berikutnya.
2. Zero Based Budget ( ZBB) Anggaran dengan konsep ZBB dibuat berdasarkan
anggapan bahwa semua kegiatan yang akan dilakukan dinilai dari nol (Zero based).
Setiap manajer dari pusat tanggung jawab harus dapat menetapkan kegiatan apa
yang akan dilakukannya serta berapa total biaya yang dibutuhkan untuk
melaksanakannya Penyusunan anggaran sistem ZBB akan dimulai dengan menyusun
daftar kegiatan yang akan dilaksanakan yang disebut paket pertanggung jawaban
dari paket-paket tersebut disusun rencana kebutuhan fisik dan dengan menentukan
tarif disuun sebuah anggaran.
Anggaran induk dapat disusun untuk satu perusahaan sebagai satu kesatuan dan
dapat disusun sebagai divisi laba. Anggaran induk dibagi dua :
1. Anggaran Operasi, menjelaskan aktivitas yang menghasilkan pendapatan untuk
perusahaan : penjualan, produksi, dan persediaan barang. Anggaran operasi terdiri
dari laporan laba rugi yg dianggarkan serta beberapa data pendukung
2. Anggaran Keuangan, memuat rincian arus kas masuk & keluar, laba rugi dan neraca.
I.3 Tipe-tipe Anggaran Induk
1. Ceiling Budget
Ceiling budget adalah type anggaran yang dipakai untuk tujuan-tujuan
pengawasan. Anggaran jenis ini mengawasi suatu instansi secara langsung dengan
cara menentukan batas-batas pengeluaran melalui peraturan penggunaan,
pemberian atau secara tidak langsung dengan cara membatasi penghasilan instansi
pada sumber yang diketahui dan jumlah yang terbatas.
2. A Line-Item Budget
Tipe ini menggolongkan pengeluaran-pengeluaran berdasarkan jenis,
digunakan untuk mengawasi jenis-jenis pengeluaran dan juga jumlah totalnya.
3. Performance and Program Budgets
Tipe ini berguna untuk memspesifikasi aktivitas-aktivitas atau program-
program dengan cara memisahkan pengeluaran-pengeluaran berdasarkan fungsi

Master Budgeting Page 7


seperti kesehatan atau keamanan publik atau berdasarkan jenis pengeluaran seperti
kepegawaian dan peralatan atau berdasarkan sumber penghasilan seperti pajak
kekayaan atau biaya-biaya pemakaian, para administrator dan para anggota legislatif
bisa mendapatkan laporan-laporan yang tepat mengenai transaksi-transaksi
keuangan, untuk mempertahankan baik efisiensi ke dalam maupun pengawasan dari
luar.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan budget
A. Faktor-faktor Intern, yaitu data, informasi dan pengalaman yang terdapat di dalam
perusahaan sendiri, yakni antara lain:
1. Penjualan tahun lalu
2.  Kebijaksanaan perusahaan
3. Kapasitas produksi
4. Tenaga kerja yang dimiliki
5. Fasilitas-fasilitas
B. Faktor-faktor Ekstern, yaitu data, informasi dan pengalam yang terdapat di luar
perusahaan, tetapi dirasa mempunyai pengaruh terhadap kehidupan perusahaan.
factor-faktor tersebut antara lain:
1. Keadaan persaingan
2. Tingkat pertumbuhan masyarakat
3. Tingkat penghasilan masyarakat
4. Tingkat pendidikan masyarakat
5. Tingkat penyebaran penduduk
6. Adat-istiadat dan relegi masyarakat
7. Keadaan perekonomian nasional maupun internasional, kemajuan teknologi
dan komunikasi dan sebagainya.
I.4 Penyusunan Anggaran Induk (Master Budgeting)
Anggaran Induk (Master Budget) adalah sebuah anggaran komprehensif yang
menyatakan keseluruhan rencana bisnis bagi seluruh perusahaan untuk suatu periode
yang mencakup satu tahun atau kurang.

