Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT, karena berkat limpahan rahmat dan
karuni-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “MASTER
BUDGETING”
Dari makalah ini semoga dapat memberi informasi dan menambah ilmu bagi kita
semua dan semoga dengan makalah ini kita dapat lebih mengerti dah memahami
bagaimana penyusunan Angaran Induk itu sendiri
Saya menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan
makalah ini, akhir kata saya ucapkan terimakasih
Penulis
KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2
BAB I PENDAHULUAN3
DAFTAR PUSTAKA 25
FINANCIAL BUDGET
Financial budget merencanakan tentang posisi finansial perusahaan pada suata saat
tertentu yang akan datang. Atas dasar kelengkapan isinya, Balance Sheet Budget dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
a. Master Balance Sheet Budget (Budget Induk Neraca), ialah budget tentang posisi
finansial perusahaan pada suatu saat tertentu yang akan datang yang berisi taksiran-
taksiran secara garis besar (global) dan kurang dijabarkan secara lebih terperinci.
b. Balance Sheet Supporting Budget (Budget Penunjang Neraca), ialah budget tentang
aktiva (harta), tentang utang dan tentang modal sendiri, yang berisi taksiran-taksiran
yang lebih terperinci.
2. Biaya Variabel
Biaya variabel ditetapkan dengan persentase tertentu dari nilai penjualan (% x
Penjualan dalam Rupiah ) sebagai berikut :
Komisi Penjualan = 5%
Perjalanan Dinas dan transport = 3%
Promosi / Reklame / Iklan = 7%
2. ANGGARAN PRODUKSI
Anggaran produksi bisa disusun dari informasi yang diberikan oleh anggaran penjualan dan
dari taksiran tentang barang persediaan. Dengan demikian anggaran penjualan merupakan
Preliminary Estimating Facttor terhadap anggaran –anggaran lainnya .Rumus yang dipakai
untuk menghitung produksi yang dibutuhkan di dalam satu triwulan adalah :
Formula Anggaran Penjualan = xxxxx
(+) Persediaan Akhir yang di Inginkan = xx
Sub-Total = xxxxxxx
(-) Persediaan awal barang jadi =x
Anggaran Produksi = xxxxxx
ILUSTRASI :2
PT IndoGlobal Mandiri
Anggaran Produksi
Triwulan I, 2015
N Unit
Keterangan
o Januari Februari Maret Jumlah
4650 3350
1 Anggaran Penjualan unit 7500 unit unit Rp 15,500
(+) Persediaan akhir yang 4500 5500
2 diinginkan unit 4900 unit unit Rp 14,900
ILUSTRASI- 4
PT IndoGlobal Mandiri
Anggaran Pemakaian bahan langsung
Triwulan Pertama 2015
N Jumlah
Item Harga Satuan Jumlah (Rp)
o Unit
1 Januari 8.800 4400 Rp 25,000 Rp 110,000,000
Februari
2 15.800 7900 Rp 25,000 Rp 197,500,000
3 Maret 7.900 3950 Rp 25,000 Rp 98,750,000
4 Jumlah 16250 Rp 25,000 Rp 406,250,000
PT IndoGlobal Mandiri
Anggaran Tenaga Kerja Langsung
Triwulan 1 2015
ILUSTRASI- 6
PT IndoGlobal Mandiri
Master Budgeting Page 20
Anggaran Biaya Overhead Pabrik
Januari , 2015
(Jam kerja langsung : 2.650) ( 2.750)
N
Jenis Biaya Biaya Tetap (Rp) Biaya Variabel (Rp) Jumlah (Rp)
o
1
Bahan Tidak Langsung Rp 10,000,000 Rp - Rp 10,000,000
2
Tenaga kerja tidak langsung Rp 4,500,000 Rp 2,650,000 Rp 7,150,000
3
Pemeliharaan dan reparasi Rp 6,000,000 Rp 3,975,000 Rp 9,975,000
4
Gas dan Listrik Rp 1,500,000 Rp - Rp 1,500,000
5
Energi Rp 1,000,000 Rp 7,287,500 Rp 8,287,500
6
Asuransi Rp 1,350,000 Rp - Rp 1,350,000
7
PBB dan Pajak Lainnya Rp 3,000,000 Rp - Rp 3,000,000
Depresiasi (Mesin dan
8 Bangunan) Rp 6,750,000 Rp - Rp 6,750,000
9 PPH-Pasal 21 Jumlah Rp - Rp 1,325,000 Rp 1,325,000
Jumlah Rp 34,100,000 Rp 15,237,500 Rp 49,337,500
Perhitungan Biaya overhead pabrik Variabel bulan januari dengan jam kerja
langsung sebesar 2650 jam sebagai berikut :
1) Tenaga kerja tidak langsung = 2.650 jam x Rp 1.000 (Tarif per-jam) = Rp 2.650.000
2) Pemeliharaan dan Reparasi = 2.650 jam x Rp 1.500 (tarif per-jam) = Rp 3.975.000
3) Energi =2.650 jam x Rp 2.750 (tarif perjam ) = Rp 7.287.500
4) PPH-Pasal 21=2.650 jam x Rp 500 (tarif perjam ) = Rp 1.325.000.