Master Budgeting Page 8


Anggaran Induk terdiri atas dua komponen utama, yakni:
1. Anggaran operasi, dan
2. Anggaran keuangan
Anggaran Operasi merupakan deskripsi rinci pendapatan dan biaya yang dibutuhkan
untuk mencapai hasil laba yang memuaskan. Anggaran Keuangan memperlihatkan
ekspektasi arus kas dan posisi keuangan dengan kegiatan-kegiatan usaha yang
terencana.
Anggaran induk untuk sebuah perusahaan pabrikasi akan berisi anggaran berikut :
Anggaran Operasi Anggaran Keuangan
Angg. Penjualan Anggaran pengeluaran modal
Angg. Produksi Anggaran Kas
Angg. Bhn.  Baku Langsung Laporan Laba Rugi dianggarkan
Angg. Tenaga Kerja Lgs Neraca Dianggarkan.
Angg. Overhead pabrikasi
Angg. Persed. Akhir Barang Jadi.
Angg. Beban Penjualan  & Adm.

Operating dan Financial Budget


Forecasting budget adalah budget yang berisi taksiran-taksiran tentang kegiatan-
kegiatan perusahaan dalam jangka waktu tertentu yang akan datang, serta berisi
taksiran-taksiran tentang keadaan atau posisi financial perusahaan pada suatu saat yang
akan datang.
Dari pengertian tersebut nampaklah bahwa forecasting budget terdiri dari dua
kelompok budget, yaitu :
1. Operating budgeting ialah budget yang berisi taksiran-taksiran tentang kegiatan-
kegiatan perusahaan dalam jangka waktu tertentu yang akan datang.
2. Financial budget ialah budget yang berisi taksiran-taksiran tentang keadaan atau
posisi finansial perusahaan pada suatu saat tertentu yang akan datang.

Master Budgeting Page 9


OPERATING BUDGET
Operating  budget merencanakan tentang kegiatan-kegiatan perusahaan selama
periode tertentu yang akan datang. Pada dasarnya kegiata-kegaiatn perusahaan selama
periode tertentu itu meliputi dua sektor, yaitu:
1. Sektor penghasilan (revenues), ialah pertambahan aktiva perusahaan yang
mengakibatkan bertambahnya modal sendiri, tetapi bukan karena penambahan
setoran modal baru dari para pemiliknya, dan bukan pula merupakan pertambahan
aktiva perusahaan yang disebabkan karena bertambah utang.
Dipandang dari sudut hubungannya dengan usaha utama perusahaan,
penghasilan dapat dibedakan menjadi dua subsektor, yaitu :
a. Sub-sektor Penghasilan Utama (Operating Revenues), ialah penghasilan yang
diterima perusahaan, yang berasal dan berhubungan erat dengan usaha pokok
perusahaan.
b. Sub-sektor Penghasilan Bukan Utama (Non-Operating Revenues), ialah
penghasilan yang diterima perusahaan, yang tidak berasal dan tidak
berhubungan erat dengan usaha pokok perusahaan, melainkan dari usaha
sampingan perusahaan.
2. Sektor Biaya (Expenses) ialah pengurangan aktiva perusahaan yang mengakibatkan
berkurangnya modal sendiri, tetapi bukan karena pengurangan (pengambilan)
modal oleh para pemiliknya, dan  bukan pula merupakan pengurangan aktiva
perusahaan yang disebabkan karena berkurangnya utang.
Dipandang dari sudut hubungannya dengan usaha utama perushaan, biaya
dapat dibedakan menjadi dua sub-sektor, yaitu :
a. Sub-sektor Biaya Utama (Operating Expenses), ialah biaya yang menjadi beban
tanggungan perusahaan, yang berhubungan erat dengan usaha pokok
perusahaan.
b. Sub-sektor Biaya Bukan Utama (Non-Operating Expenses), ialah biaya yang
menjadi beban tanggungan perusahaan, yang tidak berhubungan erat dengan
usaha pokok perusahaan.

Master Budgeting Page 10


Atas dasar kelengkapan isinya, Income Statement Budget dapat dibedakan
menjadi dua macam, yaitu:
a. Master Income Statement Budget (Budget Induk Rugi-Laba), ialah budget
tentang penghasilan dan biaya perusahaan, yang berisi taksiran-taksiran secara
garis besar (global) dan kurang dijabarkan secara lebih terperinci, seperti
misalnya taksiran-taksiran sementara, taksiran-taksiran tahunan dan
sebagainya.\
b. Income Statement Supporting Budget (Budget Penunjang Rugi-Laba), ialah
budget tentang penghasilan dan biaya perusahaan, yang berisi taksiran-taksiran
yang lebih terperinci.
Adapun budget-budget yang termasuk dalam Income Statement Supporting
Budget ini antara lain ialah :
a. Budget Penjualan (Sales Budget) yang merencanakan secara lebih terperinci
tentang penjualan perusahaan selama periode yang akan datang.
b. Budget-budget Produksi yang merencanakan secara lebih terperinci tentang
kegiatan-kegiatan perusahaan di bidang produksi.
c.  Budget biaya administrasi (administration Expenses Budget) yang merencanakan
secara lebih terperinci tentang biaya-biaya kantor administrasi selama periode
yang akan datang.
d. Budget biaya Penjualan (Selling Expenses Budget) yang merencanakan secara
lebih terperinci tentang biaya-biaya bagian penjualan serta biaya-biaya yang
berhubungan dengan kegiatan penjualan selama periode yang akan datang.
e. Budget Penghasilan Bukan Utama (Non-Operating Revenues Budget) yang
merencanakan secara lebih terperinci tentang penghasilan-penghasilan di luar
usaha utama perusahaan selama periode yang akan datang.
f. Budget Biaya Bukan Utama (Non-Operating Expenses Budget) yang
merencanakan secara lebih terperinci tentang biaya-biaya yang tidak
berhubungan dengan usaha utama perusahaan selama periode yang akan
datang.

Master Budgeting Page 11


 TAHAP-TAHAP PENYUSUNAN OPERATING BUDGET
a. Alternatif pertama, besarnya penjualan ditentukan oleh besarnya produksi. Ini
berarti bahwa berapa jumlah penjualan perusahaan selama periode yang akan
datang ditentukan oleh berapa jumlah barang yang mampu diproduksikan
perusahaan selama periode tersebut.
b. Alternatif kedua, besarnya produksi justru ditentukan oleh besarnya penjualan.
Ini berarti bahwa jumlah barang yang akan diproduksikan perusahaan selama
periode yang akan datang ditentukan oleh berapa jumlah barang yang mampu
dijual (dipasarkan) oleh perusahaan selama periode tersebut.
c. Dari uraian tersebut dapatlah disimpulkan bahwa apabila alternatif pertama
yang terjadi, maka perusahaan harus menyusun budget unit yang akan
diproduksi lebih awal daripada budget penjualan, sebab budget penjualan akan
mengikuti apa yang direncanakan dalam budget unit yang akan diproduksikan
tersebut.
d. Sebaliknya, apabila alternatif kedua terjadi, maka perusahaan harus menyusun
budget penjualan lebih awal daripada budget unit yang akan diproduksikan,
sebab budget unit yang akan diproduksikan akan mengikuti apa yang
direncanakan dalam budget penjualan tersebut.

FINANCIAL BUDGET
Financial budget merencanakan tentang posisi finansial perusahaan pada suata saat
tertentu yang akan datang. Atas dasar kelengkapan isinya, Balance Sheet Budget dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
a. Master Balance Sheet Budget (Budget Induk Neraca), ialah budget tentang posisi
finansial perusahaan pada suatu saat tertentu yang akan datang yang berisi taksiran-
taksiran secara garis besar (global) dan kurang dijabarkan secara lebih terperinci.
b. Balance Sheet Supporting Budget (Budget Penunjang Neraca), ialah budget tentang
aktiva (harta), tentang utang dan tentang modal sendiri, yang berisi taksiran-taksiran
yang lebih terperinci.

Master Budgeting Page 12


 PENYUSUNAN FINANCIAL BUDGET
Dengan demikian jelaslah bahwa bilamana perusahaan akan menyusun financial budget,
haruslah memperhatikan dan mempertimbangkan operating budgetnya. Atau dengan kata lain
perkataan, operating budget harus disusun lebih awal daripada financial budget. Oleh sebab
itu, Income Statement Supporting Budget harus sudah selesai disusun sebelum menyusun
Balance Sheet Supporting Budget berserta Master Balance Sheet Budget perusahaan.