ILUSTRASI- 6.A
PT IndoGlobal Mandiri
Anggaran Biaya Overhead Pabrik
Februari, 2015
(Jam kerja langsung : 4.750) (4.800)
N
Jenis Biaya Biaya Tetap (Rp) Biaya Variabel (Rp) Jumlah (Rp)
o
1 Bahan Tidak Langsung Rp 10,000,000 Rp - Rp 10,000,000
2 Tenaga Kerja Tidak Langsung Rp 4,500,000 Rp 4,750,000 Rp 9,250,000
3 Pemeliharaan dan Reparasi Rp 6,000,000 Rp 7,125,000 Rp 13,125,000
4 Gas dan Listrik Rp 1,500,000 Rp - Rp 1,500,000
5 Energi Rp 1,000,000 Rp 13,062,500 Rp 14,062,500
6 Asuransi Rp 1,350,000 Rp - Rp 1,350,000
Perhitungan Biaya overhead pabrik Variabel bulan Februari dengan jam kerja
langsung sebesar 4.750 jam sebagai berikut :
1) Tenaga kerja tidak langsung = 4.750 jam x Rp 1.000 (Tarif per-jam) = Rp 4.750.000
2) Pemeliharaan dan Reparasi = 4.750 jam x Rp 1.500 (tarif per-jam ) = Rp 7.125.000
3) Energi = 4.750 jam x Rp 2.750 (tarif perjam ) = Rp 13.062.000
4) PPH-Pasal 21= 4.750 jam x Rp 500 (tarif perjam) = Rp 2.375.000.
ILUSTRASI- 6.B
PT IndoGlobal Mandiri
Anggaran Biaya Overhead Pabrik
Maret, 2015
(Jam kerja langsung : 2.400) (2.600)
N
Jenis Biaya Biaya Tetap (Rp) Biaya Variabel (Rp) Jumlah (Rp)
o
1 Bahan Tidak Langsung Rp 10,000,000 Rp - Rp 10,000,000
2 Tenaga Kerja Tidak Langsung Rp 4,500,000 Rp 2,400,000 Rp 6,900,000
3 Pemeliharaan dan Reparasi Rp 6,000,000 Rp 3,600,000 Rp 9,600,000
4 Gas dan Listrik Rp 1,500,000 Rp - Rp 1,500,000
5 Energi Rp 1,000,000 Rp 6,600,000 Rp 7,600,000
6 Asuransi Rp 1,350,000 Rp - Rp 1,350,000
7 PBB dan Pajak Lainnya Rp 3,000,000 Rp - Rp 3,000,000
Depresiasi (Mesin dan
8 Bangunan) Rp 6,750,000 Rp - Rp 6,750,000
9 PPH- Pasal 21 Rp - Rp 1,200,000 Rp 1,200,000
Jumlah Rp 34,100,000 Rp 13,800,000 Rp 47,900,000
PENUTUP
KESIMPULAN
1. Berdasarkan hasil penelitian, bahwa pemakaian bahan baku selama tahun 2011
anggarannya hampir selalu melebihi realisasi, hanya bulan Februari dan Juli saja yang
selisih bahan bakunya merugikan (unfavorable) sedangkan bulan-bulan yang lain
menguntungkan (favorable) hal ini dikarenakan perusahaan sudah dapat mengendalikan
pemakaian bahan baku.
2. Penggunaan tenaga kerja langsung selama tahun 2011 realisasinya tidak melebihi
anggaran yang ditetapkan yang berarti selisih biaya tenaga kerja langsung selalu
menguntungkan (favorable), hal ini disebabkan karena tarif standar dari upah langsung
perjam lebih besar dibandingkan tarif upah sesungguhnya dari upah langsung.
3. Dalam selisih efisiensi didapat penggunaan yang tidak efisisen dalam penggunaan waktu
kerja dalam mengolah bahan baku.
Hansen, D.R. and Mowen, M.M. 2005. Management Accounting. Cicinnati: South-Western
College Publishing
http://fekool.blogspot.co.id/2015/03/akuntansi-manajemen-budgeting-preparing.html (di
akses 1 mei 2018 Pukul 15.17 WIB)