Master Budgeting Page 13


a. CONTOH SOAL DAN PENYELESAIAN
Neraca dan informasi tambahan yang berikut ini akan dipakai untuk menyusun anggaran induk
pada P.T. INDO GLOBAL MANDIRI triwulan pertama tahun 2015.

PT.INDO GLOBAL MANDIRI


NERACA
Per-31 Desember 2014
AKTIVA JUMLAH
I. Aktiva Lancar
I.1 Kas Rp. 53.500.000
I.2 Piutang Rp. 664.650.000
I.3 Pers. Bahan baku dan penolong Rp. 33.000.000
I.4 Barang jadi Rp. 196.500.000
Sub-Total Aktiva Lancar Rp. 947.650.000
II. Aktiva Tetap
II.1 Bangunan Rp. 375.000.000 Rp. 339.300.000
Akumulasi Depresiasi (Rp. 35.700.000)
II.2 Peralatan dan Mesin Rp. 40.000.000.000
Akumulasi Depresiasi (Rp. 242.300.000) Rp. 3.757.700.000
Sub-Total Aktiva Tetap Rp. 4.097.000.000
TOTAL AKTIVA Rp. 5.047.650.000

HUTANG DAN EKUITAS


III. Hutang Lancar
III.1 Hutang Dagang Rp 46.350.000
III.2 Hutang Non Dagang Rp 5.150.000
Sub-Total Hutang Lancar Rp 51.500.000
IV. Hutang Jangka Panjang Rp 1.000.000.000

Master Budgeting Page 14


Sub-Total Hutang Rp 1.051.500.000
V. Ekuitas
V.1 Modal Saham Rp 3.500.000.000
V.2 Laba ditahan (Retained Earning) Rp 496.150.000
Sub-Total Aktiva Tetap Rp 3.996.150.000
TOTAL HUTANG DAN EKUITAS Rp 5.047.650.000
Dalam rangka penyusunan anggaran tahun Triwulan –I 2015 hasil keputusan Panitia Budget
dirumuskan sebagai berikut :
1. Estimasi Penjualan Per-Wilayah Januari- Maret 2004
JENIS BIAYA JANUARI FEBRUARI MARET
Wilayah-1 1.500 Unit 2.250 Unit 1.000 Unit
Wilayah-2 1.400 Unit 2.500 Unit 850 Unit
Wilayah-3 1.750 Unit 2.750 Unit 1.500 Unit
Total 4.650 Unit 7.500 Unit 3.350 Unit

2. Biaya Variabel
Biaya variabel ditetapkan dengan persentase tertentu dari nilai penjualan (% x
Penjualan dalam Rupiah ) sebagai berikut :
Komisi Penjualan = 5%
Perjalanan Dinas dan transport = 3%
Promosi / Reklame / Iklan = 7%

3. Biaya Tetap Per-bulan


No Jenis Biaya Jumlah
1 Bahan Tidak Langsung Rp 10.000.000
2 Tenaga Kerja Tidak Langsung Rp 4.500.000
3 Pemeliharaan Reparasi Rp 6.000.000
4 Energi Rp 7.500.000
5 Asuransi Rp 1.000.000
6 PBB dan Pajak lainnya Rp 3.000.000
7 Depresiasi (Mesin dan Bangunan) Rp 6.750.000
8 Gaji Tenaga Penjualan Rp 7.000.000
9 Gaji Direksi dan Manager Rp 10.000.000
10 Biaya Administrasi dan Umum Rp 7.500.000
11 Biaya Penjualan Rp 6.500.000

Master Budgeting Page 15


Total Rp 69.750.000
4. Persediaan Barang Jadi, Jumlah yang Dikehendaki * (Unit)
1 Januari 4.750 unit
31 Januari 4.500 unit
28 Februari 4.900 unit
31 Maret 5.500 unit
5. Data-data Lain
Harga penjualan rata-rata Rp. 150.000 per unit
Harga bahan baku Rp. 25.000 per unit
Pembelian Bulan Desember Rp. 128.750.000
Persediaan akhir bahan baku yang diinginkan sebesar 30% dari jumlah produksi
bulan yang akan datang (kebijaksanaan ini sudah dilaksanakan tahun tahun sebelumnya)
Produksi April 3.000 unit
Jam kerja tenaga langsung 3 jam per unit
Kebutuhan Bahan baku 1 unit per produk
Biaya tenaga kerja Rp.2.250 per jam
Tarif pajak perseroan 30 %

Tingkat Biaya Overhead Pabrik Variabel.per Jam Kerja Langsung


Tenaga kerja tidak langsung = Rp. 1.000
Pemeliharaan dan reparasi = Rp. 1.500
Energi = Rp. 2.750
100
Pajak Upah Tenaga kerja = Rp. 500
Diminta ; Menyusun Anggaran Induk Triwulan I/2015
PENYELESAIAN
1. ANGGARAN PENJUALAN
Ramalan penjualan (sales forecast) adalah dasar untuk menyusun anggaran penjualan dan
semua anggaran lainnya Sales Farcast dan Anggaran penjualan Triwulan pertama 2001 adalah :
ILUSTRASI: 1
PT IndoGlobal Mandiri
Anggaran Penjualan
Triwulan Pertama 2015

Master Budgeting Page 16


JENIS BIAYA JANUARI FEBRUARI MARET JUMLAH
Harga jual /Unit Rp. 150.000 Rp. 150.000 Rp. 150.000 Rp. 150.000
Wilayah-1 1.500 Unit 2.250 Unit 1.000 Unit = 4.750 unit
Wilayah-2 1.400 Unit 2.500 Unit 850 Unit = 4.750 unit
Wilayah-3 1.750 Unit 2.750 Unit 1.500 Unit = 6.000 unit
Total 4.650 Unit 7.500 Unit 3.350 Unit = 15.500 unit
Penjualan Dalam (000 Rp.) (000 Rp.) (000 Rp.) (000 Rp.)
Nilai Rupiah
Wilayah-1 Rp 225.000 Rp 337.500 Rp 150.000 Rp 712.500
Wilayah-2 Rp 210.000 Rp 375.000 Rp 127.500 Rp 712.555
Wilayah-3 Rp 262.500 Rp 412.500 Rp 225.000 Rp 900.000
Jumlah Rp 697.500 Rp 1.125.000 Rp 502.500 Rp 2.325.000

2. ANGGARAN PRODUKSI
Anggaran produksi bisa disusun dari informasi yang diberikan oleh anggaran penjualan dan
dari taksiran tentang barang persediaan. Dengan demikian anggaran penjualan merupakan
Preliminary Estimating Facttor terhadap anggaran –anggaran lainnya .Rumus yang dipakai
untuk menghitung produksi yang dibutuhkan di dalam satu triwulan adalah :
Formula Anggaran Penjualan = xxxxx
(+) Persediaan Akhir yang di Inginkan = xx
Sub-Total = xxxxxxx
(-) Persediaan awal barang jadi =x
Anggaran Produksi = xxxxxx
ILUSTRASI :2
PT IndoGlobal Mandiri
Anggaran Produksi
Triwulan I, 2015
N Unit
Keterangan
o Januari Februari Maret Jumlah
4650 3350
1 Anggaran Penjualan unit 7500 unit unit Rp 15,500
(+) Persediaan akhir yang 4500 5500
2 diinginkan unit 4900 unit unit Rp 14,900

Master Budgeting Page 17


9150 12400 8850
3 Sub-Total unit unit unit Rp 30,400
4750 4900
4 (-) Persediaan awal barang jadi unit 4500 unit unit Rp 14,150
4400 3950
5 Anggaran Produksi unit 7900 unit unit Rp 16,250

3. ANGGARAN PEMBELIAN BAHAN LANGSUNG (BAHAN BAKU DAN


MATERIAL)
Besarnya Pembelian-bahan baku tergantung dari produksi masing-masing periode, jumlah
persediaan awal dan dari jumlah persediaan akhir yang diinginkan. Rumus rumusnya adalah :

Pembelian bahan langsung yangdibutuhkan (unit) = anggaran produksi (unit) + persediaan


akhir yang diinginkan (unit) – persediaan awal (unit). Sebagaimana diikhtisarkan dibawah ini
Formula Anggaran Produksi = xxxxxx
(+) Persediaan akhir yang diinginkan = xx
Sub-Total = xxxxxxxx
(-) Persediaan awal bahan langsung =x
Pembelian bahan diperlukan = xxxxxxx
Keterangan :
 Untuk memproduksi satu unit barang jadi dibutuhkan satu unit bahan baku
 Diketahui Persedian akhir bahan langsung = 30% x produksi bulan berikutnya
 Dikketahui Produksi April yang akan datang :600 unit= 30% x 600 unit = 180 unit
 Dengan demikian dapat diambil kesimpulan Persedian Bahan awal =30% xproduksi .
bulan berjalan (=Persedian akhir bulan lalu yang diinginkan )
102
Dari keterangan diatas maka dapat menghitung Pembelian bahan langsung yang
diperlukan sebagaimana pada Ilustrasi -3 dibawah ini
ILUSTRASI-3
PT IndoGlobal Mandiri
Anggaran Pembelian bahan langsung
Triwulan Pertama 2015

Master Budgeting Page 18


N
Item Januari Februari Maret Jumlah
o
1 Bahan diperlukan untuk Anggaran Produksi 4400 7900 3950 16250
(+) Persediaan akhir bahan baku yang
2 diinginkan 2370 1185 900 4455
3 Sub-Total 6770 9085 4850 20705
4 (-) Persediaan awal bahan 1320 2370 1185 4875
Pembelian bahan baku yang diperlukan dalam
5 unit 5450 6715 3665 15830
Rp
6 Harga Bahan baku per-unit Rp 25,000 Rp 25,000 Rp 25,000 25,000
Rp Rp Rp
7 Nilai Pembelian (dalam 000Rp.) 136,250 167,875 Rp 91,625 377,000

4. ANGGARAN PEMAKAIAN BAHAN LANGSUNG


Anggaran pemakaian bahan (dalam unit dan dalam biaya pemakaian) dibuat dengan dasar
sistem biaya standar (khususnya, banyaknya unit bahan langsung yang diperlukan untuk
memproduksi satu unit barang jadi). Rumus untuk menentukan biaya pemakaian bahan
adalah :Bahan langsung yang dibutuhkan (unit) X harga bahan per unit.Karena diperlukan satu
unit bahan baku untuk membuat satu unit barang jadi ,maka jumlah unit bahan baku sama
dengan jumlah unit yang diproduksi.

ILUSTRASI- 4
PT IndoGlobal Mandiri
Anggaran Pemakaian bahan langsung
Triwulan Pertama 2015
N Jumlah
Item Harga Satuan Jumlah (Rp)
o Unit
1 Januari 8.800 4400 Rp 25,000 Rp 110,000,000
Februari
2 15.800 7900 Rp 25,000 Rp 197,500,000
3 Maret 7.900 3950 Rp 25,000 Rp 98,750,000
4 Jumlah 16250 Rp 25,000 Rp 406,250,000

5. ANGGARAN TENAGA KERJA LANGSUNG

Master Budgeting Page 19


Standar tenaga kerja biasanya didasarkan atas time study (penelitian waktu) yang dilakukan
oleh para perencanaan teknik produksi .Rumus untuk menentukan biaya tenaga kerja langsung
(direct labor) adalah: (Unit produksi yang harus dibuat) X (Jam kerja langsung per unit) X (tarif
per jam.) sebagaiman dalam ilustrasi -5 dibawah ini:
ILUSRASI- 5

PT IndoGlobal Mandiri
Anggaran Tenaga Kerja Langsung
Triwulan 1 2015

Jam kerja Jam Kerja


Jumla Tarif per- Biaya Tenaga Kerja
Bulan langsung/Uni langsung-
h Unit jam Langsung
t Total
Januari 4400 3 13200 2250 Rp 29,700,000
Februar
i 7900 3 23700 2250 Rp 53,325,000
Maret 3950 3 11850 2250 Rp 26,662,500
Jumlah 16250 3 48750 2250 Rp 109,687,500

6. ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK


Anggaran biaya overhead pabrik disediakan untuk berbagai macam tingkat produksi. Jumlah
dipecah menjadi komponen-komponen tetap (dinyatakan dengan rupiah) dan komponen
komponen variabel (dinyatakan tarif dan didasarkan atas jam kerja langsung). Rumus
menghitung jumlah biaya overhead pabrik adalah: Overhead tetap per item + (jumlah Anggaran
jam kerja langsung X tarif biaya variabel per jam).

ILUSTRASI- 6
PT IndoGlobal Mandiri
Master Budgeting Page 20
Anggaran Biaya Overhead Pabrik
Januari , 2015
(Jam kerja langsung : 2.650) ( 2.750)
N
Jenis Biaya Biaya Tetap (Rp) Biaya Variabel (Rp) Jumlah (Rp)
o
1
Bahan Tidak Langsung Rp 10,000,000 Rp - Rp 10,000,000
2
Tenaga kerja tidak langsung Rp 4,500,000 Rp 2,650,000 Rp 7,150,000
3
Pemeliharaan dan reparasi Rp 6,000,000 Rp 3,975,000 Rp 9,975,000
4
Gas dan Listrik Rp 1,500,000 Rp - Rp 1,500,000
5
Energi Rp 1,000,000 Rp 7,287,500 Rp 8,287,500
6
Asuransi Rp 1,350,000 Rp - Rp 1,350,000
7
PBB dan Pajak Lainnya Rp 3,000,000 Rp - Rp 3,000,000
Depresiasi (Mesin dan
8 Bangunan) Rp 6,750,000 Rp - Rp 6,750,000
9 PPH-Pasal 21 Jumlah Rp - Rp 1,325,000 Rp 1,325,000
  Jumlah Rp 34,100,000 Rp 15,237,500 Rp 49,337,500

Perhitungan Biaya overhead pabrik Variabel bulan januari dengan jam kerja
langsung sebesar 2650 jam sebagai berikut :
1) Tenaga kerja tidak langsung = 2.650 jam x Rp 1.000 (Tarif per-jam) = Rp 2.650.000
2) Pemeliharaan dan Reparasi = 2.650 jam x Rp 1.500 (tarif per-jam) = Rp 3.975.000
3) Energi =2.650 jam x Rp 2.750 (tarif perjam ) = Rp 7.287.500
4) PPH-Pasal 21=2.650 jam x Rp 500 (tarif perjam ) = Rp 1.325.000.
ILUSTRASI- 6.A
PT IndoGlobal Mandiri
Anggaran Biaya Overhead Pabrik
Februari, 2015
(Jam kerja langsung : 4.750) (4.800)
N
Jenis Biaya Biaya Tetap (Rp) Biaya Variabel (Rp) Jumlah (Rp)
o
1 Bahan Tidak Langsung Rp 10,000,000 Rp - Rp 10,000,000
2 Tenaga Kerja Tidak Langsung Rp 4,500,000 Rp 4,750,000 Rp 9,250,000
3 Pemeliharaan dan Reparasi Rp 6,000,000 Rp 7,125,000 Rp 13,125,000
4 Gas dan Listrik Rp 1,500,000 Rp - Rp 1,500,000
5 Energi Rp 1,000,000 Rp 13,062,500 Rp 14,062,500
6 Asuransi Rp 1,350,000 Rp - Rp 1,350,000

Master Budgeting Page 21


7 PBB dan Pajak Lainnya Rp 3,000,000 Rp - Rp 3,000,000
Depresiasi (Mesin dan
8 Bangunan) Rp 6,750,000 Rp - Rp 6,750,000
9 PPH- Pasal 21 Rp - Rp 2,375,000 Rp 2,375,000
  Jumlah Rp 34,100,000 Rp 27,312,500 Rp 61,412,500

Perhitungan Biaya overhead pabrik Variabel bulan Februari dengan jam kerja
langsung sebesar 4.750 jam sebagai berikut :
1) Tenaga kerja tidak langsung = 4.750 jam x Rp 1.000 (Tarif per-jam) = Rp 4.750.000
2) Pemeliharaan dan Reparasi = 4.750 jam x Rp 1.500 (tarif per-jam ) = Rp 7.125.000
3) Energi = 4.750 jam x Rp 2.750 (tarif perjam ) = Rp 13.062.000
4) PPH-Pasal 21= 4.750 jam x Rp 500 (tarif perjam) = Rp 2.375.000.

ILUSTRASI- 6.B
PT IndoGlobal Mandiri
Anggaran Biaya Overhead Pabrik
Maret, 2015
(Jam kerja langsung : 2.400) (2.600)
N
Jenis Biaya Biaya Tetap (Rp) Biaya Variabel (Rp) Jumlah (Rp)
o
1 Bahan Tidak Langsung Rp 10,000,000 Rp - Rp 10,000,000
2 Tenaga Kerja Tidak Langsung Rp 4,500,000 Rp 2,400,000 Rp 6,900,000
3 Pemeliharaan dan Reparasi Rp 6,000,000 Rp 3,600,000 Rp 9,600,000
4 Gas dan Listrik Rp 1,500,000 Rp - Rp 1,500,000
5 Energi Rp 1,000,000 Rp 6,600,000 Rp 7,600,000
6 Asuransi Rp 1,350,000 Rp - Rp 1,350,000
7 PBB dan Pajak Lainnya Rp 3,000,000 Rp - Rp 3,000,000
Depresiasi (Mesin dan
8 Bangunan) Rp 6,750,000 Rp - Rp 6,750,000
9 PPH- Pasal 21 Rp - Rp 1,200,000 Rp 1,200,000
  Jumlah Rp 34,100,000 Rp 13,800,000 Rp 47,900,000

Master Budgeting Page 22


Perhitungan Biaya overhead pabrik Variabel bulan januari dengan jam kerja langsung sebesar
2.400 jam sebagai berikut :
1) Tenaga kerja tidak langsung = 2.400 jam x Rp 1.000 (Tarif per-jam) = Rp 2.400.000
2) Pemeliharaan dan Reparasi = 2.400 jam x Rp 1.500 (tarif per-jam) = Rp 3.600.000
3) Energi = 2.400 jam x Rp 2.750 (tarif perjam) = Rp 6.600.000
4) PPH-Pasal 21= 2.400 jam x Rp 500 (tarif perjam ) = Rp 1.200.000

PENUTUP
KESIMPULAN
1. Berdasarkan hasil penelitian, bahwa pemakaian bahan baku selama tahun 2011
anggarannya hampir selalu melebihi realisasi, hanya bulan Februari dan Juli saja yang
selisih bahan bakunya merugikan (unfavorable) sedangkan bulan-bulan yang lain
menguntungkan (favorable) hal ini dikarenakan perusahaan sudah dapat mengendalikan
pemakaian bahan baku.
2. Penggunaan tenaga kerja langsung selama tahun 2011 realisasinya tidak melebihi
anggaran yang ditetapkan yang berarti selisih biaya tenaga kerja langsung selalu
menguntungkan (favorable), hal ini disebabkan karena tarif standar dari upah langsung
perjam lebih besar dibandingkan tarif upah sesungguhnya dari upah langsung.
3. Dalam selisih efisiensi didapat penggunaan yang tidak efisisen dalam penggunaan waktu
kerja dalam mengolah bahan baku.

Master Budgeting Page 23


Daftar Pustaka

Hansen, D.R. and Mowen, M.M. 2005. Management Accounting. Cicinnati: South-Western
College Publishing 

http://fekool.blogspot.co.id/2015/03/akuntansi-manajemen-budgeting-preparing.html (di
akses 1 mei 2018 Pukul 15.17 WIB)

http://akmen-akuntansi.blogspot.co.id/2011/09/master-budget.html (di akses 2 mei 2018


Pukul 00.05 WIB)

http://risnarizal.blogspot.co.id/2015/05/master-budget.html (di akses 2 mei 2018 Pukul 01.14


WIB)

http://www.academia.edu/22462121/MASTER_BUDGET (di akses 2 mei 2018 pukul 01.49 WIB)

Google schooler Jurnal Fandy Tendean

Master Budgeting Page 24


Master Budgeting Page 25

Anda mungkin juga menyukai